(Tohirin, Zamahsari)
Tohirin, Zamahsari
Universitas Muhammadiyah Prof. DR. Hamka, Jakarta
Email: tohirin@uhamka.ac.id, zamahsari@uhamka.ac.id
Abstrak: Salah satu aspek fundamental yang menjadi karakter dasar manusia adalah
adanya jenis kelamin. Allah SWT menciptakan manusia dengan berjenis kelamin laki-
laki dan perempuan (QS. Al-Hujurat [49]: 13). Perbedaan ini membawa konsekuensi
pada adanya perbedaan karakter, hak dan kewajiban antara laki-laki dan perempuan.
Penelitian ini merupakan penelitian pustaka (liberary research) dengan pendekatan
kualitatif eksploratif. Peneliti berusaha menemukan pemahaman yang luas dan mendalam
tentang suatu obyek sehingga nantinya dapat ditemukan satu hipotesa dan selanjutnya
dirumuskan dalam sebuah teori. Sumber data penelitian ini adalah ayat al-Qur’an yang
berkanaan dengan jenis kelamin, terutama terkait dengan perbedaan peran, hak dan
kewajiban antara laki-laki dan perempuan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa lak-
laki dan perempuan dalam perspektif al-Quran bukanlah sekedar identitas biologis. Laki-
laki dan perempuan adalah istilah yang dimaksudkan untuk menujukkan perbedaan sifat,
tugas, dan peran kehadiran masing-masing di muka bumi. Laki-laki dicirikan dengan
sifat-sifat agresifitas dan kemandirian, sedangkan perempuan dicirikan dengan sifat
kelembutan, ketaatan, dan suka berhias. Tugas dan peran utama laki-laki adalah hal-
hal yang berkenaan dengan urusan publik, terutama berkenaan dengan kepemimpinan
dan mencari nafkah (sektor ekonomi). Sedangkan tugas dan peran utama perempuan
berkenaan dengan urusan domestik terutama berkenaan dengan masalah pengasuhan
anak.
PENDAHULUAN
Salah satu aspek fundamental yang menjadi karakter dasar manusia adalah
adanya jenis kelamin. Allah SWT menciptakan manusia dengan berjenis kelamin laki-
laki dan perempuan (QS. Al-Hujurat [49]: 13). Perbedaan jenis kelamin ini bukanlah
suatu kebetulan belaka. Tapi tentu saja mempunyai maksud dan tujuan penciptaan
tersendiri terkait dengan fungsi dan tugas manusia di muka bumi. Perbedaan ini
membawa konsekuensi pada adanya perbedaan karakter, hak dan kewajiban antara
laki-laki dan perempuan sebagaimana yang dapat disaksikan dalam realitas kehidupan
ini. Muhammad Mutawali Sya’rawi menyatakan,”Kalau saja tugas dan kewajiban
dua jenis insan itu hanya satu macam saja, tentu tidak ada gunanya kedua jenis itu
diidentifikasikan menjadi dua jenis, pria dan wanita.” (Sya’rawi, 1993: 10).
Permasalahannya adalah, perbedaan peran di atas tidak dipahami dengan baik
sebagai hukum Allah (sunatullah) dan sistem keteraturan alam semesta. Dalam rangka
meningkatkan harkat martabat perempuan, gerakan feminisme justru melakukan
kampanye untuk menghilangkan identitas mendasar ini. Para feminis meyakini
bahwa laki-laki dan perempuan hanyalah sebatas identitas biologis (sex) yang tidak
ada hubungan dan pengaruhnya terhadap perbedaan peran sosial (gender). Peran
sosial (gender) diyakini sebagai semata-mata pelabelan (stereotype) dan konstruk sosial
91
PROFETIKA, Jurnal Studi Islam, Vol.22, No. 1, Juni 2021: 91-108
yang tidak ada hubungannya dengan sosial antara laki-laki dan perempuan
perbedaan struktur biologis laki-laki dalam perspektif al-Quran.
dan perempuan, apalagi merupakan
kehendak Allah SWT. METODOLOGI
Oakley menyebutkan bahwa jender Penelitian ini merupakan penelitian
adalah perbedaan-perbedaan sifat pustaka (liberary research) dengan
antara perempuan dan laki-laki yang pendekatan kualitatif eksploratif.
dikonstruksi secara sosial yang dibuat Penelitian ini bertumpu pada model
baik oleh laki-laki maupun perempuan theoritical hermeneutic, yaitu penelitian
untuk menyesuaikan diri dengan ukuran ilmiah yang bertolak pada kekuatan
budaya yang ada). (Rahima, 2006). Alih- interpretasi dan pemahaman peneliti
alih mendalami perbedaan sifat dan peran terhadap teks, sumber, dan pandangan-
sosial ini sebagai sunatullah dan sistem pandangan para pakar terhadap obyek
keteraturan alam semesta, para feminis yang diteliti.(Iskandar, 2009: 64).
justru menengarai semua perbedaan Tujuan umum penelitian ini adalah
ini sebagai akar masalah munculnya untuk menemukan dan membuktikan
diskriminasi terhadap kaum perempuan. suatu pengetahuan. Peneliti berusaha
Pemahaman ini tampak bertentantan menemukan pemahaman yang luas dan
dengan realitas dan ayat-ayat al- mendalam tentang suatu obyek sehingga
Quran yang secara jelas (nash sharih) nantinya dapat ditemukan satu hipotesa
menggambarkan berbagai perbedaan dan selanjutnya dirumuskan dalam
antara laki-laki dan perempuan. sebuah teori. (Nuha, 2018).
Penciptaan laki-laki dan perempuan Sumber data penelitian ini adalah
dengan berbagai perbedaan yang ayat al-Qur’an yang berekanaan dengan
mencolok jelas mempunyai maksud dan jenis kelamin, terutama terkait dengan
tujuan tersendiri. Perbedaan peran sosial perbedaan peran, hak dan kewajiban
antara laki-laki dan perempuan, termasuk antara laki-laki dan perempuan.
sifat stereotype gender adalah bawaan dari Selanjutnya, peneliti akan mempertajam
kodrat biologis yang membuat kedua kajian dengan tafsir dan pendapat-
makhluk ini mempunyai sifat, karakter, pendapat ulama dan data-data ilmiah,
kecenderungan, peran dan fungsi yang misalnya kajian tentang hormon laki-
berbeda dalam kehidupan. Namun laki dan perempuan, bedah sel otak
demikian, laki-laki dan perempuan (PET SCAN), data-data empirik baik
adalah pasangan (azwaj). kualitatif maupun kuantitatif yang selaras
Kendati masing-masing mempunyai dengan data normatif di atas. Kemudian
peran utama yang berbeda, namun merumuskan anggapan dasar dan prinsip
harus menjadi satu kesatuan dalam dasar mengenai peran dan tugas laki-laki
rangka mengemban peran dan tugas dan perempuan dalam kehidupan sosial
masing-masing (QS. Ar. Ruum (30): 21). dalam perspektif Islam. (Rahman, 2019).
Pada konteks ini, perbedaan biologis
(seks) adalah salah satu perangkat yang HASIL DAN PEMBAHASAN
diberikan Allah SWT yang mengarahkan Al-Quran tidak secara langsung
dan dalam rangka mendukung tugas mendefinisikan apa yang dimaksud
masing-masing di muka bumi sebagai dengan jenis kelamin. Namun demikian
khalifah Allah SWT di muka bumi apa yang dimaksud dengan jenis
(khalifatullah fii al-ardh). Berdasarkan hal kelamin dengan berbagai identitas dan
inilah penelitian ini bertujuan untuk konsekuensinya menurut al-Quran dapat
menganalisa peran perbedaan peran ditelusuri melalui berbagai kata dan
92
Peran Sosial Laki-Laki...(Tohirin, Zamahsari)
ayat yang berhubungan dengan jenis al-untsa. Pada pembahasan ini pertama-
kelamin. Semua definisi sepakat bahwa tama kita akan menelusuri arti kata dari
jenis kelamin adalah ciri pembeda atau masing-masing kata ini untuk melihat
identitas khusus yang dimiliki oleh laki- aspek kebahasaannya kemudian mengkaji
laki dan perempuan. Identitas inilah lebih lanjut hubungannya dengan maksud
yang membuat kedua makhluk ini dapat ayat al-Quran terkait.
dikenali dengan baik sebagai laki-laki Kata ar-rijaal yang berarti laki-laki
atau perempuan. dengan berbagai turunannya di dalam
Semua definisi sepakat bahwa al-Quran disebutkan sebanyak 54 kali.
identitas biologis merupakan ciri khas Kata ar-rijaal dengan berbagai bentuknya
yang membedakan sekaligus turut paling banyak menunjukkan arti laki-
mendefinisikan siapa yang disebut laki- laki (lebih tepatnya laki-laki dewasa)
laki dan siapa yang disebut perempuan. yaitu sebanyak 26 kata. Kemudian
Namun berkenaan dengan sifat, peran dan menunjukkan arti manusia secara umum
fungsi sosialnya tidak semuanya sepakat. yang berarti menunjukkan laki-laki dan
Para feminis tidak menerima bahwa sifat, perempuan sebanyak 12 kata. Namun
peran, dan fungsi sosial yang selama ini demikian jika mencermati ayat-ayat
dimainkan oleh laki-laki dan perempuan terkait bukan berarti setiap kata ar-rijaal
dimasukkan sebagai identitas khusus kemudian bisa diartikan/dipertukarkan
bagi masing-masing kedua jenis kelamin artinya sebagai perempuan. Ada konteks-
ini sekaligus menjadi ciri pembeda antara konteks yang sangat jelas dan tegas kapan
keduanya. Bagi para feminis, laki-laki kata ar-rijaal dimaknai sebagai laki-laki
dan perempuan hanya ditandai dengan dan kapan dimaknai sebagai laki-laki
ciri biologis. Atas perbedaan inilah kedua sekaligus perempuan.
makhluk ini dibedakan dan hanya atas Jika dicermati lebih lanjut memang
dasar inilah seharusnya kita memandang al-Quran lebih banyak menggunakan
laki-laki dan perempuan. kata yang merujuk pada laki-laki. Namun
Berbagai perbedaan cara pandang di jika dilihat konteks maknanya ditujukan
atas merupakan hal mendasar yang sangat kepada semua manusia baik laki-laki
penting untuk dikaji. Sebab cara pandang maupun perempuan. Bahkan Allah
inilah yang menjadi dasar gerakan bagi sendiri menggunakan kata ganti huwa
masing-masing pihak. Pada konteks inilah (kata ganti laki-laki). Hal ini ternyata
kemudian menjadi sangat penting untuk dapat dipahami dalam konteks bahasa
melihat perspektif al-Quran tentang jenis dimana kata ar-rijaal memang dalam
kelamin. Allah adalah pencipta kedua kelaziman penggunaannya banyak juga
makhluk ini sehingga Dialah yang paling digunakan untuk menyebut perempuan
tau apa dan untuk apa kedua makhuk di dalamnya.
laki-laki dan perempuan ini diciptakan. Hal semacam ini ternyata tidak
hanya dalam konteks Arab. Di Indonesia
Laki-laki Perspektif al-Quran misalnya kita juga dapat menyaksikan hal
Dalam al-Quran terdapat beberapa serupa. Misalnya sering kita mendengar
kata dan ayat yang merujuk pada laki- kata mahasiswa digunakan juga untuk
laki dan perempuan. Laki-laki dalam al- mahasiswi. Misalnya, “Tata Tertib
Quran ditunjukkan dengan kata ar-rijaal Mahasiswa”. Jarang sekali ditulis ‘Tata
jamak dari rajul dan adz-dzakar dengan Tertib Mahasiswa dan Mahasiswi”. Dalam
berbagai kata turunannya. Selanjutnya, memberikan pengumuman misalnya,
perempuan ditunjukkan dengan kata operator akan mengatakan: “Kepada
an-nisaa, jamak dari kata niswah dan kata seluruh mahasiswa yang telah mengikuti
93
PROFETIKA, Jurnal Studi Islam, Vol.22, No. 1, Juni 2021: 91-108
94
Peran Sosial Laki-Laki...(Tohirin, Zamahsari)
(adz-dzakar), (b) laki-laki dewasa (baligh), sini adalah adz-dzakar. Dengan demikian,
(c) sifat-sifat khusus yang dimiliki oleh berdasarkan analisa ini, definisi laki-laki
laki-laki dewasa, (d) seorang rasul, (e) (ar-rijaal) dalam perspektif kebahasaan
hamba sahaya, (f) malaikat, (g) manusia adalah seseorang yang mempunyai ciri
secara umum yang mencakup laki-laki biologis tertentu (anatomi tubuh laki-
dan perempuan. Jika berhenti sampai laki) yang telah dewasa dengan berbagai
di sini dan sekedar merangkum tentu sifat dan peran khusus laki-laki yang sifat
menjadi kacau dimana definisi ar-rijaal dan peran itu merupakan bagian dari dan
(laki-laki) menurut rangkuman beberapa perkembangan lebih lanjut dari karakter
arti ini adalah orang yang mempunyai ciri adz-dzakar.
biologis tertentu yang telah dewasa yang Selanjutnya, ayat-ayat yang memuat
dia juga seorang rasul, hamba sahaya, kata ar-rijaal itu tentu saja tidak sekedar
malaikat, dan dia juga perempuan. bicara soal kata-kata itu. Al-Quran bukan
Dengan definisi seperti ini kita bukannya dimaksudkan sebagai kamus bahasa yang
mengerti tentang siapa yang disebut laki- bicara panjang lebar aspek kebahasaan.
laki, tapi justru malah bingung. Namun setiap ayat berbicara pada satu
Oleh karena itu harus dilakukan pesan tertentu, termasuk hubungannya
pemilahan terlebih dulu untuk dengan kata ar-rijaal ini. Jika dicermati
beberapa arti yang tampak tidak sejalan lebih lanjut al-Quran tidak berkutat sibuk
diantaranya adalah arti seorang rasul, dengan penjelasan siapakah laki-laki,
hamba sahaya, malaikat, dan arti yang tapi lebih fokus pada peran dan tujuan
mencakup perempuan. Kata ar-rijaal untuk apa sosok laki-laki bahkan semua
yang diartikan dengan rasul kalau kita makhluk itu diciptakan. Sedangkan
lihat faktanya para rasul itu juga benar- atribut laki-laki dan semua makhluk itu
benar laki-laki. Jadi kata ar-rijaal di situ dibuat untuk mendukung maksud dan
tak lain maknanya adalah laki-laki (lebih tujuan penciptaan itu. (Rachmawati,
tepatnya dalam konteks bahasa Indonesa 2020).
adalah pria). Kemudian kata ar-rijaal Apalah artinya semua atribut dan
yang diartikan sebagai hamba sahaya aksesoris itu jika semua makhuk ternyata
dan malaikat itu juga yang dimaksudkan mempunyai tujuan penciptaan dan peran
dalam ayat adalah juga benar-benar laki- kehidupan yang sama. Dalam adegan
laki. Artinya Allah ingin menggambarkan drama atau pembuatan film, para aktor
sosok hamba sahaya dan malaikat dalam didandani dengan aksesoris tertentu
narasi ayat itu dengan seorang laki-laki. yang dimaksud untuk mendukung
Kemudian terakhir arti perempuan. peran masing-masing dalam sebuah
Mungkin arti ini yang paling rumit. pertunjukan. Bagian properti dan make
Apakah dengan arti ini kemudian ar-rijaal up tentu akan kebingungan untuk
dapat dimaknai sebagai sekedar sifat mendandani seorang aktor jika tidak tau
maskulin yang di dalamnya termasuk juga peran masing-masing. Dalam konteks
perempuan? Ternyata tidak demikian. inilah kita akan melihat lebih lanjut apa
Jika mengamati konteks ayat maka dapat pesan ayat secara utuh ketika ia menyebut
diketahui dengan jelas mana maksud ayat kata ar-rijaal. Selanjutnya kita akan
yang ditujukan untuk laki-laki khusus menganalisa dan menandai mana peran-
dan mana yang ditujukan untuk laki- peran khusus yang merupakan atribut ar-
laki dan perempuan. Dengan demikian, rijaal.
dalam konteks mendefinisikan jenis Secara keseluruhan, dengan
kelamin ini maka arti perempuan itu tidak menyisihkan kata ar-rijaal yang memuat
masuk di dalamnya. Karena ar-rijaal di arti manusia secara umum, terdapat 38
95
PROFETIKA, Jurnal Studi Islam, Vol.22, No. 1, Juni 2021: 91-108
96
Peran Sosial Laki-Laki...(Tohirin, Zamahsari)
dengan beberapa maksud yaitu: sebanyak sifat khusus perempuan (an-nisaa) yang
29 kata dengan maksud perempuan sifat-sifat itu merupakan bagian dari dan
dewasa, sebanyak 21 kata dengan perkembangan lebih lanjut dari karakter
maksud istri, dan sebanyak 6 kata dengan al-untsa.
maksud anak perempuan (banaat). Kata Selain kata an-nisaa dan al-untsa,
an-nisaa seakar kata dengan kata nasiya perempuan juga disebutkan dengan
(lupa), anisah (nona), aniis (lembut, kata imra’ah. Kata ini dalam al-Quran
manis, ramah), naas (manusia). (https:// disebutkan sebanyak 26 kali. Pada
www.almaany.com/id). Melihat arti dari umumnya kata imra’ah berarti istri. Dari 26
berbagai variasi kata ini, kata an-nisaa kali disebutkan, sebanyak 21 mempunyai
menunjukkan konotasi makna feminin. arti istri dan sisanya, sebanyak 5 kali
Selanjutnya kata al-untsa di dalam mempunyai arti perempuan dewasa.
al-Quran disebutkan sebanyak 24 kali. Dari sisi bentuk katanya, terdapat
Semua kata al-untsa berarti perempuan/ kata makrifat sebanyak 20 kata yang
jenis kelamin perempuan. Berbeda dengan semuanya menunjukkan arti istri. Semua
kata an-nisaa yang hanya digunakan kata makrifat ini tersusun dari mudhaf-
untuk menyebutkan manusia, kata al- mudhaf ilaih, kalimat imra’ah semua
untsa digunakan juga untuk menyebut menyandar (dependent) pada kalimat lain
selain manusia (hewan). Hal ini misalnya (mudhaf ilaih). Selebihnya, yaitu sebanyak
terdapat dalam surat al-An’am ayat 6 kata merupakan bentuk nakirah yang
143. An-Nisaa yang berarti perempuan semuanya mempunyai arti perempuan
dewasa berhubungan dengan kualitas dewasa, kecuali 1 kata yang menunjukkan
mental, moral, dan budaya. Sedangkan arti istri yang terdapat pada surat an-Nisa
al-untsa berhubungan dengan identitas ayat 128.
biologis (anatomi tubuh perempuan). Jika dibandingkan dengan kata ar-
Dalam padanan bahasa lain, al-untsa rijaal, dari sisi variasi bentuk kata terlihat
sama dengan female dalam bahasa Inggris ada perbedaan yang mencolok. Kata ar-
dan perempuan dalam bahasa Indonesia. rijaal dengan berbagai variasinya secara
Sedangkan an-nisaa adalah dalam bahasa umum lebih banyak didominasi oleh
Inggris adalah women dan wanita dalam kata makrifat dan nakirah independent,
bahasa Indonesia. sedangkan kata an-nisaa dengan berbagai
Kemudian dalam batas-batas tertentu variasinya ternasuk di dalamnya imraah
an-nisaa bisa dimaknai sebagai kualitas banyak didominasi oleh kata makrifat
feminin. Namun demikian an-nisaa tidak dependent. Penyebutan laki-laki meskipun
bisa dipisahkan dengan al-untsa. Secara dalam beberapa ayat merujuk pada
prinsip dasar (mainstream) an-nisaa tidak suami, lebih banyak menggunakan kata
memuat di dalamnya laki-laki (ar-rijaal). umum ar-rijaal. Hanya dalam tiga ayat
An-Nisaa adalah karakter khusus yang yang menyebutkan kata khusus sebagai
merupakan perkembangan lebih lanjut suami menggunakan kata ba’lun.
dari al-untsa. Dalam padanan bahasa Sedangkan perempuan dalam
Inggris women adalah female dan wanita kedudukannya sebagai istri banyak
tak lain adalah perempuan dalam bahasa digunakan kata khusus yaitu imra’ah.
Indonesia. Dengan demikian, berdasarkan Hal ini menimbulkan kesan khusus
analisa ini, definisi perempuan (an-nisaa) bahwa varian kata ar-rijaal menunjukkan
dalam perspektif kebahasaan adalah karakter-karakter umum, meluas,
seseorang yang mempunyai ciri biologis publik, dan indepependen. Semua ini
tertentu (anatomi tubuh perempuan) adalah karakter maskulin. Sedangkan
yang dia telah dewasa dengan berbagai kata an-nisaa dengan berbagai variannya
97
PROFETIKA, Jurnal Studi Islam, Vol.22, No. 1, Juni 2021: 91-108
98
Peran Sosial Laki-Laki...(Tohirin, Zamahsari)
konteks inilah seharusnya laki-laki dan diarahkan untuk bicara tema lain yang
perempuan diperkenalkan. berkenaan dengan aturan-aturan, sifat
Ketiga, sebanyak 16 ayat yang di dan juga peran laki-laki dan perempuan
dalamnya terdapat 19 kata an-nisaa dan mengemban amanah sebagai hamba
dimana ayat ini menunjukkan sifat dan dan khalifatullah di muka bumi.
peran sosial perempuan. Ayat-ayat ini Karena itu, kepentingan utama
dapat dikelompokkan ke dalam 3 (tiga) mengenal laki-laki dan perempuan
tema. Pertama, tema yang berhubungan bukan pada identitas biologisnya, tapi
dengan sifat dasar dan perilaku terutama pada sifat dan peran sosial,
perempuan. Ayat ini menjelaskan bahwa kedudukan, tugas dan fungsinya dalam
perempuan mempunyai sifat dasar yang kehidupan sosial. Keberadaan laki-laki
menarik lawan, bersolek (zinah ad-dunya), dan perenpuan termasuk perbedaan-
karena itu agar perempuan menjaga perbedaan signifikan yang dimiliki kedua
perilaku, bicara yang sopan tidak merayu- jenis makhuk ini tampak diarahkan untuk
rayu, menjaga harga diri, kemaluan, tidak mengemban peran sosial yang berbeda.
pamer perhiasan dan berhias berlebihan, Semua atribut yang berbeda itu tampak
menutup aurat. Kedua, membicarakan dirancang selaras dengan peran masing-
tentang hak-hak perempuan meliputi hak masing dalam kehidupan sosial.
untuk diperlakukan dengan baik oleh
laki-laki dalam hubungan relasi antara
keduanya, termasuk terutama dalam
konteks poligami dan thalak. Ketiga, Pembagian Peran Laki-laki dan
bicara tentang hak hubungannya dengan Perempuan
kewajiban sosial. Dijelaskan bahwa Selanjutnya, pada bagian ini akan
perempuan berhak atas nafkah dari dibahas lebih lanjut ayat-ayat al-Quran
istri, hak waris sesuai proporsinya, hak yang secara khusus berkenaan dengan
atas mahar. Dia berkewajiban untuk taat perbedaan sifat dan peran sosial antara
pada suaminya sepanjang sesuai dengan laki-laki dan perempuan. Al-Quran
syara’, menjaga diri dan harta secara menyebutkan banyak hal tentang
amanah terutama berkenaan dengan peran ataupun tugas spesifik laki-laki.
urusan domestik (rumah/keluarga). Namun diantara sekian peran, yang
Berdasarkan hasil pembahasan paling dominan adalah peran mencari
ayat al-Quran di atas, sekarang dapat nafkah dan kepemimpinan. Al-Quran
dirumuskan siapa laki-laki dan siapa menyebutkan bahwa kedua hal ini adalah
perempuan. Secara umum laki-laki dan ranah utama tugas laki-laki. Allah SWT
perempuan memang dicirikan dengan berfirman:
identitas biologis dan peran sosial. Namun
demikian, ayat-ayat yang menunjukkan ض ُه ۡمَ ۡٱللُ بَعَّ ض َل َ ّعلَى ٱل ِن
َّ َسا ٓ ِء ِب َما ف َ َٱلر َجا ُل قَ ٰ َّو ُمون ِّ
pada identitas biologis tidak ditujukan ٰ َ ْ َ
َّ ض َو ِب َما ٓ أنفَقُوا ِم ۡن أ ۡم ٰ َو ِل ِه ۡۚم فَٱل
ُص ِل ٰ َحت ٖ ۡعلَ ٰى بَع َ
untuk membahas ciri-ciri ataupun َّ ٰ ۚ َ ب ِب َما َح ِف ۡ ّ ٰ
َ ٰقَنِت َتٌ ٰ َح ِف
ٰ
َٱللُ َوٱلتِي تَخَافُون َّ ظ ِ ت ِللغ َۡيٞ ظ
anatomi biologis laki-laki dan perempuan
secara biologis. Bahwa siapa laki-laki dan ِاجع ِ ض َ ٱه ُج ُرو ُه َّن فِي ۡٱل َم ۡ ظو ُه َّن َو ُ شوزَ ُه َّن فَ ِع ُ ُن
ۗيلً س ِب َ ْطعۡ نَ ُك ۡم فَ َل ت َۡبغُوا
َ علَ ۡي ِه َّن َ ۖ
َ ٱض ِربُو ُه َّن فَإِ ۡن أ ۡ َو
perempuan dilihat dari ciri biologisnya
tampak tidak menjadi perhatian utama ٤٣ ع ِل ٗيّا َك ِب ٗيرا َ َٱللَ َكان َّ ِإ َّن
al-Quran. Ada kesan bahwa hal ini sudah
dipahami dengan sendirinya oleh setiap Kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi
manusia. Ayat-ayat yang berhubungan kaum wanita, oleh karena Allah telah
dengan identitas biologis pada umumnya melebihkan sebahagian mereka (laki-
99
PROFETIKA, Jurnal Studi Islam, Vol.22, No. 1, Juni 2021: 91-108
100
Peran Sosial Laki-Laki...(Tohirin, Zamahsari)
101
PROFETIKA, Jurnal Studi Islam, Vol.22, No. 1, Juni 2021: 91-108
kalimat pukullah di sini tampak tidak (hukum alam). Penelitian tentang otak
sebagai sebuah perintah yang apriori. manusia sebagaimana telah dijelaskan
Bukan perintah berdiri sendiri yang pada bagian sebelumnya menunjukkan
dimaksudkan sebagai ketetapan regulasi bahwa laki-laki didominasi oleh hormon
imperatif. Namuan kalimat itu adalah testosteron yang kemudian mendorong
sebuah kalimat permakluman atas pada sifat dan perilaku maskulin, sebuah
sebuah kejadian di atas rentetan upaya perilaku yang menuntut keharusan
penyadaran yang seharusnya telah berprestasi (performance imperative) dan
dilakukan oleh suami. Seolah-olah Allah mendorong sikap-sikap agresif di ruang
berkata: “Jika memang semua tugas dan publik. (Gurian, 2005: 77).
kewajibanmu telah kau penuhi, dan Seiring dengan berkembangnya
segala upaya persuasif telah kau lakukan, peradaban, peran laki-laki tentu saja
barulah Aku bisa memaklumi tindakan mengalami pergeseran. Terlebih lagi
menampar istri yang kau lakukan itu.” dengan adanya gerakan feminisme yang
Dengan pemahaman inilah kemudian begitu massif di segala penjuru dunia.
kita menjadi paham kenapa tindakan Suami yang dulunya menjadi pencari
memukul itu tidak pernah dipraktikkan nafkah tunggal dan hampir tak pernah
oleh Rasulullah SAW dan para sahabat, terlibat dalam urusan rumah tangga,
kendati hal itu disebutkan dalam al- terutama pengasuhan anak, kini telah
Quran. berubah sedemikian rupa. Menurut
Ayat ini termasuk ayat yang Jerrold Lee Shapiro, psikolog Universitas
penunjukkan maknanya jelas, dapat Santa Clara, Amerika Serikat, perangai
dipahami maksudnya secara mudah dan peran suami kini telah berubah.
(qath’i ad-dalalah). Kaidah ushul fikih Suami tradisional yang dulunya tidak
menyatkan bahwa: pemahaman makna peduli dengan urusan domestik termasuk
ayat pada dasarnya didasarkan atas pengasuhan anak kini telah berubah jauh.
maksud utama bunyi teks, bukan Hasil penelitian menunjukkan bahwa
didasarkan atas kekhususan sebab 80% suami saat ini hadir saat kelahiran
(turunnya ayat) – al-ibrah bi’umumillafdzi anak mereka. Mereka terlibat dalam
laa bikhususi sabab. Atas dasar kaidah ini pengurusan anak. Mereka juga bukan lagi
maka pemahaman bahwa kepemimpinan satu-satunya pencari nafkah keluarga.
adalah tugas utama laki-laki adalah sudah (Jerrold, 2003: 38).
tepat. Ayat ini melatakkan kaidah dasar Lalu apa sebenarnya arti dari semua
tentang pembagian peran antara suami perubahan ini? Apakah sebuah pertanda
istri, tapi antara laki-laki dan perempuan. baik atau justru sebuah perubahan yang
Bukan respon temporal atas kejadian menandakan hilangnya identitas seorang
khusus. Artinya, demikianlah seharunya suami? Menjawab pertanyaan ini Jerrold
seorang laki-laki dan perempuan dan Lee Shapiro kemudian melakukan
ke arah itulah masing-masing harus penelitian mendalam. Shapiro kemudian
menempatkan diri. melakukan wawancara terhadap lebih
Dunia modern dengan dari 800 ayah dan anak-anak yang
perkembangan ilmu pengetahuan sudah dewasa. Hasilnya sungguh di luar
dan kecanggihan teknologinya kini dugaan. Betapapun dunia telah berubah
dapat dijadikan alat pendukung untuk sedemikian rupa, namun karakter
memahami ayat-ayat al-Quran secara “tradisional” seorang ayah tetap saja tidak
ilmiah. Kedudukan dan pembagian peran berubah. Hal ini menunjukkan bahwa
antara laki-laki dan perempuan di atas bagaimanapun perubahan itu terjadi,
ternyata selaras dengan desain semesta namun ciri khusus pada laki-laki dalam
102
Peran Sosial Laki-Laki...(Tohirin, Zamahsari)
perannya sebagai suami dan ayah tetap testosteron pada laki-laki membuatnya
saja melekat. Berikut 12 ciri utama peran bersifat agresif, suka berkompetisi,
ayah hasil temuan Jerrold Lee Shapiro: dan menunjukkan aksistensinya dalam
1) melindungi dan mencari nafkah (ciri bentuk kemandirian dan kemampuannya
utama), 2) mencintai dan melibatkan dalam menguasai sesuai.
diri dengan anak-anak, 3) menghadapi Fakta di seluruh dunia membuktikan
rasa takut gagal, 4) memberi semangat bahwa ranah kepemimpinan di semua
dan dukungan, 5) menjadi pemberani, 6) negara di belahan dunia ini didominasi
bisa dipercaya, 7) menghormati perasaan oleh laki-laki. Melihat fakta ini, rupanya
dan kehangatan, 8) bersikap fleksibel, fakta ini bukan sekadar hasil konstruksi
9) menegakkan disiplin, 10) mencontoh sosial yang patriarkhat, apalagi sekedar
dan mengajarkan kerjasama kelompok, budaya Arab. Menurut Margaret Mead,
11) memahami dan menghormati antropolog perempuan yang bahkan
keterbatasan pribadi, 12) menerima peran lazim dikenal berpihak pada kaum
sebagai ayah. (Jerrold, 2003: 39). feminis, semua ini adalah bawaan
Secara umum keduabelas hal di atas gen, bahkan fakta ilmiah yang ia
menggambarkan sifat-sifat maskulin. sebut sebagai kultur universal. (Khan,
namun demikian tidak pada tempatnya di 2003: 89). Setelah menghabiskan masa
sini untuk membahas semuanya. Diantara hidupnya untuk meneliti beragam
keduabelas hal di atas yang paling masyarakat dunia, Margaret Mead
menarik adalah nomor satu, yaitu peran kemudian mengumandangkan pesan
melindungi dan mencari nafkah. Shapiro yang kontradiktif dengan para feminis,
menggarisbawahi peran ini sebagai “Semua klaim yang dinyatakan dengan
peran utama seorang ayah. Kesimpulan fasih tentang beberapa masyarakat
Shapiro ini sama persis dengan apa yang yang dipimpin oleh perempuan adalah
disebutkan Allah dalam surat an-Nisaa omong kosong. Laki-laki selalu menjadi
ayat 34. Peran melindungi adalah “al- pemimpin dalam urusan publik dan
qawwam” dan mencari nafkah adalah pemegang kendali di rumah”. (Khan,
peran yang disebut ayat dengan kalimat 2003: 39). Data Inter-Parliamentary Union
“wabimaa anfaquu”. Sebuah diskusi di (IPU) menunjukkan bahwa hingga saat
Washington D.C. pada tahun 1997 yang ini, setelah tentunya gerekan feminisme
dihadiri oleh peserta dari berbagai negara begitu massif di seluruh dunia, tingkat
juga menyimpulkan hal yang sama bahwa partisipasi perempuan di ranah politik
para pria dididik untuk menjadi orang (parlement) di 188 di seluruh dunia baru
yang mempunyai tanggungjawab atau mencapai rata-rata sekitar 23 persen. Data
sebagai pelindung bagi istri dan anaknya. juga menunjukkan bahwa tak satupun
(Megawangi, 2001: 208). dari 188 negara itu yang tingkat prosentase
Selanjutnya adalah peran perempuannya mencapai 50%. (https://
kepemimpinan. Apa yang disebutkan data.ipu.org).
al-Quran ini adalah aturan yang selaras Selanjutnya adalah peran utama
dengan alam. Kepemimpinan secara perempuan. Sebagaimana laki-laki,
alami juga suatu peran yang cocok dengan berkenaan dengan tugas dan peran
tabi’at maskulin yang dimiliki oleh laki- utama perempuan al-Quran juga banyak
laki. Sifat maskulin itu jika ditelusuri membahasnya. Namun ada satu ayat
lebih lanjut berasal dari struktur biologis utama yang menjadi sentral pembahasan
laki-laki yaitu adanya hormon testosteron di mana ayat lain termasuk ayat ikutan/
yang mendominasi dan mempengaruhi pendukung. Ketika laki-laki sebagaimana
otak laki-laki. Dominasi hormon dijelaskan di atas, mempunyai tugas
103
PROFETIKA, Jurnal Studi Islam, Vol.22, No. 1, Juni 2021: 91-108
khusus untuk ke luar yaitu tugas-tugas istri Rasulullah SAW. Namun pesannya
yang berkenaan dengan sektor publik, berlaku umum bagi semua perempuan
maka ada satu sektor kehidupan yang dimana para istri Rasul adalah contoh ideal
belum tertangani, yaitu sektor domestik. bagi mereka. Di sinilah berlaku kaidah
Sektor ini terutama berhubungan al-ibrah bi’umumilllafdzi laa bikhushushi as-
dengan pengurusan rumah tangga dan sabab (pesan atau maksud yang diambil
pengasuhan anak. Sektor ini sangat adalah maksud umum kalimat, bukan
penting dan jelas tidak bisa diurus obyek khususnya). Sebab di sini tidak
bersamaan dengan tugas-tugas publik. ada indikasi yang memberikan petujuk
Pekerjaan dan urusan publik yang menyita bahwa hal ini khusus hanya untuk istri-
banyak waktu dan pikiran dalam banyak istri Rasulullah SAW.
hal sulit untuk dibagi dengan urusan Islam mengajarkan bahwa baik
domestik. Apalagi jika sebuah keluarga pekerjaan publik maupun domestik
sudah dikaruniai seorang anak. Saat itu keduanya sama-sama penting. Keduanya
tak bisa dihindarkan harus ada orang adalah dua sisi yang saling melengkapi
khusus yang mengurusi sektor domestik. satu sama lain, sama halnya seperti
Perempuan secara khusus ditugaskan siang dan malam sebagaimana telah
Allah terutama untuk mengurus sektor diuraikan di atas. Sabda Rasulullah
ini. Allah SWT berfirman: yang menyamakan pekerjaan rumah
tangga dengan peran di jalan Allah jelas
َوقَ ۡرنَ فِي بُيُوتِ ُك َّن َو َل تَبَ َّر ۡجنَ تَبَ ُّر َج ۡٱل ٰ َج ِه ِليَّ ِة merupakan penghargaan yang amat
َٱلز َك ٰوة َ َوأ َ ِطعۡ ن َّ َصلَ ٰوة َ َو َءاتِين َّ ۡٱلُولَ ٰۖى َوأَقِ ۡمنَ ٱل tinggi terhadap pekerjaan rumah tangga.
Kemuliaan seseorang tidak dilihat dari
س َ ٱلر ۡج ّ ِ عن ُك ُمَ ب َ ٱللُ ِلي ُۡذ ِه
َّ ُسولَ ۚ ٓۥهُ ِإنَّ َما ي ُِريدُ ٱللَ َو َرَّ
jenis pekerjaannya apakah publik apakah
َو ۡٱذ ُك ۡرنَ َما٣٣ ط ِ ّه َر ُك ۡم ت َۡط ِه ٗيرا َ ُت َوي ِ أ َ ۡه َل ۡٱلبَ ۡي domestik, tapi dilihat dari ketakwaannya
َٱلل َّ ٱللِ َو ۡٱل ِح ۡك َم ۚ ِة إِ َّن
َّ ت ِ َيُ ۡتلَ ٰى فِي بُيُوتِ ُك َّن ِم ۡن َءا ٰي sebagaimana firman Allah: “Sesungguhnya
]٤٣-٣٣, [سورة األحزاب٤٣ يرا ً َكانَ لَ ِطيفًا َخ ِب orang yang paling mulia di antara kamu di
sisi Allah ialah orang yang paling taqwa di
Artinya: “Dan hendaklah kamu tetap di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha
rumahmu dan janganlah kamu berhias Mengetahui lagi Maha Mengenal.” (QS. Al
dan bertingkah laku seperti orang-orang Hujurat: 13).
Jahiliyah yang dahulu dan dirikanlah Semua pekerjaan harus diniatkan
shalat, tunaikanlah zakat dan taatilah untuk beribadah, melakasanakan
Allah dan Rasul-Nya. Sesungguhnya perintahnya dan mengabdi kepada Sang
Allah bermaksud hendak menghilangkan Pemilik Alam Alam Semesta, Allah SWT
dosa dari kamu, hai ahlul bait dan yang telah membagikan tugas-tugas
membersihkan kamu sebersih-bersihnya. itu kepada kita semua. Keihklasan,
Dan ingatlah apa yang dibacakan di ketekunan, dan keseriusan masing-
rumahmu dari ayat-ayat Allah dan masing oranglah yang dinilai di hadapan
hikmah (sunnah nabimu). Sesungguhnya Allah. Sesungguhnya dalam konteks
Allah adalah Maha Lembut lagi Maha kehidupan, nilai-nilai ini adalah juga
Mengetahui.” (QS. al-Ahzab [33]: 33- merupakan sumber utama kesuksesan,
34). bukan semata-mata sebagai perilaku
spiritual yang berbalas fahala di akhirat.
Ayat ini adalah ayat yang secara Allah tidak menilai suatu pekerjaan
verbal-tekstual maknanya jelas (qathi’ dengan adanya imbalan finansial.
ad-dalalah). Memang benar bahwa secara Al-Quran surat al-Ahzab ayat 33
khusus ayat ini ditujukan kepada istri- telah menegaskan bahwa urusan rumah
104
Peran Sosial Laki-Laki...(Tohirin, Zamahsari)
tangga adalah tugas utama perempuan. artinya memandang bahwa alam semesta
Ayat ini sebenarnya hanya menjelaskan ini tidak dikelola Tuhan dengan prinsip
bahwa perempuan hendaknya tinggal manajemen yang baik.
di rumah, bukan melakukan pekerjaan Pada praktiknya, Hughes dan
rumah. Namun secara umum tentu saja Galinsky menyatakan bahwa setelah
berhubungan dengan berbagai aktivitas perempuan masuk ke dunia kerja justru
yang berhubungan dengan rumah atau menambah beban (double burden) dan
pekerjaan rumah. Sektor publik maupun membuat perempuan stress. Hasil
domestik keduanya sama-sama mulia penelitian menunjukkan bahwa suami
dalam perspektif al-Quran. Namun tiba- dan istri sama-sama berkeraris maka pihak
tiba ada orang-orang yang memilah- perempuan mengalami stres psikologis
milah dan membeda-bedakan kedua. yang lebih besar. Masalah double burden
Dalam perspektif masyarakat materialis – ini sekarang marak sebagai perbincangan
kapitalistik segala sesuatu dinilai dengan serius di kalangan feminisme. Sayangnya
materi. Pekerjaan-pekerjaan yang secara tidak pernah disadarai bahwa semuanya
langsung tidak mendatangkan imbalan juga muncul atau setidaknya makin parah
materi dianggap sebagai pekerjaan karena disebabkan oleh propaganda para
non produktif, pekerjaan yang inferior, feminis. Hal ini ibarat mengobati penyakit
bahkan dianggap bukan pekerjaan. dengan menebar penyakit.
Prinsip inilah yang kemudian diadopsi Selain masalah doubloe burden,
oleh gerakan feminisme. Para feminis keluarnya perempuan dari ranah
kemudian mendekonstruksi definisi jenis domestik kemudian juga dibarengi
kelamin dengan membedakan antara dengan munculnya berbagai serentetan
sex dan gender. Teori inilah kemudian kejadian yang merugikan perempuan
yang menjadi pisau analisis untuk itu sendiri. Salah satunya dan yang
melahirkan teori kesetaraan gender. Pada laing parah adalah makin maraknya
intinya, sebagaimana telah disinggung pelecehan seksual. Berbagai upaya untuk
pada bagian terdahulu, agenda utama melindungi perempuan di tempat kerja
keseteraan gender adalah ingin sudah dilakukan di negara-negara maju.
mengeluarkan perempuan dari sektor Tapi kasus pelecehan seksual ini termasuk
domestik ke dunia publik. Simpelnya kategori kasus yang rumit karena sifatnya
mendorong perempuan untuk masuk ke yang sangat privasi sehingga seringkali
dunia kerja dan ranah politik yang selama korban justru tidak mau melapor.
ini didominasi oleh laki-laki. Pelecehan seksual juga mudah sekali
Menurut para feminis, baik peran dilakukan di mana pun dan pelaku
publik maupun peran domestik dengan mudahnya dapat merencanakan
seharusnya dikerjakan bersama-sama aksinya agar lepas dari jerat hukum.
baik oleh laki-laki maupun perempuan Melihat masalah ini maka kita menjadi
yang mereka sebut dengan equal partership. paham bahwa menempatkan perempuan
Sepintas kedengarannya sangat indah. di rumah adalah salah upaya untuk
Namun secara prinsip ini sungguh tidak memelihara kehormatan perempuan,
logis dan secara praktik juga tidak realistis. bukan sebaliknya. (Ali, 2017).
Jika kita melihat adanya perbedaan yang Dengan demikian, penempatan
sangat mencolok antara keduanya dan perempuan di sektor domestik dan etika
berpikir secara modern kaitannya dengan perilaku, termasuk berbusana adalah
perspektif ilmu manajemen sebagaimana sebuah aturan yang relevan dengan
dijelaskan di sebelumnya, prinsip equal karakter dasar perempuan. Semuanya
partneship jelas tidak logis. Itu sama disamping merupakan sesuatu yang
105
PROFETIKA, Jurnal Studi Islam, Vol.22, No. 1, Juni 2021: 91-108
logis dalam konteks manajemen semesta dan saling melengkapi. Kendati demikian
juga dimaksudkan untuk menjaga harga tidak berarti satu sama lain kehilangan
diri dan martabat perempuan. Tak ada orientasi dan tugas utama kehadirannya
satupun ayat al-Quran yang menyebutkan di muka bumi.
bahwa peran domestik adalah peran Keempat, laki-laki dicirikan dengan
rendah dan inferior. sifat-sifat agresifitas dan kemandirian
dengan peran sosial memimpin,
KESIMPULAN melindungi, mencari nafkah, dan peran
Berdasarkan pembahasan di atas lain yang berhubungan lebih banyak
dapat disimpulkan beberapa hal penting dengan dunia publik dan kehidupan
sebagai berikut. Pertama, lak-laki dan sosial. Sedangkan sifat, tugas, peran, dan
perempuan dalam perspektif al-Quran eksistensi perempuan ada pada dan lebih
bukanlah sekedar identitas biologis. banyak berhubungan dengan identitas
Tapi yang terutama adalah identitas biologisnya. Perempuan dicirikan dengan
yang berhubungan dengan perbedaan sifat berhias, kelembutan, ketaatan,
sifat, tugas, dan peran kehadiran menjaga kehormatan diri dan peran
masing-masing di muka bumi. Kedua, lain yang berhubungan dengan ranah
sebagaimana siang dan malam, Allah domestik/rumahtangga. Kelima, tugas dan
menciptakan laki-laki dan perempuan peran utama laki-laki berkenaan dengan
sebagai dua sosok makhluk yang secara urusan publik, terutama berkenaan
fundamental berbeda satu sama lain. dengan kepemimpinan dan mencari
Perbedaan ini berhubungan dengan nafkah (urusan ekonomi). Sedangkan
perbedaan tugas dan fungsi kehadiran tugas dan peran utama perempuan
masing-masing di muka bumi. Ketiga, berkenaan dengan urusan domestik
lak-laki dan perempuan adalah pasangan terutama berkenaan dengan masalah
(azwaj) dimana satu sama lain saling bantu pengasuhan anak.
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad, Laela. 2000. Wanita dan Gender dalam Islam; Akar-Akar Historis Perdebatan
Modern. Jakarta: PT Lentera Basritama.
Al-Buthi, M. Sa’id Ramadhan, Dr. 2002. Perempuan antara Kezaliman Sistem Barat dan
Keadilan Islam. Solo: Era Intermedia.
Ali, Wachidah, M, Pemikiran Raden Ajeng Kartini Tentang Pendidikan Perempuan
Dan Relevansinya Terhadap Pendidikan Islam Profetika: Jurnal Studi Islam 18
(1), 36-47, 2017
Artaria, Myrtati D. 2015. Dasar Biologis Variasi Jenis kelamin, Gender, dan Orientasi Seksual.
Analisis: Jurnal Studi Keislaman, Volume 15, Nomor 1.
Asy-Syantut, Dr. Khalid. 2013. Mendidik Anak Laki-laki. Solo: Aqwam.
Asy-Syarif, Isham bin Muhammad. 2016. Sarah Kumpulan Hadis Shahih tentang Wanita.
Jakarta: Pustaka Azam.
Bahan bacaan untuk acara tadarus I Madrasah Rahima Bagi Aktifis Mahasiswa.
Membangun Relasi yang Setara dan Berkeadilan untuk Lelaki dan Perempuan. RAHIMA:
Pusat Pendidikan dan Informasi Islam dan Hak-Hak Perempuan, Wisma Hijau,
Cimanggis Depok, 25-28 Juni 2006.
106
Peran Sosial Laki-Laki...(Tohirin, Zamahsari)
Fadhlullah, Sayid Muhammad Husain. 2000. Dunia Wanita dalam Islam. Jakarta: PT
Lentera Basritama.
Fakih, Mansour, Dr. 2003. Analisis Gender dan Transfomasi Sosial. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar.
Gurian, Michael. 2005. Apa Sih Yang Abang Pikirkan? Membedah Cara Kerja Otak Laki-
Laki, penerjemah: Agung Prihantoro. Jakarta: Serambi.
Ishlahunnisa. 2010. Mendidik Anak Perempuan. Solo: Aqwam.
Iskandar. (2009) Metode Penelitian Kualitatif. Jakarta; Gaung Persada Press.
Jaggar, Alison M. dan Paula S. Rothenberg. 1978. Feminist Frameworks, Alternative
Theoretical Accounts of The Relations between Women and Men. New York: McGraw-
Hill, Inc.
Jusan, Misran Armansyah. 2015. Cara Nabi Mendidik Anak Perempuan. Yogyakarta:
Pro-U Media.
Kamil, Syukron. 2002. Islam dan Demokrasi: Telaah Konseptual dan Historis. Jakarta: Gaya
Media Pratama.
Khan, Wahiduddin. 2001. Antara Islan dan Barat: Perempuan di Tengah Pergumulan.
Jakarta: PT Serambi Ilmu Semesta.
Khotimah. 2008. Urgensi Kurikulum Gender dalam Pendidikandalam Pendidikandalam
Pendidikandalam Pendidikan. Insania, Vol. 13, No. 3..
Kodir, Faqihuddin Abdul. 2006. Bergerak Menuju Keadilan; Pembelaan Nabi Terhadap
Perempuan. Jakarta: Rahima.
Lawang, Robert M.Z. 1994. Sociological Theory, Clasical Founders and Contemporary
Perspectives, Doyle Paul Johnson, terj. dalam, Teori Sosiologi Klasik dan Modern.
Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
Maruf, Muhammad. 1429. Pendidikan Nisaiyyah: Membendung Gerakan Feminisme,
Mencari Perspektif Islam. At-Ta’dib, Vol.4 No.1..
Megawangi, Ratna. 1999. Membiarkan Berbeda?: Sudut Pandang Baru Relasi Gender.
Bandung: Mizan.
Murata, Sachiko. 2000. The Tao of Islam. Bandung: Mizan.
Muttahari, Murtadha. 2000. Hak-Hak Wanita Dalam Islam. Jakarta: Lentera.
Nasif, Fatima Umar. 2001. Menggugat Sejarah Perempuan, Mewujudkan Idealisme Gender
Sesuai Tuntutan Islam. Jakarta: CV Cendekia Sentra Muslim.
Nuha, M, Mengungkap Isi Pendidikan Islam Perspektif Al-Qur’an Surat Al-Ashr Ayat
1-3, Proseding the 7th University Research Colloqium, 2018
Rahman, Ab, S, Shobron, M, Humanist Islam in Indonesia Ahmad Syafii Maarif
Perspective, Humanities & Social Sciences Reviews 7 (6), 780-786, 2019
Rochmawati MU, M. Studi Ayat-Ayat Khafi (Tidak Jelas) Perspektif Al-Adillah Asy-
Syar’iyyah, Konferensi Nasional APPPTMA UMM Malang 9 (1), 222-225, 2020
Rusydiyah, Evi Fatimatur. 2016. Pendidikan Islam dan Kesetaraan Gender (Konsepsi Sosial
tentang Keadilan Berpendidikan dalam Keluarga). Jurnal Pendidikan Agama Islam
Volume 4 Nomor 1.
107
PROFETIKA, Jurnal Studi Islam, Vol.22, No. 1, Juni 2021: 91-108
Solichin, Mohammad Muchlis. 2006. Pendidikan Agama Islam Berbasis Kesetaraan Gender.
Jurnal Tadrîs Volume 1. Nomor 1.
Sugiyono. 2015. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D, (Bandung: Alfabeta..
Sya’rawi, Muhammad Mutawali. 1993. Qodhoya al-Ma’ati al-Muslimah, edisi terj.
Problema Wanita Islam. Jakarta: Mahkota Press.
Tong, Rosimarie Putnam. 1992. Feminist Thought. London: The Macmillan Press LTD.
Turkamini, Husain Ali. 1992. Family The Center Stability. Terj. M.S. Nasrulloh dan Ahsin
M., Bimbingan Keluarga dan Wanita Islam; Mengungkap Rahasia Isu Emansipasi.
Jakarta: Pustaka Hidayah.
Umar, Nasaruddin. 2001. Argumen Kesetaraan Jender Perspektif al-Quran. Jakarta:
Paramadina.
Zarkasyi, H. F. 2015. ‘Sistim Pendidikan dan Pengkajian Islam di Pesantren dalam
Kontek Dinamika Studi Islam Internasional’, EDUKASI: Jurnal Penelitian
Pendidikan Agama dan Keagamaan, 13(3).
108