Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

PERILAKU KESEHATAN LANJUT


tentang
Pendekatan Perilaku Sosial dalam Kesehatan Masyarakat

Oleh
Muhammad Zikra
1710104076

Dosen Pembimbing
Afzahul Rahmi,M.Kes

STIKES ALIFAH PADANG


PRODI KESEHATAN MASYARAKAT
PEMINATAN PROMOSI KESEHATAN
2020/2021
Kata Pengantar

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Panyayang, penulis panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada penulis, sehingga penulis
dapat menyelesaikan tugas makalah Perilaku Kesehatan Lanjut
Makalah ini telah penulis susun dengan maksimal dan mendapatkan
bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah
ini. Untuk itu penulis menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak
yang telah berkontribusi dalam pembuatan tugas ini.
Terlepas dari semua itu, penulis menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena
itu dengan tangan terbuka penulis menerima segala saran dan kritik dari pembaca
agar penulis dapat memperbaiki makalah ilmiah ini.
Akhir kata penulis berharap semoga makalah ini dapat memberikan
manfaat maupun inpirasi terhadap pembaca.

Padang, 30 Oktober 2020

Penyusun

i
Daftar Isi

Halaman Judul ............................................................................................................


Kata Pengantar ......................................................................................................... i
Daftar Isi.................................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ..................................................................................................1
B. Rumusasn Masalah ...........................................................................................1
C. Tujuan ...............................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
A. Perkembangan Pendekatan Ilmu Sosial dalam Kesehatan Masyarakat ............3
B. Aspek Sosial Budaya dalam Kesehatan Masyarakat ........................................5
C. Teori Pendekatan Ilmu Sosial Perilaku dalam Kesehatan Masyarakat .............7
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan .....................................................................................................11
B. Saran ...............................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................12

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Perilaku sosial seseorang merupakan sifat relatif untuk menanggapi
orang lain dengan cara-cara yang berbeda-beda. Misalnya dalam melakukan kerja
sama, ada orang yang melakukannya dengan tekun, sabar dan selalu
mementingkan kepentingan bersama diatas kepentingan pribadinya. Sementara di
pihak lain, ada orang yang bermalas-malasan, tidak sabaran dan hanya ingin
mencari untung sendiri.
Sejak dilahirkan manusia membutuhkan pergaulan dengan orang lain
untuk memuhi kebutuhan biologisnya. Pada perkembangan menuju kedewasaan,
interaksi sosial diantara manusia dapat merealisasikan kehidupannya secara
individual. Hal ini dikarenakan jika tidak ada timbal balik dari interaksi sosial
maka manusia tidak dapat merealisasikan potensi-potensinya sebagai sosok
individu yang utuh sebagai hasil interaksi sosial. Potensi-potensi itu pada awalnya
dapat diketahui dari perilaku kesehariannya. Pada saat bersosialisasi maka yang
ditunjukkannya adalah perilaku sosial.
Menurut Jamaris dalam Susanto (2014:138), perilaku sosial diartikan
sebagai perilaku yang dilakukan secara sukarela (voluntary), yang dapat
menguntungkan atau dapat menyenangkan orang lain tanpa antisipasi reward
eksternal. Perilaku sosial ini dilakukan dengan tujuan yang baik, seperti
menolong, membantu, berbagi, dan menyumbang atau menderma. Sedangkan
menurut Raven dan Rubin dalam Susanto (2014:138), perilaku sosial sebagai
suatu perilaku yang secara sukarela dilakukan dengan tujuan agar dapat
bermanfaat untuk orang lain.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana perkembangan pendekatan ilmu sosial dalam kesehatan
masyarakat ?
2. Apa aspek sosial budaya dalam kesehatan masyarakat ?
3. Apa teori endekatan ilmu sosial perilaku dalam kesehatan masyarakat ?

1
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui perkembangan pendekatan ilmu sosial dalam kesehatan
masyarakat
2. Untuk mengetahui aspek sosial budaya dalam kesehatan masyarakat
3. Untuk mengetahui teori endekatan ilmu sosial perilaku dalam kesehatan
masyarakat

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Perkembangan Pendekatan Ilmu Sosial dalam Kesehatan Masyarakat


1. Perkembangan di Dunia
Pendekatan ilmu sosial dalam kesehatan masyarakat telah
berlangsung lama dari kebudayaan yang paling luas yakni Babylonia,
Mesir,Yunani dan Roma telah tercatat bahwa manusia telah melakukan usaha
usaha untuk menanggulangi masalah-masalah kesehatan dan penyakit. Pada
zaman ini juga diperoleh catatan 1 bahwa telah dibangun tempat pembuangan
kotoran (latrin) umum, meskipun alasan dibuatnya latrine tersebut bukan
karena kesehatan. Dibangunnya latri umum pada saat itu bukan karena tinja
atau kotoran manusia dapat menularkan penyakit tetapi tinja menimbulkan
bau tak enak dan pandangan yang tidak menyedapkan.
Bangkitnya ilmu pengetahuan pada akhir abad ke-18 dan awal abad
ke-19 mempunyai dampak yang luas terhadap segala aspek kehidupan
manusia, termasuk kesehatan. Kalau pada abad-abad sebelumnya masalah
kesehatan khususnya penyakit hanya dilihat sebagai fenomena biologis dan
pendekatan yang dilakukan hanya secara biologis yang sempit, maka mulai
abad ke-19 masalah kesehatan adalah masalah yang kompleks. Oleh sebab itu
pendekatan masalah kesehatan harus dilakukan secara komprehensif,
multisektoral.
Pada abad ke 19 juga metode ilmu sosial digunakan untuk
investigasi epidemioogi yang diawali denan investigasi yang dilakukan oleh
Jhon Snow padatahun 1845 dengan menyelidiki wabah kolera di Inggris.
Pertama dilakukan Snow adalah mencari informasi tentang keberadaan
masyarakat yang terdeteksi meniggal karena kolera. Setelah itu, Snow
melakukan interview dengan anggota-anggota keluarga yang berada dilokasi
terdeteksinya distribusi wabah kolera, Snow juga menanyakan aktivitas
sehari-hari meraka mulai dari makan, bermain dan bejerja. Data yang
dikumpulkannya tersebut bertujuan untk melihat pola aktivitas sehari-hari
meraka. Akhir abad ke 19 gerakan sanitasi mulai dikenal melalui upaya-

3
upaya untuk meningkatkan gaya hidup, kondisi lingkungan tempat tinggal
dan pekerjaan dari masyarakat miskin kota ke dalam masyarakat industri.
Pada tahun 1986 Ottawa Character For Health Promotion
mengidentifikasi faktor-faktor sosial fundamental untuk menjamin hidup
sehat dan sejahtera, ini menghasilkan lima rumusan strategi promosi
kesehatan, yaitu:
a. Mengembangkan kebijakan yang berwawasan kesehatan
b. Menciptakan lingkungan yang mendukung
c. Memperkuat gerakan masyarakat
d. Mengembangkan kemampuan perorangan
e. Menata kembali arah pelayanan kesehatan Bangkok Charter for Health
Promotion 2005 menegaskan kembali pentingnya faktor dan pendekatan
ilmu sosial dalam bidang kesehatan dan menitikberatkan kepada peran
promosi kesehatan dalam pembangunan.
2. Di Indonesia
Di Indonesia pendekatan lmu sosial dalam kesehatan masyarakat
dimulai pada tahun 1925. Pada tahun 1925, Hydrich, seseorang petugas
kesehatan pemerintah Belanda melakukan pengamatan terhadap tingginya
angka kematian dan kesakitan du Banyumas-Purwokerto pada waktu itu. Dari
hasil pengamatan dan analisanya tersebut dapat disimpulkan bahwa penyebab
tingginya angka kematian dan kesakitan ini adalah karena jeleknya kondisi
sanitasi lingkungan. Masyarakat pada waktu itu membuang kotorannya di
sembarang tempat, dikebun, selokan, kali bahkan di pinggir jalan padahal
mereka mengambil air minum juga dari kali. Selanjutnya ia berkesimpulan
bahwa kondisi sanitasi lingkungan ini disebabkan karena perilaku penduduk.
Memasuki zaman kemerdekaan, salah satu tonggak penting
perkembangan kesehatan masyarakat di Indonesia adalah diperkenalkannya
Konsep Bandung (Bandung Plan) pada tahun 1951 oleh Dr. Y. Leimena dan
dr. Patah yang selanjutnya dikenal dengan Patah- Leimena. Dalam konsep ini
mulai diperkenalkan bahwa dalam pelayanan kesehatan masyarakat, aspek
kuratif dan preventif tidak dapat dipisahkan. Hal ini berarti dalam
mengembangkan sistem pelayanan kesehatan di Indonesia kedua aspek ini

4
tidak boleh dipisahkan, baik di rumah sakit maupun di puskesmas.
Selanjutnya pada tahun 1965 dimulai kegiatan pengembangan
masyarakat sebagai bagian dari upaya pengembangan kesehatan masyarakat.
Pada tahun 1965 ini oleh dr. Y. Sulianti didirikan “Proyek Bekasi” sebagai
proyek percontohan atau model pelayanan bagi pengembang kesehatan
masyarakat pedesaan di Indonesia, dan sebagai pusat pelatihan tenaga
kesehatan. Proyek ini di samping sebagai model atau konsep keterpaduan
antara pelayanan kesehatan pedesaan dan pelayanan medis, juga menekankan
pada pendekatan ini dalam pengelolaan program kesehatan.
Pada tahun 1984 Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) berdiri,sebagai
salah satu upaya penggerak dan peran serta masyarakat dalam kaitannya
dengan paradigma sehat yang menyatakan bahwa:upaya kesehatan harus
mengutamakan upaya promotif dan prevetif dengan penekanan pada
lingkungan dan perilaku sehat.

B. Aspek Sosial Budaya dalam Kesehatan Masyarakat


Beberapa ilmu sosial yang berkaitan langsung dengan kesehatan masyarakat yaitu
psikologi, sosiologi, antropologi, ilmu politik dan kebijakan publik, ekonomi,
komunikasi, demografi, dan geografi.
1. Psikologi
Teori tentang perilaku, kecenderungan pengambilan risiko, dan
metode mengubah tingkah laku serta perilaku sosial.
Penerapan : misalnya pada saat intervensi terhadap seorang penderita kanker
stadium lanjut tentu dibutuhkan cara penyampaian yang tepat agar tidak
makin membuat mentalnya semakin lemah, maka diperlukan penguasaan
terhadap ilmu psikologi.
2. Sosiologi
Teori perkembangan sosial, perilaku organisasi, dan sistem berpikir.
Penerapan : Cara berpikir seorang siswa SMA tentu berbeda dengan
mahasiswa sehingga persamaan persepsi dan cara berpikir akan membuat
komunikasi kesehatan lebih efektif.

5
3. Antropologi
Pengaruh sosial dan budaya pada pengambilan keputusan individu
dan populasi dalam bidang kesehatan dengan pandangan secara global.
Penerapan : Budaya mempengaruhi kebiasaan hidup manusia sehari-hari.
Metode, gaya hidup dan cara seseorang menjaga kesehatannya pun
dipengaruhi oleh budaya. Banyak budaya yang cara menjaga kesehatannya
tidak sesuai dengan apa yang seharusnya dilakukan atau disarankan dokter.
Mereka menganggap hal-hal ilmiah adalah sesuatu yang menakutkan. Oleh
karena itu, sosialisasi kesehatan masyarakat akan lebih efektif dan tepat
sasaran apabila kita dapat mempelajari, memahami dan menganalisis
budayanya terlebih dahulu sehingga dapat mencari solusi yang tepat
berdasarkan analisis yang telah dibuat.
4. Ilmu Politik/Kebijakan Publik
Pendekatan kepada pemerintah dan pembuat kebijakan yang
berhubungan dengan kesehatan masyarakat. Struktur analisis kebijakan dan
dampak pemerintahan pada pembuatan keputusan kesehatan masyarakat.
Penerapan : Seorang ahli kesehatan masyarakat harus mampu mengontrol
kebijakan pemerintah yang berkaitan dengan kesehatan, maka dibutuhkan
pengetahuan mengenai ilmu politik dan kebijakan publik agar kontrol yang
kita berikan tidak bertentangan dengan hukum.
5. Ekonomi
Pemahaman tentang dampak mikro dan makro ekonomi pada
kesehatan masyarakat dan sistem perlindungan kesehatan masyarakat.
Penerapan : Pengambilan keputusan dalam kesehatan masyarakat harus
berdasarkan keadaan ekonomi masyarakat karena ekonomi merupakan salah
satu komponen utama dalam kemasyarakatan. Keadaan masyarakat di kota
besar dengan di pedesaan tentu berbeda, sehingga dibutuhkan intervensi yang
tepat sesuai dengan keadaan ekonominya.
6. Komunikasi
Teori dan praktek dari komunikasi personal dan peran media dalam
menyampaikan informasi kesehatan.
Penerapan : Sistem informasi kesehatan perlu dikembangkan agar dapat

6
sepenuhnya menunjang pelaksanaan manajemen dan upaya menyehatkan
masyarakat. Ahli kesehatan masyarakat harus menguasai sistem komunikasi
7. Demografi
Pemahaman perubahan geografi dalam populasi secara global yang
berhubungan dengan proses penuaan, migrasi dan perbedaan tingkat kelahiran
serta dampaknya pada kesehatan masyarakat.
Penerapan : Ilmu demografi harus dimiliki oleh seorang ahli kesehatan
masyarakat, misalnya dalam mengetahui persebaran penduduk, jumlah
kelahiran dan kematian, pertumbuhan penduduk, dan lain-lain, sehingga dapat
mengambil keputusan intervensi yang tepat, misalnya dalam mengadakan
program KB.
8. Geografi
Pemahaman dari dampak-dampak geografi pada penyakit dan
penyebab penyakit juga metode untuk menampilkan dan menelusuri lokasi
dari kejadian penyakit.
Penerapan : Dengan memiliki ilmu geografi, ahli kesehatan masyarakat dapat
mengetahui bagaimana proses penyebaran atau asal mula suatu penyakit
didasarkan kondisi lingkungan tempat tinggal suatu masyarakat

C. Teori Pendekatan Ilmu Sosial Perilaku dalam Kesehatan Masyarakat


1. Teori Perilaku Individu
Perilaku baru terjadi apabila ada sesuatu yang diperlukan untuk
menimbulkan reaksi, yang disebut rangsangan. Berarti rangsangan tertentu
akan menghasilkan perlaku tertentu.perilaku individu tidak timbul dengan
sendirinya, tetapi sebagai akibat adanya rangsangan baik dari dalam dirinya
sendiri maupun dari luar individu. Pada hakekatnya perilaku individu
mencakup perilaku yang tampak dan perilaku yang tidak tampak. Perilaku
yang tampak adalah perilaku yang dapat diketahui oleh orang lain tanpa
menggunakan alat bantu, sedangkan perlaku yang tidak tampak adalah
perlaku yang hanya dapat dimengerti dengan menggunakan alat atau metode
tertentu.

7
Tiap individu adalah unik, dimana mengandung arti bahwa manusia
yang satu berbeda dengan manusia yang lain dan tidak ada dua manusia yang
sama persis di muka bumi ini, walaupun ia dilahirkan kembar. Manusia
mempunyai ciri-ciri, sifat, watak, tabiat, kepribadian dan motivasi tersendiri
yang membedakannya dari manusia lainnya. Perbedaan pengalaman yang
dialami individu pada masa silam dan cita-citanya kelak dikemudian hari
menentukan perilaku individu di masa kini yang berbeda- beda pula. Perilaku
manusia terbentuk karena adanya kebutuhan. Menurut Maslow, manusia
memiliki 5 kebutuhan dasar, yaitu kebutuhan fisiologis, rasa aman, mencintai
dan dicintai, harga diri dan aktualisasi diri.
2. Teori Sosial Kognitif
Asumsi dasar dari social cognitive theory adalah perilaku terjadi
karena proses kognitif dan interaksinya dengan orang lain serta lingkungan
disekitarnya. Menurut Piaget, perkembangan kognitif mempunyai empat
aspek:
a. Kematangan, sebagai hasil perkembangan susunan saraf
b. Pengalaman, yaitu berhubungan tibal alik antara organisme dengan
dunianya
c. Interaksi sosial, yaitu pengaruh-pengaruh yang diperoleh dalam
hubungannya dengan lingkungan sosial
d. Ekulibrasi, yaitu adanya kemampuan atau sistem mengatur dalamdiri
organisme agar dia selalu mampu mempertahankan keseimbangan dan
penyesuain diri terhadap lingkungannya.
System yang mengatur dari dalam mempunyai dua faktor, yaitu skema dan
adaptasi. Skema berhubungan dengan pola tingkah laku yang teratur yang
diperhatikan oleh organisme yangmerupakan akumulasi dari tingkah laku
yang sederhana hingga yang kompleks sedangkan adaptasi adalah fungsi
penyesuain terhadap lingkungan yang terdiri atas proses asimilasi dan
akomodasi. Ada beberapa konsep yang erlu dimengerti agar lebih mudah
memahami teori kognitif.
a. Intelegensi: suatu bentuk ekuilibrium kearah mana semua struktur yang
menghasilkan persepsi, kebiasaan dan mekanisme sensiomotor diarahkan

8
b. Organisasi adalah tendensi yangumum untuk semua bentuk kehidupan
guna mengintegrasikan struktur, baik yang psikis ataupun fisiologis
dalam suatu sistem yang lebih tinggi
c. Skema, suatu struktur mental seseorang dimana ia secara intelektual
beradaptasi dengen lingkungan sekitarnya
d. Asimilasi, proses kognitif dimana seseorang mengintegrasikan persepsi,
konsep atau pengalaman baru ke dalam skema atau pola yang sudah ada
dalam pikirannya.
3. Teori Motivasi untuk Proteksi
Teori motivasi perlindungan mengusulkan bahwa kita melindungi
diri kita sendiri didasarkan pada empat faktor: keseriusan dengen persitiwa
yang mengancam, kemungkinan dirasakan kejadian atau ketentuan,
efektivitas perilaku pencegahan yang disarankan dan yang dirasakan self
efficacy. Perlindungan motivasi berasal dari kedua penilaian ancaman dan
penilaian coping. Penilaian ancaman menilai keparahan situasi dan meneliti
bagaimana seriusnya situasi ini. penilaian mengatasi adalah bagaiamana
seseorang merespon situasi. Penilianan mengatasi terdiri dari kedua
keberhasilan dan efektivitas diri.
Keberhasilan adalah harapan individu yang melaksanakan
rekomendasi dapat menghapus ancaman tersebut. Self-efficacy adalah
kepercayaan dalam kemampuan seseorang untuk menjalankan program yang
direkomendasikan tindakan sukses seperti Pencegahan primer yaitu
mengambil tindakan untuk memerangi risiko mengembangkan masalah
kesehatan. (Misalnya, mengendalikan berat badan untuk mencegah tekanan
darah tinggi) dan pencegahan sekunder yaitu mengambil langkah untuk
mencegah kondisi menjadi lebih buruk. (Misalnya, mengingat untuk
mengambil obat setiap hari untuk mengontrol tekanan darah).
4. Tahapan Model Perubahan Perilaku
Proses perubahan perilaku dapat dideskrisipkan menggunakan
tahapan model perubahan perilaku (The stages of Change Model ).
Tahapan model perubahan perilaku terdi dari lima tahapan, yaitu :

9
a. Prekontemplasi
Pada tahapan ini individu belum menyadari adanya
permasalahan ataupun kebutuhan untuk melakukan perubahan, oleh
karena itu individu memerlukan informasi dan umpan balik untuk
menimbulkan kesadaran akan adanya masalah dan kemungkinan untuk
berubah. Nasehat ataupun informasi mengenai suatu hal tidak akan
berhasil bila dilakukan pada tahap ini.
b. Kontemplasi
Pada tahapan kontemplasi ini sudah timbul kesadaran akan
adanya masalah, namun individu masih dalam tahap dilema. Individu
masih menimbang untuk berubah atau tidak , Individu masih
mendiskusikan keuntungan dan kerugian apabila melakukan suatu
perubahan.
c. Preparasi
Pada tahapan ini individu harus mempersiapakan atau
memperkuat pilihannnya untuk terus maju atau mundur lagi pada tahapan
d. Pemeliharaan
Pada tahap ini terjadi pemeliharaan perubahan perilaku yang
telah dicapai perlu dilakukan untuk terjadinya pencegahan terulangnya
kembali kebiasaan individu yang terdahulu.

10
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Pendekatan ilmu sosial dalam kesehatan masyarakat telah berlangsung
lama dari kebudayaan yang paling luas yakni Babylonia, Mesir,Yunani dan Roma
telah tercatat bahwa manusia telah melakukan usaha usaha untuk menanggulangi
masalah-masalah kesehatan dan penyakit. Pada zaman ini juga diperoleh catatan 1
bahwa telah dibangun tempat pembuangan kotoran (latrin) umum, meskipun
alasan dibuatnya latrine tersebut bukan karena kesehatan. Dibangunnya latri
umum pada saat itu bukan karena tinja atau kotoran manusia dapat menularkan
penyakit tetapi tinja menimbulkan bau tak enak dan pandangan yang tidak
menyedapkan.
Beberapa ilmu sosial yang berkaitan langsung dengan kesehatan
masyarakat yaitu psikologi, sosiologi, antropologi, ilmu politik dan kebijakan
publik, ekonomi, komunikasi, demografi, dan geografi.

B. Saran
Demikian yang dapat penulis sampaikan mengenai materi ini, tentunya
masih banyak kekurangan dan kelemahannya, karena terbatasnya pengetahuan
dan kurangnya rujukan atau referensi yang ada hubungannya dengan materi ini.
Penulis banyak berharap para pembaca dapat memberikan kritik dan
saran yang membangun kepada penulis demi sempurnanya materi ini. Semoga
materi ini berguna bagi penulis khususnya juga para pembaca.

11
DAFTAR PUSTAKA

Adnani, H (2011). Ilmu Kesehatan Masyarakat. Yogyakarta : Nuha Medika


http://hpm.fk.ugm.ac.id/wp/wpcontent/uploads/2017_ISP_Sesi_1_YSP_Ilmu_Sos
ial_Perilaku_dalam_Kesehatan_Masyarakat.pdf
https://www.academia.edu/8526739/Hubungan_Ilmu_Sosial_dan_Perilaku_denga
n_Kesehatan_Masyarakat

12

Anda mungkin juga menyukai