Anda di halaman 1dari 41

PERAN PERAWAT

DALAM PEMBERIAN
NUTRISI DI ICU

L/O/G/O
Outline
1 Pendahuluan & P Nutrisi

2 Pemberian NE

3 Pemberian PN

4 Kesimpulan
PENDAHULUAN

Pasien kritis adalah pasien yang


secara fisiologis tidak stabil,
sehingga mengalami respon
hipermetabolik kompleks terhadap
trauma, sakit yang dialami akan
mengubah metabolisme tubuh,
hormonal, imunologis dan
homeostasis nutrisi.
PENDAHULUAN
Mannsdörfer et al (2014) dalam 3 hari pertama masuk ICU, 66%
pasien berisiko malnutrisi,

Sharada & Vadivelan (2014) mengatakan sekitar 60% pasien ICU


menderita disfungsi usus karena penurunan motilitas
gastrointestinal (GI) , kurangnya asupan kalori → defisit energi
dan kehilangan massa tubuh tanpa lemak.

Menurut Sharma et al (2018) bahwa prevalensi gizi buruk di ICU


berkisar antara 38% sampai 78% dan secara independen terkait
dengan perburukan kondisi.
PENDAHULUAN
Malnutrisi telah dikaitkan dengan hasil buruk yang
dialami pasien di ICU, antara lain peningkatan
morbiditas, mortalitas dan lama rawat inap (LOS)

Dukungan nutrisi merupakan


komponen penting dalam perawatan
masalah kritis di intensive care unit
(ICU)
Lanjutan …….

DukunganNutrisi mengacu pada penyediaan kalori


enteral atau parenteral, protein, elektrolit,
antioksidan, vitamin, mineral, dan cairan yang
mengoptimalkan pemulihan dari penyakit..
Dukungan nutrisi memainkan peran penting
dalam pencegahan dan pengobatan defisiensi
nutrisi yang berisiko pada pasien sakit kritis

Namun selama ini, pemenuhan kebutuhan nutrisi


tersebut tidak banyak diperhatikan karena yang
menjadi fokus perawatan adalah mempertahankan
homeostatis tubuh
Pengertian nutrisi

Membentuk sel
Bahan Memperoleh dan jaringan
organik Terdapat Dibutuhkan energi bagi
dan dlm oleh tubuh aktivitas tubuh tubuh,
anorganik makanan mengatur
proses kimia
dlm tubuh
Pemberian makanan

Oral

Enteral (EN)

Parenteral (NP)
Oral

Makan Dibantu Delegasi ke


sendiri perawat keluarga
BAGAIMANA PEMBERIAN
MAKANAN PASIEN
KRITIKAL DI ICU ?
Bundle Nutrisi (Singer, et al. 2018). TERAPI NUTRISI
Menilai pasien saat masuk ke unit perawatan intensif (ICU) untuk risiko gizi, dan menghitung kebutuhan energi
dan protein untuk menentukan tujuan terapi nutrisi.
➢.

Memulai nutrisi enteral (EN) dalam waktu 24−48 jam setelah timbulnya penyakit kritis dan masuk ke
ICU, dan meningkat menjadi tujuan selama minggu pertama masa inap ICU

Ambil langkah-langkah yang diperlukan untuk mengurangi risiko aspirasi atau meningkatkan toleransi terhadap
lambung (gunakan agen prokinetik, infus berkelanjutan,obat kumur chlorhexidine, meninggikan kepala tempat tidur
30-45º ).

Menerapkan protokol pemberian makan enteral dengan strategi khusus


Jangan hnya gunakan volume residu lambung sebagai bagian dari perawatan rutin
untuk memantau pasien ICU yang menerima EN.
Mulai nutrisi parenteral sejak dini ketika EN tidak layak atau mencukupi pada pasien
berisiko tinggi atau kurang gizi.
Ada empat waktu pemberian nutrisi di ICU
Early Enteral Nutrition (EEN) adalah pemberian nutrisi enteral yang
dimulaisejak pasien masuk ICUhingga 24 jam pertama.

Late Enteral Nutrition (LEN) merupakan pemberian


EN pada pasien yang dimulai setelah 3 hari pasien
dirawat di ICU.

Early Parenteral Nutrition


(EPN) yaitu nutrisi yang diberikan secara parenteral
sejak pasien masuk ICU hingga 24 jam pertama,

Late Parenteral Nutrition (LPN) diartikan


sebagai proses pemberian nutrisi parenteral yang
dimulai setelah pasien dirawat 8 hari di ICU.
Bagan Untuk Menentukan Pilihan Rute Pemberian Nutrisi
Nutrisi Enteral
❖ Nutrisi Enteral adalah nutrisi yang diberikan
pada pasien yang tidak dapat memenuhi
kebutuhan nutrisinya melalui rute oral.

❖ Nutrisi diberikan melalui tube ke dalam


lambung atau usus halus melalui pipa
naso/oro gastric atau nasojejunal dapat
secara manual atau bantuan pompa mesin.
Pemberian NE
Prinsip pemberian EN : utk memenuhi kebutuhan kalori
dan zat gizi pasien tanpa menimbulkan efek yg
memperparah kondisi pasien

NE sebaiknya diberikan pada semua pasien kritis kecuali


pasien mengalami distensi abdomen, perdarahan
gastrointestinal, diare dan muntah

Nutrisi enteral dini (24-48 jam) dapat menurunkan


mortalitas dan angka kejadian infeksi
Metode Pemberian
01 Nutrisi
IntermittentEnteral
feeding
➢ cara pemberian nutrisi enteral menggunakan

pompa elektronik dengan aturan pemberian


yang telah ditetapkan dengan mengatur
tetesan cairan/jam dan diberikan dengan
dosis atau jangka waktu tertentu

➢ Sesuai dengan salah satu tujuan pemberian


nutrisi pada pasien kritis: mencegah
komplikasi yang timbul sehubungan
Metode Pemberian
Nutrisi Enteral
01 Intermittent
feeding
➢ Kesiapan lambung dalam menerima nutrisi
karena diberikan secara bertahap.
➢ Lambung yang tidak terisi penuh lebih cepat
mencerna,
➢ Meminimalkan residu,
➢ Mengurangi resiko aspirasi,
➢ Memaksimalkan motilitas lambung sehingga
pengosongan lambung lebih cepat,
➢ Pemberian nutrisi dapat diberikan dengan
tepat sesuai dengan volume dan waktu yang
diprogramkan.
Metode Pemberian
Nutrisi
IntermittentEnteral
feeding
➢ Makanan yang dapat diberikan adalah makanan cair, makanan
yang diblender dan formula khusus makanan enteral
➢ Residu lambung harus dicek sebelum memberikan makanan
➢ Residu >50 ml, tunda pemberian 1 jam, jika setelah 1 jam
residu masih tetap, kolaborasi dengan dokter untuk program
selanjutnya
➢ Hindari mendorong makanan untuk mencegah iritasi lambung
➢ Kecepatan yang direkomendasikan adalah dengan ketinggian
45cm dari abdomen
➢ Perhatikan interaksi obat dengan makanan terutama dengan
susu jika ada pemberian obat per oral
➢ Elevasikan kepala selama pemberian makanan
Metode Pemberian
Nutrisi Enteral

✓Pemberian makanan yang cepat


dengan menggunakan spuit (biasanya
02 Gravity drip oleh gravitasi, tanpa plunger) diberikan 100-
400 ml selama 15-60 menit secara berkala

Pasien harus memiliki esofagus yang


kompeten atau tidak ada gangguan jalan nafas
untuk meminimalkan risiko aspirasi
Metode Pemberian
Nutrisi Enteral
❖Secara fisiologis mirip dengan pola makan yang
khas
❖Memungkinkan mobilitas pasien yang lebih besar
02 Gravity drip ❖Nyaman pada pemberian makan gastrostomy
❖Dapat digunakan untuk melengkapi asupan oral
❖Dapat lebih fleksibel sesuai gaya hidup pasien
❖Meningkatkan kualitas hidup
❖Memfasilitasi transisi ke asupan oral
❖Menghindari penggunaan peralatan yang mahal
Metode Pemberian Nutrisi Enteral

➢ Bolus yang besar mungkin buruk


02 Gravity drip ditoleransi terutama bagi usus yang kecil
➢ Membutuhkan waktu bagi perawat
dibandingkan dengan pemberian melalui
drip
➢ Risiko tinggi terjadi aspirasi
➢ Refluks,
➢ Perut kembung,
➢ Diare
Pemberian Gravity Drip pada pasien kritis berisiko tinggi terjadi
regurgitasi/muntah, aspirasi paru atau aspirasi pneumonia oleh
karena:
➢Kapasitas lambung terbatas
➢Volume residu lebih banyak karena lambatnya pengosongan
lambung akibat kadar lemak tinggi dan reaksi asam pada awal usus
halus
Nutrisi Enteral
Keuntungan
❖ Fisiologis
❖ Menyediakan fungsi
kekebalan
❖ Menyediakan fungsi pertahanan usus
❖ Tidak mahal dibandingkan TPN
❖ Meningkatkan aliran splanchnik yang melindungi
dari cedera iskemik atau reperfusi
Kerugian

❖ Membutuhkan waktu untuk mencapai


sokongan yang utuh
❖ Tergantung dari saluran cerna
❖ Kontraindikasi pada obstruksi
intestinal
❖ Ketidakstabilan hemodinamik: output
tinggi pada fistula enterokutaneus,
diare berat
NUTRISI ENTERAL

Continuous Intermittent
Nutrisi enteral (EN) lebih dari 20-60 mnt
Nutrisi enteral (EN) melalui feeding pump
selama 24 jam/hari setiap 4-6 jam dengan/tanpa
feeding pump

Cyclic Bolus
Nutrisi enteral (EN) selama periode waktu singkat
Nutrisi enteral (EN) melalui feeding pump pada interval yang ditentukan melalui
selama <24 jam/hari drip atau syringe
Peran perawat dalam Monitoring dan Evaluasi Pemberian Nutrisi Enteral

➢ Monitoring toleransi terhadap pemberian nutrisi enteral yang diberikan


➢ Evaluasi tanda intoleransi secara klinis: distensi abdomen, nyeri tekan ada
atau tidak flatus,
ada atau tidak defekasi, penilaian feses.
➢ Identifikasi bising usus yang tidak normal atau tidak ada
➢ Bersihkan rongga mulut pasien setiap hari sesuai SOP dan gunakan
cutton bud untuk membersihkan rongga hidung
➢ Hindari kegiatan yang ekstrim 1 jam setelah pemberian makan spt suction,
chest fisioterapi dll
➢ Tinggikan kepala 45-60 derajat saat pemberian enteral nutrisi untuk
menghindari terjadinya aspirasi
➢ Pertahankan posisi kepala lebih tinggi sampai 1 jam setelah
pemberian nutrisi
➢ Bila terjadi muntah yang berat, diare yang berat di duga terjadi
aspirasi, nutrisi enteral harus langsung dihentikan dan konsultasikan
dengan dokter
➢ Dokumentasikan prosedur pemberian nutrisi enteral (catat jumlah
dan jenis makanan, ukuran dan letak NGT yang digunakan, respon
klien terhadap diit yang diberikan, dan adanya efek yang
merugikan)
Evaluasi NGT
Pemantauan NGT perlu dilakukan secara berkala
➢ Sebelum pemberian makan
➢ Jika diberikan continuous feeding, periksa selang tiap 8 jam
➢ Sebelum pemberian obat
➢ Setelah dilakukan suction orofaring
➢ Setelah batuk yang keras atau muntah ( selang dapat bergerak)
➢ Jika terdapat perubahan pada panjang selang yang terlihat
➢ Jika pasien mengeluh tidak nyaman pada epigastrium atau adanya
refluks makanan di tenggorokan atau mulut
➢ Ada tanda distres pernafasan mendadak
WASPADA
Terapi Nutrisi Pasien di ICU melalui enteral tube harus
selalu dimonitor, seperti munculnya peningkatan asam
lambung, distensi abdomen, mual-muntah, aspirasi,
penumonitis dan diare.

→Jika terjadi intoleransi terhadap pemberian


makanan enteral maka support dari parenteral
dapat diberikan
Parenteral Nutrition
Nutrisi parenteral/ Parenteral Nutrition (PN) adalah
suatu bentuk pemberian nutrisi yang diberikan langsung
melalui pembuluh darah tanpa melalui saluran
pencernaan

Mencegah Manajemen
Rute Menimbulkan
malnutrisi keperawatan
intravena komplikasi
secara efektif yg terampil
Metode Pemberian Nutrisi Parenteral

➢ PPN (Partial Parenteral Nutrition)


➢ TPN (Total Parenteral Nutrition )

→CVC

Nutrisi parenteral diberikan pada pasien


dengan kondisi reseksi usus massif,reseksi
kolon, fistula dan pasien sudah dirawat
selama 3-7 hari
Pemberian nutrisi melalui PN

harus berdasarkan standar yang ada agar tidak


terjadi komplikasi diantaranya menentukan
tempat insersi yang tepat
(tidak boleh digunakan untuk plebotomi
dan memasukkan obat),
Prosedur Perawatan Kateter Pemberian Nutrisi Parenteral
1. Jelaskan dulu prosedur kepada pasien atau klien yang
akan dilakukan
2. Jangan lupa cuci tangan sebelum prosedur dilakukan.
3. Gunakan cara asepsis dalam perawatan kateter
4. Ganti balutan tiap 24-48 jam
5. Ganti set infuse maksimal 2x24 jam.
6. Ganti posisi pemasangan infus maksimal 3x24 jam
(perifer).
7. Perhatikan tanda flebitis, inflamasi, dan thrombosis.
8. Jangan gunakan untuk pengambilan sampel darah dan
pemberian obat.
Lanjutan …….
Lakukan pemantauan selama pemberian nutrisi parenteral

➢ Pemeriksaan laboratorium seperti BUN, kreatinin, gula darah, elektrolit,


faal hepar
➢ Timbang berat badan pasien→jika memungkinkan
➢ Periksa reduksi urine
➢ Observasi jumlah cairan yang masuk dan keluar
➢ Cairan jangan digunakan lebih dari 24 jam
➢ Pemberian asam amino harus bersamaan dengan karbohidrat dengan
harapan kalori yang dibutuhkan akan dipenuhi karbohidrat
Pemantauan Klinis yang Harus Dilakukan
dalam Monitoring Pemberian Nutrisi (Berger,
2018)

Memantau pengeluaran energi


Pemantauan Klinis
1. Gejala Gastrointestinal:
dan komposisi tubuh
a. Pemeriksaan abdomen, 1. Kalorimetri tidak langsung
b. Volume residu lambung, dan kebutuhan energy
c. Tekanan intra-abdominal
d. Disfagia
2. Komposisi tubuh: analisis
2. Delivery nutrient: volume, energy bioimpedance (BIA) dan
dan protein sudut fase
Tujuan Monitoring Nutrisi Pasien Kritis
1. Untuk memastikan bahwa dukungan nutrisi yang tepat
dipilih dan diberikan sesuai rencana dan resep;
2. Untuk memastikan bahwa perkiraan kebutuhan energi dan
protein terpenuhi;
3. Untuk menghindari atau mendeteksi secara dini segala
kemungkinan komplikasi;
4. Untuk menilai respons terhadap pemberian makanan;
5. Untuk mendeteksi defisiensi elektrolit atau mikronutrien
spesifik pada pasien yang berisiko karena kehilangan
khusus (mis. Saluran pembuangan, terapi penggantian
ginjal), atau patologi (mis. Luka bakar mayor) (Berger,
2018).
Kesimpulan
➢ Permasalahan nutrisi pasien kritikal di ICU masih
merupakan masalah yang besar.
➢ Hal terpenting yang harus dilakukan adalah deteksi
dini dan pemberian dukungan nutrisi yang adekuat.
➢ Nutrisi pasien kritis dalam bentuk enteral lebih utama
dibandingkan dengan nutrisi parenteral.
➢ Pemberian dukungan nutrisi dapat diberikan 24-48
jam setelah pasien masuk dan ditingkatkan untuk
mencapai target dalam tujuh hari perwatan.
➢ Diperlukan pemantauan ketat dan perhatian sesuai
kondisi klinis pasien.
➢ Peran perawat sangat penting dalam monev
pemberian nutrisi dan kolaborasi dg tim PPA
Referensi
❖ American Society for Parenteral and Enteral Nutrition (ASPEN), 2019, Appropriate Dosing
for Parenteral Nutrition: ASPEN Recommendations [Online]. Tersedia dalam:
www.nutritioncare.org [Diakses 2 Agustus 2020].
❖ Griffiths RD,Bongers T.Nutrition support for patient in the intensive care unit.Diunduh
dari http://www.pmj.bmj.com/pada tanggal 20 Mei 2020
❖ Heyland DK, Dhaliwal R,Jiang X,Day AG. Identifiying Critically ill patients who benefit the
most from nutrition therapy.Dikutip 14 Mei 2020dari NUTRIC score:
https://www.criticalnutrition.com/resources/nutric-score
❖ Higgins PA et al.Assesing nutrional status in chronically critically ill adult patients.
American Journal of Critical Care 2006;15:2
❖ McClave SA, Taylor BE, Martindale RG, Warren MM, Johnson DR, Braunschweig C, et al.
Guidelines for the provision and assessment of nutrition support therapy in the adult
critically ill patient: Society of Critical Care Medicine (SCCM) and American Society for
Parenteral and Enteral Nutrition (A.S.P.E.N.). J Parenter Enter Nutr. 2016;40(2):159–211.

Anda mungkin juga menyukai