PENDAHULUAN
Masalah nutrisi erat kaitannya dengan intake makanan dan metabolisme tubuh
serta faktor-faktor yang mempengaruhinya. Secara umum faktor ayan
mempengaruhi kebutuhan nutrisi adalah faktor fisiologis untuk metabolisme
basal, faktor patologis seperti adanya penyakit tertentu yang mengganggu
pencernaan atau meningkatkan kebutuhan nutrisi, faktor sosio-ekonomi seperti
adanya kemampuan individu dalam memenuhi kebutuhan nutrisi.
1
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui makanan enteral dan parenteral pada nutrisi klinik.
2. Untuk mengetahui formula makanan enteral dan parenteral.
3. Untuk mengetahui sistem pemberian makanan enteral dan parenteral.
4. Untuk mengetahui bagaimana dukungan keluarga pada pemberian makan
di rumah.
1.4 Manfaat
Bagi mahasiswa
1. Dapat menambah wawasan baru tentang makanan enteral dan parenteral.
2. Dapat menambah pengetahuan mahasiswa akan formula dan sistem
pemberian makanan enteral dan parenteral.
3. Dapat menambah pengetahuan tentang dukungan keluarga pada pemberian
makan di rumah.
Bagi Pembaca
1. Dapat menambah wawasan baru tentang makanan enteral dan parenteral.
2. Dapat menambah pengetahuan mahasiswa formula dan sistem pemberian
makanan enteral dan parenteral.
3. Dapat menambah pengetahuan tentang dukungan keluarga pada pemberian
makan di rumah.
Bagi Penulis
1. Dapat menambah wawasan baru tentang makanan enteral dan parenteral.
2. Dapat menambah pengetahuan mahasiswa formula dan sistem pemberian
makanan enteral dan parenteral.
3. Dapat menerapkan pengetahuan tentang dukungan keluarga pada
pemberian makan di rumah.
2
BAB II
PEMBAHASAN
Nutrisi enteral adalah nutrisi yang diberikan pada pasien yang tidak dapat
memenuhi kebutuhan nutrisinya melalui rute oral. Formula nutrisi diberikan
kepada pasien melalui tube kedalam lambung (gastric tube), nasogastric tube
(NGT), atau jejunum, dapat secara manual maupun dengan bantuan pompa
mesin. Rute pemberian nutrisi secara enteral diantaranya melalui
nasogastric, transpilorik, perkutaneus.
3
Sinusitis
Esophagitis
Salah meletakkan pipa
B. Formula Enteral
Makanan enteral sebaiknya mempunyai komposisi yang seimbang.
Kalori non protein dari sumber karbohidrat berkisar 60-70%, bisa
merupakan polisakarida, disakarida, maupun monosakarida. Glukosa
polimer merupakan karbohidrat yang lebih mudah diabsorbsi. Sedangkan
komposisi kalori non protein dari sumber lemak berkisar 30-40%. Protein
diberikan dalam bentuk polimerik (memerlukan enzim pancreas) atau
peptide.
Pada formula juga perlu ditambahkan serat. Serat akan mengurangi resiko
diare dan megurangi resiko konstipasi, memperlambat waktu transit pada
saluran cerna, dan merupakan control glikemik yang baik. Serat juga
membantu fermentasi di usus besar sehingga menghasilkan SCFA. SCFA
menyediakan energy untuk sel epitel untuk memelihara integritas dinding
usus.
Jenis Makanan / Nutrisi Enteral diantaranya:
a) Makanan / nutrisi enteral formula blenderized: Makanan ini dibuat
dari beberapa bahan makanan yang diracik dan dibuat sendiri dengan
menggunakan blender. Konsistensi larutan, kandungan zat gizi, dan
osmolaritas dapat berubah pada setiap kali pembuatan dan dapat
terkontaminasi. Formula ini dapat diberikan melalui pipa sonde yang agak
besar, harganya relatif murah.
Contoh :
4
1 Makanan cair tinggi energi dan tinggi protein (susu full cream, susu
rendah laktosa, telur, glukosa, gula pasir, tepung beras, sari buah).
2 Makanan cair rendah laktosa (susu rendah laktosa, telur, gula pasir,
maizena)
3 Makanan cair tanpa susu (telur, kacang hijau, wortel, jeruk)
4 Makanan khusus (rendah protein untuk penyakit ginjal, rendah purin untuk
penyakit gout, diet diabetes)
b) Makanan / nutrisi enteral formula komersial: Formula komersial ini
berupa bubuk yang siap di cairkan atau berupa cairan yang dapat segera
diberikan. Nilai gizinya sesuai kebutuhan, konsistensi dan osmolaritasnya
tetap, dan tidak mudah terkontaminasi.
Contoh :
1 Polimerik : mengandung protein utuh untuk pasien dengan fungsi saluran
gastrointestinal normal atau hampir normal (panenteral, fresubin)
2 Pradigesti : diet dibuat dengan formula khusus dalam bentuk susu
elementar yang mengandung asam amino dan lemak yang langsung diserap
usus untuk pasien dengan gangguan fungsi saluran gastrointestinal (pepti
2000)
3 Diet enteral khusus untuk sirosis (aminolebane EN, falkamin), diabetes
(diabetasol), gagal ginjal (nefrisol), tinggi protein (peptisol)
4 Diet enteral tinggi serat (indovita)
5
dengan cara memberi makan melalui pipa lambung atau pipa
penduga.
• Selang nasogsatrik biasa yang terbuat dari plastic, karet, dan
polietilen. Ukuran selang ini bermacam-macam tergantung
kebutuhan. Selang ini hanya tahan dipakai maksimal 7 hari.
• Selang nasogastrik yang terbuat dari polivinil. Selang ini berukuran 7
french, kecil sekali dapat mencegah terjadinya aspirasi pneumonia
makanan dan tidak terlalu mengganggu pernapasan atau kenyamanan
pasien. Selang ini tahan dipakai maksimal 14 hari.
• Selang nasogastrik yang terbuat dari silicon. Ukuran selang ini
bermacam-macam tergantung kebutuhan. Selang ini maksimal 6
minggu.
• Selang nasogastrik yang terbuat dari poliuretan. Selang ini berukuran
7 french dan dapat dipakai selama 6 bulan.
b. Selang Nasoduodenal / nasojejunal. Ukuran selang ini bermacam-macam
namun lebih panjang daripada selang nasogastrik.
c. Selang dan set untuk gastrotomi atau jejunostomi. Alat yang rutin
dipakai untuk pasien yang tidak dapat makan per oral atau terdapat
obstruksi esophagus / gaster.
D. Alternatif Pemberian Rutin Formula
Pasien yang tidak dapat memenuhi kebutuhan nutrisinya melalui rute
oral. Tujuan dari pemberian nutrisi secara enteral adalah untuk memberikan
asupan nutrisi yang adekuat pada pasien yang belum mampu menelan atau
absorbsi fungsi nutrisinya terganggu. Pemberian nutrisi secara enteral juga
berperan menunjang pasien sebagai respons selama mengalami keradangan,
trauma, proses infeksi, pada sakit kritis dalam waktu yang lama. Makanan
enteral sebaiknya mempunyai komposisi yang seimbang.
Kalori non protein dari sumber karbohidrat berkisar 60-70%, bisa
merupakan polisakarida, disakarida, maupun monosakarida. Glukosa
polimer merupakan karbohidrat yang lebih mudah diabsorbsi. Sedangkan
komposisi kalori non protein dari sumber lemak berkisar 30-40%. Protein
6
diberikan dalam bentuk polimerik (memerlukan enzim pancreas) atau
peptide.
Jenis Makanan / Nutrisi Enteral diantaranya:
a. Makanan / nutrisi enteral formula blenderized: Makanan ini dibuat dari
beberapa bahan makanan yang diracik dan dibuat sendiri dengan
menggunakan blender. Konsistensi larutan, kandungan zat gizi, dan
osmolaritas dapat berubah pada setiap kali pembuatan dan dapat
terkontaminasi. Formula ini dapat diberikan melalui pipa sonde yang
agak besar, harganya relatif murah.
Contoh :
1. Makanan cair tinggi energi dan tinggi protein (susu full cream, susu
rendah laktosa, telur, glukosa, gula pasir, tepung beras, sari buah).
2. Makanan cair rendah laktosa (susu rendah laktosa, telur, gula pasir,
maizena)
3. Makanan cair tanpa susu (telur, kacang hijau, wortel, jeruk)
4. Makanan khusus (rendah protein untuk penyakit ginjal, rendah purin untuk
penyakit gout, diet diabetes.
5. Pemberian dukungan nutrisi enteral dapat dilakukan dengan dua cara,
yaitu bolus feeding dan continuous drip feeding
1. Bolus feeding
Pemberian formula enteral dengan cara bolus feeding dapat dilakukan
dengan menggunakan NGT/OGT, dan diberikan secara terbagi setiap 3-4
jam sebanyak 250-350 ml.Bolus feeding dengan formula isotonik dapat
dimulai dengan jumlah keseluruhan sesuai yang dibutuhkan sejak hari
pertama,sedangkan formula hipertonik dimulai setengah dari jumlah yang
dibutuhkan pada hari pertama Pemberian formula enteral secara bolus
feeding sebaiknya diberikan dengan tenang, kurang lebih selama 15 menit,
dan diikuti dengan pemberian air 25-60 ml untuk mencegah dehidrasi
hipertonik dan membilas sisa formula yang masih berada di feeding tube.
2. Continuous drip feeding
Pemberian formula enteral dengan cara continuous drip feeding
dilakukan dengan menggunakan infuse pump .Pemberian formula enteral
7
dengan cara ini diberikan dengan kecepatan 20-40 ml/jam dalam 8-12 jam
pertama,ditingkatkan secara bertahap sesuai dengan kemampuan toleransi
anak.Volume formula yang diberikan ditingkatkan 25 ml setiap 8-12 jam,
dengan pemberian maksimal 50-100 ml/jam selama 18-24 jam.
Rute Pemberian Nutrisi Enteral dan Alatnya Nutrisi enteral dapat diberikan
langsung melalui mulut (oral) atau melalui selang makanan bila pasien tak
dapat makan atau tidak boleh per oral.
8
yang menderita kelaparan tanpa komplikasi. Pasien-pasien dengan
kehilangan zat nutrisi yang jelas seperti pada luka dan fistula juga sangat
rentan terhadap defisit zat nutrisi sehingga membutuhkan nutrisi parenteral
lebih awal dibandingkan dengan pasien-pasien yang kebutuhan nutrisinya
normal.Secara umum, pasien-pasien dewasa yang stabil harus mendapatkan
dukungan nutrisi 7 sampai dengan 14 hari setelah tidak mendapatkan nutrisi
yang adekuat sedangkan pada pasien-pasien kritis, pemberian dukungan
nutrisi harus dilakukan dalam kurun waktu 5 sampai dengan 10 hari
(ASPEN, 2002).
1. Malnutrisi atau ketika asupan nutrisi oral dan atau enteral tidak
memadai atau tidak aman
2. Insufisiensi fungsi saluran cerna untuk menunjang pencernaan dan
penyerapan zat gizi yang mencukupi, akibat ileus, dismotilitas,
fistulae, reseksi bedah dan lain-lain
3. Gagal sistem saluran cerna jangka panjang (¿ 5 hari ¿ atau gagal usus
yang diperkirakan terjadi ¿ 5 hari .(Nikolaus Katsimbros, 2013)
9
1. Prabedah pada pasien yang mengalami emasiasi, deplesi nutrien yang
berat, atau kehilangan berat badannya sampai 10% berat badan
semula.
2. Pascabedah pada pasien yang tidak mampu makan secara normal
selama 5 hari atau lebih.
3. Keadaan trauma seperti luka bakar atau fraktur multipel dengan
komplikasi lain seperti sepsis yang kebutuhan nutriennya sangat
tinggi.
4. Penyakit kanker, khususnya sebagai terapi penunjang pada terapi
utama kanker yang terdiri atas pembedahan, radioterapi, dan
komperatif.
5. Penolakan atau ketidakmampuan makan seperti pada keadaan koma,
anoreksia nervosa, atau kelainan neurologis seperti paralisis
pseuodobulbar yang membuat pasien tidak dapat memakan makanan
secara normal. (Andry Hartono, 2006).
B. Formula Parenteral
a. Lemak
Lipid diberikan sebagai larutan isotonis yang dapat diberikan melalui
vena perifer . Lipid diberikan untuk mencegah dan mengoreksi defisiensi
asam lemak. Sebagian besar berasal dari minyak kacang kedelai, yang
komponen utamanya adalah linoleic, oleic, palmitic, linolenic,dan stearic
acids.
Ketika menggunakan sediaan nutrisi jenis ini Jangan menambah
sesuatu ke dalam larutan emulsi lemak. Lalu periksa botol terhadap emulsi
yang terpisah menjadi lapisan lapisan atau berbuih, jika ditemukan, jangan
10
digunakan, dan kembalikan ke farmasi, jangan menggunakan IV filter
karena partikel di emulsi lemak terlalu besar untuk mampu melewati filter.
Tetapi filter 1.2 μm atau lebih besar digunakan untuk memungkinkan
emulsi lemak lewat melalui filter.
Gunakan lubang angin karena larutan ini tersedia dalam kemasan
botol kaca. Berikan TPN ini pada awalnya 1 ml/menit,monitor vital sign
setiap 10 menit dan observasi efek samping pada 30 menit pertama
pemberian. Jika ada reaksi yang tidak diharapkan , segera hentikan
pemberian dan beritahu dokter. Tetapi jika tidak ada reaksi yang tidak
diharapkan, lanjutkan kecepatan pemberian sesuai resep. Monitor serum
lipid 4 jam setelah penghentian pemberian, serta monitor terhadap tes
fungsi hati, untuk mengetahui kegagalan fungsi hati dan ketidakmampuan
hati melakukan metabolism lemak.
Pemberian lemak intravena selain sebagai sumber asam lemak
esensial (terutama asam linoleat) juga sebagai subtrat sumber energi
pendamping karbohidrat terutama pada kasus stress yang meningkat. Bila
lemak tidak diberikan dalam program nutrisi parenteral total bersama
subtrat lainnya maka defisiensi asam lemak rantai panjang akan terjadi
kira-kira pada hari ketujuh dengan gejala klinik bertahan sekitar empat
minggu. Untuk mencegah keadaan ini diberikan 500 ml emulsi lemak 10
ml paling sedikit 2 kali seminggu.
b. Karbohidrat
Beberapa jenis karbohidrat yang lazim menjadi sumber energi dengan
perbedaan jalur metabolismenya adalah : glukosa, fruktosa, sorbitokl,
maltose, xylitol. Tidak seperti glukosa maka, bahwa maltosa ,fruktosa
,sarbitol dan xylitol untuk menembus dinding sel tidak memerlukan
insulin. Maltosa meskipun tidak memerlukan insulin untuk masuk sel ,
tetapi proses intraselluler mutlak masih memerlukannya sehingga maltose
masih memerlukan insulin untuk proses intrasel. Demikian pula pemberian
fruktosa yang berlebihan akan berakibat kurang baik.
Oleh karena itu perlu diketahui dosis aman dari masing-masing
karbohidrat :
11
Glikosa ( Dektrose ) : 6 gram / KgBB /Hari.
Fruktosa / Sarbitol : 3 gram / Kg BB/hari.
Xylitol / maltose : 1,5 gram /KgBB /hari.
Campuran GFX ( Glukosa ,Gfruktosa, Xylitol ) yang ideal secara
metabolik adalah dengan perbandingan GEX = 4:2:1
C. Protein/ Asam Amino
Selain kalori yang dipenuhi dengan karbohidrat dan lemak , tubuh
masih memerlukanasam amino untuk regenerasi sel , enzym dan visceral
protein. Pemberian protein / asam amino tidak untuk menjadi sumber
energi Karena itu pemberian protein / asam amino harus dilindungi kalori
yang cukup, agar asam amino yang diberikan ini tidak dibakar menjadi
energi ( glukoneogenesis). Jangan memberikan asam amino jika
kebutuhan kalori belum dipenuhi.
Diperlukan perlindungan 150 kcal ( karbohidrat ) untuk setiap
gram nitrogen atau 25 kcal untuk tiap gram asam amino . Kalori dari asam
amino itu sendiri tidak ikut dalam perhitungan kebutuhan kalori. Satu
gram N ( nitrogen ) setara 6,25 gram asam amino atau protein jika
diberikan protein 1 gram/ kg = 50 gram / hari maka diperlukan
karbohidrat ( 50:6,25 ) x 150 kcal = 1200 kcal atau 300 gram.
D. Mikronutrien dan Immunonutrien
Pemberian calsium, magnesium & fosfat didasarkan kebutuhan setiap
hari, masing-masing:
1. Calcium : 0,2 – 0,3 meq/ kg BB/ hari
2. Magnesium : 0,35 – 0,45 meq/ kg BB/ hari
3. Fosfat : 30 – 40 mmol/ hari
4. Zink : 3 – 10 mg/ hari
12
Nutrient – nutrient tersebut diatas adalah ingredients yang memegang
peran penting dalam proses “wound healing” peningkatan sistem immune
dan mencegah proses inflamasi kesemuanya essenstial untuk proses
penyembuhan yang pada pasien-pasien critical ill sangat menurun.
Kombinasi dari nutrient-nutrient tersebut diatas, saat ini ditambahkan
dalam support nutrisi dengan nama Immune Monulating Nutrition (IMN )
atau immunonutrition.
Contoh larutan mikronutrien standar:
Elemen
Jumlah
dasar
Zinc 5 mg
copper 1 mg
manganese 0.5 mg
chromium 10 mcg
selenium 60 mcg
iodide 75 cg
b. Vena sentral, beraliran darah tinggi, baik melalui kateter vena sentral
yang khususatau melalui kateter multilumen sentra yang dipasang di
lumen bebas khusus. Nutrisi parenteral sentral atau total (TPN) harus
13
diberikan melalui jalur subklavia tunnellinguntuk jangka panjang
(>30 ℎari), sementara vena sentral lain pun juga dapatdimanfaatkan
(vena cephalika atau vena jugularis interna). Untuk pemberian
TPNyang lebih singkat, jalur non-tunneling dapat dimanfaatkan.
(Nikolaus Katsimbros, 2013). Nutrisi parenteral sentral ( untuk
nutrisi parenteral total ) : merupakan pemberian nutrisi melalui
intravena dimana kebutuhan nutrisi sepenuhannya melalui cairan
infuse karena keadaan saluran pencernaan klien tidak dapat
digunakan. Cairan yang dapat digunakan adalah cairan yang
mengandung karbohidrat seperti Triofusin E 1000, cairan ini yang
mengandung asam amino seperti Pan Amin G, dan cairan yang
mengandung lemak seperti intralipid
Kalau pasien mengeluh tidak nafsu makan, jelaskan bahwa hal tersebut
memang jadi salah satu efek samping pengobatan atau penyakitnya.
Usahakan untuk tidak membentak, memarahi, atau memaksa orang yang
sedang sakit untuk makan. Memaksa hanya akan membuatnya makin tidak
nafsu makan lantaran menganggap waktu makan sebagai saat-saat yang
menyiksa.
14
Supaya pasien tetap mendapatkan asupan gizi yang dibutuhkan, sebaiknya
berikan makanan sedikit-sedikit. Jangan langsung memintanya
menghabiskan satu piring nasi, lauk, dan sayur. Sajikan makanan dalam
piring kecil saja supaya pasien tidak terlalu terbebani melihat porsinya.
Kalau ia bilang sudah kenyang, tak perlu dihabiskan saat itu juga. Nanti
dalam waktu beberapa jam, tawarkan lagi makanan yang berbeda agar tidak
bosan.
Kalau orang terdekat Anda benar-benar tidak mau makan, Anda sebaiknya
mempertimbangkan suplemen multivitamin atau penambah nafsu makan.
Akan tetapi, bicarakan dulu dengan dokter kira-kira suplemen seperti apa
yang dibutuhkan. Pasalnya, kelebihan vitamin tertentu mungkin
menimbulkan efek samping tertentu bagi pasien. Biasanya dokter juga akan
memberikan obat khusus untuk meningkatkan nafsu makan pasien.
6. Banyak minum
Pasien yang sedang sakit mungkin kehilangan banyak cairan dan elektrolit
dalam tubuh. Akibatnya, pasien mengalami dehidrasi. Dehidrasi sendiri bisa
membuat orang terdekat Anda makin susah makan.
Maka, pastikan pasien banyak minum setiap hari. Usahakan agar pasien
minum lebih dari delapan gelas air. Kalau mual, Anda bisa menyeduh teh
yang rasanya lebih enak di lidah supaya pasien tetap mendapatkan asupan
cairan.
15
7. Makan bersama-sama
Lidah orang yang sedang sakit mungkin terasa pahit dan hambar. Supaya
Anda bisa meningkatkan nafsu makannya, tambahkan bumbu dapur yang
wangi dan sedap. Misalnya bawang putih, bawang bombay, cengkeh, daun
salam, kayu manis, dan bumbu dapur alami lainnya.
BAB III
16
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Nutrisi enteral adalah nutrisi yang diberikan pada pasien yang tidak dapat
memenuhi kebutuhan nutrisinya melalui rute oral. Formula nutrisi diberikan
kepada pasien melalui tube kedalam lambung (gastric tube), nasogastric tube
(NGT), atau jejunum, dapat secara manual maupun dengan bantuan pompa
mesin. Rute pemberian nutrisi secara enteral diantaranya melalui
nasogastric, transpilorik, perkutaneus.
3.2 SARAN
DAFTAR PUSTAKA
17