Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

GAYA HIDUP DAN KONSUMSI

Disusun Oleh :

1. Lulu Zakia : 201010502445


2. Serly Agustin : 201010502664
3. Siti Ulfah : 201010502637
4. Wardah Febriana Sukna : 201010502666

KELOMPOK 7 KELAS 04 SMJK 005

FAKULTAS MANAJEMEN

UNIVERSITAS PAMULANG ( UNPAM )

2022

Universitas Pamulang (UNPAM) Jl. Surya Kencana No.1, Pamulang Bar., Kec. Pamulang,
Kota Tangerang Selatan, Banten 15417
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum wr.wb. Puji syukur kita panjatkan kepada Allah SWT, karena
berkat rahmat serta karunia-Nya sehingga makalah kami yang berjudul ‘GAYA
HIDUP DAN KONSUMSI’ dapat selesai.

Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas kelompok dari ibu Sri Mardiana S.E MM.
pada mata kuliah Sosiologi Ekonomi. Dan juga, penyusunan makalah ini bertujuan
untuk menambah wawasan kepada pembaca tentang pola hidup dan status ekonomi di
lingkungan masyarakat.

Kami menyampaikan ucapan terima kasih kepada Ibu Sri Mardiana S.E MM. dosen
pengampu mata kuliah sosiologi ekonomi. Berkat tugas yang diberikan ini, dapat
menambah wawasan kami berkaitan dengan topik yang diberikan. Kami juga
mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang
membantu dalam proses penyusunan makalah ini.

Kami menyadari bahwa dalam penyusunan dan penulisan makalah ini, masih terdapat
banyak kesalahan. Oleh karena itu kami memohon maaf atas kesalahan dan
ketidaksempurnaan yang pembaca temukan dalam makalah ini. Kami juga berharap
adanya feedback/masukan baik itu kritik ataupun saran dari pembaca apabila
menemukan kesalahan dalam makalah ini, begitulah sepatah kata dari kami, kami
ucapkan terima kasih.

Pamulang, 9 Juni 2022

Penulis

Universitas Pamulang (UNPAM) Jl. Surya Kencana No.1, Pamulang Bar., Kec. Pamulang,
Kota Tangerang Selatan, Banten 15417
DAFTAR ISI
JUDUL

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI. .................................................................................................. ii

BAB 1 PENDAHULUAN. .................................................................................. 1

1.1 LATAR BELAKANG ................................................................................... 1

1.2 .RUMUSAN MASALAH ............................................................................... 2

1.3 TUJUAN .................................................................................................... 3

BAB 2 PEMBAHASAN. .................................................................................... 4

2.1 PENGERTIAN GAYA HIDUP DAN KONSUMSI. .............................................. 4

2.2 PENGGOLONGAN KONSUMSI ..................................................................... 4

2.3 FAKTOR YANG MEMPENGARUHI GAYA HIDUP DAN KONSUMSI. ................. 5

2.4 PANDANGAN AHLI SOSIOLOGI TENTANG GAYA HIDUP DAN KONSUMSI . .... 6

2.5 FOKUS KAJIAN SOSIOLOGI TENTANG KONSUMSI. ...................................... 7

2.6 BUDAYA DAN KONSUMSI PADA MASYRAKAT PRA KAPITALIS. .................. 8

2.7 BUDAYA DAN KONSUMSI PADA MASYARAKAT KAPITALIS. ....................... 9

2.8 ASPEK DALAM GAYA HIDUP. .................................................................... 11

2.9 DAMPAK EKONOMI DARI GAYA HIDUP. ..................................................... 12

BAB 3 PENUTUP . ........................................................................................... 14

3.1 KESIMPULAN . .......................................................................................... 14

ii

Universitas Pamulang (UNPAM) Jl. Surya Kencana No.1, Pamulang Bar., Kec. Pamulang,
Kota Tangerang Selatan, Banten 15417
3.2 SARAN. ..................................................................................................... 15

DAFTAR PUSTAKA. ....................................................................................... 16

Universitas Pamulang (UNPAM) Jl. Surya Kencana No.1, Pamulang Bar., Kec. Pamulang,
Kota Tangerang Selatan, Banten 15417
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Konsumsi dalam pandangan sosiologi sebagai masalah selera, identitas, atau gaya
hidup maksudnya terkait kepada aspek-aspek sosial budaya. Sosiolog memandang
dari segi selera sebagai sesuatu yang dapat berubah, difokuskan pada kualitas
simbolik dari barang (maksudnya jika di lihat orang menjadi menarik dan modis),
dan tergantung dari persepsi tentang selera orang lain.

Konsumsi adalah kegiatan atau tindakan mempergunakan komoditas barang atau


jasa untuk memenuhi keinginan, dengan cara atau sikap yang umum, yang
dipengaruhi oleh struktur dan pranata sosial di sekitarnya. Skemanya adalah :

Struktur dan Pola cara dan sikap Pranata Sosial dalam kegiatan konsumsi.

Kegiatan konsumsi adalah tindakan atau kegiatan mempergunakan barang/jasa, di


mana tindakan itu didasarkan pada makna subjektif, rasionalitas, emosi dan motif
tertentu dari individu agar di mengerti dan dipahami oleh orang lain.

Gaya Hidup (Bahasa Inggris: lifestyle) adalah bagian dari kebutuhan sekunder
manusia yang bisa berubah bergantung zaman atau keinginan seseorang untuk
mengubah gaya hidupnya. Istilah gaya hidup pada awalnya dibuat oleh psikolog
Austria, Alfred Adler dan Ferdinand the Bull, pada tahun 1929. Pengertiannya
yang lebih luas, sebagaimana dipahami pada hari ini, mulai digunakan sejak 1961.

Gaya hidup bisa dilihat dari cara berpakaian, kebiasaan, dan lain-lain. Gaya hidup
bisa dinilai relatif tergantung penilaian dari orang lain. Gaya hidup juga bisa
dijadikan contoh dan juga bisa dijadikan hal tabu. Contoh gaya hidup baik: makan
dan istirahat secara teratur, makan makanan 4 sehat 5 sempurna, dan lain-lain.
Contoh gaya hidup tidak baik: berbicara tidak sepatutnya, makan sembarangan,
dan lain-lain

Universitas Pamulang (UNPAM) Jl. Surya Kencana No.1, Pamulang Bar., Kec. Pamulang,
Kota Tangerang Selatan, Banten 15417
Sosiologi konsumsi dapat didefinisikan :

1. Suatu kajian yang mempelajari hubungan antara masyarakat yang didalamnya


terjadi interaksi sosial dengan konsumsi.

2. Pendekatan sosiologis yang diterapkan pada fenomena konsumsi.

Sosiologi konsumsi sebagai kajian dapat dilihat bagimana masyarakat


mempengaruhi konsumsi dan bagaimana konsumsi mempengaruhi masyarakat.
Masyarakat sebagai realitas eksternal akan menunutun individu dalam
menentukan apa yang boleh dikonsumsi, bagaimana cara mengkonsumsinya dan
dimana dapat mengkonsumsi.

Sebagai pendekatan sosiologi terdiri dari konsep, variabel, teori dan metode yang
digunakan sosiologi untuk memahami kenyataan sosial. Konsep sosiologis
merupakan konsep yang di gunakan untuk menunjukan sesuatu dalam konteks
akademik. Variabel merupakn konsep yang memiliki variasi nilai sedangkan teori
merupakan abstraksi dari kenyataan yang menyatakan hubungan sistematis antara
fenomena sosial.

1.2.Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian di atas Maka pertanyaan makalah dapat dirumuskan sebagai


berikut :

1. Apa Pengertian Dari Konsumsi ?

2. Penggolongan Konsumsi dalam ?

3. Faktor faktor dari Konsumsi ?

4. Pandangan Para Ahli Sosiologi Tentang Konsumsi ?

5. Fenomena Konsumsi ?

Universitas Pamulang (UNPAM) Jl. Surya Kencana No.1, Pamulang Bar., Kec. Pamulang,
Kota Tangerang Selatan, Banten 15417
6. Konsumsi Masyarakat Pra kapitalis dengan Kapitalis ?

7. Karakteristik dari Budaya Konsumen ?

1.3. Tujuan

Berdasarkan latar belakang masalah dan rumusan masalah, maka tujuan dari
makalah ini adalah :

1. Untuk mengetahui Pengertian Dari Konsumsi

2. Untuk mengetahui Penggolongan Konsumsi

3. Untuk mengetahui Faktor faktor dari Konsumsi

4. Untuk mengetahui Pandangan Para Ahli Sosiologi Tentang Konsumsi

5. Untuk mengetahui Fenomena Konsumsi

6. Untuk mengetahui Konsumsi Masyarakat Pra kapitalis dengan Kapitalis

7. Untuk Mengetahui Karakteristik Dari Budaya Konsumen

Universitas Pamulang (UNPAM) Jl. Surya Kencana No.1, Pamulang Bar., Kec. Pamulang,
Kota Tangerang Selatan, Banten 15417
3

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Gaya Hidup dan Konsumsi

Dalam sosiologi, konsumsi tidak hanya dipandang bukan sekedar pemenuh


kebutuhan yang bersifat fisik dan biologis manusia, tetapi berkaitan dengan aspek-
aspek social budaya. Konsumsi berhubungan dengan masalah selera, identitas, atau
gaya hidup. Menurut ekonom, selera sebagai suatau yang stabil, difokuskan pada nilai
guna., dibentuk secara individu, dan dipandang sebagai suatau yang eksogen.
Sedangkan menurut sosiolog, selera sebagai suatau yang dapat berubah, difokuskan
pada suatu kualitas simbolik suatau barang, dan tergantung persepsi selera orang lain.

2.2 Penggolongan Konsumsi

Adapun konsumsi dapat digolongkan dalam 2 bagian, yaitu :

1. Konsumsi langsung dan konsumsi tak langsung. Konsumsi langsung merupakan


pengkonsumsian barang yang langsung dilakukan oleh penggguna barang dan jasa
untuk memenuhi kebutuhannya. Contohnya, makanan, minuman, dan pakaian yang
langsung dipakai oleh pengguna.

2. Konsumsi tak langsung merupakan pemakaian benda konsumsi berupa barang dan
jasa yang tidak secara langsung digunakan untuk memenuhi kebutuhan pengguna
barang. Contohnya, pembelian bahan baku pabrik yang akan diproses lebih lanjut
untuk keperluan penciptaan barang. Pembelian bahan baku dapat dikategorikan
sebagai tindakan konsumsi, tetapi bukan merupakan konsumsi langsung.

Universitas Pamulang (UNPAM) Jl. Surya Kencana No.1, Pamulang Bar., Kec. Pamulang,
Kota Tangerang Selatan, Banten 15417
4

2.3 Faktor Yang Mempengaruhi Gaya Hidup dan Konsumsi

1. Sebuah Sikap

Sikap berarti suatu keadaan jiwa dan keadaan yang dipikirkan yang
dipersiapkan untuk memberikan tanggapan terhadap suatu objek yang
diorganisasi melalui pengalaman dan pengaruh secara langsung

2. Pengalaman dan Pengamatan

Pengalaman dapat mempengaruhi pengamatan sosial dalam tingkah laku,


pengalaman dapat diperoleh dari semua tindakannya selama 1 tahun lalu dan
dapat dipelajari, melalui belajar orang akan memperoleh pengalaman. Hasil
dari pengalaman sosial akan dapat membentuk pandangan terhadap suatu
objek.

3. Kepribadian

Personality adalah karakteristik individu dan cara berperilaku yang


menentukan perbedaan perilaku dari setiap individu.

4. Konsep Diri

Konsep diri menjadi pendekatan yang dikenal luas untuk menggambarkan


hubungan antara konsep diri konsumen dengan citra merek.

5. Motif

Perilaku individu muncul karena adanya motif kebutuhan untuk merasa aman
dan kebutuhan terhadap prestise merupakan beberapa contoh tentang motif.

Universitas Pamulang (UNPAM) Jl. Surya Kencana No.1, Pamulang Bar., Kec. Pamulang,
Kota Tangerang Selatan, Banten 15417
5

6. Persepsi

Persepsi adalah proses di mana memilih, mengatur, dan menginterpretasikan


informasi untuk membentuk suatu gambar yang terkait dengan dunia.

2.4 Pandangan Para Ahli Sosiologi Tentang Gaya Hidup & Konsumsi

Weber ([1922 1978)] berpendapat bahwa selera merupakan pengikat


kelompok dalam (ingroup). Actor-aktor kolektif berkompetisi dalam penggunaan
barang-barang simbolik. Keberhasilan dalam berkompetisi ditandai dengan
kemampuan untuk memonopoli sumber budaya, sehingga akan meningkatkan prestis
dan solidaritas kelompok dalam.

Sedangkan Veblen ([1899] 1973) memandang selera sebagai senjata untuk


berkompetisi. Kompetisi tersebut berlangsung antar pribadi. Antara seorang dengan
orang lain. Hal ini tercermin dalam masyarakat modern yang menganggap selera
orang dalam mengkonsumsi suatu barang akan dapat melihat selera dasar dan
penghargaan yang didapat .

Simmel ([1907]1978:323) mengatakan bahwa ego akan runtuh dalam kehilangan


dimensinya jika ia tidak dikelilingi oleh objek eksternal yang menajdi ekspresi dari
kecenderungannya, kekuatannya dan cara individualnya karena mereka mematuhinya,
atau dengan kata lain miliknya.

Menurut Piliang (1998: 208) gaya hidup adalah kombinasi serta


totalitas cara, kebiasaan, pilihan yang dilandasi sistem nilai atau kepercayaan
tertentu. Sistem nilai tersebut merupakan penilaian seseorang, pengamatan dan
cara pandang akan suatu value berperan pada identitas atau gaya hidup seseorang.

Universitas Pamulang (UNPAM) Jl. Surya Kencana No.1, Pamulang Bar., Kec. Pamulang,
Kota Tangerang Selatan, Banten 15417
Kepercayaan pada suatu paham, ide atau agama juga berpengaruh pada keputusan
seseorang dalam menentukan gaya hidup, begitu juga perkembangan zaman dan
lingkungan yang kemudian muncul gaya hidup modern.

Menurut Engel, J.F, dan Paul W. Miniard (1994: 79-82) gaya hidup
modern adalah suatu sikap, perilaku, perbuatan dan tingkah laku yang sesuai
dengan tuntutan zaman serta didasarkan pada budaya, akal budi, serta pikiran
manusia. Sehingga muncul beberapa bentuk gaya hidup, pertama menjadikan
"status" sebagai sesuatu yang penting. Maksudnya bahwa status seseorang atau
keberadaan yang melekat di dalam dirinya ditandai dengan penampilan dan segala
yang dipakainya

2.5 Fokus Kajian Sosiologi tentang Konsumsi

Adapun fenomena - fenomena yang termasuk dalam fenomena konsumsi sebagai


berikut :

1.Masyarakat Konsumsi

2. Budaya dan Konsumsi

3. Perilaku Konsumsi

4. Waktu Luang

5. Gaya Hidup

6. Fashion

Universitas Pamulang (UNPAM) Jl. Surya Kencana No.1, Pamulang Bar., Kec. Pamulang,
Kota Tangerang Selatan, Banten 15417
7. Pariwara

8. Belanja : Sandang, Pangan, Minuman dan Rumah

9. Turisme

10. Ideologi Konsumsi (Liberal, Kapitalis, Komunis, Islam)

11. Politik Konsumsi

12. Konsumsi dan Mobilitas Sosial

13. Konsumsi dan Perubahan Sosial

2.6 Budaya dan Konsumsi Pada Masyarakat Pra kapitalis

Menurut Don Slater : bahwa konsumsi selalu dan di manapun dipandang sebagai suatu
proses budaya. Konsumsi benda-benda tidak hanya sekedar memenuhi kebutuhan
fisik-biologis semata, tetapi juga berkaitan dengan manfaat benda-benda atau obyek-
obyek secara sosial budaya.

Dengan kata lain, kehidupan sosial individu-individu tidak terlepas dari hubungan
dengan benda-benda yang diberi nilai pemaknaannya. Dalam kaitannya dengan
pendapat Lury serta Douglas dan Isherwood tersebut, terdapat beberapa pemaknaan
sosial terhadap konsumsi benda-benda dalam kehidupan sosial masyarakat pra-
kapitalis:

1. Konsumsi Sebagai Pembeda antara Kehidupan Profan dan Kehidupan Suci.

Universitas Pamulang (UNPAM) Jl. Surya Kencana No.1, Pamulang Bar., Kec. Pamulang,
Kota Tangerang Selatan, Banten 15417
Misalnya mengkonsumsi buah yang ada di atas meja makan mempunyai
makna sebagai konsumsi dalam dunia profan, konsumsi dalam kehidupan
keseharian. Sedangkan keranjang buah yang diletakkan di bawah pohon
rindang yang besar dan angker yang biasa disebut dengan sesajen merupakan
konsumsi di kehidupan suci atau di kehidupan Sakral.

2. Konsumsi Sebagai Identitas

Rutherford (1990) dalam bukunya “identity: Community, Culture, Diference”


menyatakan bahwa identitas merupakan mata rantai masa lalu yang
hubungan-hubungan sosial, kultural dan ekonomi dalam ruang dan waktu
suatu masyarakat hidup.

Oleh karena itu identitas seseorang berkaitan dengan aspek sosial, budaya,
ekonomi dan politik dari kehidupan pada konteks ruang dan waktu. Karena
identitas berkait dengan konteks ruang dan waktu maka identitas tersebut
dimiliki bersama dengan orang lain dalam konteks ruang dan waktu yang sama
(inklusi) tetapi disisi lain terjadi eksklusi, yaitu mengeluarkan orang atau
kelompok orang dari suatu kelompok identitas, karena perbedaan ruang dan
waktu

3. Konsumsi sebagai Stratifikasi Sosial.

Stratifikasi Sosial didefinisikan sebagai penggolongan individu secara vertikal


berdasarkan status yang dimiliki. Dalam dunia keseharian, status dapat
merupakan sesuatu yang diusahakan atau juga dapat merupakan sebagai
sesuatu yang diwariskan. Status yang diusahakan (achieved status) adalah
statu yang dicapai melalui usaha atau perjuangan dari individu atau suatu
kelompok dalam masyarakat.

Universitas Pamulang (UNPAM) Jl. Surya Kencana No.1, Pamulang Bar., Kec. Pamulang,
Kota Tangerang Selatan, Banten 15417
Sedangkan status yang diwarisi (ascribed status) merupakan status yang
disebabkan oleh kelahiran seseorang dari orang yang berasal dari kelompok
tertentu. Dengan adanya Sratifikasi Sosial, maka tidak akan sama konsumsi
wasit, pelatih, pemain atau penonton dalam lapangan, dan tidak akan sama
juga konsumsi direktur, kepala bagian, karyawan, atasan dan bawahan di
sebuah kantor.

2.7 Budaya dan Konsumsi Pada Masyarakat Kapitalis.

Konsumsi pada era ini dianggap sebagai suatu respon terhadap dorongan
homogenisasi dari mekanisasi dan teknologi. Orang-orang mulai menjadikan
konsumsi sebagai upaya ekspresi diri yang penting, bahasa umum yang kita gunakan
untuk mengkomunikasikan dan menginterpretasi tanda-tanda budaya (kampunngan).

Kapitalisme adalah suatu sistem dinamis dimana mekanisme yang didorong oleh laba
mengarah pada resolusi yang terus berlanjut atas sarana produksi dan pembentukan
pasar baru. Ada indikasi ekspansi besar-besaran dalam kapasitas produksi kaum
kapitalis (pemegang modal).

Dengan mengikuti perkembangan kapitalisme, ketika berkualitas atau tidaknya suatu


barang ditentukan oleh mahal atau tidaknya suatu barang itu, bukan nilai produk
tersebut yang menentukan, melainkan nilai uang lah yang menentukan, karena uang
adalah simbol kapitalisme.

10

Universitas Pamulang (UNPAM) Jl. Surya Kencana No.1, Pamulang Bar., Kec. Pamulang,
Kota Tangerang Selatan, Banten 15417
Budaya konsumen kapitalis dikaitkan dengan meningkatnya kebutuhan manusia
untuk mengonsumsi yang bukan disebabkan semata-mata karena fungsi dan manfaat
barang (produk), melainkan ada aspek lain yakni emosi dan larutnya individu dalam
budaya massa dan popular yang dipicu oleh iklan dan rayuan untuk membeli
komoditas yang dilakukan dengan massif. Jadi, budaya konsumen adalah jenis dari
“budaya materi”, hal ini dikarenakan watak universal manusia yang berusaha
mencukupi kebutuhan materialnya.

2.8 Aspek dalam Gaya Hidup

Menurut John dan Bonfield, gaya hidup dibagi dalam lima kelompok
positivism self confidence, libelarism cosmopolitanism, frustration, home family
orientation, community involvement. Gaya hidup pada dasarnya terdiri dari pola
konsumsi makanan, olahraga, optimalisasi aktifitas yang berhubungan dengan mental
maupun spiritual. Secara elaboratif aspek dalam gaya hidup meliputi hubungan
personal, mobilitas, refreshing, aktifitas bekerja, dan komunitas (Maria,2011: 8-9).

Sedangkan Jakson (2005: 78) membagi tiga bagian indikator dari gaya hidup
yaitu, pertama, aspek dasar atau suatu hal yang wajib ada: survive, kesehatan,
reproduksi, persahabatan, dan keamanan. Kedua, aspek sosial: cara komunikasi dalam
hal kepentingan sosial, dimensi psikologis dan budaya hidup. Ketiga, aspek praktek
sosial: kebiasaan atau rutinitas tugas, aktifitas sehari-hari dalam hidup.

Gaya hidup sehat merupakan usaha menerapkan kebiasaan baik dalam rangka
menunjang serta menjaga kesehatan tubuh sekaligus menghindar dari kebiasaan
buruk. Mengkonsumsi makanan sehat, olahraga teratur, menghindari stress, menjauhi
narkotika dan sejensis zat adiktif lainnya, serta tidak melakukan hubungan seksual di
luar nikah (http://www.promosikesehatan.com).

11

Universitas Pamulang (UNPAM) Jl. Surya Kencana No.1, Pamulang Bar., Kec. Pamulang,
Kota Tangerang Selatan, Banten 15417
Jadi gaya hidup merupakan perilaku seseorang yang ditunjukkan dalam
aktifitas, minat, serta opini terlebih yang berhubungan dengan citra diri untuk
menunjukkan status sosialnya. Gaya hidup pada penelitian ini secara spesifik terkait
pola hidup manusia dalam mengkonsumsi simbol atau tanda di sekitarnya demi citra
maupun status sosialnya.

2.9 Dampak Ekonomi dari Gaya Hidup

Produsen yang berhasil adalah produsen yang mengetahui dan mengikuti


perkembangan selera dari konsumen. Perkembangan kelas menengah santri telah pula
menyebabkan menjamurnya rumah-rumah mode yang khusus memperlihatkan busana
muslim dan muslimah seperti Ida Royani serta menjamurnya jumlah penerbit seperti
“Gema Insani Press” dan “ Salahuddin”.

Konsekuensinya dari hal tersebut adalah berkembangnya toko-toko yang khusus


menjual produk-produk yang berhubungan dengan (simbol-simbol) keagamaan.
Selain itu, munculnya tawaran-tawaran baru berumrah ke Mekkah atau berziarah ke
tempat yang ada hubungannya dengan sejarah Islam. Semua itu dapat dipandang
sebagai dampak ekonomi dari perkembangan gaya hidup dari kelas menengah santri
Indonesia.

Sedangkan dampak ekonomi dari perkembangan gaya hidup dari kelas menengah
abangan adalah muncul dan membesarnya kelompok perusahaan pasar swalayan
seperti Matahari, Borobudur dan lainnya, dimana tidak hanya menjual barang-barang
yang diproduksi untuk konsumsi dalam negeri tetapi juga menyajikan barang yang
berkualitas ekspor.

12

Universitas Pamulang (UNPAM) Jl. Surya Kencana No.1, Pamulang Bar., Kec. Pamulang,
Kota Tangerang Selatan, Banten 15417
Kemudian banyak muncul bioskop twenty-one, pesatnya perkembangan media massa
yang melakukan spesialisasi dan ekspansi pasar seperti Gramedia. Lajunya
pertumbuhan dan perkembangan bank-bank swasta seperti BCA dan Danamon.

Suburnya pertumbuhan pusat-pusat “kesegaran jasmani” yang menawarkan sejumlah


aktivitas fisik yang dapat mempercantik dan memperindah tubuh seperti senam
dengan berbagai macam jenisnya mulai dari tradisional sampai modern. Gerakan
mempercantik tubuh ini berkembang seiring dengan arus informasi yang digulirkan
lewat media komunikasi yang berskala internasional dan nasional, dimana menggiring
peminatnya pada suatu opini tentang apa itu cantik, indah, molek, anggun dan lainnya.

13

Universitas Pamulang (UNPAM) Jl. Surya Kencana No.1, Pamulang Bar., Kec. Pamulang,
Kota Tangerang Selatan, Banten 15417
BAB III

PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Konsumsi berhubungan dengan masalah selera, identitas dan gaya hidup.


Konsumsi dapat membentuk identitas seseorang dari barang-barang simbolis yang ia
konsumsi. Hubungan antara konsumsi dan gaya hidup terbentuk ketika kita melihat
seseorang dalam mengkonsumsi suatu barang maka akan terlihat bagaimana gaya
hidup mereka.

Konsumsi adalah bagian yang tidak terpisahkan dari kegiatan ekonomi yang
dilakukan oleh manusia. Seseorang yang melakukan kegiatan konsumsi, umumnya
disebut sebagai konsumen, sedangkan produk-produk yang dikonsumsi merupakan
barang maupun jasa yang ditawarkan oleh produsen kepada konsumen. begitu juga
menurut Gregory Mankiw (2007) Pengertian konsumsi adalah pembelanjaan barang
dan jasa oleh rumah tangga. Yang dimaksud dengan barang adalah barang rumah
tangga yang sifatnya tahan lama meliputi, perlengkapan, kendaraan, dan barang yang
tidak tahan lama, contohnya makanan dan pakaian. Kehidupan sosial individu-
individu tidak terlepas dari hubungan dengan benda-benda yang diberi nilai
pemaknaannya.

udaya konsumen merupakan istilah yang menyangkut tidak hanya perilaku konsumsi,
tetapi adanya suatu proses reorganisasi bentuk dan isi produksi simbolik di dalamnya.
Perilaku di sini bukan sebatas perilaku konsumen dalam artian pasif. Namun,
merupakan bentuk konsumsi produktif, yang menjanjikan kehidupan pribadi yang
indah dan memuaskan, menemukan kepribadian melalui perubahan diri dan gaya
hidup. Budaya konsumen menekankan adanya suatu tempat di mana kesan
memainkan peranan utama

14

Universitas Pamulang (UNPAM) Jl. Surya Kencana No.1, Pamulang Bar., Kec. Pamulang,
Kota Tangerang Selatan, Banten 15417
3.2. Saran

Dalam makalah ini diharapkan kepada pembaca agar mencermati serta memahami
makna dari gaya hidup dan konsumsi, pengakajiannya, penerapannya secara
mendalam untuk menambah wawasan yang dipelajari hasil hasil karya pada
kehidupan masyarakat.

Untuk mahasiswa agar lebih rasional dan cermat dalam melakukan konsumsi dan
gaya hidup, yaitu untuk terlebih dahulu memenuhi kebutuhannya daripada
keinginannya.

15

Universitas Pamulang (UNPAM) Jl. Surya Kencana No.1, Pamulang Bar., Kec. Pamulang,
Kota Tangerang Selatan, Banten 15417
DAFTAR PUSTAKA

Http://id.wikipedia.org/wiki/Perilaku_konsumen

Http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/26286/4/Chapter%20ii.pdf

Http://muthiadewi28.blogspot.com/2011/10/makalah-tentang-perilaki-konsumen-
dalam.

Html Barker, Chris. 2004. Cultural Studies. Bantul : Kreasi Wacana

Sutisna. 2002. Perilaku Konsumen dan Komunikasi Pemasaran. Bandung : PT.


Remaja Rosdakarya.

Https://sosiologibudaya.wordpress.com/2011/05/17/budaya-konsumen/#more-133

Http://eprints.undip.ac.id/9820/1/POSMODERNISME_DAN_BUDAYA_KONSU
MEN.com

Magnis Suseno, Frans. 2991. Pemikran Karl Marx. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka
Utama

Ritzer, George. 2995. Teori Sosiologi. Jogjakarta : Kreasi Wacana

16

Universitas Pamulang (UNPAM) Jl. Surya Kencana No.1, Pamulang Bar., Kec. Pamulang,
Kota Tangerang Selatan, Banten 15417

Anda mungkin juga menyukai