Anda di halaman 1dari 26

MAKALAH PENDIDIKAN DAN PROMOSI KESEHATAN

PERUBAHAN SOSIAL BUDAYA

Dosen Pengampu: Asri Indah Aryani, SKM, M.Kes.

Disusun Oleh:

1. Mila Nurjannah Suryana (P1337430319006)


2. Shehnaz Merinda (P1337430319008)
3. Selvy Ayu Wardana (P1337430319024)
4. Adisty Bunga Hastikasari (P1337430319028)
5. Sadewa Bagas Amarillys (P1337430319036)
6. Agam Maulana Fazri (P1337430319048)
7. Diky Candra (P1337430319054)
8. Danial Fergian Muhammad (P1337430319084)

2B/KELOMPOK 2

PRODI RADIOLOGI PURWOKERTO PROGRAM DIPLOMA III

1
JURUSAN TEKNIK RADIODIAGNOSTIK DAN RADIOTERAPI

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SEMARANG

TAHUN 2021

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT, dengan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga kami di beri kesempatan untuk menyelesaikan makalah ini yang berjudul “
MakalahPerubahan Sosial Budaya”.

Selanjutnya ucapan terima kasih kami ucapkan kepada Bapak/Ibu dosen pembimbing
yang telah memberikan bimbingan kepada kami dan teman-teman yang telah memberi
dukungan dalam menyelesaikan makalah ini.

Kami sebagai penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih terdapat
banyak kekurangan. Oleh sebab itu, kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang
membangun.Semoga dengan selesainya makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan
teman-teman. Aamiin…

Purwokerto, 6 Maret 2021

Penulis

2
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL …………………………………………………………………… 1

KATA PENGANTAR……………………………………………….………………….. 2

DAFTAR ISI ……………………………………………………………………………. 3

BAB 1 PENDAHULUAN………………………………………………………………. 4

A. Latar Belakang ……………………………………………….………………….. 4


B. Rumusan Masalah ……………………………………………………………….. 6
C. Tujuan Penulisan ……………………………………………………………….... 6

BAB 2 PEMBAHASAN………………………………………………………………… 7

A. Pengertian Pengertian Sosial Budaya……………………………………......... .. 7


B. Teori-teori Perubahan Sosial Budaya…………………………………………….. 8
C. Ciri- cirri perubahan sosial ………………………………………………………. 9
D. Bentuk – bentuk perubahan sosial budaya …………………………………….... 10
E. Faktor yang menyebabkan perubahan sosial budaya ……………………………. 12
F. Proses perubahan sosial budaya ………………………………………………..... 14
G. Dampak perubahan sosial budaya ……………………………………………...... 16
H. Hubungan antara perunahan sosial dan budaya………………………………….. 17
I. Sikap kritis masyarakat terhadap perubahan sosial dan budaya ………………... 18
J. Strategi perubahan perilaku ……………………………………………………... 19
K. Faktor sosial budaya yang mempengaruhi perilaku kesehatan masyarakat .......... 20
L. Pandangan masyarakat dalam memelihara kesehatan ........................................... 21
M. Peran tenaga kesehatan dalam mengubah perilaku masyarakat ………………… 22

BAB 3 PENUTUP…………………….………………………………………………… 25

A. Kesimpulan ……………………………..………………………………………. 25
B. Saran ……………………………………..……………………………………... 25

DAFTAR PUSTAKA ……………………………..…………………………………… 26

3
BAB 1

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Setiap masyarakat manusia selama hidup pasti mengalami perubahan-
perubahan.Perubahan mana dapat berupa perubahan yang tidak menarik dalam arti
kurang mencolok. Ada pula perubahan-perubahan yang pengaruhnya terbatas maupun
yang luas, serta ada pula perubahan-perubahan yang lambat sekali, akan tetapi ada
juga yang berjalan dengan cepat. Perubahan-perubahan hanya akan dapat
diketemukan oleh seseorang yang sempat meneliti susunan dan kehidupan suatu
masyarakat pada suatu waktu dan membandingkannya dengan susunan dan kehidupan
masyarakat tersebut pada waktu yang lampau. Seseorang yang tidak dapat menelaah
susunan dan kehidupan masyarakat desa di indonesia misalnya, akan berpendapat
bahwa masyarakat tersebut statis , tidak maju dan tidak berubah. Pernyataan demikian
didasarkan pada pandangan sepintas yang tentu saja kurang mendalam dan kurang
teliti.Karena tidak ada suatu masyarakat pun yang berhenti pada suatu titik tertentu
sepanjang masa. Orang orang desa sudah mengenal perdagangan, alat-alat transport
modern, bahkan dapat mengakui berita-berita menggenai daerah lain melalui radio,
televisi, dan sebagainya yang kesemuanya belum dikenal sebelumnya.
Perubahan-perubahan masyarakat dapat mengenai nilai-nilai sosial, norma-
norma sosial, pola-pola prilaku organisasi, susunan lembaga kemasyarakatan, lapisan-
lapisan dalam masyarakat, kekuasaan dan wewenang, interaksi sosial dan lain
sebagainya. Karena luasnya bidang dimana mungkin terjadi perubahan-perubahan
tersebut maka bilamana seseorang hendak membuat penelitian perlulah terlebih
dahulu ditentukan secara tegas, perubahan apa yang dimaksudnya dasar penelitiannya
mungkin tak akan jelas, apabila hal tersebut tidak dikemukakan terlebih dahulu.
Perubahan-perubahan yang terjadi pada masyarakat dunia dewasa ini
merupakan gejala yang normal. Pengaruhnya bisa menjalar dengan cepat ke bagian-
bagian dunia lain berkat adanya komunikasi modern. Penemuan-penemuan baru di
bidang teknologi yang terjadi di suatu tempat, dengan cepat dapat diketahui oleh
masyarakat lain yang berada jauh dari tempat tersebut.
Perubahan dalam masyarakat memang telah ada sejak zaman dahulu.Namun
dewasa ini perubahan-perubahan tersebut berjalan dengan sangat cepatnya, sehingga

4
membingungkan manusia yang menghadapinya.Perubahan-perubahan sering berjalan
secara konstan.Ia tersebut memang terikat oleh waktu dan tempat.Akan tetapi karena
sifatnya yang berantai, maka perubahan terlihat berlangsung terus, walau diselingi
keadaan di mana masyarakat mengadakan reorganisasi unsur-unsur struktur
masyarakat yang terkena perubahan.
Dengan diakuinya dinamika sebagai inti jiwa masyarakat banyak sosiolog
modern yang mencurahkan perhatiannya pada masalah-masalah perubahan sosial dan
kebudayaan dalam masyarakat.Masalah tersebut menjadi lebih penting lagi dalam
hubungannya dengan pembangunan ekonomi yang di usahakan oleh banyak
masyarakat Negara-negara yang memperoleh kemerdekaan politiknya setelah perang
dunia II. Sebagian besar ahli ekonomi mula-mula mengira bahwa suatu masyarakat
akan dapat membangun ekonominya dengan cepat, apabila telah dicukupi dan
dipenuhi syarat-syarat yang khusus diperlukan dalam bidang ekonomi. Akan tetapi
pengalaman mereka yang berniat untuk mengadakan pembangunan ekonomi dalam
masyarakat-masyarakat yang baru mulai dengan pembangunan terbukti bahwa syarat-
syarat ekonomis saja tak cukup untuk melancarkan pembangunan.Di samping itu
diperlukan pula perubahan-perubahan masyarakat yang dapat menetralisasi faktor-
faktor kemasyarakatan yang mengalami perkembangan.Hal ini dapat memperkuat
atau menciptakan factor-faktor yang dapat mendukung pembangunan tersebut.
Sebaliknya, perlu diketahui terlebih dahulu perubahan-perubahan di bidang manakah
yang akan terjadi nanti sabagai akibat dari pembangunan ekonomi dalam masyarakat.
Perubahan-perubahan di luar bidang ekonomi tidak dapat dihindarkan karena setiap
perubahan dalam suatu lembaga kemasyarakatan akan mengakibatkan pula
perubahan-perubahan di dalam lembaga-lembaga kemasyarakatan yang lainnya. Pada
lembaga-lembaga kemasyarakatan tersebut selalu terkait proses saling mempengaruhi
secara timbal balik.
Para sosiologi pernah mengadakan klasifikasi antara masyarakat-masyarakat
statis dan dinamis.Masyarakat yang statis adalah masyarakat yang sedikit sekali
mengalami perubahan dan berjalan lambat.Masyarakat yang dinamis adalah
masyarakat yang mengalami berbagai perubahan dengan cepat.Jadi setiap masyarakat,
pada suatu masa dapat dianggap sebagai masyarakat yang statis.Sedangkan pada
masyarakat yang lainya, dianggap sebagai masyarakat yang dinamis.Perubahan-
perubahan bukanlah semata-mata berarti suatu kemajuan (progress) namun dapat pula
berarti kemunduran dari bidang-bidang kehidupan tertentu.
5
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa pengertian perubahan sosial budaya?
2. Apa saja teori – teori perubahan sosial?
3. Apa saja ciri perubahan sosial?
4. Apa saja bentuk – bentuk perubahan sosial budaya?
5. Apa saja faktor yang menyebabkan perubahan sosial budaya?
6. Bagaimana proses perubahan sosial budaya?
7. Apa saja dampak perubahan sosial budaya?
8. Apa saja hubungan antara perubahan sosial dan budaya?
9. Apa saja sikap kritis masyarakat terhadap perubahan sosial dan budaya?
10. Apa saja strategi perubahan perilaku?
11. Apa faktor sosial budaya yang mempengaruhi perilaku kesehatan masyarakat?
12. Bagaimana pandangan masyarakat dalam memelihara kesehatan?
13. Apa peran tenaga kesehatan dalam mengubah prilaku masyarakat?

C. TUJUAN PENULISAN
1. Mengetahui pengertian perubahan social budaya.
2. Mengetahui teori-teori perubahan sosial.
3. Mengetahui ciri perubahan sosial.
4. Mengetahui bentuk bentuk perubahan sosial budaya.
5. Mengetahui faktor yang menyebabkan perubahan sosial budaya.
6. Mengetahui proses perubahan sosial budaya.
7. Mengetahui dampak perubahan sosial budaya.
8. Mengetahui hubungan antara perunahan sosial dan budaya.
9. Mengetahui sikap kritis masyarakat terhadap perubahan sosial dan budaya.
10. Mengetahui apa saja strategi perubahan perilaku.
11. Mengetahui faktor sosial budaya yang mempengaruhi perilaku kesehatan
masyarakat.
12. Mengetahui pandangan masyarakat dalam memelihara kesehatan.
13. Mengetahui peran tenaga kesehatan dalam mengubah prilaku masyarakat.

6
BAB II

PEMBAHASAN

1. Pengertian perubahan sosial budaya

Beberapa pakar mengemukakan pengertian perubahan sosial diantaranya


sebagaiberikut:

1. Menurut Selo Soemardjan, perubahan sosial adalah perubahan-perubahan yang


terjadi pada lembaga-lembaga kemasyarakatan di dalam suatu masyarakat
yang mempengaruhi sistem sosialnya. Unsur-unsur yang termasuk ke dalam
sistem sosial adalah nilai-nilai, sikap-sikap dan pola perilakunya diantara
kelompok-kelompok dalam masyarakat. Selain itu Kingsley davis
mendefinisikan perubahan sosial sebagai perubahan yang terjadi pada struktur
dan fungsi masyarakat.
2. William F Ogburn berusaha memberikan pengertian tertentu, walau tidak
memberi definisi tentang perubahan-perubahan sosial. Dia mengemukakan
ruang lingkup perubahan-perubahan sosial meliputi unsur-unsur kebudayaan
baik material maupun yang immaterial, yang ditekankan adalah pengaruh besar
unsur-unsur kebudayaan material terhadap unsur-unsur immaterial.
3. Mac iver lebih suka membedakan antara utilitarian elements dengan cultural
elements yang didasarkan pada kepentingan-kepentingan manusia yang primer
dan sekunder. Semua kegiatan dan ciptaan manusia dapat diklasifikasikan ke
dalam kedua kategori tersebut diatas. Sebuah mesin ketik, alat pencetak, atau
sistem keuangan, merupakan utilitarian elements, karena benda-benda tersebut
tidak langsung memenuhi kebutuhan-kebutuhan manusia, tetapi dapat dipakai
untuk memenuhi kebutuhannya. Utilitarian elements disebutnya civilization.
Artinya, semua mekanisme dan organisasi yang dibuat manusia dalam upaya
menguasai kondisi-kondisi kehidupannya, termasuk di dalamnya sistem-sistem
organisasi sosial, teknik dan alat-alat material. Pesawat telepon, jalan kereta
api, sekolah, hukum dan seterusnya dimasukan ke dalam golongan tersebut.
Cultur menurut Mac Iver adalah ekspresi jiwa yang terwujud dalam cara-cara
hidup dan berfikir, pergaulan hidup, seni kesusastraan, agama rekreasi dan

7
hiburan. Sebuah potret, novel, drama, film, permainan, filsafat dan sebagainya,
termasuk culture, karena hal-hal itu secara langsung memenuhi kebutuhan
manusia.
4. Gillin dan gillin mengatakan perubahan-perubahan sosial sebagai suatu variasi
dari cara-cara hidup yang telah diterima, baik karena perubahan-perubahan
kondisi geografis, kebudayaan material, komposisi penduduk ideologi maupun
karena adanya difusi ataupun penemuan-penemuan baru dalam masyarakat.
Secara singkat Samuel Koening mengatakan bahwa perubahan sosial menunjuk
pada modifikasi-modifikasi yang terjadi dalam pola-pola kehidupan manusia.
Dengan demikian, secara umum dapat disimpulkan bahwa perubahan sosial
adalah perubahan unsur-unsur sosial dalam masyarakat, sehingga terbentuk tata
kehidupan sosial yang baru dalam masyarakat. Perubahan dalam masyarakat
dapat mengenai nilai-nilai sosial, norma-norma sosial, pola-pola perilaku,
organisasi, susunan lembaga kemasyarakatan, lapisan-lapisan dalam
masyarakat, kekuasaan dan wewenang, interaksi sosial, dan lain sebagainya.
Perubahan budaya adalah perubahan unsur-unsur kebudayaan karena
perubahan pola pikir masyarakat sebagai pendukung kebudayaan.Unsur-unsur
kebudayaan yang berubah adalah sistem kepercayaan/religi, system mata
pencaharian hidup, sistem kemasyarakatan, sistem peralatan hidup dan
tehnologi, bahasa, kesenian, serta ilmu pengetahuan.

2. Teori-teori perubahan sosial.


Para ahli filsafat, sejarah, ekonomi dan para sosiolog telah mencoba untuk
merumuskan prinsip-prinsip atau hukum-hukum perubahan-perubahan sosial.Banyak
yang berpendapat bahwa kecenderungan terjadinya perubahan-perubahan social
merupakan gejala wajar yang timbul dari pergaulan hidup manusia.
Yang lain berpendapat bahwa perubahan sosial terjadi karena adanya
perubahan dalam unsur-unsur yang mempertahankan keseimbangan masyarakat
seperti misalnya perubahan dalam unsur-unsur geografis, biologis, ekonomis, atau
kebudayaan. Kemudian ada pula yang berpendapat bahwa perubahan-perubahan
sosial bersifat periodik dan non periodik.Pokoknya, pendapat-pendapat tersebut pada
umumnya menyatakan bahwa perubahan merupakan lingkaran kejadian-kejadian.
Pitirim A. Sorokin berpendapat bahwa segenap usaha untuk mengemukakan bahwa
ada suatu kecenderungan yang tertentu dan tetap dalam perubahan-perubahan sosial
8
,tidak akan berhasil baik. Dia meragukan kebenaran akan adanya lingkaran-lingkaran
perubahan sosial tersebut. Akan tetapi perubahan-perubahan tetap ada, dan yang
paling penting adalah bahwa lingkaran terjadinya gejala-gejala sosial harus dipelajari,
karena dengan jalan tersebut barulah akan dapat diperoleh suatu generalisasi.
Beberapa sosiolog berpendapat bahwa ada kondisi-kondisi sosial premier yang
menyebabkan terjadinya perubahan.Misalnya kondisi-kondisi ekonomis, teknologis,
geografis, atau biologis menyebabkan terjadinya perubahan-perubahan pada aspek-
aspek kehidupan sosial lainya (William F. Ogburn menekankan pada kondisi
tekhnologis). Sebaliknya ada pula yang mengatakan bahwa semua kondisi tersebut
sama pentingnya, satu atau semua akan menghasilkan perubahan-perubahan sosial.
Untuk mendapatkan hasil sebagaimana diharapkan, hubungan antara kondisi
dan faktor-faktor tersebut harus diteliti terlebih dahulu.Penelitian yang obyektif akan
dapat memberikan hukum-hukum umum perubahan sosial dan kebudayaan,
disamping itu juga harus diperhatikan waktu serta tempatnya perubahan-perubahan
tersebut berlangsung.

3. Ciri perubahan sosial

Ciri perubahan sosial yaitu sebagai berikut:


a. Setiap masyarakat mengalami perubahan yang terjadi secara cepat atau secara
lambat
b. Perubahan pada lembaga kemasyarakatan tertentu akan diikuti perubahan lembaga
sosial lainnya, karena lembaga sosial bersifat independen, sehingga sulit mengisolasi
perubahan pada lembaga sosial tertentu saja, proses awal dan proses lanjut merupakan
suatu rantai yang tidak terputus.
c. Cepatnya perubahan sosial mengakibatkan disorganisasi yang bersifat sementara
karena berada dalam proses penyesuaian diri. Disorganisasi akan diikuti oleh
reorganisasi yang mencakup pemantapan kaidah dan nilai lain yang baru.
d. Perubahan tidak dapat dibatasi pada bidang kebendaan atau spiritual saja, karena
kedua bidang tersebut mempunyai kaitan timbal balik yang sangat kuat.
e. Secara tipologis perubahan sosial dikategorikan menjadi
1) Social process. The circulation of various rewards, facilities and personnel
in at existing structure.
2) Segmentation. The proliferation of structural units that do not differ
qualitatively from existing units.
3) Structural change. The emerge of qualitatively new complexes of roles and
organization.
4) Changes in group structure. The shift in the composition of group, the level
of consciousness of groups, and the relations among the groups in society.

9
Dari sini diketahui bahwa tidak mudah memisahkan antara perubahan sosial dalam
kehidupan sehari hari dengan kebudayaan, hal ini disebabkan tidak ada masyarakat
yang tidak memiliki kebudayaan yang tidak terjelma dalam suatu masyarakat.
Sehingga untuk kedua hal ini dapat ditemukan hubungan timbal balik sebagai sebab
akibat.

4. Bentuk – bentuk perubahan sosial budaya

Untuk bentuk perubahan sosial dan budayanya sendiri dibedakan menjadi 4, apa saja?

1. Dilihat dari Proses

a) Evolusi
Perubahan evolusi merupakan perubahan yang lama dengan diikuti perubahan
kecil. Pada evolusi, perubahan yang terjadi tanpa ada tekanan atau terjadi
dengan sendirinya, kenapa?
Karena raktya biasanya selalu berusaha menyesuaikan diri dengan keadaan
atau kondisi yangbaru timbul di lingkungannyaContoh : Perubahan dari
masyarakat tradisional ke modern.

b) Revolusi
Perubahan revolusi merupakan perubahan yang terjadi secara cepat dalam
dasar atau sendi-sendir pokok yang terdapat dalam masyarakat. Peubahan ini
dapat direncanakan terlebih dahulu dan biasanya harus ada pemimpin
kelompok masyarakat.Contoh : Revolusi industri.

2. Dilihat dari pengaruhnya

a) Pengaruh kecil

Merupakan perubahan yang kurang menghasilkan pengaruh langsung bagi


masyarakat, jadi tidaksampaimenghasilkankeributan.
Contoh : Perubahan model gaya rambut atau fashion.

b) Pengaruh besar

10
Merupakan perubahan yang membawa dampak besar dalam unsur-unsur
kehidupan masyarakat yang penting seperti stratifikasi sosial dan sebagainya.
Contoh : Industrialisasi.

3. Dilihat dari Penyebab

a) Perubahan yang dikehendaki


Perubahan yang dikehendaki merupakan perubahan yang sudah direncanakan
sebelumnya oleh pihak-pihak yang hendak melakukan perubahan dalam
masyarakat. Pihak yang menghendaki melakukan perubahan disebut agent of
change. Agent of Change merupakan orang kepercayaan atau pimpinan
lembaga masyarakat. Contoh : program Keluarga Berencana, imunisasi.

b) Perubahan yang tidak dikehendaki


Yang satu ini merupakan hal yang tidak bisa dalam kendali masyarakat
dan biasanya menghasilkan masalah yang memicu kendala dalam masyarakat.
Contoh : bencana alam.

4. Dilihat dari Hasil

a) Progress
Progress merupakan perubahan sosial yang sangat diharapkan masyarakat.
Perubahan yang membawa kemajuan ini menguntungkan masyarakat seperti
bergantinya masyarakat tradisional menjadi masyarakat modern
Contoh : penemuan alat komunikasi, transportasi.

b) Regres
Regres atau perubahan menuju kemunduran disebabkan oleh penggunanya itu
sendiri. Biasanya terjadi karena penyalahgunaan perangkat teknologi.
Contoh : Misal saja internet disalahgunakan untuk melakukan tindak kejahatan
atau mengakses situs yang tidak pantas.

5. Faktor yang menyebabkan perubahan sosial budaya


Soerjono Soekanto menyebutkan adanya faktor-faktor yang menyebabkan
terjadinya perubahan sosial dalam masyarakat.

11
a. Bertambah atau Berkurangnya Penduduk
Setiap anggota masyarakat pasti mengalami proses sosial, di antaranya adalah
interaksi sosial dan sosialisasi. Dengan begitu secara cepat maupun lambat
akan merubah pola pemikiran mereka dan tingkat pengetahuan yang akan lebih
mempercepat proses perubahan. Di samping itu, perubahan penduduk yang
ditandai dengan semakin bertambahnya jumlah penduduk pada suatu daerah
mengakibatkan kadar keramahtamahan akan menurun, kelompok sekunder
akan bertambah banyak jumlahnya, struktur kelembagaan menjadi lebih rumit,
dan bentuk-bentuk perubahan yang lainnya.
b. Penemuan-Penemuan Baru
Penemuan merupakan tambahan pengetahuan terhadap perbendaharaan
pengetahuan dunia yang telah diverifikasi. Penemuan menambahkan sesuatu
yang baru pada kebudayaan karena meskipun kenyataan tersebut sudah lama
ada, namun kenyataan itu baru menjadi bagian setelah kenyataan tersebut
ditemukan. Penemuan baru menjadi suatu faktor dalam perubahan sosial jika
hasil penemuan tersebut didayagunakan.
c. Konflik dalam Masyarakat
Sebagai proses sosial, konflik memang merupakan proses disosiatif, namun
tidak selalu berakibat negatif. Suatu konflik yang kemudian disadari akan
memecahkan ikatan social biasanya akan diikuti dengan proses akomodasi
yang justru akan menguatkan ikatan sosial. Jika demikian, biasanya akan
terbentuk suatu keadaan yang berbeda dengan keadaan sebelum terjadi konflik.
Konflik antarkelompok, misalnya konflik antarsuku bangsa yang terjadi di
Timika, Papua. Konflik tersebut telah menimbulkan kerusakan, jatuhnya
korban jiwa, dan hancurnya harta benda.
d. Pemberontakan (Revolusi) dalam Tubuh Masyarakat
Penyebab perubahan sosial selain bersumber dari dalam masyarakat itu sendiri
juga dapat bersumber dari luar masyarakat itu. Di antaranya adalah faktor alam
yang ada di sekitar masyarakat berubah, peperangan, dan pengaruh kebudayaan
masyarakat lain.
 Faktor Alam yang Ada di Sekitar Masyarakat Berubah
Alam mempunyai peranan yang sangat penting bagi kehidupan manusia.
Alam adalah penyedia bahan-bahan makanan dan pakaian, penghasil
tanaman, serta sumber kesehatan dan keindahan. Pertambahan jumlah
penduduk dan kemajuan teknologi lambat laun dapat merusak alam.
Semakin tinggi jumlah penduduk, maka semakin tinggi pula tekanan
terhadap alam. Oleh karena itu akan terjadi perusakan alam. Misalnya
untuk memenuhi kebutuhan akan perumahan, manusia mengeringkan
lahan pertanian untuk membangun rumah. Akibatnya lahan pertanian
menjadi sempit, serta banyak petani yang kehilangan lahan untuk bertani
dan terpaksa bekerja sebagai buruh pabrik atau pekerjaan yang lainnya.
 Peperangan
Terjadinya perang di suatu wilayah akan berpengaruh terhadap perubahan
kepribadian dari individu-individu sebagai anggota masyarakat yang

12
tinggal di wilayah tersebut. Betapa tidak, perang pasti akan melibatkan
seluruh komponen masyarakat dan akan membawa perubahan dalam
masyarakat tersebut, baik besar maupun kecil. Selain itu akan membawa
akibat yang berarti bagi masyarakat setempat. Hal ini terutama pada
masyarakat yang kalah perang, karena adanya pemaksaan berbagai
kebudayaan oleh negara yang menang perang.
 Pengaruh Kebudayaan Masyarakat Lain
Di era globalisasi sekarang ini, pengaruh kebudayaan masyarakat lain
merupakan suatu hal yang tidak bisa dielakkan lagi. Adanya hubungan
kerja sama antarnegara serta sarana komunikasi dan informasi yang
semakin canggih, seperti televisi, radio, dan internet memudahkan
pengaruh kebudayaan masyarakat lain masuk dalam suatu negara.
Akibatnya muncul perubahan pada masyarakat yang menerima pengaruh
kebudayaan itu.

Secara umum terdapat faktor yang mempengaruhi proses perubahan, yaitu


1. Faktor pendorong
a. Kontak dengan kebudayaan lain, dikenal dengan difusi. Difusi intra masyarakat
dipengaruhi oleh:
1) Pengakuan bahwa unsur baru memiliki kegunaan
2) Ada tidaknya unsur kebudayaan yang mempengaruhi, diterima atau
tidaknya unsur yang baru
3) Unsur baru bertentangan dengan unsur yang lama, kemungkinan tidak
akan diterima
4) Kedudukan dan peranan sosial dari individu yang menemukan sehingga
hal baru lebih mudah diterima
5) Pemerintah dapat memahami proses difusi tersebut Difusi antar
masyarakat dipengaruhi oleh:
• Adanya kontak antar masyarakat tersebut
• Kemampuan untuk mendemonstrasikan manfaat penemuan baru
• Pengakuan akan kegunaan penemuan baru
• Peranan masyarakat yang menyebarkan penemuan baru
• Paksaan untuk menerima penemuan baru

b. Sistem pendidikan formal yang maju memberikan pikiran kepada manusia


untuk berpikir secara ilmiah dan objektif serta menilai apakah kebudayaan
masyarakat akan dapat memenuhi kebutuhan zaman atau tidak
c. Keinginan untuk maju dan menghargai hasil karya orang lain
d. Toleransi terhadap perbuatan yang menyimpang yang bukan delik
e. Sistem terbuka pada lapisan masyarakat memungkinkan adanya gerak sosial
vertikal yang luas, sehingga memberikan kesempatan pada individu untuk maju
atas dasar kemampuan sendiri
f. Penduduk yang heterogen
g. Ketidakpuasan masyarakat pada bidang kehidupan tertentu
h. Orientasi pada masa depan
i. Nilai bahwa manusia harus berikhtiar untuk memperbaiki hidupnya
13
2. Faktor penghambat
a. Kurangnya hubungan dengan masyarakat lain, karena terasing menyebabkan
masyarakat terkukung pola pemikiran oleh tradisi yang ada
b. Perkembangan ilmu pengetahuan yang lambat karena terasing dan tertutup atau
karena lama dijajah
c. Sikap masyarakat yang sangat tradisional dan dikuasai oleh golongan konservatif
d. Adanya kepentingan yang telah tertanam dengan kuat
e. Rasa takut akan kegoyahan pada integrasi kebudayaan
f. Sikap tertutup/prasangka terhadap hal baru
g. Hambatan yang bersifat ideologis h. Kebiasaan i. Nilai pasrah.

6. Proses perubahan sosial budaya


1. Penyesuaian masyarakat terhadap perubahan, keserasian dan harmoni pada
masyarakat dimaksudkan sebagai suatu keadaan masyarakat yang pokok benar-benar
berfungsi dan saling mengisi, sehingga secara psikologis individu merasakan
ketentraman karena tidak adanya pertentangan dalam norma dan nilai.
2. Saluran perubahan sosial dan kebudayaan merupakan saluran yang dilalui oleh
suatu proses perubahan, umumnya saluran tersebut adalah lembaga kemasyarakatan
dalam bidang pemerintahan, ekonomi, pendidikan, agama, rekreasi dan sebagainya.
Lembaga kemasyarakatan tersebut menjadi titik tolak, tergantung pada culture focus
masyarakat pada masa tertentu. Lembaga kemasyarakatan pada suatu waktu
mendapatkan penilaian tertinggi dari masyarakat cenderung menjadi saluran utama
perubahan sosial dan kebudayaan. Perubahan lembaga kemasyarakatan membawa
akibat pada lembaga kemasyarakatan lainnya karena lembaga kemasyarakatan
merupakan suatu sistem yang terintegrasi. Lembaga kemasyarakatan tersebut
merupakan suatu struktur apabila mencakup hubungan antar lembaga kemasyarakatan
yang memiliki pola tertentu dan keserasian tertentu, artinya saluran tersebut berfungsi
agar suatu perubahan dikenal, diterima, diakui, serta digunakan oleh khalayak ramai
atau dengan singkat mengalami proses institutionalization (pelembagaan).
3. Disorganisasi dan reorganisasi
a. Organisasi merupakan artikulasi dari bagian yang merupakan suatu kesatuan
fungsional. Tubuh manusia misalnya, terdiri dari bagian-bagian yang
masingmasing mempunyai fungsi dalam rangka hidupnya seluruh tubuh
manusia sebagai suatu kesatuan. Apabila seseorang sedang sakit, bisa
dikatakan salah satu bagian tubuhnya tidak dapat berfungsi sebagaimana
mestinya, jadi secara keseluruhan bagian-bagian tubuh manusia merupakan
keserasian yang fungsional.
b. Suatu keadaan dimana tidak ada keserasian pada bagian-bagian dari suatu
kebulatan, misalnya dalam masyarakat agar berfungsi sebagai organisasi harus
ada keserasian antar bagian. Ketidakserasian di sini disebut disorganisasi.
Kriteria disorganisasi terletak pada persoalan apakah organisasi tersebut
berfungsi secara semestinya atau tidak baik. Disorganisasi dalam masyarakat

14
dihubungkan dengan moral, yaitu anggapan tentang apa yang baik dan apa
yang buruk.
c. Sistem sosial dalam pertumbuhannya mempengaruhi diri sendiri, sehingga
yang terjadi bukanlah perubahan-perubahan inti tetapi mempengaruhi suasana
masyarakat yang melingkunginya, lingkungan sekitar dapat mempercepat atau
memperlambat pertumbuhan sistem sosial, bahkan dapat menghancurkan
sebagian atau seluruhnya, tetapi tidak mungkin akan berhasil mengubah
sifatnya yang pokok.

Tahap reorganisasi dilaksanakan jika norma dan nilai yang baru telah
melembaga dalam diri warga masyarakat, reorganisasi adalah proses pembentukan
norma-norma dan nilai yang baru agar sesuai dengan lembaga kemasyarakatan yang
mengalami perubahan. Reorganisasi dilaksanakan apabila norma dan nilai-nilai yang
baru telah melembaga dalam diri warga.
Gambaran disorganisasi dan reorganisasi berupa pengaruh dari suatu
masyarakat yang tradisional dan masyarakat yang modern terhadap jiwa para anggota,
watak atau jiwa seseorang merupakan pencerminan kebudayaan masyarakat. Pada
masyarakat tradisional aktivitas seseorang sepenuhnya berada di bawah kepentingan
masyarakat, segala sesuatu didasarkan pada tradisi dari setiap usaha untuk mengubah
satu unsur saja, struktur dianggap sebagai sesuatu yang suci, tidak dapat diubah
dengan drastis dan berjalan dengan lambat sekali. Perubahan masyarakat tradisional
menjadi masyarakat modern akan mengakibatkan pola perubahan dalam jiwa setiap
anggota masyarakat.
Ketidakserasian perubahan dan ketinggalan budaya berupa unsur kebudayaan
kebendaan lebih mudah berubah dari pada unsur kebudayaan rohaniah, apabila
terdapat unsur yang tidak memiliki hubungan yang erat, tidak ada persoalan mengenai
tidak adanya keseimbangan lajunya perubahan. Ketertinggalan terjadi apabila laju
perubahan dari dua unsur masyarakat atau kebudayaan yang mempunyai korelasi
tidak sebanding, sehingga unsur yang satu tertinggal dari unsur lainnya.
Ketertinggalan yang mencolok adalah tertinggalnya alam pikiran dengan
perkembangan teknologi yang sangat pesat, dijumpai terutama pada masyarakat yang
sedang berkembang. Untuk mengubah alam pikiran manusia harus mengalami
perubahan terlebih dahulu, yaitu dari alam pikiran tradisional ke alam pikiran modern
yang ditandai dengan sifat terbuka terhadap pengalaman baru serta terbuka untuk
perubahan dan pembaharuan, tekanan bukanlah pada keahlian dan kemampuan
jasmaniah belaka, tetapi pada suatu jiwa yang terbuka. Pendidikan memperoleh posisi
semakin terdidik seseorang semakin terbuka dan semakin luas daya pikirannya. Alam
pikiran modern lebih berorientasi pada keadaan sekarang dan mendatang daripada
keadaan masa lalu, dan itu harus ada planning untuk hari depan.
Seseorang dengan alam pikiran modern yakin bahwa manusia dapat belajar
untuk memaafkan dan menguasai alam sekitarnya dari pada pasrah atau pasif, yakin
bahwa keadaan dapat diperhitungkan, artinya orang lain atau lembaga lain dapat
diandalkan dalam memenuhi kewajiban dan tanggung jawabnya, artinya tidak setuju
dengan pendapat bahwa sesuatu ditentukan oleh nasib atau watak dari sifat yang

15
khusus dari orang tertentu, sehubungan dengan itu timbul kesadaran akan harga diri
seseorang, lebih percaya pada ilmu pengetahuan dan teknologi, sehingga
menimbulkan keyakinan bahwa penghargaan sebagai balas jasa diberikan kepada
orang yang benar-benar telah berjasa dan tidak atas dasar kekuasaan yang dimiliki,
semua akan dicapai jika seseorang memiliki pendidikan supaya dapat berpikir secara
ilmiah, dan ini harus melembaga dalam diri manusia, terutama masyarakat yang
sedang berkembang agar terhindar ketinggalan budaya (Cultural log) ketinggalan
budaya merupakan ketidakserasian dalam perubahan unsur masyarakat dan
kebudayaan.

7. Dampak perubahan sosial budaya


Kita lanjut ke pembahasan berikutnya yaitu mengenai dampak perubahan sosialnya.
Perubahan sosial budaya memberikan dampak tersendiri secara langsung maupun
tidak langsung. Hal tersebut juga didukung akibat modernisasi dan globalisasi.
 Dampak positif
 Eratnya integrasi masyarakat. Hal tersebut bisa terjadi jika masyarakat
dapat menyikapinya dengan baik sehingga tidak terjadi konflik.
 Kemajuan teknologi. Teknologi seiring zaman terus maju, hampir semua
orang sudah bisa memanfaatkan tekonologi di sekitarnya sehingga bisa
meningkatkan taraf hidup mereka.
 Tingkat kehidupan yang lebih baik. Seperti yang sudah Admin sebutin di
poin ke 2 dimana teknologi membawa perubahan besar dalam kehidupan
seseorang dan kita dapat menggunakannya untuk kebaikan produktifitas
manusia.
 Pola pikir yang lebih maju. Kalau dulu mungkin saja masyarakat pikiran
mereka masih primitive dan terisolir, berkat modernisasi dan pengetahuan
mereka dapat berfikir lebih maju dan meninggalkan pemikiran lama.
 Perubahan nilai dan tata sikap. Terjadinya difusi dan inovasi dalam
kebudayaan dapat mengubah nilai dan sikap masyarakat yang semula
irasional menjadi rasional.
 Menumbuhkan sikap menghargai waktu dan mau bekerja keras.
 Munculnya sistem pembagian pekerjaan antara pria dengan wanita
menurut kemampuan mereka juga semakin kecilnya tingkat diskriminasi
terhadap wanita.

 Dampak negatif
 Munculnya perilaku hidup konsumtif. Kemampuan daya beli masyarakat
yang meningkat membuat para pengusaha memproduksi segala macam
barang kebutuhan menyebabkan adanya pola hidup konsumtif.
 Terjadinya ketertinggalan budaya. Ketertinggalan budaya atau yang bisa
disebut sebagai cultural lag  merupakan suatu keadaan dimana terjadi
unsur – unsur kebudayaan tertentu yang tertinggal perkembangannya di

16
tengah berbagai kemajuan unsur kebudayaan yang lain. Biasanya ini
terjadi karena masyarakat memiliki laju pertumbuhan budaya yang lambat.
 Dekadensi Moral. “Ha? paan tuh?” ini tuh menurun atau merosotnya moral
seseorang yang ditunjukkan dari perilakunya yang bertentangan dengan
nilai dan norma yang berlaku dalam masyarakat, contohnya pergaulan
bebas yang tidak patut dicontoh.
 Sikap individualis. Semakin kesini persaingan hidup semakin ketat
sehingga nilai kemanusiaan semakin menurun. Budaya di Indonesia seperti
Gotong Royong-pun sangat tertinggal, contoh saja kebanyakan masyarakat
kota yang mungkin jarang berinteraksi dengan lingkungan sekitar.
 Kriminalitas. Perubahan sosial budaya juga bisa mengakibatkan
kriminalitas, faktornya ya seperti persaingan hidup yang semakin ketat dan
juga perilaku konsumtif manusia yang tidak diimbangi dengan pemasukan
yang ada dapat menimbulkan seseorang berbuat nekat demi keinginannya.
 Gaya hidup. Gaya hidup masyarakat tertentu bisa berubah karena adanya
globalisasi, mereka mengikuti gaya orang luar yang mungkin saja
dianggap tidak pantas di negara sendiri.
 Kesenjangan sosial. Perubahan kebudayaan biasanya hanya dinikmati oleh
segelintir orang saja dan biasanya mereka memiliki taraf ekonomi yang
lebih baik dibanding yang tidak.

8. Hubungan antara perubahan sosial dan perubahan kebudayaan


Teori-teori mengenai perubahan-perubahan masyarakat sering mempersoalkan
perbedaan antara perubahan-perubahan sosial dengan perubahan-perubahan
kebudayaan.Perbedaan demikian tergantung dari adanya perbedaan pengertian dari
masyarakat dan kebudayaan. Apabila perbedaan pengertian tersebut dapat dinyatakan
dengan tegas, maka dengan sendirinya perbedaan antara  perubahan-perubahan sosial
dan perubahan-perubahan kebudayaan dapat dijelaskan.

Kingsley Davis berpendapat bahwa perubahan sosial merupakan bagian dari


perubahan kebudayaan. Perubahan dalam kebudayaan mencakup semua bagiannya
yaitu: kesenian, ilmu pengetahuan, tekhnologi, filsafat dan seterusnya, bahkan
perubahan-perubahan dalam bentuk serta aturan-aturan organisasi sosial. Sebagai
contoh dikemukakanya perubahan pada logat bahasa Aria setelah terpisah dari
induknya.Akan tetapi perubahan tersebut tidak mempengaruhi organisasi sosial
masyarakatnya.Perubahan-perubahan tersebut lebih merupakan perubahan
kebudayaan ketimbang perubahan sosial. Masyarakat menurut kingsley davis adalah
sistem hubungan dalam arti hubungan antara organisasi-organisasi, dan bukan
hubungan antara sel-sel, kebudayaan dikatakanya mencakup segenap cara berfikir dan
bertingkah laku, yang timbul karena interaksi yang bersifat komunikatif seperti
menyampaikan buah pikiran secara simbolis dan bukan oleh karena warisan yang
berdasarkan keturunan.

Apabila diambil definisi kebudayaan dari Tylor yang mengatakan bahwa


kebudayaan adalah suatu kompleks yang mencakup pengetahuan,
kepercayaan.Keseniaan, moral, hukum, adat istiadat dan setiap kemampuan serta

17
kebiasaan manusia sebagai warga masyarakat, maka perubahan-perubahan
kebudayaan adalah setiap perubahan dari unsur-unsur tersebut.

Perubahan-perubahan sosial dan kebudayaan mempunyai satu aspek yang sama


yaitu kedua-duanya bersangkut paut dengan suatu penerimaan cara-cara baru atau
suatu perbaikan dalam cara suatu masyarakat memenuhi kebutuhan-kebutuhannya,
dewasa ini proses-proses pada perubahan-perubahan sosial dapat diketahui dari
adanya ciri-ciri tertentu, antara lain :

1.    Tidak ada masyarakat yang berhenti perkembangannya, karena setiap


masyarakat mengalami perubahan yang terjadi secara lambat atau secara cepat.

2.    Perubahan yang terjadi pada lembaga kemasyarakatan tertentu, akan diikuti


dengan perubahan-perubahan pada lembaga lembaga sosial lainnya.

3.    Perubahan-perubahan sosial yang cepat biasanya mengakibatkan


disorganisasi yang bersifat sementara karena berada di dalam proses penyesuaian
diri. Disorganisasi akan di ikuti oleh suatu reorganisasi yang mencakup
pemantapan kaidah-kaidah dan nilai-nilai lain yang baru.

4.    Perubahan-perubahan tidak dapat dibatasi pada bidang kebendaan atau bidang


spiritual saja, karena kedua bidang tersebut mempunyai kaitan timbal balik yang
sangat kuat.

5.    Secara tipologis perubahan-perubahan sosial dapat dikategorikan sebagai:

a.    Social proses : the circulation of various rewards, facilities, and personnel


in an existing structure.

b.    Segmentation: the proliferation of structural units that do not differ


qualitatively from existing units.

c.    Structural change: the emerge of qualitatively new complexes of roles and


organization

d.    Changes in group structure: the shifts in the composition of groups, the


level of consciousness of groups, and the relations among the groups in
society.

9. Sikap kritis masyarakat terhadap perubahan sosial dan budaya


Perubahan sosial budaya yang terjadi dalam masyarakat, apapun bentuk dan jenis
unsur yang berubah akan meninggalkan suatu kondisi yang baru. Peralihan dari
kondisi lama kepada kondisi baru tersebut dinamakan transisi.Keadaan lama dan baru
bukan merupakan keadaan yang terpisah, melainkan saling menyambung.secara
singkat dikatakan bahwa kondisi sekarang merupakan hasil dari proses perubahan di

18
waktu lampau dan kondisi sekarang ini pun akan mengalami perubahan membentuk
keadaan baru di masa depan.

Selain ada unsur-unsur yang berubah, di dalam masyarakat terdapat juga unsu-unsur
sosial dan kebudayaan yang tidak mengalami perubahan.Unsur yang tidak mengubah
unsur kebudayaan fundamental yang diajadikan pedoman hidup, misalnya ideology.

Selain itu ada pula unsur-unsur sosial atau kebudayaan yang jika berubah
dikhawatirkan akan mengganggu keseimbangan system atau menimbulkan
kegoncangan dalammasyarakat. Bierens  de Hann menyebutkan adanya dua unsur
perubahan didalam masyarakat:

1.    Unsur statika,  yaitu unsur-unsur di dalam masyarakat yang cenderung


mempertahankan sesuatu keadaan untuk tidak berubah, seperti adanya vested
interest atau golongan orang-orang yang menghendaki status quo(keadaan
yang tetap).

2.    Unsur dinamika, yaitu unsur-unsur di dalam masyarakat yang


menghendaki adanya perubahan, misalnya perubahan lingkungan alam,
perubahan struktur sosial, nilai-nilai sosial, dan sebagainya,

Oleh karena itu, masyarakat umum dan masyarakat Indonesia pada khususnya,
hendaknya menyikapi perubahan apapun yang terjadi secara selektif.Masyarakat
Indonesia harus mampu mempertimbangkan kekurangan dan kelebihan setiap
perubahan sosial dan budaya.Perubahan tersebut harus diantisipasi dengan perilaku-
perilaku yang positif. Jangan sampai pada saat terjadi perubahan sosial dan budaya,
masyarakat Indonesia belum punya pegangan nilai dan norma yang kokoh, sehingga
terjadi keadaan anomie. Selain itu, masyarakat Indonesia hendaknya jangan terlalu
bersikap apriori terhadap perubahan sosial dan budaya, hingga tidak ingin menerima
perubahan sama sekali. Sikap apriori ini menyebabkan ketertinggalan kebudayaan.
Kita sadari bahwa perubahan sosial dan budaya akan terjadi dalam masyarakat selama
masyarakat itu masih ada. Sikap terbaik kita adalah haros selektif dalam menerima
perubahan, kita harus mampu memilih yang sesuai dengan norma dan nilai yang ada
dalam kehidupan masyarakat.

10. Strategi perubahan perilaku

a)      Inforcement (Paksaan):


-  Perubahan perilaku dilakukan dengan paksaan, dan atau   menggunakan peraturan
atau perundangan.
-  Menghasilkan perubahan perilaku yang cepat, tetapi untuk sementara (tidak
langgeng)
b)     Persuasi

19
Dapat dilakukan dengan persuasi melalui pesan, diskusi dan argumentasi.Melalui
pesan seperti jangan makan babi karna bisa menimbukkan penyakit H1N1. Melalui
diskusi seperti diskusi tentang abortus yang membahayakan jika digunakan untuk
alasan yang tidak baik
c)      Fasilitasi
Strategi ini dengan penyediaan sarana dan prasarana yang mendukung. Dengan
penyediaan sarana dan prasarana ini akan meningkatkan Knowledge (pengetahuan)
Untuk melakukan strategi ini mmeerlukan beberapa proses yakni kesediaan,
identifikasi dan internalisasi.
Ketika ada rangsangan yang dipengaruhi oleh pengetahuan dan keyakinan akan
menimbulkan aksi dan kemudian hal itu menjadikan perbahan perilaku.
d)     Education
- Perubahan perilaku dilakukan melalui proses pembelajaran, mulai dari pemberian
informasi atau penyuluhan-penyuluhan.
- Menghasilkan perubahan perilaku yang langgeng, tetapi makan waktu lama.

Contoh Kasus:
Sebuah keluarga miskin tinggal di desa wekke’e.Sudah sejak kemarin anaknya yang
ketiga berumur 1 tahun sakit. Gejalanya adalah: panas, tidak mau makan, napasnya
cepat, dan sesak napas.
Pertanyaan:
- Kemungkinan tindakan (perilaku) apa saja yang akan diambil oleh orang tua bayi
tersebut, dan apa alasan setiap kemungkinan tindakan tersebut?
- Apabila keluarga tersebut membawa anaknya ke Rumah Sakit, faktor-faktor apa saja
yang mempengaruhi keputusan (tindakan) tersebut?

11. Faktor sosial budaya yang mempengaruhi perilaku kesehatan masyarakat


Pembangunan kesehatan merupakan salah satu bagian dari pembangunan nasional
dalam rangka pembangunan sumber daya manusia kearah terciptanya penduduk
Indonesia yang sehat, tangguh, mandiri dan berkualita. Salah satu faktor yang
menentukan kondisi kesehatan masyarakat adalah perilaku kesehatan masyarakat itu
sendiri. Dimana proses terbentuknya perilaku ini dipengaruhi oleh beberapa faktor.
Salah satunya adalah faktor sosial budaya, bila faktor tersebut telah tertanam dan
terinternalisasi dalam kehidupan dan kegiatan masayarakat ada kecenderungan untuk
merubah perilaku yang telah terbentuk tersebut sulit untuk dilakukan.

Untuk mendapatkan gambaran perilaku kesehatan masyarakat, memahami dan


mengetahui faktor sosial budaya yang mempengaruhi perilaku kesehatan masyarakat
serta peran pemerintah dalam pembangunan kesehatan, dilakukan suatu kajian
mengenai teori dan konsep perilaku dari perilaku kesehatan seperti yang
dikemukakan oleh ahlinya yaitu Parsons, Romans, Skinner dan Green. Berdasarkan
teori tersebut dan melihat fenomena di lapangan maka perilaku kesehatan tersebut
dapat dikelompokkan menjadi perilaku terhadap sakit dan penyakit, perilaku yang

20
berkait dengan respon terhadap pelayanan kesehatan, perilaku yang berkaitan dengan
respon terhadap gizi makanan dan perilaku yang berkaitan dengan lingkungan.

Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan kualitatif, dan jenis


penelitian eksplanatif, untuk mendapatkan gambaran perilaku kesehatan masyarakat
serta mengetahui faktor sosial budaya yang mempengaruhinya. Untuk mendapatkan
gambaran secara menyeluruh maka dilakukan wawancara mendalam kepada
informan yang dianggap relevan dan dapat memberikan informasi yang diperlukan,
serta melakukan pengamatan terhadap perilaku kesehatan masyarakat sebagai cara
dalam pengumpulan data primer. Sedangkan data sekunder diperoleh dari kajian
yang dilakukan terhadap dokumen-dokumen yang berhubungan dengan
permasalahan dalam penelitian ini.

Hasil penelitian menunjukkan, meskipun pendekatan pembangunan kesehatan telah


mengalami perubahan dari paradigma sakit ke paradigma sehat, namun perubahan
tersebut tidak serta merta diikuti oleh perubahan perilaku kesehatan masyarakat.
Sulitnya merubah perilaku kesehatan masyarakat tersebut karena ada beberapa nilai
dan kebiasaan yang telah mendarah daging dalam kehidupan masyarakat yang sulit
untuk dirubah. Namun perilaku kesehatan masyarakat dalam hal pencegahan
penyakit, khususnya immunisasi untuk anak menunjukkan hasil yang baik. Selain itu
perubahan beberapa nilai dan norma yang telah terinternalisasi dalam kehidupan
masyarakat juga berdampak terhadap perubahan perilaku dan gaya hidup masyarakat
dan berpengaruh terhadap kesehatan masyarakat. Temuan lainnya menunjukkan
bahwa upaya perubahan perilaku yang dilakukan melalui pendidikan kesehatan yang
dilakukan selama ini belum mencapai sasaran dan menunjukkan hasil kearah perilaku
hidup sehat. Kerjasama lintas sektoral dengan sektor lain yang berkait belum berjalan
dengan baik. Keterlibatan kekuatan lain dalam pembangunan kesehatan mulai
berkembang. Hasil penelitian juga menemukan kritik terhadap teori yang
dikemukakan Green. Kritiknya adalah : selain faktor pendidikan, faktor ekonomi
juga mempengaruhi faktor predisposisi, faktor pendukung dan pendorong.

12. Pandangan masyarakat dalam memelihara kesehatan

Kepercayaan dimiliki orang tertentu apa lagi terhadap kesehatan sangat dipengaruhi
budayanya. Seperti sudah dijelaskan kepercayaan mistik sangat kuat dan
mempengaruhi kebudayaan Jawa. Kesehatan dari pendapat mistik terdiri atas sifat
jasmani dan sifat yang selain jasmani, yaitu rohani. Pola pikir kesehatan dipengaruhi
rohani, jasmani dan mental, adalah pola pikir yang masuk akal untuk orang yang
mengidentifikasikan dengan kebudayaan Indonesia. Selain sifat fisik dianggap
pengobatan alternatif melalui dukun, itu khusus untuk penyakit yang tidak biasa atau
selain dari fisik. kesehatan termasuk sifat-sifat jasmani dan rohani. keadaan
keseimbangan di antara sifat ini keduaduannya akan menimbulkan kesehatan yang
baik. Kemudian begitu juga bahwa cara pikir pengobatan alternatif, bahkan yang

21
terkait dunia ghaib berhubungan dengan kepercayaan mistik lebih cocok. Dari
wawasan ini seseorang yang percaya seperti ini bisa lebih mudah menerima
pengobatan melalui dukun. Pada pihak yang lain kalau seseorang tidak percaya
dengan mistik atau hubungannya dengan kesehatan, jalan pikir pengobatan alternatif
sulit diterima. Mereka berpikir jalan pikir pengobatan alternatif tidak rasional dan
karena itu tidak masuk akal untuk mereka. Namun, ada hanya sedikit di antara
golongan ini yang percaya dengan hal ghaib. Dari Pola-pikir logika ini kepercayaan
mistik tidak ‘masuk akal’ karena tidak berdasarkan ilmu pengetahuan. Apakah jenis
pengobatan dianggap ‘manjur’ atau tidaknya sangat tergantung pada bukti-bukti
hasilnya. Jenis bukti-bukti ini terdapat dua jenis: Bukti yang kelihatannya nampak
dan bukti yang kelihatannya tidak nampak. Hasil pengobatan yang kelihatan lebih
mudah dipercayai seseorang. Bukti-bukti pertama berdasarkan pengetahuan dari ilmu
pengetahuan yang memakai uji berkala. Pada pihak yang lain pengobatan alternatif
berdasarkan pengalaman pribadi untuk membuktikannya. Hasil pengobatan dukun
masih dianggap sebagai hal fisik tetapi khusus untuk sifat-sifat yang selain fisik.
Sifat yang kedua sulit dibuktikan karena tidak nampak. Pengobatan yang berdasarkan
tumbuh-tumbuhan bisa kelihatan walaupun pengobatan yang terkait dengan hal ghaib
yang tidak nampak. Ini adalah-alasan umum pasien yang tidak percaya pengobatan
yang terkait hal ghaib. Ini juga menunjukkan mengapa pengobatan tumbuh-
tumbuhan jenis pengobatan alternatif yang lebih mudah diterima dari pada yang
terkait dengan hal ghaib karena kelihatannya nampak. Walaupun pengobatan
alternatif melalui dukun dianggap lebih manjur dari pada pengobatan, setidaknya
terhadap si pasien sendiri.

13. Peran tenaga kesehatan dalam mengubah prilaku masyarakat

Tenaga kesehatan masyarakat khususnya promosi kesehatan adalah langkah awal dari
tantangan tenaga kesehatan terhadap perilaku masyarakat.promosi kesehatan sendiri
adalah ilmu dan seni membantu masyarakat menjadikan gaya hidup mereka sehat.
Kesehatan yang yang dimaksud sebagai keseimbangan kesehatan fisik, emosi, sosial,
spiritual, dan intelektual. Ini bukan sekedar pengubahan gaya hidup saja, namun
berkairan dengan pengubahan lingkungan yang diharapkan dapat lebih mendukung
dalam membuat keputusan yang sehat.
Ø  Program Promosi Kesehatan
a.       Peningkatan pendidikan kesehatan kepada masyarakat
b.       Pengembangan media promosi kesehatan dan teknologi komunikasi, informasi
dan edukasi (KIE)
c.       Pengembangan upaya kesehatan bersumber masyarakat
d.       Promosi kesehatan dalam pencapaian perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) :

1)     Di rumah tangga adalah upaya untuk memberdayakan anggota rumah


tangga agar tahu, mau dan mampu mempraktikkan perilaku hidup masyarakat.
Contohnya :Persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan,memberi ASI

22
ekslusif,menimbang balita setiap bulan,menggunakan air bersih,mencuci
tangan dengan air bersih dan sabun,dsb.
2)     Di Institusi kesehatan adalah upaya untuk memberdayakan pasien,
masyarakat pengunjung dan petugas agar tahu, mau dan mampu untuk
mempraktikkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat dan berperan aktif dalam
mewujudkan Institusi Kesehatan Sehat dan mencegah penularan penyakit di
institusi kesehatan.Contohnya : tidak merokok di institusi kesehatan,tidak
meludah sembarangan,dsb.
3)     Di Tempat-tempat umum adalah upaya untuk memberdayakan
masyarakat pengunjung dan pengelola tempat – tempat umum agar tahu, mau
dan mampu untuk mempraktikkan PHBS dan berperan aktif dalam
mewujudkan tempat – tempat Umum Sehat.Contohnya : Membuang sampah
pada tempatnya, Tidak merokok di tempat umum,dsb.
Tempat – tempat Umum adalah sarana yang diselenggarakan oleh
pemerintah/swasta, atau perorangan yang digunakan untuk kegiatan bagi
masyarakat seperti sarana pariwisata, transportasi, sarana ibadah, sarana
perdagangan dan olahraga, rekreasi dan sarana sosial lainnya.
4)     Di Sekolah adalah sekumpulan perilaku yang dipraktikkan oleh peserta
didik, guru dan masyarakat lingkungan sekolah atas dasar kesadaran sebagai
hasil pembelajaran, sehingga
secara mandiri mampu mencegah penyakit, meningkatkan kesehatannya, serta
berperan aktif dalam mewujudkan lingkungan sehat.Contohnya :
Mengkonsumsi jajanan sehat di kantin sekolah,olahraga yang teratur dan
terukur,tidak merokok di sekolah,membuang sampah pada tempatnya,dsb.

Ø  Media Promosi Kesehatan


a)      Melalui iklan
b)      Melalui e-mail
c)      Melalui pembicaraan, seperti seminar, diskusi, dll
d)     Melalui selebaran seperti poster,pamflet,dll
e)      dll

Ø  Dasar-dasar pembangunan kesehatan


Untuk mencapai taraf kesehatan bagi semua, maka paling sedikit yang harus tercakup
dalam pelayanan kesehatan dasar adalah :
a)      Pendidikan tentang masalah kesehatan umum, cara pencegahan dan
pemberantasannya
b)      Peningkatan persediaan pangan dan kecukupan gizi
c)      Penyediaan air minum dan sanitasi dasar
d)     Pelayanan kesehatan ibu dan anak termasuk keluarga berencana
e)      Imunisasi
f)       Pengobatan dan pengadaan obat

23
      Oleh karena pelayanan kesehatan dasar merupakan kunci untuk mencapai derajat
kesehatan yang layak bagi semua, maka perencanaan, pengorganisasian dan
penyelenggaraan yang efisien mutlak diperlukan disamping harus berdasarkan :
a)      Perikemanusiaan
b)      Kesehatan sebagai hak asasi
c)      Pemberdayaan dan kemandirian masyarakat
d)     Pengutamaan upaya kesehatan promotif dan upaya kesehatan preventif
e)      Pelayanan kesehatan perorangan yang sesuai kebutuhan
f)       Dukungan sumber daya kesehatan
Perubahan terhadap lingkungan memerlukan intervensi dari tenaga kesehatan
terutama Tenaga Kesehatan Masyarakat yang mempunyai kompetensi.

24
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Setiap masyarakat manusia selama hidup pasti mengalami perubahan-


perubahan.Perubahan mana dapat berupa perubahan yang tidak menarik dalam arti
kurang mencolok. Ada pula perubahan-perubahan yang pengaruhnya terbatas maupun
yang luas, serta ada pula perubahan-perubahan yang lambat sekali, akan tetapi ada
juga yang berjalan dengan cepat. Perubahan-perubahan hanya akan dapat
diketemukan oleh seseorang yang sempat meneliti susunan dan kehidupan suatu
masyarakat pada suatu waktu dan mebandingkanya dengan susunan dan kehidupan
masyarakat tersebut pada waktu yang lampau. Seseorang yang tidak dapat menelaah
susunan dan kehidupan masyarakat desa di  indonesia misalnya, akan berpendapat
bahwa masyarakat tersebut statis , tidak maju dan tidak berubah.

Perubahan-perubahan masyarakat dapat mengenai nilai-nilai sosial, norma-


norma sosial, pola-pola prilaku organisasi, susunan lembaga kemasyarakatan, lapisan-
lapisan dalam masyarakat, kekuasaan dan wewenang, interaksi sosial dan lain
sebagainya.

Perubahan dalam masyarakat memang telah ada sejak zaman dahulu.Namun


dewasa ini perubahan-perubahan tersebut berjalan dengan sangat cepatnya, sehingga
membingungkan manusia yang menghadapinya.Perubahan-perubahan mana sering
berjalan secara konstan.Ia tersebut memang terikat oleh waktu dan tempat.Akan tetapi
karena sifatnya yang berantai, maka perubahan terlihat berlangsung terus, walau
diselingi keadaan di mana masyarakat mengadakan reorganisasi unsur-unsur struktur
masyarakat yang terkena perubahan.

B. Saran

Makalah yang kami buat masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu kami
berharap pembaca terutama Bapak Dosen dapat memberikan kritik dan saran
konstruktif kepada kami untuk perbaikan makalah agar lebih bagus lagi.

25
DAFTAR PUSTAKA

http://zahranmirzan.blogspot.com/2013/01/perubahan-sosial-budaya.html?
m=1diakses Rabu, 30Januari 2013.
https://cerdika.com/bentuk-dan-dampak-perubahan-sosial-

Faktor sosial budaya, L. Hakim


https://www.google.com/url?
sa=t&source=web&rct=j&url=https://jmb.lipi.go.id/jmb/article/download/111
/92/213&ved=2ahUKEwj3oZvS6p3vAhWvq0sFHVeuAPEQFjABegQIBhA
C&usg=AOvVaw06uLC-e2CjAMiAuKQT2QdS

Journal faktor yang mempengaruhi perilaku kesehatan masyarakat


https://www.google.com/url?
sa=t&source=web&rct=j&url=http://lib.ui.ac.id/file%3Ffile%3Dpdf/abstrak-
71470.pdf&ved=2ahUKEwj3oZvS6p3vAhWvq0sFHVeuAPEQFjAEegQICR
AD&usg=AOvVaw3n6V3omUgm3Ckt2Xh4B98K

Rosmalia, Dewi dan Yustiana Sriani. 2017. Sosiologi Kesehatan di


http://bppsdmk.kemkes.go.id/pusdiksdmk/wp-
content/uploads/2017/11/sosiologi_bab1-3.pdf

Wadidah, Wida Nurul. 2013. Makalah Proses-Proses Perubahan Sosial di


http://widanurulwahidah.blogspot.com/2013/12/proses-perubahan-sosial-yang-
berkaitan.html

26

Anda mungkin juga menyukai