Anda di halaman 1dari 5

NAMA : Ruth Gracemasari Lumbanraja

KELAS : 4C-D4
NIM : P01031221159
MATA KULIAH : DIETETIK PENYAKIT INFEKSI

RINGKASAN MATERI

DUKUNGAN NUTRISI DAN JENISNYA


 PENGERTIAN

Dukungan nutrisi adalah bagian dari terapi dapat diberikan secara peroral, enteral,
parenteral, maupun kombinasi cara tersebut. Selama saluran cerna masih berfungsi dengan
baik, nutrisi peroral sebaiknya dijadikan pilihan utama dalam memberikan dukungan nutrisi.
Dukungan nutrisi secara enteral dapat dilakukan apabila saluran cerna masih dapat
dimanfaatkan secara optimal namun fungsi oral terganggu, sedangkan nutrisi parenteral
diperlukan apabila terdapat masalah pada saluran cerna baik parsial maupun total, sehingga
asupan nutrisi enteral tidak adekuat.

 Indikasi Pemberian Nutrisi Enteral

1. Gangguan mencerna makanan peroral secara adekuat.

 Prematuritas

 Gangguan neurologi dan neuromuskular,

 cerebral palsy, dysphagia

 Penurunan kesadaran

 Tracheoesophageal fistula

 Ca pada cavum oral

 Ca pada kepala dan leher

 Ventilasi mekanik

 Refluks Gastroesophageal yang berat –

 Pemberian kemoterapi Depresi

2. Gangguan mencerna atau mengabsorpsi asupan nutrisi.

 Cystic fibrosis

 Short Bowel Syndrome

 Inflammatory Bowel disease


 Enteritis

 Intractable diarrhea of infancy

 Postoperasi saluran gastrointestinal

 Fistula intestinal

3. Gangguan motilitas saluran pencernaan

 Chronic pseudo-obstruction

 Ileocolonic Hirschprung’s disease

4. Kelainan psikiatri dan tingkah laku yang mempengaruhi asupan nutrisi peroral.

 Anoreksia nervosa

 Gangguan tingkah laku yang berat, autism

DUKUNGAN NUTRISI PARENTERAL

 Pemberian nutrisi parenteral adalah adanya kegagalan fungsi atau kontraindikasi pemberian
nutrisi melalui saluran cerna. Kegagalan fungsi saluran cerna menyebabkan penyerapan
makronutrien dan mikronutrien kurang dari jumlah minimal yang diperlukan. Nutrisi
parenteral merupakan bentuk pemberian nutrisi secara intravena untuk memenuhi
kebutuhan nutrisi dan kalori bagi pasien yang tidak dapat menerima makanan melalui
saluran cerna.

 KOMPOSISI DAN FORMULASI NUTRISI PARENTERAL

 Nutrisi parenteral mengandung makronutrien (protein, karbohidrat, dan emulsi lemak) dan
mikronutrien (vitamin, mineral, dan trace element seperti zink, tembaga, iodine, zat besi,
dll.).

 Formulasi nutrisi parenteral terdiri dari formula 2-in-1 dan formula 3-in-1. Kandungan pada
formula 2-in-1 terdiri dari karbohidrat, asam amino, serta mikronutrien; sedangkan formula
3-in-1 atau total nutrient admixture (TNA) memiliki tambahan kandungan emulsi lemak
intravena.

 Selain 2 formula standar, terdapat formulasi khusus dengan kandungan asam amino rantai
cabang/ branched chain amino acid (BCAA) seperti Valine, Leucine, Isoleucine untuk indikasi
ensefalopati hepatik.

Protein/ Asam amino


 Kandungan protein dalam bentuk asam amino pada nutrisi parenteral juga berfungsi untuk
mempertahankan keseimbangan nitrogen dengan tujuan mencegah otot rangka mengalami
degradasi akibat glukoneogenesis. Oksidasi 1 gram protein akan menghasilkan energi 4 kcal.

Tabel 1. Jumlah Kebutuhan Protein, Karbohidrat, dan Lemak pada Orang Dewasa

KONDISI KLINIS KEBUTUHAN PROTEIN (g/kg bb/hari)


Stabil 0,8
Pasien kritis,koma,sepsis 1,2-1,5
Pasien luka bakar >1,5
Gagal ginjal akut 1,5
Gagal ginjal kronis 0,7-1,0

Karbohidrat

 Karbohidrat merupakan sumber kalori utama pada hampir semua nutrisi parenteral.

 Oksidasi 1 gram glukosa akan menghasilkan 4 kcal.

 Jumlah kebutuhan karbohidrat pada orang dewasa adalah 4-5 g/kg BB/hari.

 Kecepatan maksimal infus glukosa adalah ≤5 mg/kg/menit untuk mengurangi risiko


perubahan metabolik.

Emulsi lemak

 Emulsi lemak tersedia dalam konsentrasi 10%, 20%, dan 30%.

 Bisa berasal dari minyak kedelai, minyak safflower (kesumba), minyak kelapa, minyak zaitun,
atau minyak ikan.

 Oksidasi 1 gram emulsi lemak intravena menghasilkan energi 9 kcal.

 Penggunaan nutrisi parenteral dengan kandungan emulsi lemak dapat mengurangi risiko
hiperglikemi khususnya pada pasien dengan resistensi insulin

 Jumah kebutuhan lemak pada orang dewasa adalah 0,5 – 2,5 g/kg BB/hari.

 Sedangkan pada pasien dengan hipertrigliserida (kadar Trigliserida 350-400 mg/dl),


sebaiknya henti sementara dalam pemberian emulsi lemak.

 INDIKASI PEMBERIAN NUTRISI PARENTERAL

 Pemberian nutrisi parenteral adalah untuk pasien malnutrisi dan berisiko mengalami
malnutrisi yang kontraindikasi/ tidak dapat menerima makanan melalui saluran cerna.

 Bagi pasien yang kebutuhan nutrisinya tidak dapat tercukupi hanya dengan pemberian
nutrisi melalui saluran cerna.

 Penentuan kondisi malnutrisi dan risiko malnutrisi dapat melalui perhitungan Nutritional
Risk Screening (NRS) 2002.
Beberapa kondisi yang berisiko mengalami malnutrisi dan mungkin memerlukan nutrisi secara
intravena antara lain:

 Gangguan penyerapan atau kehilangan nutrisi

 Obstruksi usus mekanis

 Pembatasan asupan oral atau enteral

 Gangguan motilitas

 Ketidakmampuan mempertahankan akses enteral

 Pasien kritis

 Pasien kanker

 Waktu pemberian nutrisi parenteral

Rekomendasi waktu untuk memulai pemberian nutrisi parenteral adalah sebagai berikut:

1. Dewasa

 Pemberian nutrisi parenteral dapat mulai pada pasien dengan status gizi baik, stabil, namun
tidak dapat menerima asupan oral atau enteral secara signifikan (>50% dari jumlah
kebutuhan)

 Mulai dalam 3-5 hari pada pasien yang berisiko mengalami malnutrisi dan tidak dapat
mencapai standar asupan oral atau enteral.

 Lakukan nutrisi parenteral segera pada pasien dengan malnutrisi sedang-berat yang tidak
cukup atau tidak memungkinkan menerima asupan oral atau enteral.

 Penundaan pemberian awal nutrisi parenteral pada pasien dengan kondisi metabolik yang
tidak stabil hingga kondisi pasien membaik.

2. Anak

 Nutrisi parenteral dapat dimulai dalam 1-3 hari pada anak usia <1 tahun dan dalam waktu 4-
5 hari pada anak atau remaja yang tidak dapat menerima asupan secara oral/enteral dalam
jangka panjang.

3. Bayi

 Pada bayi dengan BBLR sangat rendah (<1500 gram) nutrisi parenteral dapat mulai diberikan
setelah kelahiran, namun tidak ada data yang memadai terkait waktu pemberian nutrisi
parenteral yang ideal pada bayi prematur atau bayi dengan kondisi kritis

AKSES PEMBERIAN

Pemberian Nutrisi parenteral bisa melalui vena perifer atau vena sentral. Pertimbangan pemilihan
jenis vena berdasarkan pada:
 Osmolaritas dan pH larutan nutrisi parenteral

Vena perifer tidak dapat menoleransi larutan yang bersifat hipertonis karena dapat menyebabkan
iritasi pada vena, nyeri, phlebitis, dan thrombosis. Oleh karena itu, vena perifer hanya dapat
digunakan untuk larutan nutrisi parenteral dengan osmolaritas <900 mOsm/L dan pH >5 dan <9.

 Akses vena

Vena sentral digunakan pada pasien dengan akses vena perifer yang rapuh atau sulit ditemukan.

 Kondisi pasien

Pemberian nutrisi melalui vena sentral diperlukan pada pasien yang menggunakan beberapa lumen
untuk pemberian infus dan obat intravena, serta pada pasien dengan pembatasan cairan yang
membutuhkan nutrisi dengan kalori tinggi karena nutrisi parenteral dengan kalori tinggi dan volume
sedikit memiliki osmolaritas yang besar.

 Komposisi dan jumlah kalori larutan nutrisi parenteral yang akan diberikan

Kandungan asam amino >5% dan dextrose >10% tidak dapat ditoleransi oleh vena perifer karena
memiliki osmolaritas yang tinggi. Sementara itu, kandungan lemak dapat menurunkan osmolaritas
dan memiliki efek proteksi pada endotel pembuluh darah sehingga larutan nutrisi parenteral yang
mengandung emulsi lemak lebih cocok diberikan melalui vena perifer dibanding larutan dengan
kalori yang hanya bersumber dari glukosa. Vena sentral dapat dipilih untuk pemberian nutrisi
parenteral dengan kalori tinggi. Jumlah kalori beberapa jenis infus nutrisi parenteral .

Anda mungkin juga menyukai