Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH SOSIAL BUDAYA

Perubahan Sosisal Budaya Dalam Masyarakat

Nama kelompok :

1. Samsul kholiq
2. Safril syahriawan
3. Sukron maksum
4. Theo fikriantorian
5. Titan fatahillah
6. Yurika fajrina juandari
7. Zaki siraj
KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan puji dan syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, akhirnya
penulis dapat menyusun Makalah Ilmiah ini dalam rangka menyelesaikan tugas yang dibebankan kepada
kami pada Mata Kuliah Teknik Presentasi di Perguruan Tinggi DCC Kotabumi Lampung Utara.

Setelah penulis melaksanakan penelitian, dan mencari sumber data yang diperlukan dalam penyusunan
makalan ini maka penulis dapat mengetahui, memahami dan mengerti apa yang berkaitan dengan
perubahan social budaya dalam masyarakat.

Penulis menyadari makalah ini masih banyak kekurangan dan kelemahannya. Meskipun demikian,
Penulis berharap makalah ini dapat memberi manfaat bagi siapapun yang membaca dan Penulis
mengharapkan masukan yang berupa saran dan kritiknya dari Bapak/Ibu Dosen serta rekan-rekan semua.

Ucapan terima kasih kepada miss Nurul Ariyani S,s sebagai dosen pembimbing dan sekaligus sebagai
dosen mata kuliah Teknik Presentasi.
DAFTAR ISI

Halaman

COVER ........................................................................................................................i

KATA PENGANTAR ………………..….…………………………………………ii

DAFTAR ISI ……………………………………………………………..…...........iii

Bab 1 Pendahuluan

1.1. Latar Belakang Masalah ……………………………………………………..1

1.2. Identifikasi Masalah …………………………………………………………2

1.3. Batasan Masalah ……………………………………………………….…....3

1.4. Tujuan dan Manfaat Penelitian ………………………………………….…..3

Bab II Pembahasan

2.1. Pengertian Perubahan Sosial ..……………………………………….…..….4

2.2. Beberapa Bentuk Perubahan Sosial dan Buaya ..………………….….…….5

2.3. Faktor-Faktor yang Menyebabkan Perubahan Sosial dan Budaya …………7

2.4. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Jalannya Proses Perubahan ……….…..8

2.5. Proses Perubahan Sosial Budaya …………………………………………...8

2.5.1 Proses Belajar Kebudayaan Sendiri

2.5.2 Proses Evolusi Sosial

2.5.3. Proses Difusi

2.5.4. Akulturasi Dan Asimilasi

2.5.5. Pembaruan (Inovasi)

2.6. Perubahan Dan Fenomena Sosial ……………………………………..….15


Bab III Penutup

3.1. Kesimpulan ……………………………………………………….……...23

3.2. Saran ………………………………………………………………….….24

Daftar Pustaka ...……………………………………………………………….....25

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Setiap individu yang hidup bermasyarakat selama ia hidup pasti mengalami peubahan-perubahan,
perubahan dalam arti yang tidak mencolok atau tidak menarik, perubahan yang bersifat terbatas
maupun yang tidak tidak menarik, perubahan yang bersifat terbatas maupun yang luas, serta ada pula
perubahan yang lambat sekali, tetapi itu ada juga yang berjalan dengan cepat. Perubahan-perubahan
pada masyarakat atau individu hanya akan dapat dilihat apabila seseorang sempat meneliti susunan dan
kehidupan suatu masyarakat pada suatu waktu dan membandingkannya dengan susunan kehidupan
masyarakat tersebut pada waktu yang lampau.

Perubahan-perubahan pada masyarakat tentu dapat mengenali nilai-nilai sosial, norma-norma sosial,
pola-pola prilaku organisasi, susunan lembaga kemasyarakatan, lapisan-lapisan dalam masyarakat,
kekeuasaan dan wewenang, interaksi sosial dan lain sebagainya.
Masyarakat Indonesia saat ini sedang mengalami masa pancaroba yang amat dahsyat sebagai akibat
tuntutan reformasi secara menyeluruh. Sedang tuntutan reformasi itu berpangkal pada kegiatan
pembangunan nasional yang menerapkan teknologi maju untuk mempercepat pelaksanaannya. Di lain
pihak, tanpa disadari, penerapan teknologi maju itu menuntut acuan nilai-nilai budaya, masyarakat
Indonesia yang majemuk dengan multi kulturalnya itu seolah-olah mengalami kelimbungan dalam
menata kembali tatanan sosial, politik dan kebudayaan dewasa ini.

1.2. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang maka masalah-masalah yang di identifikasi :

1. Proses Perubahan Sosial Budaya

2. Perubahan dan Fenomena Sosial

1.3. Batasan Masalah

Jika membahas mengenai perubahan sistem sosial budaya indonesia ini tentunya sangatlah panjang
namun, perlu penulis cantumkan batasan dari pembahasan ini, yaitu antara lain pengertian perubahan
sosial, beberapa bentuk peruabahan sosial dan budaya, faktor-faktor menyebabkan perubahan sosial,
faktor yang mempengaruhi jalannya proses perubahan, proses peubahan social budaya, perubahan dan
fenomena social.

1.4. Tujuan dan Manfaat

Tujuan pembuatan makalah ini adalah untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Teknik Presentasi
serta untuk menambah wawasan dan ilmu tentang Sosial Budaya.

Manfaat dari penulisan makalah ini adalah supaya semua pembaca paham tentang adanya perubahan
social dan budaya khususnya pada masyarakat
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Perubahan Sosial

Perubahan sosial adalah proses sosial yang dialami oleh anggota masyarakat serta semua unsur-unsur
budaya dan sistem-sistem sosial, dimana semua tingkat kehidupan masyarakat di pengaruhi oleh unsur-
unsur eksternal meninggalkan pola kehidupan, budaya, dan sistem sosial lama kemudian menyesuaikan
diri atau menggunakan pola-pola kehidupan, budaya, dan sistem sosial yang baru.

Perubahan sosial terjadi ketika ada kesediaan anggota masyrakat untuk meniggalkan unsur-unsur
budaya dan sistem sosial lama dan mulai beralih menggunakan unsur-unsur budaya dan sistem sosial
yang baru. Seluruh kehidupan masyarakat baik pada tingkatan individual, kelompok, Negara, dan dunia
yang mengalami perubahan.

Hal-hal penting dalam perubahan sosial menyangkut aspek-aspek sebagai berikut, yaitu: perubahan pola
pikir masyarakat, perubahan prilaku masyrakat .

2.2. Beberapa Bentuk Perubahan Sosial dan Kebudayaan

Perubahan sosial dan kebudayaan dapat dibedakan kedalam beberapa bentuk, yaitu:

a. Perubahan Lambat dan Perubahan Cepat

Perubahan secara lambat ini yang memerlukan waktu yang sangat lama, dan rentetan-rentetan
perubahan yang kecil yang saling mengikuti dengan lambat di namakan evolusi. Pada evolusi perubahan
terjadi dengan sendirinya tanpa rencana atau kehendak tertentu. Perubahan tersebut terjadi karena
usaha masyarakat untuk menyesuaikan diri dengan keperluan-keperluan, keadaan-keadaan, dan
kondisi-kondisi baru, yang timbul sejalan dengan pertumbuhan masyarakat. Sedangkan perubahan
sosial yang berlangsung dengan cepat dan menyangkut dasar-dasar atau sendi-sendi pokok kehidupan
masyarakat ( yaitu lembaga-lembaga kemasyrakatan lazimnya disebut ‘revolusi’ ).

b. Perubahan Kecil dan Perubahan Besar

Perubahan kecil adalah perubahan yang terjadi pada unsur-unsur struktur sosial yang Tidak membawa
pengaruh langsung atau pengaruh yang berarti bagi masyarakat. Contoh perubahan kecil adalah
perubahan mode rambut atau perubahan mode pakaian.

Perubahan besar adalah perubahan yang terjadi pada unsur-unsur struktur sosial yang membawa
pengaruh langsung atau pengaruh berarti bagi masyarakat. Contoh perubahan besar adalah dampak
ledakan penduduk dan dampak industrialisasi bagi pola kehidupan masyarakat.

c. Perubahan yang Dikehendaki atau Direncanakan dan Perubahan yang Tidak Dikehendaki atau Tidak
Direncanakan

Perubahan yang dikehendaki atau direncanakan merupakan perubahan yang diperkirakan atau yang
telah direncanakan terlebih dahulu oleh pihak-pihak yang hendak mengadakan perubahan didalam
masyrakat. Perubahan ini dibuat oleh masyarakat sendiri yang menginginkan perubahan tersebut.
Sedangkan perubahan sosial yang tidak dikehendaki atau direncanakan merupakan perubahan-
perubahan yang terjadi tanpa terjadi tanpa dikehendaki, berlangsung diluar jangkauan dan pengawasan
masyarakat dan dapat menyebabkan timbulnya akibat-akibat sosial yang tidak diharapkan masyarakat.
Dan apabila perubahan yang tidak direncanakan tersebut berlangsung bersamaan dengan suatu
perubahan yang dikehendaki, perubahan tersebut mungkin mempunyai pengaruh yang demikian
besarnya terhadap perubahan-perubahan yang dikehendaki. Dengan demikian keadaan tersebut tidak
mungkin diubah tanpa mendapat halangan-halangan masyarakat itu sendiri, atau dengan kata lain,
perubahan yang dikehendaki lebih diterima oleh masyarakat dengan cara mengadakan perubahan-
perubahan pada lembaga-lembaga kemasyakatan yang ada atau dengan cara membentuk yang baru.
Sering kali terjadi perubahan yang dikehendaki bekerja sama dengan perubahan yang tidak dikehendaki
dan kedua proses tersebut saling menghargai.

2.3. Faktor-Faktor yang Menyebabkan Perubahan Sosial dan Budaya

a. Sebab yang bersumber dalam masyarakat itu sendiri diantaranya:

1. Bertambah dan berkurangnya penduduk

2. Penemuan-penemuan baru
3. Pertentangan-pertentangan dalam masyarakat

4. Terjadinya pemberontakan atau revolusi didalam tubuh masyarakt itu sendiri

b. Sebab-sebab yang berasal dai luar masyarakat

1. Sebab-sebab yang berasal dari lingkungan fisik yang ada disekitar manusia

2. Peperangan dengan negara lain

3. Pengaruh kebudayan masyrakat lain.

2.4. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Jalannya Proses Perubahan

a. Faktor-faktor yang mendorong jalannya proses perubahan

1. Kontak dengan kebudayaan lain

2. sistem pendidkan yang maju

3. sikap menghargai hasil karya seseorang dan keinginan untuk maju

4. sistem lapisan masyarakat yang terbuka

b. faktor-faktor yang mengahambat terjadinya perubahan

1. Kurangnya hubungan dengan masyarakat lain

2. Perkembangan ilmu pengetehuan yang terlambat

3. Sikap masyarakat yang tradisonalistis dan sikap pasrah masyarakat

2.5. Proses Perubahan Sosial Budaya

Konsep-konsep penting dalam proses perubahan sosial antara lain internalisasi (internalization),
sosialisasi (socialization), dan enkulturasi (enculturation). Kemudian ada juga evolusi kebudayaan
(cultural evolution) yang mengamati perkembangan kebudayaan manusia dari bentuk yang sederhana
hingga bentuk yang semakin lama semakin kompleks. Serta juga ada difusi (diffusion) yaiu penyebaran
kebudayaan secara geografi, terbawa oleh perpindahan bangsa-bangsa di muka bumi. Proses lain adalah
proses belajar unsur-unsur kebudayaan asing oleh warga suatu masyarakat, yaitu proses akulturasi
(acculturation) dan asimilasi (assimilation). Akhirnya ada proses pemabaharuan atau inovasi (innovation),
yang berhubungan erat dengan penemuan baru (discovery dan invention).

2.5.1 Proses Belajar Kebudayaan Sendiri

Proses internalisasi adalah proses yang berlangsung sepanjang hidup individu, yaitu mulai saaat ia
dilahirkan sampai akhir hayatnya. Sepanjang hayatnya seorang individu terus belajar untuk mengolah
segala perasaan, hasrat, nafsu dan emosi yang membentuk kepribadiannya. Perasaan pertama yang
diaktifkan dalam kepribadian saat bayi dilahirkan adalah rasa puas dan tak puas, yang menyebabkan ia
menangis.

Proses sosialisasi, semua pola tindakan individu-individu yang menempati berbagai kedudukan dalam
masyarakatnya yang dikumpai seseorang dalam kehidupannya sehari-hari sejak ia dilahirkan. Para
individu dalam masyarakat yang berbeda-beda juga mengalami proses sosialisasi yang berbeda-beda,
karena proses itu banyak ditentukan oleh susunan kebudayaan serta lingkungan sosial yang
bersangkutan. Penelitian dilapangan telah dapat menghasilkan pengumpulan bahan mengenai adat
istiadat pengasuhan anak, kebiasaan-kebiasaan dalam kehidupan seksual, dan riwayat hidup yang rinci
dari sejumlah individu.individu-individu yang mengalami berbagai hambatan dalam proses internalisasi,
sosialisasi atau enkulturasinya, sehingga individu seperti itu mengalami kesukaran dalam menyesuaikan
kepribadiannya dengan lingkungan sosial sekitarnya.

2.5.2. Proses Evolusi Sosial

Proses Mikroskopik dan Makroskopik Dalam Evolusi Sosial. Proses evolusi dapat dianalisa secara
mendetail (makroskopik) tetapi dapat dilihat secara keseluruhan, dengan hanya memperhatikan
perubahan-perubahan besar yang telah terjadi (makroskopik). Proses evolusi sosial budaya secara
makroskopik yang terjadi dalam suatu jangka waktu yang panjang, dalam antropologi disebut ”Proses-
proses pemberi arah”, atau directional proses.

Proses-proses berulang dalam evolusi sosial budaya. Dalam antropologi, perhatian terhadap proses-
proses berulang dalam evolusi sosial budaya baru timbul sekitar tahun 1920 bersama dengan perhatian
terhadap individu dalam masyarakat.

Dalam meneliti masalah ketegangan antara adat istiadat yang berlaku dengan kebutuhan yang dirasakan
oleh beberapa individu dalam suatu masyarakat, perlu diperhatikan dua konsep yang berbeda, yaitu (1)
kebudayaan sebagai kompleks dari komsep norma-norma, pandangan-pandangan, dan sebagainya, yang
bersifat abstrak (yaitu sistem budaya), dan (2) kebudayaan sebagai serangkaian tindakan yang konkrit,
dimana para individu saling berinteraksi (yaitu sistem sosial). Kedua sistem tersebut sering saling
bertentangan, dan dengan mempelajari konflik-konfliks yang ada dalam setiap masyarakat itulah dapat
diperoleh pengertian mengenai dinamika masyarakat pada umumnya.

2.5.3. Proses Difusi

Penyebaran manusia dalam Ilmu paleoantropologi memperkirakan bahwa makhluk manusia yang
pertama hidup didaerah sabana beriklim tropis di Afrika Timur. Manusia sekarang telah menduduki
hampir seluruh muka bumi dengan berbagai jenis lingkungan iklim yang berbeda-beda. Hal itu hanya
mungkin terjadi dengan proses pengembangbiakan, migrasi, serta adaptasi fisik dan sosial budaya, yang
berlangsung beratus ratus ribu tahun lamanya.

Penyebaran unsur-unsur kebudayaan. Bersama dengan penyebaran dan migrasi kelompok-kelompok


manusia, turut tersebar pula berbagai unsur kebudayaan. Sejarah dari proses penyebaran unsur-unsur
kebudayaan yang disebut proses difusi itu merupakan salah satu objek penelitian ilmu antropologi,
terutama sub ilmu antropologi diakronik. Proses difusi dari unsur-unsur kebudayaan antara lain
diakibatkan oleh migrasi bangsa-bangsa yang berpindah dari suatu tempat ketempat lain dimuka bumi.

Penyebaran unsur-unsur kebudayaan dapat juga terjadi tanpa ada perpindahan kelompok-kelompok
manusia atau bangsa-bangsa, tetapi karena unsur-unsur kebudayaan itu memang sengaja dibawa oleh
individu-individu tertentu, seperti para pedagang dan pelaut. Bentuk difusi yang terutama mendapat
perhatian antropologi adalah penyebaran unsur-unsur kebudayaan yang berdasarkan pertemuan-
pertemuan antara individu-individu dari berbagai kelompok yang berbeda.

2.5.4. Akulturasi Dan Asimilasi

Akulturasi yaitu Proses sosial yang timbul apabila sekelompok manusia dengan suatu kebudayaan
tertentu dihadapkan pada unsur-unsur dari suatu kebudayaan asing sehingga unsur-unsur asing itu
lambat laun diterima dan diolah ke dalam kebudayaan sendiri, tanpa menyebabkan hilangnya
kepribadian kebudayaan itu.

Kalau masalah-masalah mengenai akulturasi kita ringkas, akan tampak 5 golongan masalah, yaitu :
1. Masalah tentang metode-metode untuk mengobservasi, mencatat, dan melukiskan suatu proses
akulturasi dalam suatu masyarakat.

2. Masalah tentang unsur-unsur kebudayaan asing yang mudah dan tidak mudah diterima oleh suatu
masyarakat.

3. Masalah tentang unsur-unsur kebudayaan yang mudah dan tidak mudah diganti atau diubah oleh
unsur-unsur kebudayaan asing.

4. Masalah mengenai jenis-jenis individu yang tidak menemui kesukaran dan cepat diterima unsur
kebudayaan asing, dan jenis-jenis individu yang sukar dan lamban dalam menerimanya.

5. Masalah mengenai ketegangan-ketegangan serta krisis-krisis sosial yang muncul akibat akulturasi.

Dalam meneliti jalannya suatu proses akulturasi, seorang peneliti sebaiknya memperhatikan beberapa
hal, yaitu :

1. Keadaan sebelum proses akulturasi dimulai.

2. Para individu pembawa unsur-unsur kebudayaan asing.

3. Saluran-saluran yang dilalui oleh unsusr-unsur kebudayaan asing untuk masuk kedalam kebudayaan
penerima.

4. Bagian-bagian dari masyarakat penerima yang terkena pengaruh.

5. Reaksi para individu yang terkena unsur-unsur kebudayaan asing.

Asimilasi Adalah suatu proses sosial yang terjadi pada berbagai golongan manusia dengan latar belakang
kebudayaan yang berbeda setelah mereka bergaul secara intensif, sehingga sifat khas dari unsur-unsur
kebudayaan golongan-golongan itu masing-masing berubah menjadi unsur-unsur kebudayaan campuran.

Dari berbagai proses asimilasi pernah diteliti, diketehui bahwa pergaulan intensif saja belum tentu
mengakibatkan terjadinya suatu proses asimilasi, tanpa adanya toleransi dan simpati antara kedua
golongan.

2.5.5. Pembaruan ( inovasi )

Inovasi adalah suatu proses pembaruan dari penggunaan sumber-sumber alam, energi, dan modal serta
penataan kembali dari tenaga kerja dan penggunaan teknologi baru, sehingga terbentuk suatu sistem
produksi dari produk-produk baru. Suatu proses inovasi tentu berkaitan penemuan baru dalam
teknologi, yang biasanya merupakan suatu proses sosial yang melalui tahap discovery dan invension.

Pendorong penemuan baru. Faktor-faktor yang menjadi pendorong bagi seorang individu untuk
memulai serta mengembangkan penemuan baru adalah (1) kesadaran akan kekurangan dalam
kebudayaan; (2) mutu dari keahlian dalam suatu kebudayaan; (3) sistem perangsang bagi kegiatan
mencipta. Penemuan baru sering kali terjadi saat ada suatu krisis masyarakat, dan suatu krisis terjadi
karena banyak orang merasa tidak puas karena mereka melihat kekurangan-kekurangan yang ada di
sekelilingnya.

Dengan demikian proses inovasi itu merupakan suatu proses evolulusi juga. Bedanya ialah bahwa dalam
proses inovasi para individu berperan secara aktif, sedangkan dalam proses evolusi para individu itu
pasif, bahkan seringkali negatif.

2.6. Perubahan Dan Fenomena Sosial

Logis sekali kalau contoh-contoh penerimaan perubahan paling besar bila unsur perubahan itu
merupakan akibat dari kebutuhan di dalam masyarakat itu sendiri. Ini dapat merupakan usaha suatu
masyarakat, untuk beradaptasi secara ekonomis dengan revolusi teknologi yang melanda seluruh dunia,
meskipun dampak perubahan itu mungkin terasa dalam masyarakat seluruhnya. Perubahan peranan
wanita di Afrika, atau sebenamya juga di Amerika Serikat, dapat dianggap sebagai contoh perubahan
seperti itu. Akan tetapi, perubahan sering dipaksakan dari luar kebudayaan, biasanya oleh kolonialisme
melalui penaklukan.

Perubahan kebudayaan selain terjadi karena adanya mekanisme perubahan seperti yang telah
dijelaskan di atas, bisa juga terjadi karena adanya perubahan secara paksa. Bentuk-bentuk perubahan
kebudayaan secara paksa adalah kolonialisme. Penaklukan, pemberontakan dan revolusi. Kolonilasme
dan penaklukan biasanya ditandai oleh kemenangan militer Negara penjajah/penakluk dan pemindah
tanganan kekuasaan politik tradisional ke tangankolonial/penakluk. Penduduk asli yang ditaklukkan
tidak mampu menolak perubahan yangdipaksakan. Kegiatan-kegiatan tradisional di bidang ekonomi,
politik, agama, sosial dibatasi

dan dipaksa untuk melakukan kegiatan-kegiatan baru yang cenderung mengisolasikan individu dan
merusak integrasi sosialnya. Perubahan kebudayaan secara paksa melalui kolonialisme dan penaklukan
terjadi pada abad ke-19 sampai awal abad ke-20. Politik kolonilalisme dikembangkan oleh negara-negara,
seperti Belanda, Portugal, Inggris, Perancis,Spanyol dan Amerika serikat.Tidak mengherankan jika unsur-
unsur budaya negara penjajahsampai sekarang masih ditemukan dan diterapkan di negara-negara bekas
jajahan. Unsur-unsur bahasa, agama, system politik negara colonial dapat ditemukan di negara bekas
jajahannya.

Apabila kolonialisme dan penaklukan merupakan bentuk perubahan kebudayaan secara paksa yang
berasal dari luar, maka pemberontakan dan revolusi dapat timbul dari dalam masyarakat itu sendiri.
Pemberontakan dan revolusi muncul karena kondisi-kondisi yang dianggap kurang menguntungkan bagi
sebagian besar masyarakat. Kondisi yang dimaksud bisa berupa ketidak adilan dalam distribusi
(kekayaan/material dan kekuasaan), munculnya perasaan benci pada kelompok yang dianggap sebagai
penindas dan hilangnya kepercayaan penguasa. Menurut Haviland (1988: 268) terdapat lima kondisi
sebagai pencetus timbulnya pemberontakan dan revolusi, yaitu: (1) hilangnya kewibawaan pejabat-
pejabat yang kedudukan-nya mantap, sering sebagai kegagalan politik luar negeri, kesulitan keuangan,
pemecatan menteri yang popular, atau perubahan kebijakan yang popular, (2) Bahaya terhadap
kemajuan ekonomi yang baru dicapai. Di Perancis dan Rusia, golongan penduduk, golongan profesi dan
pekerja di kota-kota yang nasib ekonominya mengalami perbaikan sebelumnya, tertimpa oleh kesulitan-
kesulitan yang tidak terduga-duga, seperti tajamnya kenaikan pangan dan pengangguran, (3) Ketidak
tegasan pemerintah, seperti kebijaksanaan yang tidak konsisten. Pemerintah yang demikian itu
kelihatannya seperti dikendalikan dan tidak mengendalikan peristiwa, (4) Hilangnya dukungan dari kelas
cendekiawan. Kehilangan seperti itu oleh pemerintah-pemerintah prarevolusi di Perencis danRusia
menyebab-kan pemerintah kehilangan dukungan falsafahnya, yang menyebabkan mereka kehilangan
popularitas dilingkungan cendekiawan, (5) Pemimpin atau kelompok pemimpin yang memiliki kharisma
cukup besar untuk menggerak kan sebagian besar rakyat ,melawan pemerintah.

Kelima kondisi di atas dapat dijadikan sebagai acuan untuk menganalisis perubahan kebudayaan melalui
pemberontakan dan revolusi yang terjadi di Indonesia pada tahun 1997-1998 (masa reformasi). Pada
saat itu Presiden Soeharto, kabinet serta kroninya sudah kehilangan kewibawaan di mata rakyatnya,
karena dianggap gagal membenahi persoalan ekonomi politik yang terjadi. Tingkat inflasi yang tinggi,
korupsi, kolusi dan nepotisme yang merajalela mengakibatkan kehidupan rakyat semakin sengsara.
Rakyat semakin tidak percaya dengan rezim orde baru. Kalangan cendekiawan dan akademisi mulai
mencabut dukungannya serta menuntut untuk segera mundur. Munculnya pemimpin informal yang
kharismatik, seperti Amin Rais, Gus Dur, Megawati Soekarnoputri, Hamengkubuwono X yang memiliki
pengaruh besar untuk menggerakkan rakyat. Dimotori oleh gerakan mahasiswa dan didukung oleh
pemimpin karismatik, akhirnya terjadilah perubahan besar-besaran diIndonesia yang diawali dengan
mundurnya Soeharto dari jabatan Presiden pada 21 Mei 1998.

Salah satu produk sampingan kolonialisme adalah tumbuhnya antropologi terapan dan digunakannya
teknik dan pengetahuan antropologi untuk keperluan "praktis”.Dengandemikian, tidak salah bila
antropologi Inggris sering dipandang sebagai "hamba" politik kolonial negara tersebut, karena mereka
umumnya dipaksa menyediakan informasi yangberguna untuk tetap mempertahankan kekuasaan
pemerintahan kolonial di daerah jajahannya. Di Amerika Serikat, para ahli antropologi dari abad-19
sangat mendambakan kegunaan disiplin mereka, dan tidak jarang mereka turun tangan membantu
orang-orang Indian Amerika, tempat mereka bekerja. Awal abad ini, karya Franz Boas, yang hampir
seorang diri melatih satu generasi ahli antropologi di Amerika Serikat, telah membantu pemerintah
untuk mengubah politik imigrasi negara tersebut.Dalam tahun 1930-an para ahli antropologi
menanggapi sejumlah studi yang dilakukan di lingkungan industri dan lembaga-lembaga lainnya, untuk
tujuan-tujuan terapan.Timbulnya Perang Dunia II timbullah pekerjaan-pekerjaan khusus di bidang
administrasi kolonial di luar perbatasan nenua Amerika,khususnya di daerah Pasifik, yang dikerjakan
oleh pegawai-pegawai yang telah mendapat latihan di bidang antropologi.

Timbulnya kebangkitan orang-orang Jepang untuk melawan tentara sekutu jugadisebabkan oleh
pengaruh dari para ahli antropologi dalam menentukan struktur pendudukanAmerika Serikat.
Eksperimen-eksperimen Amerika Utara yang dimaksudkan untuk memadu kebudayaan kolonial dengan
struktur pribumi dengan kekacauan yang sekecil mungkin, jugatelah berhasil.Meskipun banyak di antara
studi itu diakui memang untuk kepentingan sandimiliter, akan tetapi itu semua juga bermanfaat untuk
program pengembangan ilmu pengetahuan.

Akan tetapi, seperti yang tercermin dalam beberapa kepustakaan awal tentang hubungan antara
bangsa-bangsa Eropa dengan kelompok-kelompok penduduk asli, tidak mengandung pengertian
antropologis dan sering tidak ada perikemanusiaan sama sekali.Pertemuan antara kolonialis dengan
penduduk pribumi di beberapa tempat sering mengakibatkan kematian besar-besaran, kesengsaraan
yang memilukan, dan keruntuhan komunitas atau yang lebih dikenal sebagai "kerusakan kebudayaan"
(culture crash).Keruntuhan tradisi komunitas seperti di atas yang ditandai dengan terjadinya khaos atau
ketidakstabilan sosial dan kecemasan setiap individu, sering diikuti dengan terjadinya pendudukan
kolonial.Ini sama sekali tidak berarti, bahwa masyarakat tradisional itu tidak mengenal bentrokan
sebelum berhubungan dengan peradaban lain, tetapi berarti bahwa pertentangan-pertentangan
tersebut dapat diatasi melalui lembaga-lembaga kebudayaanya.

Kebudayaan asli pada awal-awal terjadinya pendudukan umumnya berantakan,karena lembaga-lembaga


tradisional yang diciptakan untuk mengatasi ketegangan atau pertentangan diantara masyarakat
pendukung sebuah kebudayaan tidak diperbolehkan oleh para penguasa kolonial untuk menangani
perubahan baru yang cepat dan tidak pada tempatnya dalam konteks sistem tradisional itu.Perubahan
yang terlalu cepat dalam system nilai, misalnya, menyebabkan bagian-bagian lain dari kebudayaan
menjadi ketinggalan.
Kadang-kadang penduduk pribumi memperlihatkan kekuatan dan daya tahan yang besar dalam
menghadapi dominasi Eropa, dimana mereka menemukan dan melakukan cara-cara yang kreatif dan
cerdik untuk mengkounternya. Penduduk yang dimaksud orang-orangTrobriand yang berada di bawah
pemerintahan kolonial Inggris. Para misionaris suatu ketikamemperkenalkan sebuah permainan
tradisional Inggris bernama “cricket” kepada masyarakat Trobriand yang menjadi daerah jajahan
negaranya. Akan tetapi, semua penduduk berusaha dan sepakat untuk membendung masuknya
permainan Inggris secara utuh dengan menjadikannya sebagai suatu pertandingan yang benar-benar
bersifat Trobriand.Tidak"primitif" dan juga tidak terlalu sesuai dengan bentuk aslinya di Inggris.Cricket
ala Trobriand yang kreatif ini disejajarkan dengan kegiatan-kegiatan yang khas, yang tetap
mempertahankan pentingnya pandangan-pandangan pokok dalam kebudayaan pribumi itu.Semua
orang yang berkepentingan dengan permainan itu kelihatan gembira dan bangga, dan para
pemainnyasama semangatnya untuk memamerkan siapakah diantara mereka itu mampu mencetak
nilai.Mulai dari mengecat mukanya sebagai tanda persiapan untuk bermain, nyanyian tim yang
membawakan lagu-lagu yang bernada "kasar", tari-tarian rombongan yang saling member semangat,
tidak dapat diragukan lagi, bahwa setiap pemain bermain demi kepentingannya sendiri, demi
kemasyhuran timnya, dan demi ratusan gadis-gadis cantik yang biasanya menonton pertandingan itu.

Kasus-kasus akulturasi yang paling ekstrim biasanya terjadi sebagai akibat dari kemenangan militer dan
pemindahtanganan kekuasaan politik tradisional ke tangan parapenakluk, yang tidak mengetahui apa-
apa tentang kebudayaan yang mereka kuasai.Rakyatpribumi, yang tidak mampu menolak perubahan-
perubahan yang dipaksakan, karena kegiatan-kegiatan tradisional mereka di bidan sosial, agama dan
ekonomi juga turut dibatasi, sehingga mereka dengan terpaksa melakukan kegiatan-kegiatan baru yang
cenderung mengisolasikan individu dan mengoyak-koyak integrasi sosialnya.Sistem perbudakan di
Amerika Serikatpada masa kolonialnya, merupakan contoh yang paling terkenal, yang memberi
penjelasan tentang masalah hubungan antar-ras yang dahulu dikemas dalam istilah "inferioritas
rasial."Perlu juga saya kemukakan di sini, bahwa sistem perbudakan yang terjadi di Amerika pada
awalnya tidak hanya terjadi di Amerika Serikat saja, tetapi juga hingga ke negara-negara bagian, seperti
di daerah-daerah perkebunan di Kepulauan Karibia dan di daerah-daerah pantai Amerika Selatan

BAB III

PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Dalam makalah ini kami menyimpulkan Masyarakat manusia di manapun tempatnya pasti
mendambakan kemajuan dan peningkatan kesejahteraan yang optimal. Kondisi masyarakat secara
obyektif merupakan hasil tali temali antara lingkungan alam, lingkungan sosial serta karakteristik
individu.. Perjalanan panjang dalam rentangan periode kesejarahan telah mengajak masyarakat manusia
menelusuri hakikat kehidupan dan tata cara kehidupan yang berkembang pesat hidup. Ruang gerak
perubahan itupun juga berlapis-lapis, dimulai dari kelompok terkecil seperti keluarga sampai pada
kejadian yang paling lengkap mencakup tarikan kekuatan kelembagaan dalam masyarakat.

Perubahan sosial adalah suatu proses yang luas,lengkap yang mencakup suatu tatanan kehidupan
manusia. Perubahan sosial akan mempengaruhi segala aktivitas maupun orientasi pendidikan yang
berlangsung. Sebagai bagian dari pranata sosial, tentunya pendidikan akan ikut terjaring dalam hukum-
hukum perubahan sosial yang terjadi di dalam masyarakat. Sebaliknya, pendidikan sebagai wadah
pengembangan kualitas manusia dan segala pengetahuan tentunya menjadi agen penting yang ikut
menentukan perubahan social masyarakat ke depan.

Budaya sangat erat sekali dengan kehidupan kita di masyarakat. Kebudayaan ini pasti terdapat di dalam
masyarakat di seluruh belahan dunia. Oleh karena itu, marilah kita jaga bersama budaya yang telah kita
miliki dan janganlah kita serahkan kebudayaan ini kepada Negara lain.

3.2. SARAN

Penulis menyarankan supaya kita semua baik penulis maupun pembaca mau untuk menjaga budaya kita
dan janganlah menghilangkannya Karena itu merupakan hal yang sangat berharga sekali.Penulis juga
menyarankan kepada pemerintah agar lebih memperhatikan masalah budaya khususnya di Negara
Kesatuan Republik Indonesia ini

DAFTAR PUSTAKA

http://bintangriyadi.blogspot.com/2008/01/dinamika-masyarakat-dan kebudayaan.html

http://www.pdf-search-engine.com/teori-perubahan-sosial-menurut-ahli-pdf.html

Soelaeman, Munandar. 2005 Ilmu Budaya Dasar. Refika Aditama. Bandung


Sjafri Sairin, 2002. Perubahan Sosial Masyarakat Indonesia:Perspektif Antropologi. Pustaka Belajar.
Yogyakarta.

http://id.wikipedia.org/wiki/Perubahan_sosial_budaya

http://wikan2004.multiply.com/journal/item/2/Ringkasan Materi_Perubahan _Sosial_Budaya Enoh,


Moh. 1994. Geografi regional asia Sub Region Jepang Surabaya :IKIP

yosa alam di 17.19

Berbagi

2 komentar:

Jihan nissa29 Agustus 2016 05.18

trimakasih infonya...

izin copas ya min buat tugas... sukses selalu...

Balas

medy18 Oktober 2016 02.32

Broker Terbaik – Dapatkan Banyak Kelebihan Trading Bersama FBS,bergabung sekarang juga dengan
kami

trading forex fbsindonesia.co.id

-----------------

Kelebihan Broker Forex FBS


1. FBS MEMBERIKAN BONUS DEPOSIT HINGGA 100% SETIAP DEPOSIT ANDA

2. SPREAD DIMULAI DARI 0 Dan

3. DEPOSIT DAN PENARIKAN DANA MELALUI BANK LOKAL Indonesia dan banyak lagi yang lainya

Buka akun anda di fbsindonesia.co.id

-----------------

Jika membutuhkan bantuan hubungi kami melalui :

Tlp : 085365566333

BBM : d2e26405

Balas

Beranda

Lihat versi web

MENGENAI SAYA

Foto saya

yosa alam

Lihat profil lengkapku

Diberdayakan oleh Blogger.

Anda mungkin juga menyukai