Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH STREET FOOD

Disusun Oleh :

Dhia Nuraini 18120123

Nabela Syahdiladara 18120125

Mita Purnama Sari 18120128

Melliana Nurlesta Divany 18120130

Nerma Dela 18120131

Kelas : A 15 2

PROGRAM STUDI S-1 ILMU GIZI

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS RESPATI YOGYAKARTA

TAHUN AJARAN 2019/2020

i
KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur kami panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
berkat limpahan Rahmat dan Karunia-nya sehingga penyusun dapat menyusun
makalah yang berjudul “Makalah Street Food” untuk memenuhi mata kuliah
"Higiene Sanitasi dan Keselamatan Kerja" ini dengan baik dan tepat pada
waktunya.

Makalah ini telah dibuat dengan bantuan dari berbagai pihak dalam
membantu menyelesaikan penyusunan makalah ini.

Penyusun menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang mendasar pada


makalah ini. Oleh karena itu penyusun berharap pembaca untuk memberikan saran
serta kritik yang bersifat membangun. Kritik dan saran dari pembaca sangat
penyusun harapkan.

Akhir kata, semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi kita semua.

Yogyakarta, 14 November 2019

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................... ii

DAFTAR ISI ......................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ............................................................................................. 1

1.2 Rumusan masalah ........................................................................................ 1

1.3 Tujuan ........................................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN ....................................................................................... 3

2.1 Pengertian Street Food ................................................................................. 3

2.2 Cara Memilih Street Food yang sehat ......................................................... 4

2.3 Dampak mengkonsumsi street food yang tidak sehat atau sembarangan .... 5

2.4 Hasil ………………………………………………………………………..6

2.5 Pembahasan .................................................................................................. 8

BAB III PENUTUP ............................................................................................. 13

3.1 Simpulan ..................................................................................................... 13

3.2 Saran ........................................................................................................... 14

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 15

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dalam pembangunan nasional, anak usia sekolah merupakan kelompok
yang perlu mendapat perhatian, karena kelompok usia ini merupakan investasi
sumber daya dan tenaga kerja sehingga pembinaannya perlu dimulai sedini
mungkin. Pembinaan generasi muda harus dilakukan secara terpadu, menyeluruh,
dan mencakup tahap-tahap pertumbuhan mulai balita, anak remaja dan pemuda
(Muhillal, dkk 1992) .
Perilaku konsumsi seperti halnya pada diri seseorang, suatu keluarga atau
masyarakat dipengaruhi oleh wawasan atau cara pandang seseorang terhadap
masalah- masalah gizi, perilaku makan, pada dasarnya merupakan bentuk
penerapan kebiasaan makan (Khomsan (2013) .
Saat ini telah banyak ditemui aneka makanan jajanan yang menggunakan
bahan tambahan pangan (BTP) berbahaya seperti pengawet, formalin dan boraks,
pemanis sakarin dan siklamat, pewarna Rhodamin B dan masih banyak lainnya
(Yasmin 2010) .
Konsumsi makanan jajanan ikut berperan dalam menyumbangkan zat gizi
terutama energi, lemak dan garam. Konsumsi makanan jajanan yang berlebihan
pada anak anak dapat menimbulkan dampak yang kurang baik pada masa yang akan
datang seperti overnutrisi yang merupakan pencetus penyakit degeneratif seperti
jantung koroner, diabetes melitus dan sebagainya. Selain itu konsumsi makanan
jajan yang tidak bersih dapat memicu penyakit pada saluran cerna seperti mual,
muntah, diare dan thypus.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa definisi Street Food?

2. Bagaimana cara memilih Street Food yang baik dan sehat?

3. Apa dampak dari Street Food yang tidak sehat atau sembarangan

1
4. Apa peran Ahli Gizi dalam

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui definisi street Food

2. Untuk mengetahui cara memilih Street Food yang baik dan sehat

3. Untuk mengetahui dampak dari Street Food yang tidak sehat atau
sembarangan

4. Untuk mengetahui peranan ahli gizi

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian street Food


Makanan jajanan yang dijual di pinggiran jalan atau kaki lima dalam bahasa
inggris disebut street food. Menurut FAO, street food didefinisikan sebagai
makanan dan minuman yang dipersiapkan dan/atau dijual oleh pedagang kaki lima
di jalan dan di tempat-tempat keramaian umum lain yang dapat langsung dimakan
atau dikonsumsi tanpa pengolahan atau persiapan lebih lanjut (FAO, 2007).

Makanan jajanan (Street Food) adalah makanan yang siap makan atau
terlebih dahulu dimasak di tempat penjualan dan dijual di tempat-tempat umum
(Febry 2006). Sedangkan menurut Rosyidi (2006) makanan jajanan (street food)
merupakan makanan siap makan atau diolah dilokasi jualan. Terdapat dua jenis
makanan jajanan di Indonesia yaitu makanan jajanan tradisional dan makanan
jajanan non tradisional (Febry 2006), yaitu: 1. Makanan jajanan olahan lokal
(tradisional) Makanan jajanan tradisional merupakan makanan yang biasa
dikonsumsi masyarakat menurut golongan etnik dan wilayah spesifik, diolah dari
resep yang dikenal masyarakat secara turun temurun. Bahan yang digunakan
berasal dari daerah setempat. Makanan yang dihasilkan juga sesuai dengan selera
masyarakat setempat, seperti; bakso, sate, soto, gado-gado dan sebagainya. 2.
Makanan jajanan non tradisional Makanan jajanan non tradisional adalah makanan
yang diolah dengan alat modern dan menggunakan bahan non lokal baik yang
bersifat industri, rumah tangga menengah maupun besar seperti produk ekstruksi,
produk roti (biskuit, crackers, wafer) dan roll (roti manis) serta permen. Akhir-akhir
ini muncul makanan jajanan yang bersifat global seperti pizza, potato chips, es
krim, dan berbagai jenis pasta (Haslina 2004 dalam Febry 2006)

Street food merupakan makanan yang mudah dijumpai di kawasan yang


memiliki banyak tempat kost seperti lingkungan sekitar kampus (Susana, dkk,
2010).

3
2.2 Cara Memilih Street Food yang sehat

 Kebersihan

Anda harus bisa memastikan bahwa memang tempat tersebut bersih


dan juga merupakan pilihan tepat karena memang bisa menjadi
pertimbangan penting dalam menentukannya dan hal ini jelas akan
berpengaruh pada bagaimana Anda bisa mempertimbangkan pilihan yang
memang sesuai dengan apa yang Anda butuhkan. Sebagai pertimbangan
kesehatan, jelas sekali bahwa kebersihan adalah pilihan tepat dan sesuai
untuk Anda rasakan sebagai salah satu yang memang akan mempengaruhi
pilihan tepat dalam menentukannya.

 Penyajian

Berbicara tentang penyajian maka biasanya juga berkaitan dengan yang


namanya kebersihan maka pastikan juga tingkat kebersihan yang ada dalam
makanan yang Anda beli tersebut juga baik dan bisa menjadi salah satu
pilihan yang memang sesuai dengan apa yang dibutuhkan dan bisa menjadi
salah satu pilihan tepat sehingga akan bisa Anda rasakan manfaatnya. Untuk
itu sangat penting bagi Anda dalam menentukan pilihan yang memang
sesuai dengan apa yang dibutuhkan dan bisa menjadi salah satu yang
memang cocok untuk Anda pertimbangkan.

 Jenis makanan

Anda juga harus bisa memilih jenis makanan apa yang memang sebaiknya
Anda pilih dan juga harus bisa Anda pertimbangkan dengan baik sebab
dengan memilih mana jenis yang sesuai akan bisa dan mampu Anda pilih
sebagai hal yang sesuai untuk dijadikan pilihan tepat dan akan bisa Anda
rasakan juga sebagai salah satu yang memang bisa Anda rasakan
manfaatnya sebab pada saat membeli nanti Anda tidak akan merasa bingung
dalam memilihnya.

4
 Tidak berlebihan,

Hal ini juga bisa menjadi salah satu yang memang street food merupakan
salah satu pilihan makanan yang bisa dan harus Anda pilih sebagai salah
satu yang cocok untuk Anda pertimbangkan dengan baik dan jangan sampai
salah dalam menentukannya sehingga bisa Anda rasakan dan
pertimbangkan juga misalnya saja tidak berlebihan dalam memilih atau
memakannya sebab akan berpengaruh juga pada asupan makanan Anda.

2.3 Dampak mengkonsumsi street food yang tidak sehat atau sembarangan

1. Terancam penyakit menular

Selain enak, harusnya kita juga menempatkan faktor kebersihan makanan


ini sebagai faktor utama aman tidaknya sebuah warung kaki lima. Sekarang ini
banyak sekali ragam penyakit menular yang bisa di tularkan lewat makanan
dan minuman. Penyakit-penyakit itu bisa berkategori kelas ringan seperti flu,
diare, kolera, muntah, keracunan, dan alergi, sampai penyakit yang berbahaya
seperti Hepatitis (radang hati), meningitis (radang selaput otak), dan lain-lain

2. Zat-zat kimia yang terkandung dalam makanan

Para pedagang tidak memperhatikan zat-zat kimia yang mungkin


terkandung pada makanan yang di olahnya. Baik itu berasal dari bahan
pengawet pewarna makanan, penyedap rasa atau bahkan zat-zat kimia pestidia
yang masih menempel pada sayuran akibat pencucian yang kurang bersih.
Anda harus sering-sering melihat acara investigasi makanan yang sering di
tayangkan di televisi. Bagaimana para pedagang sekarang sangat profit
oriented sehingga mengesampingkan keselamatan pembeli. Mereka pasti tidak
akan berpikir sejauh itu, yang penting makanan enak dan pelanggan puas
sehingga suatu saat akan kembali lagi.

3. Bahan makanan tidak terkontrol

5
Beberapa orang mungkin akan sangat selektif memilih makanan.
Utamanya terhadap bahan-bahan tertentu yang terkandung. Ini semua
berhubungan dengan penyakit yang sedang diderita. Misalnya orang dengan
gangguan tekanan darah tinggi akan cenderung menghindari makanan
berlemak dan kaya garam. Demikian juga dengan penderita alergi berat,
mereka akan berpantang dengan zat-zat atau bahan makanan tertentu yang bisa
memicu kekambuhan alerginya.

Namun, kebanyakan saat makan di kaki lima kita tidak bisa mengontrol
hal itu. Semua bahan akan campur aduk jadi satu sehingga tidak mungkin kita
memiilih dan memilah mana yang boleh dan yang haram di konsumsi.

4. Kebersihan tidak terjamin

Tentu sudah tidak asing lagi bagi para pedagang kaki lima, mereka selalu
menggunakan tempat-tempat yang ramai untuk menggelar dagannganya
seperti di pinggir jalan atau di depan ruko. Tempat yang mudah di akses oleh
orang berlalu-lalang seperti trotoar dan pojok-pojok toko.

Rata-rata mereka menggunakan tempat yang terbuka bahkan kadang tanpa


atap dan penutup samping. Makanan yang mereka sajikan pasti tidak akan
luput dari kontaminasi debu kotoran dan asap kendaraan bermotor yang
berterbangan.

2.4 Hasil

Halaman Lantai

6
Ember yang dipakai cuci piring Spons yang digunakan untuk
dan cuci tangan mencuci piring

Tidak menggunakan sarung tangan Dipinggir jalan dan di samping pohon

Pembungkusnya menggunakan Tutup cobeknya menggunakan


kertas nasi nampan/tampi

7
Ada potongan makanan lain Memakai penutup kepala (jilbab)
Dan tidak menggunakan sepatu
khusus bekerja

2.5 Pemahasan
Pengertian Hygiene merupakan suatu upaya atau juga tindakan dalam
menjaga/ meningkatkan kebersihan serta kesehatan itu dengan melakukan
pemeliharaan dini terhadap seluruh individu dan juga faktor lingkungan yang
mempengaruhinya. Tujuannya ialah supaya tiap-tiap individu itu tidak terkena
kuman penyebab penyakit (Depkes RI, 1994).
Sanitasi sebagai bagian penting yang berkaitan dengan pengolahan
makanan yang sesuai dengan persyaratan yang ada. Sanitasi makanan adalah
upaya untuk menjaga kebersihan dan keamanan makanan agar tidak terjadi
keracunan dan penyakit pada manusia akibat makanan. (Fathonah, Siti. 2005)
Higiene sanitasi makanan adalah upaya kesehatan dalam memelihara dan
melindungi kebersihan makanan, melalui pengendalian faktor lingkungan dari
makanan yang dapat atau mungkin dapat menimbulkan penyakit dan gangguan
kesehatan. (Sumiati, Tuti. 2013. Sanitasi) Sanitasi yang baik dapat mencegah
penyakit yang terdapat di bahan makanan.
Makanan jajanan (Street Food) adalah makanan yang siap makan atau
terlebih dahulu dimasak di tempat penjualan dan dijual di tempat-tempat umum

8
(Febry 2006). Sedangkan menurut Rosyidi (2006) makanan jajanan (street
food) merupakan makanan siap makan atau diolah dilokasi jualan.
Street food merupakan makanan yang mudah dijumpai di kawasan yang
memiliki banyak tempat kost seperti lingkungan sekitar kampus (Susana, dkk,
2010). Kesibukan mahasiswa menyebabkan mereka tidak mau direpotkan
dengan urusan penyediaan makan sehingga meningkatkan budaya makan di luar
rumah. Oleh karena itu, banyaknya mahasiswa yang tinggal di tempat kost
mengakibatkan menjamurnya street food di sekitar kampus.
Mahasiswa merupakan salah satu konsumen street food karena makanan ini
biasa mereka beli dan makan setiap hari, mudah dijumpai di sekitar kampus dan
harganya yang relatif terjangkau oleh mahasiswa. Namun apabila, street food
tidak disiapkan secara baik sangat berisiko mengganggu kesehatan
konsumennya baik jangka pendek maupun jangka panjang.
Pada pengamatan kaali ini, kami mengamati seorang penjual lotek yang
berada dipinggir jalan sepanjang jalan daerah Kampus 2 Universitas Respati
Yogyakarta. Penjualnya seorang wanita yang disamarkan namanya.
Dari hasil pengamatan yang kami lakukan terlihat darri tempat beliau
berjualan yaitu di pinggir jalan raya tajem. Yang sudah pasti banyak debu atau
polusi dari berbagai macam kendaraan. Persyaraatan higiene berdasarkan
peraturan higiene sanitasi dapur yang di tetapkan oleh Menkes
No.715/MEN/SK/V/2003 meliputi :
1. Halaman
Halamaan bersih, tidak banyak lalat dan ada tempat sampah yang
memenuhi syarat sanitasi tidaak terdapat tumpukan barang-barang ataau
sampah. Jarak halaman dari tempat pembuangan sampah sementara
sebaiknya 500 meter. Sedangkan pada penelitian yang kami lakukan
ditempat penjual lotek, tidak ada tempat sampah yang ada hanya
tumpukan sampah dan jaraknya lumayan dekat dengan halaman
penjualan.
2. Konstruksi bangunan
Konstruksi bangunan kuat, aman, terpelihara, bersih, dan bebas dari
barang-barang yang tidak berguna atau barang sisa. Sedangkan pada

9
penjual lotek ini tidak ada bangunan apapun. Hanya ada atap dengan
menggunakan terpal.
3. Lantai.
Lantai di area tempat makan sebaiknya memiliki sifat, yaitu :
a. Terbuat dari bahan yang keras dan kedap air
b. Tahan bahan kimia yang sifatnya asam maupun basa
c. Mudah dibersihkan
d. Permukaan halus, rata dan tidak licin
e. Tidak mudah retak
Tetapi pada penjual lotek ini hanya beralas tanah dan lantai yang
sudah retak dan kotor.

4. Langit-langit
Langit-langit untuk dapur sebaiknya memiliki sifat-sifat,
seperti:
a. Permukaan halus dan mudah dibersihkan
b. Tinggi atap minimal 3 meter
c. Cukup lubang untuk mencegah akumulasi udara dan asap,
dapat juga menggunakan serobong asap
d. Warna cerah
e. Memiliki alat exhaust untuk mebuang gas-gas yang
dihasilkan selama proses pengolahan makanan,
Tetapi pada tempat penjual lotek disini tidak sesuai dengan yang
dianjurkan. Hanya menggunakan terpal.
5. Saluran air
Setiap 37 m2 dari luas lantai memerlukan satu bak drainase. Lantai
di area pengolahan harus memiliki kemiringan yang mengarah pada
bak drainase yang disambungkan dengan saluran drainase. Saluran
drainase harus memiliki lubang yang mengurangi baud an
kontaminasi.

10
Sedangkan pada penjual lotek ini tidak ada terlihat saluran air
disekitar tempat berjualan loteknya.
6. Penyediaan tempat sampah
Rempat sampah dilengkapi dengan tutup dan dilapisi
denghan kantong plastic untuk mempermudah proses pembuangan
dan tempat sampah tetap bersih. Jumlah tempat sampah harus
memadai sesuai dengan kapasitas produksi yang dilakukan.
Letakkan tempat sampah pada area penyiapan bahan makanan.
Namun pada penjual lotek ini tidak ada tempat sampah hanya ada
tumpukan sampah disamping tempat duduk untuk makan.
7. Fasilitas tempat pencucian peralatan
Pencucian peralatan secara namual harus menggunakan 3
tempat untuk proses pembersihan yaitu tempat pembersihan
dilengkapi dengan detergen, tempat pembilasan, dan tempat sanitasi
yang dilengkapi dengan bahan saniter. Tetapi berbeda jauh dengan
penjual lotek yang kami amati tempat pembilasan ada 2 ember
namun airnya sudah kotor dan alat pembersih atau spon nya sudah
kotor.
8. Fasilitas tempat cuci tangan
Tersedia tempat cuci tangan yang terpisah dengan tempat
pencucian peralatan maupun bahan makanan yang dilengkapi dengan air
kran, saluran pembuangan tertutup, hak penampungan, sabun dan
pengering. Tetapi tidak ada sama sekali terlihat pada tempat ibu penjual
lotek tersebut. Tempat pencucisn peralatan sama dengan tempat cuci
tangan.

Semua penjamah makanan harus selalu memelihara kebersihan pribadinya dan


harus berprilaku sehat ketika bekerja. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam
kebersihan pribadi (personal higiene) penjamah makanan adalah sebagai berikut:
1. Mencuci tangan, kebersihan tangan penjamah makanan yang bekerja
mengolah dan memproduksi pangan sangat penting sehingga perlu
mendapatkan perhatian khusus. Penjamah harus selalu mencuci tangan

11
sebelum bekerja dan keluar dari kamar mandi. Selain itu, kuku juga harus
dirawat dan dibersihkan serta dianjurkan supaya tidak memakai perhiasan
seperti cincin sewaktu bekerja.
Sedangkan pada hygiene ibu penjual terlihat tidak mencuci tangan terlebih
dahulu sebelum membuat makanan yang kami pesan. Dan selesai
membuatnya juga tidak melakukan pencuci tangan.
2. Pakaian, hendaknya penjamah makanan memakai pakaian khusus dengan
ukuran pas dan bersih, umumnya pakaian berwarna terang (putih) dan
penggunannya khusus waktu bekerja saja
Namun pada ibu penjual lotek tersebut menggunakan pakaian biasa yang
selalu digunakan sehari-hari. Dari awal dia berjualan sampai dia selesai
tetap memakai pakaian tersebut. Pakaian yang digunakan berwarna kuning
terang.
3. Topi/penitip kepala, semua penjamah makanan hendaknya memakai topi
atau penutup kepala untuk mencegah jatuhnya rambut kedalam makanan
atau kebiasaan menggaruk kepala.
Pada penjual lotek tersebut, ibunya memakai penutup kepala berupa
kerudung atau jilbab.
4. Sarung tangan dan celemek, hendaknya penjamah makanan memakai
sarung tangan dan celemek (arpon) selama mengolah makanan dan sarung
tangan ini harus dalam keadaan baik dan bersih.
Ibu tersebut tidak sama sekali menggunakan sarung tangan dan celemek.
Hanya menggunakan tangan tanpa menggunakan apa-apa dan tidak
menggunakan celemek namun jilbab yang digunakan besar hingga
menutupi bagian depan badan ibunya.
5. Harusnya menggunakan sepatu kerja berupa sepatu kerja yang hanya
dipakai pada saat bekerja saja. Dan ibu ini hanya menggunakan sandal biasa.

12
BAB III
PENUTUP

3.1 Simpulan
1. Makanan jajanan (Street Food) adalah makanan yang siap makan atau
terlebih dahulu dimasak di tempat penjualan dan dijual di tempat-tempat
umum (Febry 2006). Sedangkan menurut Rosyidi (2006) makanan jajanan
(street food) merupakan makanan siap makan atau diolah dilokasi jualan.
Street food merupakan makanan yang mudah dijumpai di kawasan yang
memiliki banyak tempat kost seperti lingkungan sekitar kampus (Susana,
dkk, 2010). Kesibukan mahasiswa menyebabkan mereka tidak mau
direpotkan dengan urusan penyediaan makan sehingga meningkatkan
budaya makan di luar rumah. Oleh karena itu, banyaknya mahasiswa yang
tinggal di tempat kost mengakibatkan menjamurnya street food di sekitar
kampus.

2. Cara Memilih Street Food yang sehat adalah dengan cara memastikan
bahwa memang tempat tersebut bersih, tentang penyajian maka biasanya
juga berkaitan dengan yang namanya kebersihan maka pastikan juga
tingkat kebersihan yang ada dalam makanan yang Anda beli, memilih
jenis makanan yang sesuai dan bersih, dan tidak berlebihan dalam memilih
atau memakannya sebab akan berpengaruh juga pada asupan makanan
Anda.

3. Dampak mengkonsumsi street food yang tidak sehat atau sembarangan


adalah Terancam penyakit menular, Zat-zat kimia yang terkandung dalam
makanan, Bahan makanan tidak terkontrol, dan kebersihan tidak terjamin

4. Peran ahli gizi seharusnya merencanakan, menyelenggarakan,


mengembangkan, dan mengevaluasi penyuluhan, pelatihan, dan edukasi
gizi kepada individu, kelompok, dan masyarakat sebagai upaya promotif
dan preventif; Mengelola sistem penyelenggaraan makanan (food service)
dan pengendalian mutu berdasarkan prinsip keamanan pangan, kepuasan,
dan kesehatan serta keselamatan klien; Melakukan pemantauan dan

13
penilaian pelaksanaan program gizi masyarakat dan Merencanakan,
menyelenggarakan, dan mengembangkan nutripreneurship.

3.2 Saran
Menurut kelompok saya, pada penelitian ini dilihat dari
semua keadaan di tempat penjual lotek pinggir jalan kurang layak sekali.
Karena tidak ada satupun yang memenuhi peraturan higiene sanitasi dapur
yang di tetapkan oleh Menkes No.715/MEN/SK/V/2003. Letaknya di
pinggir jalan sudah pasti banyak debu yang menempel pada tempat
makanan atau bahkan bisa saja ke bahan makannya meskipun sudah
ditutupi.

14
DAFTAR PUSTAKA

Muhlilal. 1992. Kedaan gizi masyarakat di Indonesia saat menyongsong


pembangunan jangka panjang tahap II. Majalah pangan. Persagi
Indonesia. Jakarta.
Asih,yasmin G (2011). DASAR-DASAR KEPERAWATAN MATERNITAS,Ed.6.
Jakarta : Buku kedokteran EGC
Food and Agriculture Organization of the United Nations (FAO). 2007. Cultured
Aquatic Species Information Programme Lates calcarifer (Block ,
1790). Fisheries and Aquaculture Department.
Febri, Fatmalina. 2006. “Penentuan Kombinasi Makanan Jajanan Tradisional
Harapan untuk Memenuhi Kecukupan Energi dan Protein Anak
Sekolah Dasar Di Kota Palembang”. Skripsi. Falkutas Ilmu
Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro. Semarang.
Rosyidi, Suherman. 2006. Pengantar Teori Ekonomi: Pendekatan Kepada Teori
Ekonomi Mikro dan Makro (Edisi Revisi). PT Raja Grafindo
Persada. Jakarta.
Depkes RI. 1994. Pedoman Pencatatan Kegiatan Pelayanani Rumah Sakit Di
Indonesia. Jakarta: Depkes RI.
Handayani, lilik & Nur lina. 2017. ANALISIS KETIDAKAMANAN STREET FOOD
DI SEPANJANG JALAN SILIWANGI. Jurnal Kesmas Indonesia,
Volume 9 No 1. Hal 1-11. Tasikmalaya.
http://repository.unimus.ac.id
Fathonah, Siti. 2005. Higienedan Sanitasi Makanan, Panitia PengadaanBuku Ajar
Gugus Pengembangan Mutu Akademik Pusat PenjaminMutu
Universitas Negeri Semarangdan Penerbit Pres
Sumiati, Tuti. 2013. Sanitasi, Hygiene dan Keselamatan Kerja BidangMakanan 2,
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Jakarta

15

Anda mungkin juga menyukai