Anda di halaman 1dari 23

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN

PEMBERIAN NUTRISI PARENTERAL

DISUSUN OLEH:

ImasNurmalasari (219153)

MuhlisAmaludin (1219152)

Muji Yanto (1219156)

RisnaRusmiati (1219162)

KemriPardosi (1219155)

SEKOLAH TINGGI KESEHATAN RAJAWALI


BANDUNG
2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur alhamdulillah kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
telah melimpahkan rahmat-Nya berupa kesempatan dan pengetahuan sehingga makalah ini
bisa selesai pada waktunya.

Terima kasih juga kami ucapkan kepada teman-teman yang telah berkontribusi dengan
memberikan ide-idenya sehingga makalah ini bisa disusun dengan baik dan rapi.

Kami berharap semoga makalah ini bisa menambah pengetahuan para pembaca.
Namun terlepas dari itu, kami memahami bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna,
sehingga kami sangat mengharapkan kritik serta saran yang bersifat membangun demi
terciptanya makalah selanjutnya yang lebih baik lagi.

Bandung, November 2019

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
B. Tujuan
C. Rumusan Masalah

BAB II TINJAUAN TEORITIS

A. Parenteral Nutisi
B. Terapi Nutrisi Parenteral
B. Penghentian Nutrisi Parenteral

BAB III ASUHAN KEPERAWATAN

A. Pengkajian
B. Diagnosa, Intervensi Keperawatan

BAB IV PENUTUP

A. Kesimpulan
B. Saran

DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tubuh memerlukan energi untuk fungsi-fungsi organ tubuh, pergerakan tubuh,
mempertahankan suhu, fungsi enzim, pertumbuhan dan pergantian sel yang rusak.
Metabolisme merupakan semua proses biokimia pada sel tubuh. Proses
metabolisme dapat berupa anabolisme (membangun) dan katabolisme (pemecah).
Masalah nutrisi erat kaitannya dengan intake makanan dan metabolisme tubuh
serta faktor-faktor yang mempengaruhinya. Secara umm faktor yang
mempengaruhi kebutuhan nutrisi adalah faktor fisiologis untuk kebutuhan
metabolisme bassal, faktor patologis seperti adanya penyakit tertentu yang
menganggu pencernaan atau meningkatkan kebutuhn nutrisi, faktor sosio-ekonomi
seperti adanya kemampuan individu dalam memenuhi kebutuhan nutrisi.
PemberianNutrisi Parenteral merupakan pemberian nutrisi berupa cairan infus
yang di masukkan kedalam tubuh melalui darah vena baik sentral (untuk nutrisi
parenteral total) atau vena perifer (untuk nutrisi parenteral parsial). Pemberian
nutrisi melalui parenteral dilakukan pasien yang tidak dapat di penuhi kebutuhan
nutrisinya melalui oral atau enteral.
B. Tujuan
- Menjelaskan pengertian konsep pemberiannutrisi parenteral
- Mampumemahamiasuhankeperawatankliendenganpemberiannutrisi parenteral
C. Rumusan Masalah
- Apakah yang dimaksuddenganpemberiannutrisiparenteral ?
- Bagaimanaasuhankeperawatankliendenganpemberiannutrisiparenteral ?
BAB II
TINJAUAN TEORITIS

A. PARENTERAL NUTRITION (PN)


1) Pengertian
Pada saat terja digangguan intestinal secara partial ataupun total dan
dukungan nutrisi smelalui oral maupun enteral tube feeding (ETF)
tidakdapatdilaksanakan, PN dapat menjadi alternative akhirbagi pemenuhan
nutrisi pasien (Stratton & smith). Parenteral nutrition merupakanmetode
pemberian nutrisi secara intra vena dan dapatdipilihbila status
perubahanmetabolikataubilaabnormalitasmekanikataufungsidarisaluran GI
tidakdapatmenerimapemberianmakanansecarainteral (Doenges, 2003)
Pada umumnya PN hanyadigunakanselamabeberapahariatauminggu.
Namun pada kondisitertentu, penggunaan PN dalamjangkawaktu lama juga
dapatdilakukan. PN adalahbentukdukungannutrisi yang khususyaitupemberian
nutrient melaluiruteintravena.
Tujuannyatida khany auntuk mencukupi kebutuhan energi basal dan
pemeliharaankerja organ, tetapi jgmenambah nutrisiuntukkon disitertentu,
sepertikeadaan stress (sakitberat, troma), untukperkembangan dan
pertumbuhan. Terapinutrisi parenteral di bagimenjadi 2 kategori:
a) Terapinutrisi parenteral parsial (supportive atausuplemen) di berikanbila:
i. Dalamwaktu 5 sampai 7 hari, pasiendiharapkanmampumenerimanutrisi
enteral kembali.
ii. Masih adanutrisi enteral yang dapatditerimapasien. PN
parsialinidiberikandenganindikasi relative.
iii. Terapinutrisi parenteral total, diberikan jika batasan jumlah kaloriatau
pun batasan waktu tidak terpenuhi. PN total
inidiberikanatasindikasiabsolut.
2) Indikasi
Secara umum PN di indikasikan pada pasien yang mengalami kesulitan
mencukupi kebutuhan nutrisiuntukwaktutertentu.Tanpabantuannutrisi,
tubuhmemenuhikebutuhanenergi basal rata – rata 25 kkal /kg BB / hari.
Jikacadanganhabis, kebutuhan glukosa selanjutnya dipenuhi melalui proses
gluconeogenesis, antara lain dengan lipolysis dan proteolysis 125-150 g/hari.
Puasalebihdari 24 jam menghabiskanglukosadarah (20 g), cadanganglikogen
di hati (70 g) dan otot (400 g). Sedangkancadanganenergilainnya, lemak
(12.000 g) dan protein (6.000 g) habisdalamwaktukira-kira 60 hari.
Keadaan yang memerlukan PN adalahsebagaiberikut:
a) Pasientidakdapatmakan
(obstruksisaluranpencernaansepertistikturataukeganasan esophagus,
ataugangguanabsorbsimakanan).
b) Pasientidakbolehmakan (seperti fistula intestinal dan pangkreatitis).
c) Pasientidakmaumakan (akibatpemberiankemoterapi).

Kondisi – kondisiberikut yang seringdiberikanTPN :


a) Disfungsional GI, misalnyapenyakitperadanganusus, sindromaususpendek,
pangkreatitis, colitis, fistula, enteritis radiasi, ileus, diareberkepanjangan,
obstruksiusus, ataukarsinomalambung.
b) Gagal hepatic.
c) Keadaanhipermetabolik, misalnya sepsis, lukabakar yang berat, fraktur
tulangpanjang, peritonitis.
d) Anoreksiasekunderterhadapkondisimedispasien, misalnyagagalginjal.
e) Hyperemesis beratselamakehamilan.
f) Candida GI berat pada pasien AIDS.
g) Trauma multisystem.
3) Kontraindikasi
a) Pasien 24 jam paskabedah yang masihdalam Ebb phase, masa dimanakadar
hormone stress masihtinggi. Sel-selresistenterhadap insulin dan
kadarguladarahmeningkat. Pada faseinicukupdiberikancairanelektrolit dan
dextosa 5%. Jika keadaansudahtenangyaitudemam, nyeri, renjatan, dan
gagalnafassudahdapat di atasi, krisis metabolism sudahlewat, maka PN
dapatdiberikandenganlancar dan bermanfaat. Makin beratkondisipasien,
makinlambatdosis PN total (dosispenuh) dapat dimulai.
Sebelumkeadaantenangtercapai, PN total hanyamenambahkan stress
bagitubuhpasien. Fasetenanginiditandaidenganmenurunnyakadarkortisol,
katekolamin, dan glucagon.
b) Pasiengagalnapas (pO2 < 80 dan pCO2 > 50) kecuali dengan respirator.
Pada pemberian PN penuh, metabolism karbohidra takanmeningkatka
nproduksi CO2 dan berakibatmemperberatgagalnapasnya.
c) Pasienrenjatandengankekurangancairanekstraseluler.
d) Pasienpenyakit terminal, denganpertimbangan cost-benefit
4). Komplikasi dalam pemberian nutrisi parenteral adalah:
a) Komplikasi teknis yang berkaitan dengan pemasangan kateter seperti
pneumotoraks, ruptura atau penetrasi arteri subklavia, emboli udara, dan
tromboemboli
b) Komplikasi Infeksi yang ditandai oleh demam, hipotensi, oliguria, dan
kemunduran keadaan umum.
c) Komplikasi metabolik yang berkaitan dengan gangguan keseimbangan
glukosa, asam-basa, dan elektrolit se[erti hiper/hipoglikemia,
hiper/hipikalemia.

B. NUTRISI PARENTERAL TOTAL (TPN)


1) Pengertian
Nutrisi parenteral total adalah suatuterapi kompleks yang dilakukan untuk
memenuhi keperluan nutrisi pasienmelaluiruteintraven. Larutan yang digunakan
dalam terapi ini adalah larutan hiperosmolar (konsentrasitinggi). Pemberian
teraoinutrisi parenteral total yang bertujuan untukmemberikan kalori yang
cukupbesar yang terdiridari protein, lipid, karbohidrat, vitamin, dan mineral.
Keberhasilan terapiini bergantung pada jenis makanan yang diresepkan,
penangganankateterintravena, perawatan luka insisi, penangganan komplikas
iakiba tterapi. Terapiini hanyadigunakanapabilaasupanmakanansecara enteral
tidakmemadaiataumerupakankontrakindikasi. TPN tidakdiberikan pada pasien
yang pencernaan dapatberfungsiselama 7-10 hari, pasien yang
masihdapatmencernamakanandenganbaik, dan pada pasien yang
mengalamistresatau trauma. (Mubarak & Chahyati,66,2007)
2) Indikasi
a) Yang asupan kurang untuk mempertahankan status anabolismisalnyapasien
dengan luka bakar berat, malnutrisi, sindromususpendek, AIDS, sepsis,
kanker.
b) Pasien yang tidak mampu mencern amakanan secara oral
ataudenganselangmisalnyapasiendengan ileus paraklitik,
penyakitchohndenganobstruksi.
c) Pasien yang menolak mencerna makanan nutrient secara adekuat misalnya
pada pasienan oreksianervosa, lansiapascaoperatif.
d) Pasien yang tidakbolehmakanan peroral ataudenganselangmisalnya pada
lansiadenganpankreatititsakut.
e) Pasien yang memerlukandukungannutrisipraoperatif dan pasca operatifsecara
terusmener usmisalnya pada pasiendisertaipembedahanusus.
Kriteria yang digunakan untukmengevaluasikebutuhanpasienterhadapnutrisi
parental ototalmencakupberatbadan kurangdari 10% tidakmampumakan oral
atauminumdalam 7 harioascaoperatif dan situasihipermetabilikseperti pada
infeksiberatdisertaidemam.
3) Penatalaksanaan
Perawat pendukun gnutrisi, ahlinutrisi, ataudokter menentukan kebutuhan
pasienakan TPN denganevaluasi criteria tertentu: derajat penurunanberat badan,
keseimbangan nitrogen, jumlah kehilangan otot dan total massatubuh kurus,
sera ketidakmampu anpasienuntuk mentoleransi pencernaanm
akananmelaluisaluran GI. Idealnya, perawatpendukungnutrisi, ahlifarmasi,
ahlinutrisi, dan dokterberkolaborasiuntukmenentukan formula khusus yang
diperlukan.
Larutan TPN diberikan dengan perlahan dan secara bertahapditingkatkan
setiaphari dengank ecepatan yang diinginkan dan sesuaitoleransicairan dan
glukosapasien. Respons pasien terhadapterapi TPN dan
nilailaboratoriumdipantauterusmenerus oleh timpendukungnutrisi. Standing
order dilakukanuntuk penimbangan berat badan pasien, mendapat kanjumlah
darah lengkap, jumlahtrombosit, masa protrombin, elektrolit, magnesium, dan
glukosaujungjari. Pada kebanyakan rumahsakit, larutan TPN diresepkan oleh
dokterdalambentukpesanannutrisi parenteral harian. Formulasilarutan TPN
harusdihitungdengancermatuntukmemenuhikebutuhanpasiensecaralengkap.
4) MetodePemberian
Berbagaimetode dan rutedigunakanuntukmemberikanlarutan NPT pada
praktukklinis:perifer, sentral, dan atrial. Metodeinitergantung pada
kondisipasien dan lamanyaantisipasiterapi.
a) Perifer
Larutan NPT digunakansebagaimasukansuplemen per oral bilalarutan yang
digunakankuranghipertonikdibandinglarutan yang digunakanuntuk NPT.
Konsentra sidekst rosadiatas 10% tidakbo leh diberikan melalui vena
periferkaren ad apatmengi ritasiintma vena kecil (dinding paling dalam).
Lamanyat erapi NPP kurangdari 2 minggu.
b) Sentral
Karena larutan NPT mempunyai lima atauenam kali konsentrasi darah dan
melebihit ekanan osmotic kira-kira 2000 mOsm/1 .makalarutaniniberbaha
yauntuk intima perifer. Kerenanyanuntukmencegahflebitis dan komplikasi
vena lainnyalaru taninidiberikanke dalamsistem sirkulasimelalu ikateter yang
di masukanke dalamo embuluh darah besarb eralirantinggi (sering vena
subklavia).
Larutanpekatkemudiandiencerkandengansangatcepatsampaiketingkatisotonik
oleh darah di dalampembuluhini.
c) Atrial
Duaalat yang digunakanuntukterapi IV jangkapanjang di rumahadalah:
i. Kateter atrial kananeksternalinidipasangmelaluipembedahan.
Kateterinidijahit di bawahkulit pada vena subklavia.
ii. Lubangsubkutanujungkateterdilekatkan pada serambikecil yang
ditempatkan di kantungsubkutanbaik di dinding dada anterior atau
pada lengan.
5) Jenis – JenisNutrisi Parenteral
a) Lemak
Lipid diberikan sebagai larutan isotonis yang dapat diberikan melalui vena
perifer . Lipid diberikan untuk mencegah dan mengoreksi defisiensi asam
lemak. Sebagian besar berasal dari minyak kacang kedelai, yang komponen
utamanya adalah linoleic, oleic, palmitic, linolenic,dan stearic acids.
Ketika menggunakan sediaan nutrisi jenis ini Jangan menambah sesuatu ke
dalam larutan emulsi lemak. Lalu periksa botol terhadap emulsi yang
terpisah menjadi lapisan lapisan atau berbuih, jika ditemukan, jangan
digunakan, dan kembalikan ke farmasi, jangan menggunakan IV filter
karena partikel di emulsi lemak terlalu besar untuk mampu melewati filter.
Tetapi filter 1.2 μm atau lebih besar digunakan untuk memungkinkan emulsi
lemak lewat melalui filter.
Gunakan lubang angin karena larutan ini tersedia dalam kemasan botol kaca.
Berikan TPN ini pada awalnya 1 ml/menit,monitor vital sign setiap 10
menit dan observasi efek samping pada 30 menit pertama pemberian. Jika
ada reaksi yang tidak diharapkan , segera hentikan pemberian dan beritahu
dokter. Tetapi jika tidak ada reaksi yang tidak diharapkan, lanjutkan
kecepatan pemberian sesuai resep. Monitor serum lipid 4 jam setelah
penghentian pemberian, serta monitor terhadap tes fungsi hati, untuk
mengetahui kegagalan fungsi hati dan ketidakmampuan hati melakukan
metabolism lemak.
Pemberian lemak intravena selain sebagai sumber asam lemak esensial
(terutama asam linoleat) juga sebagai subtrat sumber energi pendamping
karbohidrat terutama pada kasus stress yang meningkat. Bila lemak tidak
diberikan dalam program nutrisi parenteral total bersama subtrat lainnya
maka defisiensi asam lemak rantai panjang akan terjadi kira-kira pada hari
ketujuh dengan gejala klinik bertahan sekitar empat minggu. Untuk
mencegah keadaan ini diberikan 500 ml emulsi lemak 10 ml paling sedikit 2
kali seminggu.
b) Karbohidrat
Beberapa jenis karbohidrat yang lazim menjadi sumber energi dengan
perbedaan jalur metabolismenya adalah : glukosa, fruktosa, sorbitokl,
maltose, xylitol. Tidak seperti glukosa maka, bahwa maltosa ,fruktosa
,sarbitol dan xylitol untuk menembus dinding sel tidak memerlukan insulin.
Maltosa meskipun tidak memerlukan insulin untuk masuk sel , tetapi proses
intraselluler mutlak masih memerlukannya sehingga maltose masih
memerlukan insulin untuk proses intrasel. Demikian pula pemberian
fruktosa yang berlebihan akan berakibat kurang baik.
Oleh karena itu perlu diketahui dosis aman dari masing-masing karbohidrat :
1) Glikosa ( Dektrose ) : 6 gram / KgBB /Hari.
2) Fruktosa / Sarbitol : 3 gram / Kg BB/hari.
3) Xylitol / maltose : 1,5 gram /KgBB /hari.
Campuran GFX ( Glukosa ,Gfruktosa, Xylitol ) yang ideal secara metabolik
adalah dengan perbandingan GEX = 4:2:1
c) Protein/ Asam Amino
Selain kalori yang dipenuhi dengan karbohidrat dan lemak , tubuh masih
memerlukanasam amino untuk regenerasi sel , enzym dan visceral protein.
Pemberian protein / asam amino tidak untuk menjadi sumber energi Karena
itu pemberian protein / asam amino harus dilindungi kalori yang cukup, agar
asam amino yang diberikan ini tidak dibakar menjadi energi (
glukoneogenesis). Jangan memberikan asam amino jika kebutuhan kalori
belum dipenuhi.
Diperlukan perlindungan 150 kcal ( karbohidrat ) untuk setiap gram
nitrogen atau 25 kcal untuk tiap gram asam amino . Kalori dari asam amino
itu sendiri tidak ikut dalam perhitungan kebutuhan kalori. Satu gram N (
nitrogen ) setara 6,25 gram asam amino atau protein jika diberikan protein 1
gram/ kg = 50 gram / hari maka diperlukan karbohidrat ( 50:6,25 ) x 150
kcal = 1200 kcal atau 300 gram.
d) Mikronutrien dan Immunonutrien
Pemberian calsium, magnesium & fosfat didasarkan kebutuhan setiap hari,
masing-masing:
1) Calcium : 0,2 – 0,3 meq/ kg BB/ hari
2) Magnesium : 0,35 – 0,45 meq/ kg BB/ hari
3) Fosfat : 30 – 40 mmol/ hari
4) Zink : 3 – 10 mg/ hari
Tiga grup nutrient utama yang termasuk dalam immunonutrient
adalah:
1) Amino acids (arginine, glutamin, glycin )
2) Fatty acid.
3) Nucleotide.
Nutrient – nutrient tersebut diatas adalah ingredients yang memegang peran
penting dalam proses “wound healing” peningkatan sistem immune dan
mencegah proses inflamasi kesemuanya essenstial untuk proses
penyembuhan yang pada pasien-pasien critical ill sangat menurun.
Kombinasi dari nutrient-nutrient tersebut diatas, saat ini ditambahkan dalam
support nutrisi dengan nama Immune Monulating Nutrition (IMN ) atau
immunonutrition.
Contoh larutan mikronutrien standar:
Elemen Dasar
Zinc
Copper
Manganese
Chromium
Selenium
Iodide

6) ContohSediaan
a. Nutrisi Parenteral Total
1. Clinimix N9G15E
Larutansteril, non pirogeni kuntuk infuse ntravena. Dikemas dalamsatukantong
denganduabagian: satuberisil arutanasam amino dengan elektrolit, bagian yang
lain berisig luko sadeng ankalsium. Tersedia dala mukuran 1 liter
Composition:
Nitrogen (g) 4.6 Asam Amino (g) 28 Glukosa 75 (g) 75 Total kalori (kkal) 410
Kaloriglukosa (kkal) 300 Natrium (mmol) 35 Kalium (mmol) 30 Magnesium
(mmol) 2.5 Kalsium (mmol) 2.3 Asetat (mmol) 50 Klorida (mmol) 40
Fosfatdalam HPO4– (mmol) 15 pH 6 Osmolaritas (mOsm/l) 845
2. MinofusinPaed
Larutanasam amino 5% bebaskarbohidrat, mengandungelektrolit dan vitamin,
terutamauntukanak-anak dan bayi. Bagiandarilarutannutrisi parenteral pada
prematur dan bayi. Memberi protein pembangun, elektrolit, vitamin dan air pada
kasus di mana pemberian peroral tidakcukupatautidakmemungkinkan, kasus di
mana kebutuhan protein meningkat, defisiensi protein ataukatabolisme protein.
Komposisi: Tiap 1000 ml mengandung:
L-Isoleusin 2.511 g
L-Leusin 2.790 g
L-Lisin 2.092 g
L-Metionin 0.976 g
L-Fenilalanin 1.813 g
L-Treonin 1.743 g
L-Triptofan 0.558 g
L-Valin 2.092 g
L-Arginin 3.487 g
L-Histidin 0.698 g
L-Alanin 9.254 g
L-Aspartic acid 4.045 g
N-Acetyl-L-cysteine 0.160 g
L-Glutamic acid 9.500 g
Glisin 3.845 g
L-Prolin 4.185 g
N-Acetyl-L-tyrosine 0.344 g
Nicotinamide 0.060 g
Piridoksinhidroklorida 0.040 g
Riboflavin-5′-phosphate sodium salt 0.0025 g
Kaliumhidroksida 1.403 g
Natrium hidroksida 1.200 g
Kalsiumklorida 0.735 g
Magnesium asetat

b. Nutrisi Parenteral Parsial


Cernevit
Adalahpreparat multivitamin yang larutdalam air maupun lemak (kecuali vitamin K)
dikombinasidengan mixed micelles (glycocholic acid dan lecithin).
Mengingatkebutuhan vitamin tubuh yang mungkinberkurangkarenaberbagaisituasi
stress (trauma, bedah, lukabakar, infeksi) yang dapatmemperlambat proses
penyembuhan.
Komposisi
Setiap vial mengandung:
Retinol Palmitat Amount corresponding to retinol 3.500 IU, Cholecalciferol 220 IU,
DL alphatocopherol 10.200 mg ,Amount corresponding to alphatocopherol 11.200
IU,AsamAskorbat 125.000 mg, Cocarboxylase tetrahydrate 5.800 mg ,Amount
corresponding to thiamine 3.510 mg ,Riboflavine sodium phosphate dihydrate 5.670
mg ,Amount corresponding to riboflavine 4.140 mg, Pyridoxine Hydrochloride 5.500
mg ,Amount corresponding to Pyridoxine 4.530 mg, Cyanocobalamine 0.006 mg,
AsamFolat 0.414 mg ,Dexpanthenol 16.150 mg, Amount corresponding to
Pantothenic Acid 17.250 mg ,Biotin 0.069 mg, Nicotinamide 46.000 mg, Glisin
250.000 mg ,Glycoholic Acid 140.000 mg Soya Lecithin 112.500 mg, Sodium
hydroxide q.s. pH=5.9.

C. PENGHENTIAN NUTRISI PARENTAL


Penghentiannutrisiparentralharusdilakukandengancarabertahapuntukmencegahterjadinya
rebound hipoglikemia. Cara yang dianjurkanadalahmelangkahmundurmenuju regimen
haripertama..
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN

A. PENGKAJIAN KEPERAWATAN
a. Pengkajian
Pengkajian adalah pengumpulan data yang berhubungan dengan pasien secara
lengkap dan sistematis yang dikaji dan dianalisis sehingga masalah kesehatan dan
keperawatan yang dihadapi pasien, baik fisik, mental, sosial, maupun spiritual
dapat ditentukan. Pengkajian mencakup data yang dikumpulkan melalui
wawancara, pengumpulan riwayat kesehatan, pemeriksaan fisik, laboratorium dan
diagnostik.
b. Diagnosa keperawatan
Diagnosa keperawatan adalah analisa data yang telah dikumpulkan untuk
mengidentifikasi, memfokuskan dan mengatasi kebutuhan spesifik pasien serta
respon terhadap masalah aktual dan risiko tinggi.
Tipe Diagnosa Keperawatan NANDA ada 3 yaitu:

1. Diagnosa keperawatan aktual adalah respon manusia saat ini terhadap kondisi
kesehatan atau proses kehidupan yang didukung oleh sekelompok batasan
karakteristik (tanda dan gejala) dan termasuk faktor yang berhubungan
(etiologi) yang mempunyai konstribusi terhadap perkembangan atau
pemeliharaan kesehatan.
2. Diagnosa Keperawatan Resiko adalah menunjukkan respon manusia yang dapat
timbul pada seseorang atau kelompok yang rentan dan ditunjang dengan faktor
resiko yang memberi konstribusi pada peningkatan kerentanan.
3. Diagnosa Keperawatan Kesejahteraan adalah menguraikan respon manusia
terhadap tingkat kesehatan individu atau kelompok yang mempunyai potensi
peningkatan derajat kesehatan yang tinggi.
Komponen Pernyataan Diagnosa Keperawatan adalah:
1. Problem (masalah atau kebutuhan) adalah nama atau label diagnosa yang
diidentifikasi dari daftar NANDA.
2. Faktor risiko / faktor yang berhubungan adalah penyebab atau alasan yang
dicurigai dari respon yang telah diidentifikasi dari pengkajian.
3.Definisi karakteristik (tanda dan gejala):
manifestasi yang diidentifikasi dalam pengkajian yang menyokong diagnosa
keperawatan.
c. Perencanaan
Ada dua proses perencanaan :

 Tujuan dan hasil yang diinginkan dari pasien untuk memperbaiki masalah kesehatan
atau kebutuhan yang telah dikaji, hasil yang diharapkan harus spesifik, realistik, dapat
diukur, menunjukkan kerangka waktu yang pasti.

Tujuan keperawatan dibuat sesuai dengan masalah yang timbul.


Tujuan dibagi nenjadi dua yaitu :
Tujuan jangka panjang merupakan tujuan yang tidak dicapai sebelum pemulangan
tetapi memerlukan perhatian yang terus menerus dari pasien dan/atau orang lain.
Tujuan jangka pendek adalah tujuan yang biasanya harus dicapai sebelum
pemulangan atau perpindahan ke tingkat perawatan yang kurang akut.
Tujuan yang ditetapkan harus mengarah pada masalah, apakah mencegah,
mengurangi atau menghilangkannya

Intervensi keperawatan yang tepat untuk membantu pasien dalam mencapai hasil yang
diharapkan.

d. Implementasi
Implementasi adalah adalah pengelolaan dan perwujudan dari rencana keperawatan
yang telah disusun pada tahap perencanaan (Effendy, 1995).
Pada saat akan dilaksanakan tindakan keperawatan, perawat melakukan kontrak
dengan klien dengan menjelaskan apa yang akan dikerjakan serta peran serta klien
yang diharapkan.
e. Evaluasi
Evaluasi adalah menentukan kemajuan pasien terhadap pencapaian hasil yang
diharapkan dan respon pasien terhadap keefektifan intervensi keperawatan.
Kemudian mengganti rencana perawatan jika diperlukan.
Kelima tahapan tersebut adalah saling berhubungan dan tidak bisa dipisah-
pisahkan. Tahap-tahap ini secara bersama-sama membentuk lingkaran pemikiran
dan tindakan yang kontinyu.
Proses keperawatan pengkajian pada pasien yang mendapatkan terapi nutrisi
parenteral
1) Aktivitas/istirahat
Tanda : Penurunanotot(temporal, interkostal, gastoknemius, dorsum tangan);
ekstrimitaskurus, ototflaksid, penurunantoleransiaktivitas.
2) Sirkulasi
Tanda : Takikardia, bradikardia, diaphoresis, sianosis
3) Eliminasi
Gejala : Diareataukonstipasi; flatuensi berkenaan denganmasukanmakanan.
Tanda : Distensi abdomen/peningkatanlingkarperut, asites;nyeritekan pada palpasi.
Fesesmungkinlunak, kerasberlemak, atauwarnasepertitanahliat
4) Makanan/cairan
Gejala : Penurunan BB 10 % ataulebihdari BB dalam 6 bulansebelumnya.
Masalahdenganmenelan, mengunya, tersedak, atauproduksi saliva. Perubahan pada
rasa makanan; anoreksia, mual, muntah; ketidakadekuatanmasukan oral (puasa)
selama 7-10 hari, penggunaanjangkapanjangdaridektrosa 5 % secaraintravena.\
Tanda : BB aktual (diukur) dibandingkandengan BB umumatausebelum sakitku
rangdari 90 % BB ideal untuktinggi, jeniskelamin, usiaatausamadengan ataul
ebihbesardari 120% dariberat badan ideal. Bisingusus menurun, hiperaktivitas,
atautidakada. Bibirkering, pecah, kemerahan ,bengkak; stomatitis sudutbibir.
Mebranmukosakering, pucat, merah, bengkak.
5) Neurosensori
Tanda : letargi, apatis, gelisah, pekarangsang, disorientasi, koma.
Refleksmenelanmungkinmenurun/tidakada.
6) Pernapasan
Tanda : peningkatan frekuensip ernapasan ,disrespernapasan. Dispnea,
peningkatanproduksi sputum. Bunyinapas: krekels (defisiensi protein
akibatperpindahancairan)
7) Keamanan
Gejala : adanya program terapiradiasi (enteritis radiasi)
Tanda : rambutmung kinrap uh, kasar. Alopesia, penuruna npigmentasi. Kulitkering,
kasar. Mata cekung, menonjol, kering, dan konjungtivapucat. Kuku mungkinrapuh,
tipis, datar, bentuksepertisendok
8) Seksualitas
Gejala : kehilangan libido. Amenorea
9) Penyuluhan /pembelajaran
Riwayatkondisi yang menyebabkankehilangan protein berlarut-larut,
misalnyamalabsopsiatausidromususpendekdenganpeningkatandiare, pankreatitisakut,
dialysis renal, fistula, lukabasah, cederatermal.
Adanyafaktor-faktor yang diketahui mengubahkebutuh annutrisi/peningkatank
ebutuhanenergimisalkegagalant unggal, atau multi organ; sepsis; demam; trauma;
penggunaan steroid.

B. DIAGNOSA DAN INTERVENSI KEPERAWATAN


1. Mualb.d status penyakitklien
Intervensikeperawatan :
a) Kaji emesis terkaitd enganwar nakonsist ensi,darah,waktu dan sejauh mana
kekuatan emesis
b) Ukurjumlah volume emesis
c) Identifikasi factor- factor yang dapatmen yebabka natau berkontribus I terhadap
muntah
d) Kolaborasiobat antiemetic
e) Monitor intake nutrisi dan hitungmasukankaloriperharisesuaikebutuhan
f) Ciptakanlingkungan yang membuatsuasana yang menyenangkan dan
menenangkan
g) Monitor status haemodimik
h) Kaji dan Kolaborasidalampemberian TPN
2. KetidakseimbanganNutrisi
:kurangdarikebutuhantubuhb.dketidakmampuanmengabsorpsinutrisiataumakanan /
ketidakmampuanmencernamakanan.
IntervensiKeperawatan :
a) Tentukan status gizipasien dan kemampuanuntukmemenuhikebutuhangizi
b) Identifikasialergiatauintoleransimakanan yang dimilikiklien
c) Tentukan jumlah kalori dan jenisnutrisi yang
dibutuhkanuntukmemenuhipersyaratangizi.
d) Monitor berat badan setiaphari
e) Monitor masukan dan output cairan
f) Monitor kadar albumin, protein total, elektrolit, profil lipid, glukosadarah dan
kimiadarah
g) Monitor tanda-tanda vital
h) Monitor urine apakah mengandun gglukosa, keton dan protein
i) Pertahankan intake nutrisi peroral walaupun sedikit ketik amemungkinkan
j) Kaji dan Kolaborasidalampemberian TPN
k) Dorong pemberian nutrisibertahapdari parenteral menuju enteral sesuaiindikasi.
l) Instruksikankepadapasien dan keluargaperawatan dan indikasi TPN
3. Kelebihanvolume cairanb.dkelebihanasupancairan
IntervensiKeperawatan ;
a) Lengkapipengkajiannutrisisesuaikebutuhan
b) Monitor intake nutrisi dan hitungmasukankaloriperharisesuaikebutuhan
c) Yakinkan cairan nutrisi total parenteral yang dimasukan bukanmelaluii
nfussentralm empunyaiosmolaritaskurangdari 900 mOsm/L
d) Cekcairan TPN untuk meyakinkan bahwajenisnutrisi yang
diberikansesuaidengankebutuhanpasien
e) Monitor berat badan setiaphari
f) Monitor masukan dan output cairan
g) Monitor kadar albumin, protein total, elektrolit, profil lipid, glukosadarah dan
kimiadarah
h) Monitor urine apakahmengandungglukosa, keton dan protein
i) Pertahankan intake nutrisi peroral walaupunsedikitketikamemungkinkan
j) Dorongpemberiannutrisibertahapdari parenteral menuju enteral sesuaiindikasi
k) Laporkantanda dan gejala abnormal terkait TPN kepadadokter dan
lakukanpenyesuaianperawatan
l) Dokumentasikanpemberian TPN sesuaiprosedur yang ada
4. Resikotrauma vaskularb.dPemasangankateterdalamwaktu lama / penusukankateter
yang tidakadekuat.
IntervensiKeperawatan :
a) Pastikanin sersiintravena cukup paten untuk pemberiannut risiintravena
b) Gunakanin fussentralhany auntukcairan yang hyperosmolar ataunutrisiberka
loritinggi
c) Yakinkan cairann utrisi total parenteral yang dimasu kanbukan melaluiinf
ussentralmempunyaiosmolaritaskurangdari 900 mOsm/L
d) Pasangkateterinfusintravenasentralsesuaidengan SOP
e) Pastika nposisi kateterinfusin travenas entraldenganfotorontgen
f) Pertahankank epatenan jalurinfusintra venasenral dan lakuk anpembalut ansesuai
SOP
g) Monitor kebocoran, phlebitis pada area insersi, infeksi dan komplikasi metabolic.
h) Pertahankan Teknik sterilketikamempersiapkan dan memberikancairan TPN
i) Lakukanperawatanrutin, aseptic dan hati-hati pada aksesintravenasentralterutama
pada area insersi
j) Hindaripenggunaanjalurintravenauntukcairaninfuslainnya.
k) Gunakanpompainfusuntukpemberiancairan TPN
l) Pertahankankecepatanaliran yang konstan
BAB IV

PENUTUP

A. KESIMPULAN
Pemberian Nutrisi Parenteral merupakan pemberian nutrisi berupa cairan infus yang di
masukkan kedalam tubuh melalui darah vena baik sentral (untuk nutrisi parenteral total)
atau vena perifer (untuk nutrisi parenteral parsial). Pemberian nutrisi melalui parenteral
dilakukan pasien yang tidak dapat di penuhi kebutuhan
Kriteria yang digunakan untukmengevaluasikebutuhanpasienterhadapnutrisi parental
ototalmencakupberatbadan kurangdari 10% tidakmampumakan oral atauminumdalam 7
harioascaoperatif dan situasihipermetabilikseperti pada infeksiberat disertai demam.

B. SARAN
Pada saat pembuatan makalah Penulis menyadari bahwa banyak sekali kesalahan dan
jauh dari kesempurnaan. dengan sebuah pedoman yang bisa dipertanggungjawabkan
dari banyaknya sumber Penulis akan memperbaiki makalah tersebut . Oleh sebab itu
penulis harapkan kritik serta sarannya mengenai pembahasan makalah dalam kesimpulan
di atas.
DAFTAR PUSTAKA

Herdman, T. Heather. NANDA-I diagnosis keperawatan :definisi dan klasifikasi


2018-2020. 2018. Jakarta. EGC
Bare, Smeltzer. Keperawatan Medikal Bedah Volume 2. 2002. Jakarta. EGC.
Doenges, Marilyn E. Rencana Asuhan Keperawatan Edisi 3. 2000. Jakarta. EGC.
Hartono, Andry. 2006. TerapiGizi dan Diet RumahSakit, Ed. 2. Jakarta: EGC.
Schwartz. Intisari Prinsip-prinsip Ilmu Bedah Edisi 6. 2000. Jakarta. EGC.
A. Aziz Alimul Hidayat, S.Kp, 2004, “Buku Saku Praktikum Kebutuhan Dasar
Manusia” Penulis: A. Aziz Alimul Hidayat, S.Kp, Musrifatul Uliyah,
S.Kp; Editor: Monica Ester.- Jakarta : EGC

Arifin H. 2004. Rational use of Parenteral and Enteral Nutrition for postoperatve and
Critically ill Patient,Makalah lengkap KONAS IDSAI VII, Bagian
Anestesiologi & Terapi intensif FKUH-RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo
,Makassar

Arifin. H. 1996.Metabolisme dan nutrisi pada Critically Ill : Langkah untuk masa
mendatang, Kumpulan makalah pertemuan ilmiah berkala. (PIB) XI
IDSAI. Medan.

Anonim, 1996, Guideliness on Artifical Nutrition Support. British Society of


Gastroenterology

Ferrie, Suzie, et al. 2011. Parenteral Nutrition Manual for Adult in Healt Care
Facilities. Nutritions Support Interst Group. Dietitians Association of Australia.

Lippincott Williams & Wilkins, 1996,Modern Nutrition in Health and Disease.

Mustafa I, 2004,: Present and futute of Immunonutrition, Makalah lengkap

Kastango, E. S. 2004. The ASHP Discussion Guide for Compounding Sterile


Preparations. USA : American Society of Health-System Pharmacist and Baxter
Healthcare Corporation.

Levchuk, J. W. 1992. Parenteral Products in Hospital and Home Care Pharmacy


Pratice. Pharmaceutical Dosage Forms : Perenteral Medicatoins. Volume 1.2 nd
Editions. P.249-282. New York : Marcel Dekker

Olejnik, J;MrAz,PA, 1998, Perioperative Total Parental Nutrition All in One and
Major Gastrointestinal Surgery. Rozhl Chir ; 77:555

Poret, HA; Kuds, KA, 1993, Perioperative Total Parental Nutrition. Dalam buku :
Rombeau, JL;Chadwell,MD; eds, Clinical Nutrition Parenterral
Nutrition, 2nd ed. WB Saunders
Rahardjo. 2002,Dukungan Kombinasi Nutrisi Enteral-Parenteral, 2nd Symposium
Life Support & Critical Care on Trauma & Emergency Patients.Surabaya

Anda mungkin juga menyukai