Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

IMPAKSI

ANGGOTA KELOMPOK 6:

ADITYA GALIH ANANDA(202213003)


ADITYA YUDHA PRASETYA(202213004)
AGUS SARWANTO(202213005)
ALAN EKA SAPUTRA(202213009)
ANNISA AYU MUTTAQINA(202213023)
ANNISA RAHMAWATI(202213024)
ARDANA BAGASKARA(202213028)f
ARDHIKA YOGA PRADANA(202213029)

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Dalam penyusunan
makalah ada sedikit hambatan. Namun berkat bantuan dukungan dari teman teman serta
bimbingan dari dosen pembimbing, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan
baik.
Dengan adannya makalah ini, diharapkan dapat membantu proses pembelajaran dan
menambah pengetahuan bagi pembaca makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat
bagi semua pihak yang telah membaca makalah ini dan dapat mengetahui tentang sejarah
kesehatan dunia dan Indonesia khususnya dalam materi eliminasi khusunya impaksi.
Makalah ini mungkin kurang sempurna, untuk itu kami mengharap kritik dan saran untuk
menyempurnakan nmakalah ini.

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................................ii
DAFTAR ISI.............................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................................1
1.1 Latar belakang.............................................................................................................1
1.2. Rumusan masalah........................................................................................................2
1.3. Tujuan..........................................................................................................................3
1.4. Manfaat Penelitian.......................................................................................................3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA................................................................................................4
3.1. Pengertian....................................................................................................................4
3.2. Penyebab......................................................................................................................4
2.3. Gejala yang ditimbulkan..............................................................................................5
2.4. Pencegahan impaksi....................................................................................................5
BAB III PENUTUP....................................................................................................................7
3.1. Kesimpulan..................................................................................................................7
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................8

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


Setiap individu menginginkan hidup sehat dalam setiap harinya terutama pada
kesehatan anggota tubuh. Karena kesehatan merupakan kunci utama dalam diri kita
sendiri untuk dapat hidup lebih fit dan bugar. Namun, tetap ada juga sebagian
masyarakat yang kurang bisa menjaga dan merawat anggota tubuh agar tetap sehat.
Perawatan tubuh tersebut dapat dimulai dari menjaga hal-hal yang kecil terlebih
dahulu seperti menjaga Kesehatan pencernaan terutama dalam buang air besar atau
BAB. Walaupun hal tersebut terlihat sederhana, akan tetapi sebagian besar
masyarakat masih menganggap remeh dalam hal buang air besar sehingga keluhan
masyarakat terhadap penyakit tersebut cukup tinggi. Pernyataan tersebut sejalan
dengan Anggow dkk (2017) bahwa prevalensi masalah pencernaan masih banyak
ditemukan di lingkungan masyarakat dengan keluhan penyakit cukup tinggi.
Masyarakat memerlukan hidup sehat untuk mencegah timbulnya suatu penyakit.
Salah satu cara mencegah timbulnya penyakit tersebut yaitu dengan lebih peduli
untuk menjaga dan merawat kesehatan pencernaan dan feses sejak dini (Sumanti et
al., 2013). Pengetahuan Kesehatan pencernaan dan feses sangat penting dalam
memilih suatu tindakan perawatan untuk menjaga Kesehatan pencernaan dan feses
dengan baik. Tingkat pengetahuan masyarakat dapat mempengaruhi tingkat kesehatan
dan pilihan tindakan perawatan. Masyarakat dengan pengetahuan yang baik akan
berdampak sikap dan perilaku yang baik dalam menjaga kesehatan begitupun
kebalikannya masyarakat dengan pengetahuan yang kurang dapat menimbulkan salah
satu faktor terjadinya masalah kesehatan (Anggow et al., 2017). Pengetahuan
masyarakat juga dapat diketahui dari kesadaran dan sikap setiap individu.
Pengetahuan yang baik dapat meningkatkan Kesehatan pencernaan dan feses terutama
untuk menghindari kasus impaksi feses yang cukup banyak ditemukan di masyarakat
umum. Masyarakat perlu memiliki wawasan tentang impaksi tersebut agar dapat
diketahui pencegahan saat terjadinya impaksi feses (Pantow et al., 2014).
Adapun pengertian dari impaksi adalah tertahan sehingga tidak keluar atau
berproses lebih lanjut secara normal. Impaksi feses (tertahanya feses) dapat di
definisikan sebagai seuatu masa atau kumpulan yang mengeras, fases seperti dempul

1
pada lipatan rectum. Impaksi terjadi pada retensi yang lama dan akumulasi dari bahan
bahan fases. Pada impaksi yang gawat fases terkumpul dan ada dikolon sigmoid.
Impaksi juga dapat dinilai dari pemeriksaan gigitan pada rectum yang terjadi karena
sembelit yang berkepanjangan. Hal tersebut dapat terjadi ketika tinja berubah menjadi
sangat keras sehingga tidak bisa keluar saat buang air besar secara normal. Gejala
kondisi ini dapat menyebabkan sakit perut dan kram. Kondisi ini seringkali harus
diobati dengan obat-obatan atau prosedur seperti enema atau irigasi air.
Berdasarkan uraian diatas maka dibutuhkan wawasan tentang pengertian,
penyebab, gejala dan cara pencegahan dari penyakit impaksi agar keluhan masyarakat
penyakit ini dapat berkurang secara signifikan walaupun memerlukan waktu yang
cukup lama untuk menghilangkan kebiasaan buruk tersebut. Akan tetapi, diharapkan
secara jangka panjang wawasan tersebut dapat mengubah masyarakat sedikit demi
sedikit agar lebih sadar untuk menjaga dan merawat diri agar tetap sehat.

1.2. Rumusan masalah


1. Apa yang dimaksud dengan impaksi feses?
2. Apa penyebab terjadinya impaksi feses?
3. Apa gejala yang ditimbulkan pada seseorang yang terkena impaksi feses?
4. Apa pencegahan yang dapat dilakukan agar tidak terkena impaksi feses?

1.3. Tujuan
Untuk mengetahui dan mempelajari definisi, penyebab, gejala yang timbul dan
cara pencegahan dari impaksi
1.4. Manfaat Penelitian
1.4.1. Manfaat Teoritis
1. Bagi institusi
Hasil penelitian ini dapat digunakan untuk bahan dalam meningkatkan mutu
pendidikan keperawatan, dengan adanya penelitian keperawatan dapat digunakan
sebagai acuan untuk mengembangkan kurikulum terutama yang berhubungan
dengan dengan mata kuliah dan komunitas masyarakat.
2. Bagi Penelitian
Sebagai sarana untuk menerapkan ilmu pengetahuan yang diperoleh dibangku
kuliah dan menambah pengalaman serta lebih banyak lagi pengetahuan dalam
penelitian.

2
1.4.2. Manfaat Praktis
1. Bagi Masyarakat
Memberikan pengetahuan pada masyakat tentang bagaimana peran yang baik
dalam mengetahui penyebab, gejala yang timbul dan cara pencegahan dari
impaksi feses.
2. Bagi Iptek
Dapat digunakan sebagai pedoman serta sumber pengetahuan baru bagaimana
cara pencegahan impaksi
3. Bagi Peneliti Selanjutnya.
Diharapkan karya tulis ini dapat digunakan untuk peneliti selanjutnya sebagai
referensi untuk penelitian selanjutnya.

3
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

3.1. Pengertian

Impaksi fases usus besar merupakan akibat dari konstipasi yang tidak dapat diatasi
yang terjadi karena tertahanya tinja di dalam usus dan tidak secara normal keluar melalui
buang air besar. Kondisi ini bisa terjadi saat terjadinya penumpukan tinja kering dank eras di
rectum yang disebabkan oleh sembelit yang belarut. Berdasarkan patofisiologis, impaksi
feses dapat diklasifikasikan menjadi impaksi feses akibat kelainan struktural dan fungsional.
Impaksi feses akibat kelainan struktural terjadi melalui proses obstruksi aliran tinja,
sedangkan impaksi feses fungsional berhubungan dengan gangguan motilitas kolon atau
anorektal. Impaksi feses yang dikeluhkan oleh sebagian besar pasien umumnya merupakan
impaksi feses fungsional. Pada awalnya beberapa istilah pernah digunakan untuk
menerangkan impaksi feses fungsional, seperti retensi tinja fungsional, konstipasi retentif
atau megakolon psikogenik. Istilah tersebut diberikan karena adanya usaha untuk menahan
buang air besar akibat adanya rasa takut untuk berdefekasi (Endyarni & Syarif, 2016).

3.2. Penyebab

Impaksi fases dapat disebabkan karena terlalu sering menggunakan obat pencahar,
efek samping konsumsi beberapa jenis obat Pereda nyeri, kurangnya aktivitas fisik dalam
waktu lama, perubahan pola makan, dan sembelit yang tidak di obati. Namun impaksi fases
juga bisa terjadi karena intake cairan yang kurang, konstipasi dan kelemahan tonus otot
(Hidayat, dkk, 2008).

2.3. Gejala yang ditimbulkan

Gejala yang ditimbulkan saat mengalami impaksi feses antara lain yaitu
ketidakmampuan untuk BAB atau buang air besar, sulit saat buang air kecil, mual dan
muntah, diare yang tidak terkontrol, sakit perut atau sakit punggung dan yang terakhir
perubahan pernafasan atau detak jantung.

4
2.4. Pencegahan impaksi
Ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mengurangi resiko impaksi fases antara
lain:
a) Berolahraga secara teratur
b) Makan makanan yang tinggi serat
c) Benyak minum air putih
d) Menghindari minuman yang mengandung alcohol
e) Jangan suka menunda jika ingin BAB

5
BAB III

PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Impaksi feses diakibatkan dari konstipasi yang tidak dapat diatasi yang terjadi karena
tertahanya tinja di dalam usus dan tidak secara normal keluar melalui buang air besar. Oleh
karena itu untuk menghindari penyakit tersebut, masyarakat dianjurkan untuk menjaga pola
makan yang sehat, olah raga teratur dan tidak sering menahan buang air besar. Dengan
beberapa wawasan tersebut diharapkan masyarakat dapat memiliki kemampuan dalam
mencegah maupun mengatasi berbagai masalah dari impaksi.
Kemampuan setiap masyarakat memberikan asuhan kesehatan terhadap diri mereka
sendiri akan mempengaruhi tingkat kesehatan baik di lingkup keluarga maupun individu.
Tingkat pengetahuan masyarakat terkait konsep sehat sakit akan mempengaruhi perilaku
dalam menyelesaikan masalah kesehatan terhadap diri mereka sendiri, maka dari itu peran
tingkat wawasan tentang kesehatan khususnya impaksi feses dapat ditinggkatkan dengan cara
menambah dan mempelajari pengetahuan yang berkaitan dengan hal tersebut. Dengan
demikian,

6
DAFTAR PUSTAKA
Anggow, O. R., Mintjelungan, C. N., & Anindita, P. S. (2017). Hubungan pengetahan kesehatan gigi
dan mulut dengan status karies pada pemulung di tempat pembuangan akhir Sumompo
Manado. E-GIGI, 5(1). https://doi.org/10.35790/eg.5.1.2017.14783

Endyarni, B., & Syarif, B. H. (2016). Konstipasi Fungsional. Sari Pediatri, 6(2), 75.
https://doi.org/10.14238/sp6.2.2004.75-80

Kanwar, R. S., Karlen, D. L., Cambardella, C. A., Colvin, T. S., & Pederson, C. (2018). Impact of
Manure and N-Management Systems on Water Quality. 1996. https://doi.org/10.31274/icm-
180809-530

Pantow, C. B., Warouw, S. M., & Gunawan, P. N. (2014). Pengaruh Penyuluhan Cara Menyikat Gigi
Terhadap Indeks Plak Gigi Pada Siswa Sd Inpres Lapangan. E-GIGI, 2(2).
https://doi.org/10.35790/eg.2.2.2014.6341

Sartika, D., Wibisono, G., & Wardani, N. D. (2017). Pengaruh Pemberian Musik Terhadap Perubahan
Tekanan Darah Dan Denyut Nadi Sebelum Dan Sesudah Odontektomi Pada Pasien Gigi
Impaksi. Diponegoro Medical Journal (Jurnal Kedokteran Diponegoro), 6(2), 451–459.
https://ejournal3.undip.ac.id/index.php/medico/article/view/18561

Sumanti, V., Widarsa, T., & Duarsa, P. (2013). Laporan hasil penelitian Faktor yang berhubungan
dengan partisipasi orang tua dalam perawatan kesehatan gigi anak di Puskesmas Tegallalang I
Factors related to parent ’ s participation in child dental health care in Tegallalang I community
health centre P. Public Health and Preventive Medicine Archive, 1(1), 1–7.

Szalma, J., Janovics, K., Pacheco, A., Kaszás, B., & Lempel, E. (2022). Pre-eruptive intracoronal
resorption in “high-risk” impacted third molars: A report of four cases. Journal of Cranio-
Maxillofacial Surgery, 50. https://doi.org/10.1016/j.jcms.2022.09.004

Amanat, N., Mirza, D., & Rizvi, K. F. (2014). Pattern of third molar impaction: frequency and types
among patients attending urban teaching hospital of Karachi. Pakistan Oral and Dental
Journal, 34(1).

Hidayat, Abdul. Aziz. Alimul. (2008). Pengantar Ilmu Keperawatan Anak. Jakarta : Salemba Medika

Bourzgui F., Sebbar, M.,Nadour, A & Hamza, M. Prevalence of temporomandibular dysfunction in


orthodontic treatment. International Ortodontics, Vol.8, No.2, pp. 386398,ISSN 17617227. 2010

Anda mungkin juga menyukai