Oleh :
A. Pengertian
Kozier, et al (2004) dalam Saleh (2012) menyatakan bahwa ronde keperawatan
merupakan prosedur dimana dua atau lebih perawat mengunjungi pasien untuk
mendapatkan informasi yang akan membantu dalam merencanakan pelayanan
keperawatan dan memberikan kesempatan pada pasien untuk mendiskusikan masalah
keperawatannya serta mengevaluasi pelayanan keperawatan yang telah diterima
pasien.
Sedangkan menurut Saleh (2012) ronde keperawatan adalah suatu kegiatan yang
bertujuan untuk mengatasi masalah keperawatan klien yang dilaksanakan oleh
perawat, dengan pasien atau keluarga terlibat aktif dalam diskusi dengan membahas
masalah keperawatan serta mengevaluasi hasil tindakan yang telah dilakukan.
B. Tujuan
1. Tujuan bagi perawat
Menurut Armola et, al (2010) dalam Saleh (2012) tujuan ronde
keperawatan bagi perawat adalah (1) melihat kemampuan staf dalam
memanajemen pasien; (2) mendukung pengembangan professional dan peluang
pertumbuhan; (3) meningkatkan pengetahuan perawat dengan menyajikan dalam
format studi kasus; (4) menyediakan kesempatan pada staf perawat untuk belajar
meningkatkan penilaian keterampilan klinis; (5) membangun kerjasama dan rasa
hormat; serta (6) meningkatkan retensi perawat berpengalaman dan
mempromosikan kebanggaan dalam profesi keperawatan.
2. Tujuan bagi pasien
Clement (2011) dalam Saleh (2012)menjelaskan tujuan ronde keperawatan
untuk pasien adalah untuk (1) mengamati kondisi fisik dan mental pasien dan
kemajuan dari hari ke hari; (2) mengamati pekerjaan staf; (3) membuat
pengamatan khusus pasien dan memberikan laporan ke dokter mengenai kondisi
pasien; (4) memperkenalkan pasien ke petugas dan sebaliknya; (5) melaksanakan
rencana yang dibuat untuk perawatan pasien; (6) mengevaluasi hasil pengobatan
dan kepuasan pasien; (7) memastikan bahwa langkah-langkah keamanan yang
diberikan pada pasien; (8) memeriksa kondisi pasien sehingga dapat dicegah
seperti ulcus decubitus, foot drop, dsb; (9) membandingkan manifestasi klinis
penyakit pada pasien; serta (10) memodifikasi tindakan keperawatan yang
diberikan.
C. Karakteristik
Karakteristik ronde keperawatan adalah sebagai berikut:
1. Klien dilibatkan secara langsung
2. Klien merupakan fokus kegiatan
3. Perawat assosiate, perawat primer dan konsuler melakukan diskusi bersama
4. Konsuler memfasilitasi kreatifitas
5. Konsuler membantu mengembangkan kemampuan perawat asosiet, perawat
primer untuk meningkatkan kemampuan dalam mengatasi masalah.
A. Latar Belakang
Hospitalisasi merupakan upaya penyembuhan terhadap anak yang mengalami sakit,
upaya tersebut dapat menimbulkan perasaan yang kurang menyenangkan bagi anak dan
dapat membuat anak mengalami stress hospitalisasi (Aizah & wati, 2014). Anak yang
dirawat di rumah sakit juga mengalami regresi, hal tersebut dapat diekpresikan anak
dengan berbagai macam tindakan seperti menolak untuk makan, menangis, merintih, ingin
selalu didekat orang tua, menghisap ibu jari, serta menjadi malas untuk melakukan
aktifitas motorik yang berlebihan. Anak sering kali menganggap bahwa tindakan yang
dilakukan di rumah sakit akan menyakiti tubuhnya, sehingga anak menunjukkan berbagai
perilaku yang tidak kooperatif seperti menolak untuk makan, menangis, rewel, susah tidur
dan marah (Utami, 2014).
Anak yang mengalami hospitalisai memerlukan media yang dapat
mengekspresikan perasaanya (Listriyorini & Zulaicha,2011). Terapi bermain aroma jars
adalah terapi bermain yang dapat mendorong minat anak untuk makan melalui stimulasi
sensori yaitu hirupan. Anak akan menghirup berbagai macam makanan yang memiliki
aroma yang kuat, sehingga hal tersebut dapat merangsang keinginan anak untuk makan
dan dapat meningkatkan asupan nutrisi pada anak. Pemberian terapi bermain aroma jars
menggunakan aroma buah pisang, lemon atau jeruk dapat menginduksi perasaan ingin
menyantap buah yang mengeluarkan retronasal yang dapat yang secara khas menimbulkan
perasaan segar dan memicu keinginan untuk memakannya sehingga dapat meningkatkan
nafsu makan. Terapi bermain aroma jars menggunakan bahan dasar buah-buahan dan
makanan yang dihirup oleh anak yang dapat meningkatkan nafsu makan, menghilangkan
mual dan muntah pada anak. Aromaterapi dari buah-buahan dengan konsentrasi tinggi ini,
terdapat metode dalam penggunaan aromaterapi diantaranya dengan inhalasi atau hirupan.
Menurut Santi (2013) aromaterapi dapat menimbulkan efek menenangkan yang dapat
berfungsi meningkatkan nafsu makan.
Berdasarkan hasil observasi, pasien yang dirawat diruang ruang rawat inap anak
akut RSUP Dr. M. djamil Padang pada hari Sabtu 13 Oktober 2018, terdapat 4 orang tua
mengatakan anak tidak nafsu makan karena merasa takut kepada petugas, 1 orang tua
mengatakan anak tidak nafsu makan merasa tidak nyaman dengan lingkungan di rumah
sakit. Kurangnya jumlah asupan nutrisi yang dikonsumsi anak akan memicu terjadinya
hambatan terhadap proses penyembuhan di rumah sakit, selain itu dapat menimbulkan
hambatan pertumbuhan dan perkembangan anak. Oleh karena itu peningkatan asupan
nutrisi untuk anak saat hospitalisasi di rumah sakit menjadi sangat diperlukan. Asupan
nutrisi yang baik dan seimbang mampu mempercepat proses penyembuhan terhadap anak
dirawat di rumah sakit. Hal ini tentu akan mengakibatkan anak ketidak seimbangan nutrisi
oleh sebab itu perlu diadakan ronde keperawatan berupa pemberian informasi mengenai
”pemberian terapi bermain aroma jars dalam meningkatkan asupan nutrisi anak saat
hospitalisasi” di Ruang rawat inap anak akut RSUP Dr. M. djamil Padang.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah mengikuti ronde diharapkan perawat ruangan dan keluarga mengetahui
tentang pemberian terapi bermain aroma jars dalam meningkatkan asupan nutrisi
anak saat hospitalisasi.
2. Tujuan Khusus
Setelah mengikuti ronde diharapkan peserta mengetahui:
a. Pengertian hospitalisasi
b. Reaksi anak, orang tua dan saudara kandung terhadap hospitalisasi
anak
c. Cara mengatasi dampak hospitalisasi
d. Pengertian terapi bermain aroma jars
e. Manfaat terapi aroma jars
f. Cara penggunaan terapi aroma jars
C. Pelaksanaan Kegiatan
1) Topik
Pemberian terapi bermain aroma jars dalam meningkatkan asupan nutrisi anak
saat hospitalisasi
2) Sasaran
Sasaran : Perawat Associeate ,pasien dan keluarga pasien Ruang rawat inap
Anak Akut RSUP Dr M Djamil Padang
3) Metode
Ceramah
Tanya jawab
Diskusi
4) Media dan Alat
Lembar balik
Leaflet
7) Setting Tempat
Keterangan :
7. Kriteria evaluasi
Evaluasi struktur
- Kegiatan ronde terlaksana sesuai waktu
- Peserta ronde dapat hadir sesuai rencana
Evaluasi proses
- Peserta ronde berperan aktif dalam kegiatan ronde
- Selama ronde berlangsung, semua peserta dapat mengikuti dengan
penuh perhatian
Evaluasi hasil
- Pasien puas dengan hasil kegiatan
- Peserta Ronde mampu:
Peserta ronde mampu menyebutkan cara penggunaan terapi aroma
jars
Berpikir kritis
Tumbuh pemikiran bahwa tindakan keperawatan berasal dari
masalah klien ataupun dari perawat sendiri
Meningkatkan pola pikir sistematis
Mengaplikasikan latihan pembelajaran pada praktek klinik
Lampiran
MATERI PENYULUHAN
PEMBERIAN TERAPI BERMAIN AROMA JARS UNTUK ASUPAN
NUTRISI ANAK SAAT PERAWATAN ANAK DI RUMAH SAKIT
(HOSPITALISASI)
A. Pengertian Hospitalisasi
Hospitalisasi merupakan upaya penyembuhan terhadap anak yang
mengalami sakit, upaya tersebut dapat menimbulkan perasaan yang kurang
menyenangkan bagi anak dan dapat membuat anak mengalami stress hospitalisasi
(Aizah & Wati, 2014). Anak akan mengalami berbagai macam tindakan seperti
menolak untuk makan, menangis, merintih, ingin selalu didekat orang tua,
menghisap ibu jari, serta menjadi malas untuk melakukan aktifitas motorik yang
berlebihan. Anak sering menganggap bahwa tindakan dirumah sakit akan menyakiti
tubuhnya, sehingga anak menunjukkan berbagai perilaku yang tidak kooperatif
seperti menolak untuk makan, menangis, rewel, susah tidur dan marah (Utami,
2014).
B. Reaksi anak, orang tua dan saudara kandung terhadap hospitalisasi
anak
1. Reaksi anak terhadap hospitalisasi
Reaksi anak bersifat individual yang tergantung pada usia perkembangan
anak, pengalaman sebelumnya terhadap sakit, sistim pendukung yang tersedia
dan kemampuan koping yang dimilikinya seperti kecemasan karena perpisahan,
kehilangan, perlukaan tubuh, dan rasa nyeri.
- Masa bayi (0-1 th)
Reaksi yang ditunjukkan :
1. Menangis
2. Pergerakan tubuh yang banyak
3. Ekspresi wajah tak menyenangkan
- Masa todler (2-3 th)
Reaksi yang ditunjukkan:
1. Menangis, menjerit, menolak perhatian orang lain.
2. Anak tak aktif, kurang menunjukkan minat bermain, sedih
3. Menerima lingkungan secara dangkal
4. Anak mulai menyukai lingkungannya.
- Masa prasekolah (3-6 th)
Reaksi yang ditunjukkan :
1. Menolak makan
2. Sering bertanya
3. Menangis perlahan
4. Tidak kooperatif terhadap petugas kesehatan
- Masa sekolah (6-12 th)
Perawatan dirumh sakit menunjukkan meninggalkan lingkungan yang
dicintai, keluarga, kelompok sosial sehingga menimbulkan kecemasan.
Kehilangan kontrol berdampak pada perubahan peran dalam keluarga,
kehilangan kelompok sosial, perasaan takut mati, kelemahan fisik. Reaksi nyeri
bisa digambarkan dengan verbal dan nonverbal.
- Masa remaja (12-18 th)
Reaksi yang ditunjukkan :
1. Menolak perawatan atau tindakan yang dilakukan
2. Tidak koopeatif dengan pertugas kesehatan
3. Perasaan sakit akibat perlukaan menimbulkan respon anak :
bertanya-tanya, menarik diri, menolak kehadiran orang lain.
2. Reaksi orang tua terhadap hospitalisasi
Perasaan yang muncul saat perawatan anak di rumah sakit :
1. Perasaan cemas dan takut, perilaku sering ditunjukkan orang tua
berkaitan dengan adanya perasaan cemas dan takut ini adalah sering
bertanya atau bertanya tentang hal yang sama secara berulang pada orang
yang berbeda, gelisah, eskpresi wajah tegang, dan bahkan marah.
2. Perasaan sedih : kondisi puncak perilaku menarik diri atau tidak
mau didekati orang lain.
3. Perasaan frustasi : kondisi yang tidak mengalami perubahan
perilaku tidak kooperatif, putus asa, menolak tindakan, mengingkan
pulang paksa dari rumah sakit.
3. Reaksi saudara kandung terhadap perawatan anak di rumah sakit
Marah, cemburu, benci dan rasa bersalah. Rasa marah timbul karena
jengkel terhadap orang tua yang dinilai tidak memperhatikannya. Cemburu
timbul karena dirasakan orang tuanya lebih mementingkan saudaranya yang
sedang di rumah sakit, dan ia tidak dapat memahami kondisi ini dengan baik.
Perasaan benci juga timbul terhadap situasi yang dinilai sangat tidak
menyenangkan.
C. Cara mnegatasi dampak hospitalisasi pada anak
Fokus tindakan keperawatan adalah meminimalkan stres, memaksimalkan
manfaat perawatan anak di rumah sakit, memberikan dukungan psikologis pada
anggota keluarga dan mempersiapkan anak sebelum masuk rumah sakit.
Upaya meminimalkan penyebab stress saat anak perawatan di RS :
- Mencegah dan mengurangi dampak perpisahan
- Mencegah perasaan kehilangan kontrol
- Meminimalkan rasa takut terhadap cidera tuduh dan nyeri
Upaya memaksimalkan manfaat perawatan anak dirumah sakit (hospitalisasi) :
- Memberikan kesempatan orangtua untuk memahami penyakit anak
- Memberikan kesempatan untuk bersosialisasi
- Memberi dukungan kepada anggota keluarga
Upaya memberikan dukungan pada anggota keluarga lain
- Berikan dukungan kepada keluarga untuk mau tinggal dengan anak di RS
- Berikan dukungan kepada keluarga untuk menerima kondisi anaknya
- Fasilitasi untuk mengahdirkan saudara kandung anak apabila diperlukan
keluarga dan berdampak positif pada anak yang dirawat maupun saudara
kandungnya.
Upaya mempersiapkan anak untuk mendapatkan perawatan di RS
- Siapkan ruang perawatan anak dengan tahapan usia anak
- Mengenalkan situasi rumah sakit. Pada hari pertama dilakukan tindakan :
1. Kenalkan perawat dan dokter yang merawatnya
2. Kenalkan pada pasien lain
3. Berikan tanda pengenal pada anak
4. Jelaskan aturan di rumah sakit
5. Lakukan pengkajian
6. Lakukan pemeriksaan fisik
Anak bermain selama dirumah sakit
Terapi bermain merupakan kegiatan , untuk :
- Menyenangkan dan dinikmati
- Fisik
- Intelektua
- Emosi
- Sosial
- Belajar
- Perkembangan mental
- Bermain dan bekerja
Tujuan bermain dirumah sakit : untuk dapat melanjutkan
tumbuh kembang yang normal selama dirawat dan mengungkapkan
pikiran dan perasaan melalui permainan
Prinsip terapi bermain dirumah sakit : tidak membutuhkan
banyak energi, waktunya singkat, mudah dilakukan, aman,
kelompok umur, tidak bertentangan dengan terapi, dan melibatkan
keluarga.
Fungsi terapi bermain dirumah sakit adalah untuk aktifitas
sensori motoik, perkembangan kognitif, sosialisai, keratifitas,
perkembangan moral teraupetik dan komunikasi.
D. Menjelaskan pengertian dan manfaat terapi bermain aroma jars
Menurut Kazerni (2012) anak yang dirawat dirumah sakit akan mengalami
stres hospitalisasi yang dapat menyebabkan penurunan nafsu makan, gangguan
tidur, dan penundaan proses penyembuhan. Penatalaksanaan yang dapat dilakukan
untuk mengatasi penurunan asupan nutrisi anak saat perawatan di rumah sakit adalah
dengan terapi bermain aroma jars.
Terapi bermain aroma jars yaitu kegiatan bermain teraupetik dengan
melibatkan makanan. Hospitalisasi menyebakan anak tidak memiliki keinginan
untuk makan dan kehilangan nafsu makan karena stres hospitalisai yang dialami oleh
anak. Nafsu makan dapat distimulasi dengan aktifitas bermain. Terapi bermain
aroma jars menggunakan bahan dasar buah-buahan dan makanan yang dihirup oleh
anak yang dapat menghilangkan mual dan muntah pada anak. Menurut Ali (2015)
aromaterapi dari bahan dasar buah-buahan dengan konsentrasi tinggi dapat
digunakan untuk menghilangkan mual dam muntah. Terdapat beberapa metode
dalam pengunaan aomaterapi, diantarnaya adalah inhalasi atau hirupan.
Pemberian aroma jars dengan menggunakan buah-buahan seperti buah
pisang, lemon dan jeruk yang mengeluarkan retronasal yang dapat meningkatkan
nafsu makann. Komponen buah-buahan tersebut bersifat menyegarkan tubuh,
meningkatkan suasana hati, mengatasi pusing dan mneingkatkan nafsu makan.
Terapi bermain aroma jasr merupakan permainan berupa menghirup aroma yang
terdapat dalam beberapa jenis makanan dan buah-buahan, sehingga mampu
merangsang anak untuk makan dengan baik. Kegiatan ini juga dapat mempercepat
proses penyembuhan akibat tiak minatnya anak terhadap makanan.
E. Menjelaskan cara penggunaan terapi aroma jars
Terapi aroma jars dengan menggunakan buah-buahan pisang/lemon/ jeruk
dapat dipotong iris tipis dengan sayatan kecil, lalu dihidangkan di wadah. Berikan
kepada anak agar bisa di hirup dengan nafas dalam, hirup dari hidung dan keluarkan
dari mulut secara perlahan sebanyak 3-5 kali.
DAFTAR PUSTAKA
Agustini, S. (2014). Pengaruh pemberian aromaterapi terhadap konsentrasi siswa kelas
V sekolah dasar dalam mengerjakan soal ulangan umum. Jurnal
Psikologi Udayana. Vol 1. No. 2. 271-278.
Ain, Hurun. Kasiati dan Rahayu, Sri. (2015). Pemenuhan kebutuhan nutrisi balita yang
dirawat inap di rumah sakit. Jurnal pendidikan kesehatan. Vol. 4.
No. 2. Oktober 2015 : 70-76.
Ekawati. (2018). Pengaruh pemberian terapi bermain aroma jars dalam meningkatkan
asupan nutrisi anak saat hospitalisaisi. Jurnal keperawatan.
Diakses tanggal 13 Otober 2018.
Kazeni. (2012). Investigation the impact of chess play on developing meta- cognitive,
ability and math problem-solving power of studnet atdiferrent
levels of education. Procedia social and behaviroural sciences. Vo.
32. 372-379.
Santi. (2013). Pengaruh aromaterapi papermint dan ginger oil terhadap rasa mual dan
muntah selama menjalani perawatan di rumah sakit. Berita ilmu
keperawatan. Vol. 2. No. 1. ISSN 1979-2697.