Gender Order
Gender Order
gender order
fitri h oktaviani, SS, SE,MCommun, PhD
agenda
Pemberian gender/ label bagi benda mati adalah salah satu contoh
bagaimana masyarakat menciptakan penanda gender yang tidak ada
hubungannya dengan kondisi biologis
gender sebagai
konstruksi sosial
Gender berbicara mengenai karakteristik pribadi atau
sosial - tapi bukan ciri biologis - yang kita lekatkan
dengan jenis kelamin tertentu
Gender merupakan konstruksi sosial yang diciptakan
dan ditegakkan oleh kita, sebagai masyarakat
Meskipun konstruksi sosial adalah buatan manusia,
namun dampaknya kedalam masyarakat sangat nyata.
gender
Mempengaruhi tata-cara
kita mengatur masyarakat
dan mendistribusikan
kekuasaan
stratifikasi masyarakat atas dasar gender
Stratifikasi gender mengacu pada distribusi kekayaaan, kekuasaan, dan hak
istimewa (privilege) yang tidak merata antar gender
Menghambat hak perempuan dalam memilih (vote)
dalam politik merupakan salah satu bentuk
masyarakat berupaya mempertahankan kekuasaan
politik di tangan laki-laki
AS baru membolehkan perempuan memilih
pada tahun 1920 setelah gerakan women’s
suffrage.
Saudi Arabia baru memperbolehkan
perempuan memilih tahun 2015.
patriaki matriarki
Matriarki adalah sistem sosial di mana perempuan
menduduki posisi kekuasaan utama dalam peran
otoritas. Secara lebih luas, hal ini juga dapat meliputi
otoritas moral, hak istimewa sosial, dan kendali atas
properti."
dilanggengkan “Makanya
“perempuan
adalah sumber
diperkosa, fitnah”
Melalui penanaman sikap, perilaku, dan sistem yang pakaiannya
memihak laki-laki secara tidak imbang sih....”
Mendorong masyarakat meyakini bahwa satu gender
lebih baik dari gender yang lain (seksisme) “Saya nggak setuju perempuan
Contoh: anak perempuan sering di dorong untuk jadi
jadi pemimpin karena perempuan
tomboi, tetapi anak laki-laki sering dipermalukan jika ia
menyukai hal-hal yang dianggap “feminine” misalnya tidak logis dan emosional”
soft toys, atau bahkan sekedar warna pink
hegemonic
masculinity
hegemonic masculinity karakteristik
Tinggi
Gagah
-Raewyn Connel-
Berotot
Masyarakat sering merayakan
Bahu lebar
karakteristik-karakteristik yang
Agresif
dianggap maskulin
Kaya
Heteroseksual
hegemonic masculinity Back to New Merch Page
Terdapat manfaat
yang diperoleh
Maskulinitas hegemonik juga laki-laki hanya
mengenai pembagian karena mereka
kekuasaan dalam masyarakat terlahir laki-laki
ngan beban
melakukan laundry
Anak laki-laki dan anak perempuan Perempuan didorong untuk lebih menghargai
dibesarkan dengan cara yang berbeda tubuhnya, berfokus pada awet muda,
Anak perempuan diajari main dengan boneka
(asosiasi merawat sebagai hal feminine) dan
anak laki-laki diajari main dengan palu
kerja kecantikan, bentuk tubuh
masyarakat
piring, merawat anak)
Laki-laki kebanyakan menghgunakan
waktunya untuk bersantai setelah pulang
kerja
Men= breadwinner
Statistik (2015) menunjukkan perempuan
Women= home maker
bekerja menghabiskan waktu 9 jam lebih
banyak per minggu untuk bekerja ekstra
dibandingkan laki-laki
Kondisi ini diperparah dengan kebijakan
cuti dari pemerintah dan perusahaan
dimana hanya perempuan yang diberi hak
cuti melahirkan
emphasised femininity
-Raewyn Connel-
Emphasised femininity
(femininitas yang ditekankan)
adalah bentuk femininitas ideal
yang disukai di mata laki-laki
dari
gender Meskipun jumlah Kurangnya
perempuan
keterwakilan
di segala
order
mahasiswa laki-laki dan
perempuan kurang lebih Segregasi pekerjaan sektor kepemimpinan
sama, namun ada berdasarkan gender. Merupakan hambatan tak Hanya 29 pemimpin
perbedaan minat. Perempuan cenderung terlihat yang perempuan di Fortune
Mahasiswa laki-laki berada pada pekerjaan menghentikan 500 companues
Di Indonesia hanya
cenderung menggemari yang kurang prestise dan perempuan untuk
21.9% perempuan
teknik, ilmu komputer, bekgaji rendah misalnya menduduki posisi menjadi perwakilan
ilmu ekonomi, dan layanan pendidikan, tertinggi dalam sebuah rakyat
mahasiswa perempuan kesehatan, pengasuhan, organisasi Di Indonesia tidak ada
cenderung memilih pekerjaan administratif presiden/ wakil
psikologi, biologi, atau presiden perempuan
sosiologi hingga tahun 1999
gender pay gap
covert double standard
double bind
sexism
benevolent
sexism