DisusunOleh:
Kelompok 2
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
Adela Munawar F.
Anisya Rahmawati
Ayu Musfika Harfah T.
Dewi Eka Sari
Eka Umayasari
I Made Agus Artawan
Imam Yoga Utama
Ivon Rantetandung
Juliana Ika Purwanti
1520292972
1520292979
1520292982
1520292989
1520292993
1520293010
1520293011
1520293016
1520293017
PENDAHULUAN
Nutrisi yang cukup sangat penting untuk pertumbuhan dan menjaga
homeostatis tubuh. Gangguan terhadap asupan nutrisi dapat menyebabkan seorang
terkena malabsorbsi dan berakibat fatal. Penyebabnya dapat berupa gangguan
absorbsi makanan pada saluran cerna ataupun penderita luka bakar yang tidak mampu
mengkonsumsi makanan secara langsung. Salah satu terapi untuk mengatasi hal
tersebut adalah dengan memberikan sumber nutrisi langsung ke dalam pembuluh
darah dalam bentuk sediaan Total Parenteral Nutrition (TPN).
Nutrisi parenteral diperlukan bagi pasien-pasien yang menghadapi resiko
malnutrisi namun tidak mampu dan atau tidak boleh mendapatkan kecukupan nutrient
jika diberikan lewat mulut atau saluran cerna. Nutrisi parenteral perlu dibedakan
dengan pemberian cairan infuse yang hanya terdiri atas cairan, elektrolit dan
karbohidrat
untuk
mempertahankan
hidrasi,
keseimbangan
elektrolit
serta
yang dapat
mengakibatkan flebitis (radang vena) jika larutan nutrient tersebut diberikan lewat
vena perifer.
Bila hanya sebagian kebutuhan saja diberikan lewat pembuluh darah,
pemberian nutrisi ini dinamakan nutrisi parenteral parsial. Nutrisi parenteral parsial
dilakukan bila pemberian nutrisi oral atau enteral tidak mencukupi selama lebih dari 5
atau 7 hari. Nutrisi parenteral bisa pula disebut sebagai terapi nutrisi primer atau
sebagai terapi nutrisi supplemental atau suportif.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
injeksi
baru
berlangsung
tahun
1852,
khususnya
saat
nutrisi memberikan efek yang tidak diinginkan terhadap struktur dan fungsi
hampir semua organ dan sistem tubuh (Suastika, 1992).
Terdapat 3 pilihan dalam pemberian nutrisi yaitu diet oral, nutrisi enteral
dan nutrisi parenteral. Diet oral diberikan kepada penderita yang masih bisa
menelan cukup makanan dan keberhasilannya memerlukan kerjasama yang baik
antara dokter, ahli gizi,penderita dan keluarga. Nutrisi enteral bila penderita tidak
bisa menelan dalam jumlah cukup, sedangkan fungsi pencernaan dan absorbsi
usus masih cukup baik. Selama sistem pencernaan masih berfungsi atau
berfungsi sebagian dan tidak ada kontraindikasi maka diet enteral (EN) harus
dipertimbangkan, karena diet enteral lebih fisiologis karena meningkatkan aliran
darah
mukosa
intestinal,
mempertahankan
aktivitas
metabolik
serta
rentan terhadap defisit zat nutrisi sehingga membutuhkan nutrisi parenteral lebih
awal dibandingkan dengan pasien-pasien yang kebutuhan nutrisinya normal.
Secara umum, pasien-pasien dewasa yang stabil harus mendapatkan
dukungan nutrisi 7 sampai dengan 14 hari setelah tidak mendapatkan nutrisi yang
adekuat sedangkan pada pasien-pasien kritis, pemberian dukungan nutrisi harus
dilakukan dalam kurun waktu 5 sampai dengan 10 hari (ASPEN, 2002).
Berdasarkan cara pemberian Nutrisi Parenteral dibagi atas (ASPEN, 1995):
1. Nutrisi Parenteral Sentral.
a. Diberikan melalui central venous,bila konsentrasi > 10% glukosa.
b. Subclavian atau internal vena jugularis digunakan dalam waktu singkat
sampai < 4minggu.
c. jika> 4 minggu,diperlukan permanent cateter seperti implanted vascular
access device.
2. Nutrisi Parenteral Perifer.
a. PPN diberikan melalui peripheral vena.
b. PPN digunakan untuk jangka waktu singkat 5 -7 hari dan ketika pasien
perlu konsentrasi kecil dari karbohidrat dan protein.
c. PPN digunakan untuk mengalirkan isotonic atau mild hypertonic
solution.High hypertonic solution dapat menyebabkan sclerosis,phlebitis
dan bengkak.
2.3 Tujuan Pemberian TPN
Adapun tujuan pemberian nutrisi parenteral adalah sebagai berikut:
a.Menyediakan nutrisi bagi tubuh melalui intravena, karena
tidak
d.
di
dalam
aliran
darah
tidak
tercukupi
kebutuhan
penyakit
gravidarum.
2.5 Dasar Pemberian
Pemberian nutrisi parenteral secara rutin tidak direkomendasikan pada
kondisi-kondisi klinis sebagai berikut :
1. Pasien-pasien kanker yang sedang menjalankan terapi radiasi dan
kemoterapi.
2. Pasien-pasien preoperatif yang bukan malnutrisi berat.
3. Pankreatitis akut ringan.
4. Kolitis akut.
5. AIDS.
6. Penyakit paru yang mengalami eksaserbasi.
7. Luka bakar.
8. Penyakit-penyakit berat stadium akhir (end-stage illness).
2.6 Jenis Nutrisi Parenteral
a. Elektrolit
Elektrolit, fungsi dan kebutuhannya
Elektrolit (kadar normal
dalam serum, mmol/l)
Natrium (135-145)
Fungsi utama
Rata-rata kebutuhan
perhari (mmol)
80-120
Kontraktilitas neuromuskular
Kation ekstraselular utama
80-120
Kontraktilitas neuromuskular
Kofaktor sistem enzim
5-14
Kalsium (2,2-2,6)
Kontraktilitas neuromuskular
Mineralisasi: tulang dan gigi
5-10
Fosfat (0,8-1,4)
Kontraktilitas neuromuskular
Anion ekstraseluler utama
10-30
Klorida (95-105)
Keseimbangan asam-basa
Energi
Bervariasi, menurun
jika asidosis
Bikarbonat (23-30)
Keseimbangan asam-basa
Fungsi fisiologis
Asam Askorbat
Hidroksilasi protein
100 mg
Pembentukan kolagen
Biotin
Proses karboksilasi
60 g
Siklus urea
Sintesa aspartat
Sianokobalami
n
Sintesa DNA
5 g
Asam folat
400 g
pirimidin
Niasin
40 mg
pantotenat
15 mg
4 mg
3.6 mg
flavoprotein
Thiamin (B1)
Metabolisme karbohidrat
3 mg
Ko-enzim dekarboksilasi
Vitamin A
Penglihatan normal
3.300IU
200 IU
fosfat
Struktur tulang normal
Vitamin E
Antioksidan
10 IU
semua membran
Vitamin K
Fungsi fisiologis
Metabolisme glukosa
(dewasa)
10-15 g
Aktivitas insulin
Tembaga
0,3-0,5 mg
Sintesa hemoglobin
Mangan
Besi
Pertahanan kekebalan
Metabolisme energi dan lemak
Komponen hemoglobin dan
60-100 g
1,1 mg (jika defisien)
Molibden
mioglobulin
Bagian dari enzim xanthine
sulphite oxidase
Bagian dari enzim glutathione
peroxidase-melindungi lipid
dalam membran dari oksidasi
Pertumbuhan dan reproduksi
Seng
2,5-5 mg
Fluor
0,95 mg
Iodin
c. Lemak
Lipid diberikan sebagai larutan isotonis yang dapat diberikan melalui
vena perifer . Lipid diberikan untuk mencegah dan mengoreksi defisiensi
asam lemak. Sebagian besar berasal dari minyak kacang kedelai, yang
komponen utamanya adalah linoleic, oleic, palmitic, linolenic,dan stearic
acids.
Ketika menggunakan sediaan nutrisi jenis ini Jangan menambah sesuatu
ke dalam larutan emulsi lemak. Lalu periksa botol terhadap emulsi yang
terpisah menjadi lapisan lapisan atau berbuih, jika ditemukan, jangan
digunakan, dan kembalikan ke farmasi, jangan menggunakan IV filter karena
partikel di emulsi lemak terlalu besar untuk mampu melewati filter. Tetapi
filter 1.2 m atau lebih besar digunakan untuk memungkinkan emulsi lemak
lewat melalui filter.
Gunakan lubang angin karena larutan ini tersedia dalam kemasan botol
kaca. Berikan TPN ini pada awalnya 1 ml/menit,monitor vital sign setiap 10
menit dan observasi efek samping pada 30 menit pertama pemberian. Jika ada
reaksi yang tidak diharapkan , segera hentikan pemberian dan beritahu dokter.
Tetapi jika tidak ada reaksi yang tidak diharapkan, lanjutkan kecepatan
pemberian sesuai resep. Monitor serum lipid 4 jam setelah penghentian
pemberian, serta monitor terhadap tes fungsi hati, untuk mengetahui
kegagalan fungsi hati dan ketidakmampuan hati melakukan metabolism
lemak.
Preparat emulsi lemak yang beredar ada dua jenis, konsetrasi 10% ( 1 k
cal /mlk ) dan 20 % ( 2 k cal / ml ) dengan osmolalityas 270 -340 m Osmol /L
sehingga dapat diberikan melalui perifer. Kontra indikasi absolut infus
emulsi lemak adalah trigliserit 500 mr/l ,Kolesterol 400 mg/l . kontraindikasi
rtelatis : Trigeliderit 300 500 mg/l. Kolesterol 300 400 mg/l ganggguan
berat faal ginjal dan hepar.
Pemberian lemak intravena selain sebagai sumber asam lemak esensial
(terutama asam linoleat) juga sebagai subtrat sumber energi pendamping
karbohidrat terutama pada kasus stress yang meningkat. Bila lemak tidak
diberikan dalam program nutrisi parenteral total bersama subtrat lainnya maka
defisiensi asam lemak rantai panjang akan terjadi kira-kira pada hari ketujuh
dengan gejala klinik bertahan sekitar empat minggu. Untuk mencegah
keadaan ini diberikan 500 ml emulsi lemak 10 ml paling sedikit 2 kali
seminggu.
Volume (ml)
500
500
333
(kkal)
550
1000
1000
hiperlipidemia sebelumnya)
reaksi tipe sensitivitas sementara akibat penginfusan emulsi dingin
d. Karbohidrat
Beberapa jenis karbohidrat yang lazim menjadi sumber energi dengan
perbedaan jalur metabolismenya adalah : glukosa, fruktosa, sorbitokl, maltose,
xylitol.Tidak seperti glukosa maka, bahwa maltosa ,fruktosa ,sarbitol dan
xylitol untuk menembus dinding sel tidak memerlukan insulin. Maltosa
meskipun tidak memerlukan insulin untuk masuk sel , tetapi proses
intraselluler
mutlak
masih
memerlukannya
sehingga
maltose
masih
Energi (kkal/I)
190
380
570
760
1520
1900
Energi (kJ/I)
Osmolalitas
794
1588
2382
3177
6352
7942
(mOsm/kg)
278
556
834
1112
2224
2780
asam amino atau protein jika diberikan protein 1 gram/ kg = 50 gram / hari maka
diperlukan karbohidrat ( 50:6,25 ) x 150 kcal = 1200 kcal atau 300 gram.
Kebutuhan protein diresepkan dalam jumlah gram nitrogen (1 g nitogen = 6,25 g
protein) dan demikian juga, banyak larutan komersial dinyatakan dalam gram
nitrogen per liter. Pasien rata-rata menerima 9-14 g nitrogen per hari.Jumlah yang
sesungguhnya dibutuhkan, bagaimanapun, tergantung pada situasi klinis dan derajat
malnutrisi. Kebutuhan pasien akan nitrogen kira-kira 0,15-0,3 g/kg/hari (1-2 g asam
amino/kg/hari) tergantung pada status metaboliknya. Kondisi pasien dengan fistula
atau yang sangat stres (misalnya, pada pasien luka bakar) akan membutuhkan lebih
banyak konsumsi nitrogen sedangkan pada pasien yang kondisi hatinya kurang baik
barangkali hanya membutuhkan 0,075-0,15 g/kg/hari nitrogen (0,5-1 g asam
amino/kg/hari).
Perhitungan kebutuhan nitrogen (Elia 1990)
Perkiraan kebutuhan nitrogen (Elia 1990)
Nitrogen (g/kg/24 jam)
0,17
(0,14-0,20)
Normal
Hipermetabolik
5-25%
0,20
0,17-0,25)
25-50%
0,25
(0,20-0,30)
>50%
0,30
(0,25-0,35)
0,30
(0,20-0,40)
Interpretasi IMT
IMT
Interpretasi
<16
16-19
20-25
26-30
31-40
>40
Perkembangan
terbaru
dalam
tunjangan
nutrisi
diperkenalkannya
immunonutrient.
Tiga grup nutrient utama yang termasuk dalam immunonutrient adalah:
1. Amino acids (arginine, glutamin, glycin )
2. Fatty acid.
3. Nucleotide.
Nutrient nutrient tersebut diatas adalah ingredients yang memegang peran
penting dalam proses wound healing peningkatan sistem immune dan mencegah
proses inflamasi kesemuanya essenstial untuk proses penyembuhan yang pada pasienpasien critical ill sangat menurun. Kombinasi dari nutrient-nutrient tersebut diatas,
saat ini ditambahkan dalam support nutrisi dengan nama Immune Monulating
Nutrition (IMN ) atau immunonutrition.
Contoh larutan mikronutrien standar:
Elemen
dasar
Zinc
Copper
Manganese
Chromium
Selenium
Iodide
Jumlah
5 mg
1 mg
0.5 mg
10 mcg
60 mcg
75 mcg
kanula vena sentral maka sebaiknya dipilih dosis rendah (larutan encer) lewat
vena perifer, dengan demikian sebaiknya sebelum memberikan cairan NPE harus
memeriksa tekanan osmolaritas cairan tersebut ( tercatat disetiap botol cairan )
Vena kaki tidak boleh dipakai karena sangat mudah deep vein trombosis dengan
resiko teromboemboli yang tinggi.
Kebutuhan energi per hari tergantung pada kondisi klinis pasien dan energi
yang digunakan. Kebutuhan energi orang dewasa dapat dihitung dengan
memperhatikan faktor-faktor berikut :
1. Laju Metabolik Basal (Basal metabolic rate, BMR)
Laju energi yang dikeluarkan oleh tubuh untuk kerja eksternal dan
internal disebut sebagai laju metabolik (metabolic rate).Laju metabolik bervariasi,
tergantung pada ada atau tidak adanya bebrapa faktor seperti olahraga, konsumsi
makanan, demam, demam, dan kegelisahan.Laju metabolik basal (LMB) adalah
energi yang diperlukan untuk memelihara fungsi tubuh dasar saat istirahat. LMB
dapat diperkirakan dari tabel berikut (Scholfield, 1985) dengan mempertimbangkan
jenis kelamin, usia dan berat badan.
Wanita kkal/hari
15-18 th
13,3 B + 690
18-30 th
14 B + 485
30-60 th
8,1 B + 842
Lebih dari 60 th
9,0 B + 656
*B (berat badan) = berat badan dalam kg
Pria kkal/hari
15-18 th
17,6 B + 656
18-30 th
15,0 B + 690
30-60 th
11,4 B + 870
Lebih dari 60 th
11,7 B + 585
2. Faktor stres
Kebutuhan energi juga tergantung pada tingkatan stres pasien tersebut.
Tingkat stres
Kelaparan sebagian (penurunan
+10%
+15-20%
Bergerak diruangan
+25%
2. Minofusin Paed
Larutan asam amino 5% bebas karbohidrat, mengandung elektrolit dan
vitamin, terutama untuk anak-anak dan bayi. Bagian dari larutan nutrisi
parenteral pada prematur dan bayi.Memberi protein pembangun, elektrolit,
vitamin dan air pada kasus di mana pemberian peroral tidak cukup atau tidak
2.511 g
2.790 g
2.092 g
0.976 g
1.813 g
1.743 g
0.558 g
2.092 g
3.487 g
0.698 g
9.254 g
4.045 g
0.160 g
9.500 g
3.845 g
4.185 g
0.344 g
0.060 g
0.040 g
0.0025 g
1.403 g
1.200 g
0.735 g
0.536 g
1.
Cernevit
Cernevit adalah preparat multivitamin yang larut dalam air maupun lemak
(kecuali vitamin K) dikombinasi dengan mixed micelles (glycocholic acid dan
lecithin). Mengingat kebutuhan vitamin tubuh yang mungkin berkurang karena
berbagai situasi stress (trauma, bedah, luka bakar, infeksi) yang dapat
memperlambat proses penyembuhan. Composition
Setiap vial mengandung:
Retinol
Palmitat
Amount
corresponding
to
retinol
3.500
IU,
Clinimix N9G15E
Komposisi :
Nitrogen (g) 4.6 Asam Amino (g) 28 Glukosa 75 (g) 75 Total kalori (kkal) 410
Kalori glukosa (kkal) 300 Natrium (mmol) 35 Kalium (mmol) 30 Magnesium
(mmol) 2.5 Kalsium (mmol) 2.3 Asetat (mmol) 50 Klorida (mmol) 40 Fosfat
dalam HPO4 (mmol) 15 pH 6 Osmolaritas (mOsm/l) 845
Indikasi
4.
KA-EN 3A (OTSUKA)
Komposisi
Per L Na 60 mEq, K 10 mEq, Cl 50 mEq, laktat 20 mEq, glukosa 27 gram.
Indikasi
Menyalurkan atau memelihara keseimbangan air dan elektrolit pada keadaan
dimana asupan makanan tidak cukup atau tidak dapat diberikan secara peroral
Dosis
Dewasa dan anak 3 tahun atau BB 15 kg 50-100 ml/jam
Bentuk sediaan : Larutan infus IV 500 ml
1.
2.
3.
Lokasi pemberian nutrisi secara parenteral melalui vena sentral dapat melalui
vena antikubital pada vena basilika sefalika, vena subklavia, vena jugularis
interna dan eksterna, dan vena femoralis. Nutrisi parenteral melalui perifer dapat
dilakukan pada sebagian vena di daerah tangan dan kaki.
BAB III
KESIMPULAN
diperbaiki dan lama rawat rumah sakit dapat diturunkan seperti arginine, glutamine,
glycine,( golongan asam amino),fatty acids, nucleotide.
DAFTAR PUSTAKA
Rahardjo. E : Dukungan Kombinasi Nutrisi Enteral-Parenteral, 2nd Symposium Life
Support & Critical Care on Trauma & Emergency Patients.Surabaya. 2002.
Arifin. H : Metabolisme dan nutrisi pada Critically Ill : Langkah untuk masa
mendatang, Kumpulan makalah pertemuan ilmiah berkala. (PIB) XI
IDSAI.Medan. 2002
ACCP Consensus Statement. Applied Nutrition in ICU Patients. CHEST 1997;
111:769-78
Mustafa I: Present and futute of Immunonutrition, Makalah lengkap KONAS IDSAI
VII, Bagian Anestesiologi & Terapi Intensif FKUH- RSUP Dr.Wahidin
Sudirohusodo Makssar 2004.
Guideliness on Artifical Nutrition Support. British Society of Gastroenterology,
september 1996.
Olejnik, J;MrAz,PA.Perioperative Total Parental Nutrition All in One and Major
Gastrointestinal Surgery. Rozhl Chir 1998; 77:555
Poret, HA; Kuds, KA. Perioperative Total Parental Nutrition. Dalam buku : Rombeau,
JL;Chadwell,MD; eds, Clinical Nutrition Parenterral Nutrition, 2nd ed. WB
Saunders Co. 1993.
Rahardjo. E : Pola Umum Pelaksanaan Nutrisi Parenteral, Simposium Terapi Cairan
III, Nutrisi Parenteral, Surabaya. 1992.
Rifki, AZ : Bantuan Nutrisi Perioperatif. Simposium Kedokteran Perioperatif II
KONAS VI IDSAI. 2001.
Rombeau J. Consensus Confrence Report Reviews Evidence on Perioperative
Nutritional Support. Scientific American Surgery, 1999; II; 10:20-21.
Arifin H : Rational use of Parenteral and Enteral Nutrition for postoperatve and
Critically ill Patient,Makalah lengkap KONAS IDSAI VII, Bagian
Anestesiologi & Terapi intensif FKUH-RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo
,Makassar 2004.
Aslam, Mohamed dkk. Farmasi Klinis. PT Elex Media Komputindo : Jakarta : 2003
S.Sunatrio : Imunonutrisi pada Pasien Sakit Kritis ,The Indonesian Journal of
Anaestesiology and Critical Care, Vol 22 No 2 Mei 2004.
A. Aziz Alimul Hidayat, S.Kp, Buku Saku Praktikum Kebutuhan Dasar Manusia
Penulis: A. Aziz Alimul Hidayat, S.Kp, Musrifatul Uliyah, S.Kp; Editor:
Monica Ester.- Jakarta : EGC : 2004
Practical Aspects of Nutritional Supports: an Advanced Practice Guide. Saunders,
2004.
Modern Nutrition in Health and Disease, 9th edition. Lippincott Williams & Wilkins,
1999
range.
Most of her electrolyte values are on the lower end of the average
range. One of the things that could cause this would be overhydration
after surgery (not difficult to do with such a small individual) causing
dilution of her blood and therefore her serum electrolyte
concentrations. If her kidneys are in good shape, this will correct itself
pretty quickly (i.e., within a few days) as long as the amount of fluid
going into her slows down. It would be useful to know her blood
pressure, urine output, and other signs ofvolume status in order to
determine a good volume for her TPN. In the absence of such
information it would be prudent to go on the low side with volume,
because of the effect of age on kidney function.
Her calculated creatinine clearance is anywhere from 34 70 ml/min/
depending upon whether you correct the serum creatinine to 1.0 [(14072)(44)/(85)(1.0) = 34 ml/min] or you leave it as it is [(140-72)(44)/(85)
(0.5) = 70 ml/min]. Notice that the ABW was used in these calculations
instead of the IBW this is because creatinine is a byproduct of muscle
breakdown and she can only break down muscle that she has (44 kg). If
we were to use the IBW of 50 kg, we would be assuming that she has 6
kg more muscle than she really has.
Her albumin is low so her calcium needs to be corrected to reflect this
and determine whether she needs extra calcium or is probably fine to
receive the recommended daily amount. Her corrected calcium is (4.0
2.1)(0.8) + 7.8 = 9.3 mEq/L, which is in the normal range. Her calcium
and albumin may actually be higher; as mentioned previously, if she is
volume overloaded then her labs will appear lower than they actually
are secondary to dilution.
Most of her lab values are a bit on the low side, but will correct within
the next few days if this is due to post-surgical overhydration and if her
kidneys are in good enough shape to excrete the excess volume. There
is no reason at this point to go low or high on administration of any of
the electrolytes.
Her chloride is low and her bicarb is high, so she is somewhat
alkalotic. You will therefore want to give sodium as the chloride salt,
rather than the acetate salt.
Her triglycerides are OK, so dont need to restrict fat amount at this
time.
Contoh kasus 2
Jenis Kelamin
: Wanita
Usia
: 72 tahun
Berat
: 43 kg
Tinggi
: 157cm
Penyelesaian
1.Kebutuhan cairan harian
>20 kg
2.Protein requirements
Hospital = 1 1.2g/kg/day
1g/kg/day X 43kg
= 43g/day
1.2g/kg/day X 43 kg = 51.6g/day +
94.6g/day : 2 =47.3 g/day = 47
= 5.5% AA
= 8.5% AA
= 10% AA
= 10% AA
6.Dextrose volume
3.5 mg/kg/min
100g in D20W
500ml
250g in D50W
500ml
350g in D70W
Hitung volume
17.0 ml
0.0 ml
8.0 ml
4.0 ml
10.0 ml
vitamins
10.0 ml
total: 59 ml