Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

PEMBERIAN OBAT PARENTERAL

Disusun oleh

1. Alea Rizky Ramadhani


2. Ayu Citraningsih
3. Rizky Anugerah Gusti
4. Febrina Nurfadillah
5. Milalda Firlaiya
6. Revalina Maylinda
7. Ros Meilindah
8. Dini Febriani

SMK WIDYA UTAMA INDRAMAYU


KOMPETENSI FARMASI DAN KEPERAWATAN
Jl.Pahlawan No.45 (Bunderan Kijang) Kecamatan Indramayu
Kabupaten Indramayu Provinsi Jawa Barat Kode Pos 45212
KATA PENGANTAR

Sembah sujud penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT karena anugerah dan rahmat-Nya jualah
sehingga makalah ini dapat terselesaikan. Dalam penyusunan makalah ini, penulis telah
berusaha semaksimal mungkin, yang mana telah memakan waktu dan pengorbanan yang tak
ternilai dari semua pihak yang memberikan bantuannya, yang secara langsung merupakan suatu
dorongan yang positif bagi penulis ketika menghadapi hambatan-hambatan dalam menghimpun
bahan materi untuk menyusun makalah ini.

Oleh karena itu Karena itu pada kesempatan ini kami ingin mengucapkan terima kasih
kepada Ibu Duningsih, S.Kep.Selaku guru pengajar dimata pelajaran Keterampilan Dasar
Teknik Keperawatan(KDTK) di kelas kami. Namun penulis menyadari bahwa makalah ini masih
sangat jauh dari kesempurnaan, baik dari segi penyajian materinya maupun dari segi
bahasanya. Karena itu saran dan kritik yang bersifat konstruktif senantiasa penulis harapkan
demi untuk melengkapi dan menyempurnakan makalah ini.
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Nutrisi adalah proses dimana tubuh manusia menggunakan makanan untuk membentuk energi,
mempertahankan kesehatan, pertumbuhan dan untuk berlangsungnya fungsi normal setiap organ dan
jaringan tubuh (Rock CL, 2004).Status nutrisi normal menggambarkan keseimbangan yang baik antara
asupan nutrisi dengan kebutuhan nutrisi (Denke, 1998; Klein S, 2004). Kekurangan nutrisi memberikan
efek yang tidak diinginkan terhadap struktur dan fungsi hampir semua organ dan sistem tubuh
(Suastika,1992).
Nutrisi Parenteral adalah suatu bentuk pemberian nutrisi yang diberikan langsung melalui pembuluh
darah tanpa melalui saluran pencernaan. Para peneliti sebelumnya menggunakan istilah hiperalimentasi
sebagai pengganti pemberian makanan melalui intravena, dan akhirnya diganti dengan istilah yang lebih
tepat yaitu Nutrisi Parenteral Total, namun demikian secara umum dipakai istilah Nutrisi Parenteral untuk
menggambarkan suatu pemberian makanan melalui pembuluh darah. Nutrisi parenteral total (TPN)
diberikan pada penderita dengan gangguan proses menelan, gangguan pencernaan dan absorbsi (Bozzetti,
1989; Baron, 2005; Shike 1996; Mahon, 2004;Trujillo,2005).
Pemberian nutrisi parenteral hanya efektif untuk pengobatan gangguan nutrisi bukan untuk penyebab
penyakitnya.Status nutrisi basal dan berat ringannya penyakit memegang peranan penting dalam
menentukan kapan dimulainya pemberian nutrisi parenteral. Sebagai contoh pada orang-orang dengan
malnutrisi yang nyata lebih membutuhkan penanganan dini dibandingkan dengan orang-orang yang
menderita kelaparan tanpa komplikasi.

B.       TUJUAN
1.      Mengetahui pengertian dari nutrisi parenteral
2.      Mengetahui indikasi nutrisi parenteral
3.      Mengetahui hal yang perlu diperhatikan dalam pemberian nutrisi parenteral

C.      RUMUSAN MASALAH
1.      Apa itu nutrisi parenteral?
2.      Apakah indikasi pemberian nutrisi parenteral?
3.      Apa sajakah hal yang perlu diperhatikan dalam pemberian  nutrisi parenteral?
BAB II
PEMBAHASAN

A.      DEFINISI NUTRISI PARENTERAL


Nutrisi adalah ikatan kimia yang diperlukan tubuh untuk melakukan fungsinya, yaitu energi,membangun
dan memelihara jaringan, serta mengatur proses-proses kehidupan (Soenarjo, 2000). Menurut Rock CL
(2004), nutrisi adalah proses dimana tubuh manusia menggunakan makanan untuk membentuk energi,
mempertahankan kesehatan, pertumbuhan dan untuk berlangsungnya fungsi normal setiap organ baik
antara asupan nutrisi dengan kebutuhan nutrisi.
Sedangkam menurut Supariasa (2001), nutrisi adalah suatu proses organisme menggunakan makanan
yang dikonsumsi secara normal melalui proses degesti, absorbsi, transportasi, penyimpanan, metabolisme
dan pengeluaran zat-zat yang tidak digunakan untuk mempertahankan kehidupan, pertumbuhan, dan
fungsi normal dari organ-organ, serta menghasilkan energi.
Nutrisi Parenteral adalah suatu bentuk pemberian nutrisi yang diberikan langsung melalui pembuluh
darah tanpa melalui saluran pencernaan. Para peneliti sebelumnya menggunakan istilah hiperalimentasi
sebagai pengganti pemberian makanan melalui intravena, dan akhirnya diganti dengan istilah yang lebih
tepat yaitu Nutrisi Parenteral Total, namun demikian secara umum dipakai istilah Nutrisi Parenteral untuk
menggambarkan suatu pemberian makanan melalui pembuluh darah. Nutrisi parenteral total (TPN)
diberikan pada penderita dengan gangguan proses menelan, gangguan pencernaan dan absorbsi (Bozzetti,
1989; Baron, 2005; Shike 1996; Mahon, 2004;Trujillo,2005).

B.       DASAR PEMBERIAN
Pemberian nutrisi parenteral secara rutin tidak direkomendasikan pada kondisi-kondisi klinis sebagai
berikut :
a.         Pasien-pasien kanker yang sedang menjalankan terapi radiasi dan kemoterapi.
b.        Pasien-pasien preoperatif yang bukan malnutrisi berat.
c.         Pankreatitis akut ringan.
d.        Kolitis akut.
e.         AIDS.
f.          Penyakit paru yang mengalami eksaserbasi.
g.         Luka bakar.
h.        Penyakit-penyakit berat stadium akhir (end-stage illness)

C.      CARA PEMBERIAN NUTRISI PARENTERAL


Berdasarkan cara pemberian nutrisi parenteral dibagi menjadi 2 yaitu :
1.        Nutrisi parenteral sentral ( untuk nutrisi parenteral total ) :
Merupakan pemberian nutrisi melalui intravena dimana kebutuhan nutrisi sepenuhannya melalui cairan
infuse karena keadaan saluran pencernaan klien tidak dapat digunakan. Cairan yang dapat digunakan
adalah cairan yang mengandung karbohidrat seperti Triofusin E 1000, cairan ini yang mengandung asam
amino seperti Pan Amin G, dan cairan yang mengandung lemak seperti intralipid
2.        Nutrisi parenteral perifer ( untuk nutrisi Parenteral Parsial )
Merupakan pemberian sebagian kebutuhan nutrisi melalui intravena. Sebagian kebutuhan nutrisi harian
pasien masih dapat dipenuhi melalui enteral. Cairannya yang biasa digunakan dalam bentuk dekstrosa
atau cairan asam amino.

D.      HAL YANG HARUS DIPERHATIKAN SELAMA PEMBERIAN


Pemberian nutrisi parenteral umumnya dimulai pada hari ke III pasca-bedah/trauma. Jika keadaan
membutuhkan koreksi nutrisi cepat, maka pemberian paling cepat 24 jam pasca-trauma/bedah. Jika
keadaan ragu-ragu dapat dilakukan pemeriksaan kadar gula. Jika kadar gula darah < 200 mg/dl. pada
penderita non diabetik, nutrisi parenteral dapat dimulai.
Nutrisi parenteral tidak diberikan pada keadaan sebagai berikut:
       24 jam pasca-bedah/trauma
       gagal napas
       shock
       demam tinggi
       brain death (alasan cost-benefit)
E. CARA PEMBERIAN NUTRISI PARENTERAL
. PERALATAN
a.Alat steril
 Bak instrument berisi hand scon dan kasa steril
 Infus set steril
 Jarum/wingnedle/abocath dengan nomer yang sesuai
 Korentang dan tempatnya
 Kom tutup berisi kapas alcohol
 
b. Alat tidak steril
 Standart infus
 Perlak dan alasnya
 Pembendung (tourniquet)
 Gunting verban
 Bengkok
 Jam tangan

c. Obat-obatan
 Alcohol 70%
 Cairan sesuai advis dokter

F.       TUJUAN PEMBERIAN NUTRISI PARENTERAL


Adapun tujuan pemberian nutrisi parenteral adalah sebagai berikut:
      Menyediakan nutrisi bagi tubuh melalui intravena, karena tidak memungkinkannya saluran cerna
untuk melakukan proses pencernaan makanan.
      Total Parenteral Nutrition (TPN) digunakan pada pasien dengan luka bakar yang berat,
pancreatitis ,inflammatory bowel syndrome, inflammatory bowel disease,ulcerative colitis,acute renal
failure,hepatic failure,cardiac disease, pembedahan dan cancer.  Mencegah lemak subcutan dan otot
digunakan oleh tubuh untuk melakukan katabolisme energy. Mempertahankan kebutuhan nutrisi
Pemberian dari nutrisi parenteral didasarkan atas beberapa dasar fisiologis, yakni:

 Apabila di dalam aliran darah tidak tercukupi kebutuhan nutrisinya,kekurangan kalori dan
nitrogen dapat terjadi.
 Apabila terjadi defisiensi nutrisi,proses glukoneogenesis akan berlangsung dalam tubuh untuk
mengubah protein menjadi karbohidrat.
 Kebutuhan kalori Kurang lebih 1500 kalori/hari,diperlukan oleh rata-rata dewasa untuk mencegah
protein dalam tubuh untuk digunakan.
 Kebutuhan kalori menigkat terjadi pada pasien dengan penyakit
hipermetabolisme,fever,injury,membutuhkan kalori sampai dengan 10.000 kalori/hari.
 Proses ini menyediakan kalori yang dibutuhkan dalam konsentrasi yang langsung ke dalam
system intravena yang secara cepat terdilusi menjadi nutrisi yang tepat sesuai toleransi tubuh.

G. MANFAAT PEMBERIAN NUTRISI PARENTERAL


Manfaat dari pemberian nutrisi parenteral antara lain:
a) Menyediakan nutrisi bagi tubuh melalui intravena karena tidak memungkinkannya saluran cerna
untuk melakukan proses pencernaan makanan
b) Mencegah lemak subkutan dan obat di gunakan oleh tubuh untuk melakukan metabolisme energi
c) Mempertahankan kebutuhan

H. KOMPLIKASI PEMBERIAN NUTRISI PARENTERAL


Komplikasi dikategorikan sebagai berikut:
Mekanis
Pneumothorax, disebabkan oleh pemasangan kateter pada subklavikula yang kurang tepat. Gejala yang
muncul berupa sesak, nyeri, dan batuk persisten. Kondisi yang berat ditangani dengan pemasangan thorax
drain.
Emboli udara akibat masuknya udara melalui kateter vena. Gejala berupa sianosis, takipnea, hipotensi,
dan murmur jantung.
Infeksi
Phlebitis, disebabkan oleh administrasi larutan hipertonis (osmolaritas ³900 mOsm/L) melalui vena
perifer. Phlebitis ditandai dengan kemerahan, bengkak, dan nyeri pada lokasi pemasangan kateter.
Sepsis yang berkaitan dengan penggunaan kateter vena dapat disebabkan oleh proses pemasangan dan
perawatan CVC yang tidak tepat. Kondisi ini ditandai dengan demam, menggigil, serta kemerahan dan
bengkak di sekitar lokasi pemasangan kateter.  
Metabolik
Hiperglikemia, dapat disebabkan oleh pemberian infus larutan glukosa yang terlalu cepat, sepsis,
pankreatitis, atau penggunaan steroid. Kondisi ini ditandai dengan kadar gula darah >200 mg/dl, asidosis
metabolik, poliuri, dan polidipsi.
Hipertrigliseridemia, dapat disebabkan oleh pasokan lipid melebihi kapasitas aliran darah (>4 mg/kg
BB/menit), sepsis, kegagalan multiorgan, dan hiperlipidemia berat. Kondisi ini ditandai dengan kadar
trigliserida 300 – 350 mg/dl dalam 6 jam setelah infus emulsi lemak diberikan
Refeeding syndrome, terjadi akibat pemberian nutrisi parenteral secara berlebihan pada pasien malnutrisi
berat. Manifestasi kondisi ini biasanya muncul dalam 2 minggu setelah pemberian nutrisi yang ditandai
dengan malaise, edema, kelemahan, aritmia jantung, dan gambaran metabolik yang khas yaitu
hipofosfatemia, hipokalemia, hipomagnesemia, dan defisiensi vitamin B1.

I. WAKTU PEMBERIAN OBAT PARENTERAL PADA PASIEN


Rekomendasi waktu untuk memulai pemberian nutrisi parenteral adalah sebagai berikut:
Dewasa
 Pemberian nutrisi parenteral dapat mulai pada pasien dengan status gizi baik, stabil,
namun tidak dapat menerima asupan oral atau enteral secara signifikan (>50% dari jumlah
kebutuhan)
 Mulai dalam 3-5 hari pada pasien yang berisiko mengalami malnutrisi dan tidak dapat mencapai
standar asupan oral atau enteral.
 Lakukan nutrisi parenteral segera pada pasien dengan malnutrisi sedang-berat yang tidak
cukup atau tidak memungkinkan menerima asupan oral atau enteral.
 Penundaan pemberian awal nutrisi parenteral pada pasien dengan kondisi metabolik
yang tidak stabil hingga kondisi pasien membaik.
Anak
Nutrisi parenteral dapat dimulai dalam 1-3 hari pada anak usia <1 tahun dan dalam waktu 4-5 hari
pada anak atau remaja yang tidak dapat menerima asupan secara oral/enteral dalam jangka
panjang.
Bayi
Pada bayi dengan BBLR sangat rendah (<1500 gram) nutrisi parenteral dapat mulai diberikan
setelah kelahiran, namun tidak ada data yang memadai terkait waktu pemberian nutrisi parenteral
yang ideal pada bayi prematur atau bayi dengan kondisi kritis.
Pemberian nutrisi parenteral dapat berhenti secara bertahap seiring peningkatan asupan enteral atau oral.
Apabila asupan enteral atau oral dapat terpenuhi sebanyak 65-75% dari kalori yang ditetapkan, asupan
dapat dihentikan. Nutrisi enteral atau oral harus dimulai ketika saluran cerna dapat menyerap zat gizi
dengan baik dan motilitas usus memadai yang ditandai dengan bunyi usus normoaktif, aliran flatus atau
feses, dan drainase nasogastrik minimal.

J. NDIKASI
Secara umum, indikasi pemberian nutrisi parenteral adalah untuk pasien malnutrisi dan berisiko
mengalami malnutrisi yang kontraindikasi/ tidak dapat menerima makanan melalui saluran cerna. Selain
itu, juga bagi pasien yang kebutuhan nutrisinya tidak dapat tercukupi hanya dengan pemberian nutrisi
melalui saluran cerna. Penentuan kondisi malnutrisi dan risiko malnutrisi dapat melalui perhitungan
Nutritional Risk Screening (NRS) 2002. Beberapa kondisi yang berisiko mengalami malnutrisi dan
mungkin memerlukan nutrisi secara intravena antara lain: 2
 Gangguan penyerapan atau kehilangan nutrisi
Contohnya adalah sindrom usus pendek (short bowel syndrome), pengeluaran cairan fistula
saluran cerna >500 ml/hari, serta gangguan mukosa usus halus yang disebabkan oleh radiasi atau
kemoterapi, enteropati akibat autoimun, atau diare pada bayi yang sulit sembuh.
 Obstruksi usus mekanis
Sumbatan lumen usus dapat terjadi karena penyempitan, perlekatan, inflamasi, kanker
peritoneum, serta superior mesenteric artery syndrome (penekanan duodenum oleh aorta dan
arteri superior mesenteric). Oleh karena itu, pasien dengan obstruksi usus mekanis akan
mengalami muntah berulang dan terbatas dalam menerima asupan secara oral.
 Pembatasan asupan oral atau enteral
Kondisi ini terjadi apabila pasien dengan iskemik usus dan pankreatitis berat.
 Gangguan motilitas
Gangguan motilitas dapat terjadi pada ileus berkepanjangan, pseudo-osbtruction, dan gangguan
perlekatan usus yang berat.
 Ketidakmampuan mempertahankan akses enteral
Kondisi ini dapat terjadi pada pasien yang mengalami perdarahan aktif saluran cerna, atau pada
bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR).
 Pasien kritis1
Society of Critical Care Medicine (SCCM) dan American Society for Parenteral and Enteral
Nutrition (A.S.P.E.N.) merekomendasikan pemberian nutrisi parenteral segera pada pasien ICU
yang kontraindikasi dengan pemberian nutrisi enteral, mengalami malnutrisi berat, atau termasuk
kategori high nutrition risk (NRS >3). Selain itu, rekomendasi pemberian nutrisi parenteral
sebagai tambahan nutrisi enteral juga untuk pasien yang tidak dapat mencapai setidaknya 60%
kebutuhan energi dan protein setelah 7-10 hari perawatan di ICU. Rekomendasi waktu pemberian
nutrisi secara intravena sebagai tambahan tidak bersifat mutlak, bergantung pada keparahan
penyakit dan risiko malnutrisi pada pasien.
 Pasien kanker3
Ketika pemberian makanan secara oral atau enteral tidak adekuat untuk memenuhi kebutuhan
nutrisi dan kalori. Contohnya pada pasien enteritis radiasi yang berat, mengalami malabsorpsi
berat, obstruksi usus kronis, atau kanker peritoneum.
Pemberian nutrisi parenteral merupakan kontraindikasi bagi pasien dengan saluran cerna yang
dapat berfungsi dengan baik untuk mengabsorpsi makronutrien dan mikronutrien secara adekuat.
Kontraindikasi relatif lainnya adalah akses vena yang sulit, risiko pemberiannya lebih besar dari
manfaatnya, dan kondisi pasien tidak memungkinkan untuk menerima dukungan nutrisi secara
agresif.

-Kontra indikasi:Tidak sterik, obat yang tidak dapat larut dalam air, atau minumbulkan endapan
dengan protein atau butiran darah.

K. METODE PEMBERIAN NUTRISI PARENTERAL


1. Nutrisi parenteral parsial, pemberian sebagian kebutuhan nutrisi melalui intravena. Sebagian kebutuhan
nutrisi harian pasien masih dapat di penuhi melalui enteral. Cairan yang biasanya digunakan dalam
bentuk dekstrosa atau cairan asam amino.

2.Nutrisi parenteral total, pemberian nutrisi melalui jalur intravena ketika kebutuhan nutrisi sepenuhnya
harus dipenuhi melalui cairan infus. Cairan yang dapat digunakan adalah cairan yang mengandung
karbohidrat seperti Triofusin E1000, cairan yang mengandung asam amino seperti PanAmin G, dan cairan
yang mengandung lemak seperti Intralipid.

3.Lokasi pemberian nutrisi secara parenteral melalui vena sentral dapat melalui vena antikubital pada
vena basilika sefalika, vena subklavia, vena jugularis interna dan eksterna, dan vena femoralis. Nutrisi
parenteral melalui perifer dapat dilakukan pada sebagian vena di daerah tangan dan kaki.

L. PROSEDUR KERJA

1. Cuci tangan
2. Jelaskan prosedur yg akan dilakukan
3. Bebaskan daerah yg akan disuntik atau bebaskan suntikan dari pakaian. Apabila menggunakan
pakaian,maka buka pakaian dan di keataskan.
4. Ambil obat dalam tempatnya sesuai dosis yang akan di berikan. Setelah itu tempatnya pada bak
injeksi.
5. Desinfeksi dengan kapas alcohol.
6. Desinfeksi dengan kapas alcohol pada daerah yg dilakukan suntikan
7. Tegangkan dengan tangan kiri daerah yg akan disuntik
8. Lakukan penusukan dengan lubang jarum suntik menghadap ke atas dengan sudut 15- derajat
dipermukaan kulit

9. Suntikan sampai terjadi gelembung


10. Tarik spuit dan tdk boleh dilakukan masase

11. Cuci tangan dan catat hasil pemberian obat atau tes obat, waktu, tanggal,dan jenis obat.

BAB III
PENUTUP
A.KESIMPULAN
Nutrisi parenteral adalah suatu bentuk pemberian nutrisi yg diberikan langsung melalui
pembuluh darah tanpa melalui saluran pencernaan.Nutrisi parenteral tidak bertujuan
menggantikan kedudukan nutrisi enteral lewat usus yang normal.segera jika usus sudah
berfungsi kembali,perlu segera dimulai nasogastric feeding,dengan tersediaan nutrisi enteral
yg sudah dicerna.
Nutrisi parenterak dapat diberikan dengan aman jika mengikuti pedoman yang tepat.karena
tubuh penderita perlu waktu adaptasi terhadap perubahan mekanisme baru maka selama
penyesuaian tersebut jangan memberi beban yang berlebihan.
Nutrisi parenteral tidak bertujuan menggantikan kedudukan nutrisi enteral lewat usus yang
normal.Segera jika usus sudah berfungsi kembali,perlu segera dimulai nasogastric
feeding,dengan sediaan nutrisi enteral yang mudah dicerna.Nutrisi parenteral dapat
diberikan dengan aman jika mengikuti pedoman diatas.karena tubuh penderita perlu waktu
adaptasi terhadap perubahan mekanisme baru maka selama penyeseuaian tersebut jangan
memberi beban yang berlebihan.
B.SARAN
Setiap obat merupakan racun yang dapat memberikan efek samping yang tidak baik
jika kita salah menggunakannya.Hal ini tentunya dapat menimbulkan kerugian bahkan
akibatnya bisa fatal.Oleh karena itu,kita sebagai perawat kiranya harus melaksanakan tugas
kita dengan sebaik baiknya tanpa menimbulkan masalah-masalah yang dapat merugikan diri
kita sendiri maupun orang lain.

Anda mungkin juga menyukai