Anda di halaman 1dari 15

TOTAL PARENTERAL NUTRITION (TPN)

PADA PENYAKIT KWASHIORKOR DAN


ANOREKSIA NERVOSA
Dosen Pengampu
Vesara Ardhe Gatera, M.Farm., Apt.

AFIFAH NUR RAFA (16.44238.1025) NISA ULZANNAH (16.44238.1007)

AMALIA DEWI RAMDANI (16.44238.1004) PRABOWO HADI S. (16.44238.1017)

EVA HERLINA SAGALA (16.44238.1040) ROBBY ARMANDO (16.44238.1019)

HANDY DINAR A (16.44238.1028) RUBY BRIANDA (16.44238.1009)


LATAR BELAKANG
LATAR BELAKANG (GIZI BURUK)

 Kurangnya asupan makanan bergizi atau keadaan lain yang menyebabkan tidak
terserapnya dengan baik nutrisi menjadi faktor utama penyebab meningkatnya
kasus gizi buruk di Indonesia. Penyakit kekurangan energi dan protein (KEP) bisa
berupa marasmus (kekurangan energi), kwashiorkor (kekurangan protein) dan
marasmus kwashiorkor (kekurangan energi dan protein).
LATAR BELAKANG (ANOREKSIA NERVOSA)
 Selain dari faktor tersebut, di zaman modern kini dikenal
dengan munculnya penyakit psikologis anoreksia nervosa.
Penyakit yang merupakan gangguan dalam mengontrol makan
dan berat badan secara berlebihan sehingga menyebabkan
kekurangan nutrisi. Diketahui jumlah pasien dengan gangguan
makan terus meningkat secara global selama 50 tahun terakhir.
 Pada tahun 2006, seorang model asal Brazil yaitu Ana Caroline
Reston ditemukan meninggal saat usia 22 tahun. Ia diketahui
meninggal akibat infeksi usus yang disebabkan oleh anoreksia.
Selain itu, ia mengalami serangan jantung akibat diet hanya
dengan makan daun selada dan minuman bersoda selama tiga
bulan.
 Kasus lain terjadi pada model yang berasal dari Uruguay, Eliana
Ramos yang masih berusia 18 tahun. Eliana ditemukan
meninggal di kamar apartemennya, kemudia dokter yang
menangani mendiagnosa ia terkena malnutrisi.
TOTAL PARENTERAL NUTRITION (TPN)

 Nutrisi parenteral total atau yang lebih dikenal


dengan istilah TPN (Total Parenteral Nutrion)
digunakan untuk memberikan dukungan nutrisi
dalam jangka waktu lama bagi pasien – pasien
yang tidak mampu mengkonsumsi makanan –
makanan peroral dan tidak dapat menjalani
pemberian nutrisi enteral.
 Karena TPN merupakan cara pemberian nutrisi
yang mahal, memerlukan monitoring terus
menerus dan berpotensi untuk menimbulkan
komplikasi infeksi, metabolik, serta mekanis,
tindakan ini hanya dilakukan bila cara pemberian
nutrisi yang lain (oral atau enteral) tidak adekuat
atau merupakan kontraindikasi sementara
dukungan nutrisi dalam waktu yang lama sangat
dibutuhkan.
TOTAL PARENTERAL NUTRITION (TPN)
Indikasi TPN
 Malnutrisi berat sampai penurunan berat badan sebesar 10 % atau lebih.
 Kelainan saluran cerna; obstruksi, peritonitis, gangguan pencernaan dan
absorpsi, fistula enterokotaneus, muntah – muntah dan diare yang kronis,
ileus paralitik yang lama, enteritis radiasi, reseksi usus halus yang luas serta
pangkreatitis akut yang berat.
 Kebutuhan suplementasi jika asupan oral tidak mencukupi pada pasien –
pasien kanker yang menjalani terapi yang agresif (terapi radiasi maupun
kemoterapi).
 Sesudah pembedahan atau cedera, khusus nya luka bakar yang luas, fraktur
multiple atau sepsis.
 Gagal jantung, hati, dan ginjal yang akut dengan perubahan kebutuhan akan
asam amino.
 Pasien penyakit AIDS (acquired immunodeficiency syndrome).
 Transplantasi sumsum tulang.
TOTAL PARENTERAL NUTRITION (TPN)

Pertimbangan dalam Pemberian TPN adalah sebagai berikut:


 Meningkatkan clinical outcome
 Meningkatkan status nutrisi penderita
 Mempertahankan sirkulasi
 Mencukupi dan mempertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit
 Mencegah atau mengganti kehilangan jaringan tubuh
ALUR PEMBERIAN TPN
Dokter
Form Permintaan TPN
Petugas
Perhitungan –
Penyiapan TPN Pengisian – Pemeriksaan
Farmasi Stabilitas Pencampuran TPN Label
Ketercampuran

Penyimpanan
HALYANG PERLU DIPERHATIKAN SEBELUMNYA dan Pemberian
1. Catat BB pasien, tentukan status nutrisinya.
2. Menilai akses vena Monitoring
3. Periksa hasil laboratorium
4. Hitung kebutuhan elektrolit Pasien
5. Hitung kebutuhan cairan per hari
6. Hitung cairan yang tersedia untuk nutrisi parenteral
Diproduksi sesuai standar ruangan
pencampuran intravena, yaitu dalam
ruangan bersih yang memiliki laminar
airflow cabinet, pengaturan tekanan
dan suhu ruangan untuk mencegah
kontaminasi pada sediaan. Dibuat
dengan proses aseptik dengan tenaga
farmasi yang memiliki keterampilan
khusus. Semua bahan dan alat yang
telah steril dimasukkan melalui
passbox.

Sediaan TPN dalam volume kecil


disiapkan dalam syringe, sementara
sediaan dalam volume besar dengan
kantong/bag yang terbuat dari plastik
berbahan etil vinyl asetat atau botol
kaca.
Sediaan yang siap pakai harus memuat label
yang berisi informasi sebagai berikut:
1. Nama pasien
2. Ruang perawatan
3. Komposisi produk
4. Nomor batch
5. Tanggal pembuatan
6. Tanggal kadaluarsa
7. Cara penyimpanan
8. Perhatian khusus

Sediaan TPN disimpan dalam suhu 2 – 6 oC,


jangan disimpan dalam suhu ruangan lebih dari
24 jam, keluarkan 4 – 6 jam dari lemari es
sebelum pemberian TPN dan biarkan pada suhu
ruangan. Untuk menjamin mutu, maka beberapa
proses yang harus dilakukan adalah kalibrasi alat
secara rutin, uji sterilitas secara berkala,
pemeriksaan kesehatan personil, pelatihan
personil dan dokumentasi.
KWASHIORKOR (KEKURANGAN PROTEIN)
Etiologi dari kwashiorkor adalah
 Kekurangan intake protein
 Gangguan penyerapan protein pada diare
kronik
 Kehilangan protein secara berlebihan seperti
pada proteinuria dan infeksi kronik
 Gangguan sintesis protein seperti pada
penyakit hati kronis.

Protein adalah bagian dari semua sel hidup dan merupakan bagian terbesar tubuh setelah
air. Seperlima bagian tubuh adalah protein separuhnya ada di dalam otot, seperlima dalam
tulang dan tulang rawan, sepersepuluh dalam kulit dan selebihnya dalam jaringan lain dan
cairan tubuh. Semua enzim, berbagai hormon pengangkut zat – zat gizi dan darah.
REKOMENDASI TPN UNTUK KWASHIORKOR
DEWASA menggunakan Amiparen
Amiparen adalah obat dengan formula baru dari larutan asam amino dengan
konsep hiperalimentasi atau nutrisi parenteral total. Amiparen mengandung lebih
banyak asam amino rantai cabang (leusin, isoleusin dan valin) yang menekan
pemecahan protein dan mendorong sintesis protein pada jaringan otot, dan
sejumlah kecil asam amino aromatik dan asam. Amiparen efektif dalam mengurangi
protein dengan masalah malnutrisi. Amiparen diproduksi tanpa ion klorida dan
penggunaan ion natrium yang minimum untuk memudahkan penambahan
elektrolit yang tepat.

ANAK-ANAK menggunakan Aminofusin Paed


Larutan asam amino 5% bebas karbohidrat, mengandung elektrolit dan vitamin, terutama
untuk anak-anak dan bayi. Bagian dari larutan nutrisi parenteral pada prematur dan bayi.
Memberi protein pembangun, elektrolit, vitamin dan air pada kasus di mana pemberian
peroral tidak cukup atau tidak memungkinkan, kasus di mana kebutuhan protein meningkat,
defisiensi protein atau katabolisme protein.
ANOREKSIA NERVOSA

 Anoreksia nervosa adalah suatu kelainan yang ditandai dengan perubahan gambaran tubuh,
ketakutan yang luar biasa akan kegemukan, penolakan untuk mempertahankan berat badan
yang normal dan hilangnya siklus mentruasi (pada wanita). Penderita yang umumnya terjadi
pada remaja putri biasanya mengalami gangguan makan, berupa aktifitas untuk menguruskan
badan dengan melakukan pembatasan makan secara sengaja melalui control yang ketat.
 Pada anoreksia nervosa terjadi hilangnya nafsu makan atau terganggunya pusat nafsu makan.
Hal tersebut disebabkan oleh konsep yang terputar balik mengenai konsep penampilan
tubuh, sehingga penderita mempunyai rasa takut yang berlebihan terhadap kegemukan.
Penderita anoreksia nervosa sadar mereka lapar namun takut untuk memenuhi kebutuhan
makan mereka, karena bisa berakibat meningkatnya berat badan.
STRATEGI DALAM MENENTUKAN JENIS TERAPI

PASIEN ANOREKSIA

Fungsi saluran pencernaan

Baik Terganggu sebagian Terganggu seluruhnya

Nutrisi enteral Nutrisi


parenteral
TPN PADA ANOREKSIA NERVOSA
Anoreksia nervosa berat di mana perawatan psikiatris telah gagal adalah kondisi yang mengancam jiwa
karena tingkat kekurusan bisa sangat dalam. Sembilan wanita muda dengan penurunan berat 25-50%
dari bobot kebiasaan mereka diberi nutrisi parenteral total (TPN) selama 3-8 minggu melalui kateter
silikon vena sentral. Mereka awalnya menerima rata-rata 55 kkal / kg berat badan / 24 jam meningkat
menjadi 65-70 kkal / kg berat badan selama minggu pertama. Bradikardia dan hipotensi awal
dinormalisasi dan berat badan meningkat dengan rata-rata 2,5 kg / minggu. Semua pasien menunjukkan
perbaikan somato-psikis umum setelah dua minggu TPN. Gangguan elektrolit yang terlihat pada awal
dinormalisasi selama minggu-minggu pertama pengobatan dan gangguan elektrolit yang mengancam
kehidupan yang dilaporkan sebelumnya dan dehidrasi sehubungan dengan pengobatan TPN tidak
terlihat. Satu-satunya efek merugikan yang terdaftar adalah peningkatan enzim hati pada dua pasien yang
diberi lebih dari 80 kkal / kg dan hari. Dengan pengurangan pasokan kalori, perubahan ini dinormalkan,
dan TPN dapat dilanjutkan. Setelah 3-8 minggu, asupan oral telah normal dan TPN dihentikan. Penelitian
ini menegaskan bahwa TPN dapat digunakan dengan sukses dan dengan risiko minimal pada anoreksia
nervosa berat sampai pasien telah normalisasi asupan oral mereka (Croner, S.dkk, 1985).

Anda mungkin juga menyukai