Anda di halaman 1dari 6

PROPOSAL PERENCANAAN PENDIDIKAN DAN

PELATIHAN GIZI

DISUSUN OLEH KELOMPOK 10 6C:


1. DORIS SIBURIAN (P01031221123)
2. ROSA NATALIN (P01031221156)
3. RUTH ELZA E MARPAUNG (P01031221158)
4. RUTH GRACEMASARI (P01031221159)
5. YUNI STEVANI BUTAR BUTAR (P01031221169)

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN MEDAN JURUSAN GIZI
PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN GIZI
TA.2023/2024
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI..............................................................................................................................1
A. Analisis Situasi...................................................................................................................2
B. Menetapkan Prioritas Masalah............................................................................................2
C. Identifikasi Penyebab Masalah...........................................................................................2
D. Prioritas Penyebab Masalah................................................................................................3
E. Tujuan Pendidikan dan Pelatihan Gizi................................................................................4
F. Sasaran Pendidikan dan Pelatihan Gizi..............................................................................4
G. Jenis Kegiatan Pendidikan dan Pelatihan Gizi...................................................................4
H. Rencana Kegiatan Monitoring dan Evaluasi Pendidikan dan Pelatihan Gizi.....................5

1
A. Analisis Situasi
Mahasiswi dihadapkan pada tantangan kesehatan yang unik, termasuk
perubahan gaya hidup, stres akademis, dan beban tugas yang tinggi. Semua faktor ini
dapat berkontribusi pada peningkatan risiko obesitas. Oleh karena itu, perlu adanya
perhatian khusus terhadap upaya penanggulangan obesitas pada populasi mahasiswi.
Data epidemiologi menunjukkan bahwa angka obesitas pada mahasiswi telah
meningkat secara signifikan dalam dekade terakhir. Penyebabnya sangat kompleks,
melibatkan faktor-faktor seperti pola makan yang tidak sehat, kurangnya aktivitas
fisik, stres, dan kebiasaan hidup tidak sehat lainnya. Selain itu, lingkungan kampus
juga dapat memainkan peran penting dalam membentuk perilaku kesehatan
mahasiswa.
Permasalahan obesitas pada mahasiswi jurusan gizi dapat dilihat melalui
situasi lingkungan dan kegiatan sehari-harinya.Hal ini terkait dengan kurangnya
konsumsi makanan sehat dan lebih sering mengonsumsi makanan instan karena
jadwal kuliah yang padat sehingga kurang dalam bergerak dan lingkungan sekitar
lebih banyak menjual makanan yang instan dan praktis
Perlu dikembangkan program-program pencegahan yang dapat meningkatkan
kesadaran akan pentingnya gaya hidup sehat dan mendorong aktivitas fisik di
lingkungan kampus. Melalui proposal ini, kami bertujuan untuk menyusun rencana
tindakan konkret untuk mengurangi prevalensi obesitas pada mahasiswi Politeknik
Kesehatan Medan Jurusan Gizi Prodi Sarjana Terapan Gizi dan Dietetika. Upaya ini
akan melibatkan mahasiswi Politeknik Kesehatan Medan Jurusan Gizi Prodi Sarjana
Terapan Gizi dan Dietetika untuk menciptakan lingkungan yang mendukung gaya
hidup sehat. Dengan demikian, diharapkan bahwa proposal ini dapat menjadi landasan
untuk memulai perubahan positif dalam kesehatan mahasiswi Politeknik Kesehatan
Medan Jurusan Gizi Prodi Sarjana Terapan Gizi dan Dietetika dan mengurangi
dampak negatif obesitas dalam jangka panjang.

B. Menetapkan Prioritas Masalah


Obesitas dan gaya hidup yang tidak sehat pada mahasiswa/i Politeknik
kesehatan Medan jurusan gizi prodi Sarjana Terapan Gizi dan Dietetika

C. Identifikasi Penyebab Masalah


1. Tekanan akademis dan tuntutan belajar yang tinggi seringkali menjadi pemicu
stres di kalangan mahasiswa, yang kemudian dapat berkontribusi pada
perilaku makan tidak sehat dan berpotensi menyebabkan peningkatan berat
badan.
2. Mahasiswa sering menghadapi tantangan obesitas karena pola makan mereka
yang cenderung kurang sehat, terutama ketika para mahasiswa terbiasa tidak
membawa bekal dan memilih opsi makanan di kaki lima dan kantin kampus
yang dominan tidak sehat, higiene dan sanitasinya yang kurang.
3. Aktifitas keseharian yang minim, seperti duduk berjam-jam di depan layar
gadget atau komputer, dapat menjadi faktor penyebab overweight pada

2
mahasiswa yang cenderung kurang bergerak, mengingat gaya hidup modern
saat ini yang sering kali kurang mengutamakan aktivitas fisik.
4. Banyak mahasiswa yang cenderung kurang tidur karena tekanan akademis dan
gaya hidup yang sibuk, yang dapat mengganggu keseimbangan hormonal dan
berkontribusi pada peningkatan berat badan. Sosial ekonomi yang rendah di
kalangan mahasiswa dapat mempengaruhi pilihan makanan yang terjangkau,
seringkali cenderung kurang sehat, sehingga berkontribusi pada masalah
overweight di kalangan mereka.

D. Prioritas Penyebab Masalah


Berdasarkan identifikasi penyebab masalah dapat disimpulkan bahwa prioritas
penyebab masalah adalah gaya hidup yang tidak sehat. Seperti Aktifitas keseharian
yang minim, seperti duduk berjam-jam di depan layar gadget atau komputer, dapat
menjadi faktor penyebab overweight pada mahasiswa yang cenderung kurang
bergerak, mengingat gaya hidup modern saat ini yang sering kali kurang
mengutamakan aktivitas fisik.
Sebagai mahasiswi, aktifitas fisik yang kurang disebabkan oleh padatnya
jadwal perkuliahan, tugas, dan aktivitas organisasi dapat membuat sebagian
mahasiswi Kesehatan Medan Jurusan Gizi Prodi Sarjana Terapan Gizi dan Dietetika
mengabaikan waktu makan atau memilih makanan cepat saji yang kurang sehat.
Beberapa di antaranya mungkin cenderung melewatkan sarapan atau makan malam,
menggantinya dengan camilan tidak sehat. Ditambah lagi dengan tidak adanya
aktifitas fisik yang dapat menyebabkan akumulasi kalori yang terbakar. Kondisi ini
dapat berdampak negatif pada kesehatan fisik dan mental, mengingat pentingnya
nutrisi dalam mendukung kinerja akademis dan keseimbangan hidup.

TABEL PETA KONSEP

3
E. Tujuan Pendidikan dan Pelatihan Gizi
Menurut Teori Kurt Lewin :
Teori ini berpendapat bahwa perilaku manusia adalah suatu keadaan yang
seimbang antara kekuatan-kekuatan pendorong (driving forces) dan kekuatan-
kekuatan penahan (restining forces). Perilaku itu dapat berubah apabila terjadi ketidak
seimbangan antara kedua kekuatan tersebut didalam diri seseorang. Contohnya,
kekuatan pendorong pada kelompok sasaran mahasiswi ini memiliki keinginan untuk
menurunkan berat badan, namun tidak diiringi dengan gaya hidup dan
lingkungan yang sehat.
Teori ini dapat mengubah perilaku seseorang terhadap aktivitas fisik yang
kurang sehingga beresiko obesitas. Perpaduan dari sikap mahasiswi dan norma
subjektifnya tadi akan mengakibatkan terbentuknya niat, yaitu dorongan yang kuat
dalam diri individu untuk melakukan atau tidak melakukan suatu perilaku.
Maka Tujuan Pendidikan dan Pelatihan Gizi berdasarkan Teori dan Tujuan
Perubahan Perilaku adalah secara mandiri mampu menciptakan perilaku sehat bagi
dirinya sendiri maupun menciptakan perilaku sehat didalam kelompok.

F. Sasaran Pendidikan dan Pelatihan Gizi


Sasaran dalam program kami ini adalah mahasiswa Politeknik Kesehatan
Medan Jurusan Gizi Prodi Sarjana Terapan Gizi, dengan sasaran yang memenuhi
kriteria berikut:
1. Mahasiswa Politeknik Kesehatan Medan Jurusan Gizi Prodi Sarjana
Terapan Gizi semester tingkat 1-2

4
2. Sehat secara fisik dan mental
3. Bersedia menjadi subjek sasaran
4. IMT massa tubuh > 25
5. Sedang tidak mengkonsumsi obat pelangsing atau sejenisnya

G. Jenis Kegiatan Pendidikan dan Pelatihan Gizi


1. Sesi Pelatihan Aktivitas Fisik.
 Pemahaman tentang pentingnya aktivitas fisik dalam menjaga
kesehatan.
 Panduan cara mengintegrasikan olahraga ke dalam rutinitas sehari-hari.
Diharapkan mahasiswi dapat mengintegrasikan aktivitas fisik dalam gaya
hidup mereka untuk mengelola berat badan secara efektif.

H. Rencana Kegiatan Monitoring dan Evaluasi Pendidikan dan Pelatihan Gizi


Rencana monitoring dan evaluasi pendidikan dan pelatihan gizi bisa melibatkan
beberapa langkah untuk memastikan efektivitas dan kesuksesan program.
1. Evaluasi Awal
Sebelum dimulainya program, lakukan evaluasi terhadap aktivitas fisik yang
dilakukan. Ini dapat dilakukan melalui kuis atau pertanyaan tertulis.
2. Evaluasi Program
Pemantauan Perubahan Gaya Hidup dilakukan dengan cara survei atau wawancara
periodik untuk menilai sejauh mana peserta menerapkan perilaku dan
keterampilan yang mereka peroleh dalam kehidupan sehari-hari. Fokus pada
aktivitas fisik dan manajemen berat badan.
3. Evaluasi Akhir
Setelah selesai, lakukan evaluasi program dengan melibatkan peserta dan
instruktur. Minta pendapat mereka tentang kegiatan, materi, dan fasilitator. Ini
dapat memberikan wawasan berharga untuk meningkatkan program di masa
depan. Tinjau tujuan awal, sejauh mana tercapai, dan identifikasi area perbaikan.

Anda mungkin juga menyukai