Anda di halaman 1dari 57

PERHITUNGAN

ENTERAL DAN PARENTERAL


Kelompok 4
Anggota S.TR 3B
1. Dela Rizki Fitri
2. Faza yuranti
3. Iftita
Osmolaritas
• pengukuran suatu zat yang terlarut
dalam zat lain. Semakin tinggi
konsentrasi zat yang terlarut, maka
semakin tinggi osmolalitas zat yang
Osmolalitas diukur. Semakin tinggi kadar garam di
dalam air, maka larutan tersebut
memiliki osmolalitas lebih tinggi
dibandingkan dengan air dengan kadar
garam lebih rendah.

• Konsentrasi solut per satuan pelarut dan


diukur dengan satuan miliosmol
Osmolaritas (mOsm)/ kg air. Osmolaritas makanan
yang cair kurang leboh 80% dari
osmolalitasnya
Sumber : Buku Ajar FISIOLOGI CAIRAN TUBUH dan ELEKTROLIT
ESPEN quideline on clinical nutrition in the intensive
care
ENTERAL
Jika asupan oral tidak memungkinkan, EN awal (dalam
48 jam) pada pasien dewasa yang sakit kritis harus
dilakukan/diinisiasi daripada menunda EN

Untuk menghindari pemberian makan berlebihan, EN


dan PN tidak boleh digunakan pada pasien sakit kritis,
tetapi harus diresepkan dalam waktu 3 - 7 hari

Lanjutan dari pada bolus EN harus digunakan


Singer P et al, 2019. ESPEN guideline.
Clinical Nutrition 38 48-79
ESPEN guideline on clinical nutrition in the intensive care unit

• jika syok tidak terkontrol dan tujuan


hemodinamik dan perfusi jaringan tidak tercapai
• dalam kasus hipokemia, hipokemia, hipoksia atau
asidosis yang mengancam jiwa, di mana Alasan
EN dapat dimulai pada pasien dengan hipokemia
EN Harus stabil, dan hiperkapnia dan asidosis
Ditunda • pasien yang menderita perdarahan GI atas aktif,
sedangkan EN dapat dimulai ketika perdarahan
berhenti dan tidak ada tanda-tanda perdarahan
kembali

Singer P et al, 2019. ESPEN guideline. Clinical Nutrition 38 48-79


ESPEN guideline on clinical nutrition in the intensive care unit
EN Dosis Rendah Harus Diberikan

• pada pasien yang menerima hipotermia terapeutik dan


meningkatkan dosis setelah pemanasan ulang
• dalam kasus hipokemia, hipokemia, hipoksia atau asidosis yang
mengancam jiwa, di manaAlasan EN dapat dimulai pada pasien
dengan hipokemia stabil, dan hiperkapnia dan asidosis
• pasien yang menderita perdarahan GI atas aktif, sedangkan EN
dapat dimulai ketika perdarahan berhenti dan tidak ada tanda-
tanda perdarahan kembali
• pada pasien dengan hati akut , metabolik akut yang mengancam
jiwa dikendalikan dengan atau tanpa strategi penunjang hati,
independen pada tingkat ensefalopati.

Sumber : Singer P et al, 2019. ESPEN guideline. Clinical Nutrition 38 48-79


01

ENTERAL
Nutrisi enteral merupakan terapi pemberian nutrisi lewat saluran cerna dengan menggunakan
slang khusus (feeding tube). Cara pemberiannya bisa melalui jalur hidung lambung (nasogastric
tube) atau hidung-usus (nasoduodenal tube atau nasojejunal route). Pemberian nutrisi enteral
juga bisa dilakukan dengan cara bolus atau cara infuse lewat pompa infuse enteral

Sumber : Skipper, Analynn Skipper.


2019. Gizi Enteral dan Parenteral

nasogastric tube
nasoduodenal tube atau nasojejunal route
Pasien yang diberikan nutrisi enteral
1. pasien AIDS/HIV yang disertai malnutrisi
2. kakeksia pada penyakit jantung atau kanker
3. penurunan kesadaran/koma
4. disfagia/obstruksi esophagus
5. anoreksia pada infeksi yang berat
6. pembedahan/kanker pada kepala atau leher dan gangguan psikologis seperti
depresi berat atau anoreksia nervosa
7. Keadaan hipermetabolisme (luka bakar, trauma, infeksi HIV)
8. asupan oral yang tidak cukup
9. inflamasi usus/penyakit crohn
10.intubasi/ventilasi
Sumber : Skipper, Analynn Skipper. 2019. Gizi Enteral dan Parenteral
Metode Pemberian Nutrisi Enteral

Metode pemberian nutrisi enteral ada 2 yaitu :


1. gravity drip (pemberian menggunakan corong yang
disambungkan ke selang nasogastric dengan kecepatan
mengikuti gaya gravitasi)
2. intermittent feeding (pemberian nutrisi secara bertahap
yang diatur kecepatannya menggunakan syringe pump).

Sumber : Santoso, Budi. 2020. TERAPI NUTRISI PASIEN DI INTENSIVE CARE UNIT
(ICU)
Metode Pemberian Nutrisi Enteral

Pemberian nutrisi metode gravity drip/bolus adalah tehnik pemberian nutrisi


enteral dengan menggunakan syringe/kateter tip 50 ml selama 4-10 menit dalam
pemberian nutrisi 50–250 ml (Ichimaru, 2014).
Keuntungan
metode gravity adalah secara fisiologis mirip Kelemahan :
dengan pola makan yang khas memungkinkan Volume lambung yang banyak
mobilitas pasien yang lebih besar. mengakibatkan mortalitas
Metode gravity untuk kenyamanan pemberian pengosongan lambung menjadi lambat,
makan dan melengkapi asupan oral residu dalam lambung meningkat
Metode gravity drip dapat memfasilitasi bolus yang besar mungkin buruk untuk
transisi keasupan oral ditoleransi, terutama bagi usus
menghindari penggunaan peralatan yang
mahal.
Sumber : Daryani, D (2021). Perbedaan Volume Residu Lambung Antara Metode Intermittent Feeding dan Gravity Drip Dalam Pemberian Nutrisi
Enteral Pasien Kritis Terpasang Ventilasi Mekanik.
Metode Pemberian Nutrisi Enteral
gravity drip

Sumber Link Video : https://


youtu.be/7z6LqevCEE4
https://youtu.be/qAhYMXt-smU
Metode Pemberian Nutrisi Enteral

Metode intermittent feeding adalah tehnik pemberian nutrisi selama 20-60 menit setiap
4-6 jam dengan atau tanpa menggunakan feeding pump dalam pemberian nutrisi 50–250
ml, metode intermittent feeding adalah sebuah cara pemberian nutrisi secara bertahap
dengan menggunakan pompa elektronik (Munawarah, 2012)
keuntungan:
kelemahan
 mempercepat proses pengosongan lambung
 makan terus menerus
mencegah aspirasi karena pemberiannya
 tingkat infuse lebih tinggi di perlukan untuk
secara bertahap sehingga dapat mengurangi
menyediakan volume yang sama. Hal ini
angka malnutrisi sehingga hari rawat menjadi
mungkin kurang baik ditoleransi, dengan
lebih pendek
resiko yang lebih tinggi dari masalah refluk,
penyembuhan luka lebih cepat dan biaya
aspirasi, distensi abdomen, diare dan mual.
perawatan menjadi lebih murah (Munawarah,
2012)
Sumber : Rennita, H (2020). Efektifitas Pemberian Nutrisi Enteral antara Metode Intermittent Feeding dengan Gravity Drip terhadap Volume
Residu Lambung pada Pasien Kritis di Ruangan ICU Aulia Hospital Pekanbaru.
Metode Pemberian Nutrisi Enteral

intermittent feeding

Sumber Link Video : https://


youtu.be/7z6LqevCEE4
https://youtu.be/4RDCtK_ibNA
Sistem pemberian nutrisi enteral dan alatnya
Nutrisi enteral dapat diberikan langsung melalui mulut (oral) atau melalui selang makanan bila
pasien tak dapat makan atau tidak boleh per oral. Selang makanan yang ada yaitu :
a. Selang nasogastric
1. Selang nasogastric biasa yang terbuat dari plastik, karet dan polietilen. Ukuran selang ini
bermacam-macam tergantung kebutuhan. Selang ini hanya tahan dipakai maksimal 7 hari.
2. Selang nasogastric yang terbuat dari polivinil berukuran 7 french, kecil sekali dapat mencegah
terjadinya aspirasi pneumonia makanan dan tidak terlalu mengganggu pernapasan atau
kenyamanan pasien. Selang ini tahan dipakai maksimal 14 hari
3. Selang nasogastric yang terbuat dari silicon memiliki ukuran yang bermacam-macam
tergantung kebutuhan. Selang ini maksimal 6 minggu.
4. Selang nasogastric yang terbuat dari poliuretan yang memiliki ukuran 7 french dan dapat
dipakai selama 6 bulan

Sumber : Buku Ajar Critical ill


LANJUTAN
b. Selang nasoduodenal / naso jejunal Ukuran selang ini bermacam-macam,
namun lebih panjang dari pada selang nasogastrik.
c. Selang dan set untuk gastrotomi atau jejinostomi. Alat uang rutin dipakai
untuk pasien yang tidak dapat makan peroral atau terdapat obstruksi
esophagus / gaste

Sumber : Buku Ajar Critical ill


Kategori 05
Kategori Formula Enteral :
a. Umum (General): Digunakan untuk pasien normal atau dengan gangguan saluran
cema yang minimal, masih diperlukan absorpsi, mengandung intactprotein.
b. Pupone / Intact (polymeric): dengan kekentalan penuh (I-strengttviskoulanya rendah;
osmolaritas 300-500 mdsmig: 1-1,2 kaloc bebes laktosa protein 30-40 : idak mahat
dilenal juga sebagai makanen umum(house general) untuk pengganti makanan.
c. Dulined Hydrollzed (monomerick unbuk pasien pasien dengan gangguan saluran
coma yang membutuhkan nutrisi yang sudah dihidrolisa gunsmemporbald
d. Semi elamental: digunakan untuk pasien dengan lungei saluran cema yangorbota
mengandung asam amino bebas

Sumber : Buku Ajar Critical IIL


Kategori 05
Kategori Formula Enteral :
e. Disease-specific dibuat untuk keadaan disfungsi organ tertentu atau gangguan
metabolik
f. Rehidrasi: untuk pasien-pasien yang membutuhkan rasio yang optimal dari karbohidrat
sederhana sampai elektrolit; untuk keperluan absorpsikarbohidrat dan elektrolit yang
optimal dan juga dehidrasi
g. Modular: formula yang mengandung protein, KH, atau lemak sebagai zatnutrisi
tunggal untuk menggantikcan komposisi zat-zat nutrisi yangterdapat pada formula
komersil atau makanan.

Sumber : Buku Ajar Critical IIL


Jenis Makanan / Nutrisi Enteral
02
a. Makanan / nutrisi enteral formula rumah sakit
(blenderized)
Makanan ini dibuat dari beberapa bahan makanan Contoh
yang diracik dandibuat sendiri dengan
menggunakan blender. Konsistensi larutan,
kandunganzat gizi, dan osmolaritas dapat berubah 1. Makanan cair tinggi energi dan tinggi protein
pada setiap kali pembuatan dan (susu full cream, susu rendah laktosa, telur,
dapatterkontaminasi. Formula ini dapat diberikan glukosa, gula pasir, tepung beras, sari buah).
2. Makanan cair rendah laktosa (susu rendah
melalui pipa sonde yang agak besar, harganya laktosa, telur, gula pasir, maizena).
relative murah. 3. Makanan cair tanpa (telur, kacang hijau,
wortel, jeruk).
4. Makanan khusus (rendah protein untuk
penyakit ginjal, rendah purin untuk penyakit
Sumber : Buku Ajar Critical IIL gout, diet diabetes)
b. Makanan / nutrisi enteral formula komersial
Formula komersial ini berupa bubuk yang siap di cairkan atau berupa cairan yang
dapat segera diberikan. Nilai gizinya sesuai kebutuhan, konsistensi dan
osmolaritasnya tetap, dan tidak mudah terkontaminasi.

Contoh
a. Polimerik, yaitu megandung protein utuh untuk pasien dengan fungsi saluran
gastrointestinal normal atau hampir normal (pan enteral, fresubin)
b. Pradigesti, diet dibuat dengan formula khusus dalam bentuk susu elementar yang
mengandung asam amino dan lemak yang langsung diserap usus untuk pasien
Sumber : Buku Ajar Critical IIL
dengan gangguan fungsi saluran gastrointestinal (pepti 2000)
c. Diet enteral khusus untuk sirosis (aminolebane EN, falkamin), diabetes (diabetasol),
gagal ginjal (nefrisol, tinggi protein (peptisol)
d. Diet enteral tinggi serat (indovita
FORMULA ENTERAL KOMERSIL
Nama Produse Osmolarita
Gambar Komposisi Cita rasa Indikasi Cara Pemberian
Dagang n s
Diabetasol Pfrimmer Konsentrat protein, Cokelat dan Diabetes militus 1 sachet= 250kal. Larutkan 1 sachet dalam 200 cc
soybean oil, dietary vanila air hangat. Dapat diberikan 1-2 sachet/hr sebagai
fiber, aspartam, minuman suplemen bersama diet diabetes
vitamin , mineral

Ensure Abbolt Isolat protein Vanila 379 mOsm/L Diet TKTP dan 1 sendok takar (55,5 g)= 250 kal. Larutan 1 sdt
kedelai, kasein, rendah sisa dalam 200 cc(1 gls belimbing) air dingin untu
comoil, lesitin memberikan larutan nutrisi cc-ny sama dengan
kedelai, sukrosa, 1kal
vitamin dan mineral
Entrasol Pfrimmer Konsentrat protein, Cokelat, 300 mOsm/L Cachexia & 1 sct (60gr) = 250 kal. Larutkan 1 sct dalam
EFA, Oligosakarida, vanila, pasien 200-250 cc air dingin. Dapat diberikan lewat
vitamin, mineral mocca, memerlukan sonde atau NGT sampai 6 sct (1500kal)/hr
strawberry Diet TKTP

Isocal Mead Konsentrasi protein, Netral 300 mOsm/L Cachexia dan 53 gr isocal (3 sendok takar) dilarutkan dengan
johnson MCT, maltodekstrin, malnutrisi 200 cc air dingin
sukrosa, vitamin dan
mineral, bebas
laktosa dan residu

Nephrisol Kalbemed Asam amino Coklat, 513 mOsm/L Insufisiensi 1 sachet (67 gr)= 300 kal dan 2,29 gram asam
esesnsial termasuk vanila untuk varian ginjal bersama amino. Larutkan 1 sachet nephrisol dengan 200
histidin, karbohidrat, vanila dan diet rendah ml air dingin akan menghasilkan 250 cc
lemak, vitamin dan 546 mOsm/L protein larutan yang mengandung 250 kal, bisa
mineral untuk varian diberikan lewat sonde
coklat.

Sumber : Annalynn skipper., BUKU Gizi Enteral dan Parenteral dan Buku Asuhan Nutrisi Rumah sakit
Nama Dagang Gambar Produsen Komposisi Cita rasa Osmolaritas Indikasi Cara Pemberian
Hepatosol Pfrimmer Energi 380 Kkal/saji, Vanila dan 429 mOsm/L  pasien penyakit hati kronik yang Cara Pemberian: 300 mL air hangat + 1
Lemak, Protein, coklat untuk varian mengalami malnutrisi/anoreksia  sachet (± 80 g) = 363 mL larutan Densitas
Mengandung asam amino vanila dan 420 kalori HEPATOSOL adalah 1,04 sehingga
esensial :Leusin, Isoleusin mOsm/L untuk dapat diberikan secara oral maupun sonde.
Valin MCT, Serat pangan, varian coklat. tidak disarankan dengan menggunakan air
BCAA panas karena dapat merusak proteinnya.

Sustacal Mead johnson Konsentrat protein, MCT, Vanila 625 mOsm/L Cachexia dan malnutrisi 60 gr (3 sendok takar) dilarutkan dalam 200
maltodekstrin, sukrosa, chocolate dan cc air hangat
vitamin mineral dan nutrien peach
antioksidan. Bebas laktosa

Crucial Nestle Disuplementasikan dengan Penyakit kritis Jangan dirutkan dengan air yang terlalu
arginine, asam lemak panas. Setiap penyajian dilarutkan dengan
omega 3, vitamin A, C, air hangat sampai 200 ml. Angka
betakaroten dan zink kecukupannya minimum sebesar 1000 ml,
dimana setiap ml mengandung 1,5 kal/ml,
karbohidrat 135 gr/L, 94 gr/L, 68 gr/L
Oligo Pfrimmer Oligo, protein dalam bentuk 353 mOsm/L. pasien ICU (intensive care unit ), menyajikan 250 mL larutan= 250 kkal ,
yang lebih sederhana, yaitu pankreatitis, penyakit Chron, kolitis tambahkan satu (1) sachet  (55 g) Peptisol
dipeptida dan tripeptida ulseratif, pasca operasi mayor Oligo ke dalam 200 mL air, aduk hingga
asam amino. Untuk sumber daerah abdomen, gastroenterostomi, larut. jangan menggunakan air panas karena
lemak untuk Oligo, lemak pasca trasplantasi usus, atau kondisi dapat merusak kandungan protein. 
yang digunakan adalah lain dengan malabsorpsi sehingga
asam lemak rantai sedang tidak memungkinkan bagi saluran
(MCT). cerna untuk mencerna protein dalam
bentuk utuh (whole protein ).

Impact Nestle Disuplementasi dengan Cocok untuk pasien yang bersiap Larutkan 1 sachet bubuk Impact (74 g) dalam
arginin, asam lemak menjalani operasi dan setelah 250 ml air suhu kamar atau air dingin. Satu
omega3, asam nukleat, vit operasi yang berisiko kekurangan sachet menyediakan 303 kkal per 300 ml.
A, Vit.C, beta-karoten dan gizi. (konsentrasi 1,01 kkal/ml) Aduk rata.
zink

Sumber : Annalynn skipper., BUKU Gizi Enteral dan Parenteral dan Buku Asuhan Nutrisi Rumah sakit
FORMULA ENTERAL RUMAH SAKIT
1. Sonde Lengkap
 Bahan :
 Wortel 80g
 Tempe 80g
 Ikan gabus filet 40g
 Tepung beras 20g
 Susu FCM 25g
 Gula pasir 75g
 Telur ayam 25g
 Air 1000cc
 Minyak jagung 20cc
 Susu skim 40g
Cara Membuat :
1. Potong wortel dan tempe bentuk dahulu
2. Rebus ikan gabus, wortel, dan tempe sampai matang dan dinginkan
3. Encerkan susu FCM dan susu skim dengan air matang dan sisihkan
4. Campur gula pasir dan minyak jagung dalam gelas yang telah disediakan
5. Kocok telur hingga rata
6. Blnder ikan, wortel, dan tempe yang telah dingin dan tambahkan sedikit air
7. Rebus hingga mendidih, tambahkan air matang hingga mencapai volume 800ml
8. Masukkan susu FCM dan susu skom ke dalam rebusan air terlebih dahulu kemduian campurkan gula pasir dan minyak jagung
9. Aduk perlahan hingga tercampur, saring dan sajikan.
Energi 1080,4 kkal, protein 47,6 gram, lemak 31,9 gram, Karbohidrat 141,9
Sumber : Makanan Enteral (Penatalaksanaan Makanan dengan Zonde atau Pipa) - RSUP dr. SOERADJI TIRTONEGORO (rsupsoeradji.id)
2. Zonde FCM
Bahan :
–    Susu FCM                        60 g
–    Susu skim bubuk              40 g
–    Tepung maizena               20 g
–    Gula pasir                         100 g
–    Minyak jagung                  5 g
–    Telur ayam                       10 g
–    Air                                     1000 ml
Cara Membuat :
• Campur gula pasir dan minyak hingga rata, sisihkan.
• Kocok telur ayam dan saring, kemudian timbang sesuai kebutuhan.
• Cairkan tepung maizena dengan 1-2 sdm air (berasal air 1000 ml), sisihkan.
• Didihkan air 500 ml di atas api sedang, masukkan susu FCM dan susu skim kemudian aduk rata.
• Campurkan tepung maizena yang telah diencerkan ke dalamnya.
• Tambahkan air higga 1000 ml, masak hingga mendidih selam 5 – 7 menit.
• Masukkan campuran gula pasir dan minyak yang telah dicampurkan dengan telur sebelumnya ke dalam
adonan.
• Aduk rata hingga mendidih, kemudian angkat, saring dan sajikan selagi hangat.
Ket. : Energi 902,7 kcal; Protein 28,6 gram; Lemak 17,9 gram; KH 159,1 gram.
Sumber : Makanan Enteral (Penatalaksanaan Makanan dengan Zonde atau Pipa) - RSUP dr. SOERADJI TIRTONEGORO (rsupsoeradji.id)
3. Zonde Rendah Protein
Bahan :
Susu FCM 50 g
Tepung beras 25 g
Gula pasir 100 g
Minyak jagung 20 g
Apel hijau 100 g
Susu skim 15 g
Air 1000 cc
Cara Membuat :
–    Campurkan gula pasir dan minyak jagung dalam gelas yang telah disediakan, sisihkan.
–    Blender apel yang telah diiris kecil-kecil bersama tepung beras hingga halus.
–    Campurkan dengan susu FCM dan susu skim yang telah diencerkan sebelumnya.
–    Rebus sebentar hingga mendidih dengan 1000 ml air (hindari campuran menggumpal dan
mengental).
–    Masukkan campuran minyak dan gula pasir.
–    Aduk kuat hingga rata, saring zonde hingga menghasilkan cairan 1000 ml.
Ket. : Energi 1002,6 kcal; Protein 18,7 gram; Lemak 30,4 gram; KH 81,8 gram
         
Sumber : Makanan Enteral (Penatalaksanaan Makanan dengan Zonde atau Pipa) - RSUP dr. SOERADJI TIRTONEGORO (rsupsoeradji.id)
4. Zonde DM
Bahan :
Wortel 100 g
Tempe 75 g
Tepung beras 20 g
Susu FCM 80 g
Susu Skim 25 g
Gula pasir 25 g
Air 1000 cc
Cara Membuat :
• Potong wortel dan tempe bentuk dadu.
• Rebus wortel dan tempe sampai matang dan blender setelah dingin.
• Encerkan tepung beras, susu skim dan susu FCM dengan air hingga rata.
• Campurkan tempe dan wortel yang telah diblender dengan tepung beras, susu skim, susu FCM
dan gula pasir.
• Tambahkan air hingga 1000 ml, rebus dan aduk hingga matang.
• Saring dan sajikan.
Ket. : Energi 787,2 kcal; Protein 42,9 gram; Lemak 19 gram; KH 113,5 gram
Sumber : Makanan Enteral (Penatalaksanaan Makanan dengan Zonde atau Pipa) - RSUP dr. SOERADJI TIRTONEGORO (rsupsoeradji.id)
01
Perhitungan Nutrisi Enteral :
1. Tentukan kebutuhan cairan
a. Metode holliday -sega

Sumber : Buku ajar Critical ill


01
Terapi Nutrisi Pasien KEP
Ada 3 fase intervensi KEP yaitu: stabilisasi,fase transisi, dan fase rehabilitasi
1. Stabilisasi
Pada fase ini kondisi pasien dengan Penyakit Kurang Energi dan Protein menunjukkan kondisi klinis dan
metabolisme belum stabil. Untuk menstabilkan diperlukan 1-2 hari mungkin lebih bila keadaan anak
terlalu buruk atau ada komplikasi berat.

Tujuan intervensi gizi : Pada fase ini diet yang diberikan ditujukan untuk menstabilkan status metabolik
tubuh dan kondisi klinis anak.
Syarat diet : 1) Energi 80-100 kkal/kg Berat Badan (BB) per hari.
2) Protein 1-1,5 gram/kg BB/hari atau 4-7.5 % total kebutuhan energi per hari.
Diutamakan protein hewani, misalnya susu, daging ayam atau telur.
3) Cairan 130 ml/kg BB, 100 ml/kg BB perhari bila da edema berat.
4) Rendah laktosa. 5) Mineral mix 20 ml (8 gram)/ 1000 ml formula.

Sumber: Nuraini, Ngadiarti.I,Moviana Y(2017).Buku Dietetika Penyakit Infeksi. Jakarta Selatan


01
Terapi Nutrisi Pasien KEP
2. Fase Transisi
Pada fase ini merupakan fase perpindahan pemberian makan bila pemberian makan pada fase
stabilisasi tidak membuat kondisi anak bermasalah. Biasanya pada fase ini memerlukan waktu
antara 3-7 hari.
Tujuan intervensi gizi :
Pada fase ini intervensi gizi diberikan untuk memberikan kesempatan tubuh untuk
beradaptasi terhadap pemberian energi dan protein yang semakin meningkat guna
mempersiapkan anak ke fase stabilisasi.

Syarat pemberian diet:


• Energi 100-150 kkal/kg BB yang digunakan untuk perhitungan adalah BB aktual hari itu.
• Protein 2-3 gram/kg BB perhari
• Cairan diberikan sampai 150 ml/kg BB perhari
• Mineral mix 20 ml (8 gram) /1000 ml formula

Sumber: Nuraini, Ngadiarti.I,Moviana Y(2017).Buku Dietetika Penyakit Infeksi. Jakarta Selatan


Terapi Nutrisi Pasien KEP 10
3. Fase Rehabilitasi
Umumnya pada fase ini nafsu anak sudah kembali dan asupan makanan sepenuhnya secara
oral. Bila anak belum dapat mengonsumsi makanan sepenuhnya secara oral, maka dapat
digunakan NGT. Pada fase ini biasanya berlangsung selama 2-4 minggu samapai BB/TB
mencapai z score – 2 SD
Tujuan :
• Memberikan makanan yang adekuat untuk tumbuh kejar
• Memotivasi anak agar dapat menghabiskan porsinya
• Memotivasi ibu agar tetap memberikan ASI
• Mempersiapkan ibu atau pengasuh untuk melakukan perawatan di rumah
Syarat :
• Energi 150-220 kkal/kg BB perhari. BB yang digunakan untuk perhitungan kebutuhan energi
adalah BB aktual hari itu.
• Protein 4-6 gram / kg BB per hari
• Cairan 150- 200 ml/BB perhari atau lebih sesuai kebutuhan energi
• Mineral mix 20 ml (8 gram)/ 1000 ml formula

Sumber: Nuraini, Ngadiarti.I,Moviana Y(2017).Buku Dietetika Penyakit Infeksi. Jakarta Selatan


Fase stabilisasi& fase transisi
Cara pemberian diet :
• Pemberian makanan F100 dengan frekuensi Fase rehabilitasi
sering dan porsi kecil, diberikan setiap 4 jam
Cara Pemesanan Diet :
sekali. • Berikan F 100 dengan menambah volumenya
• Pada 48 jam pertama (2 hari) volume yang
setiap hari sampai anak tidak mampu
diberikan masih sama 157
menghabiskan porsinya tetapi tidak melebihi
• Selanjutnya pada hari ke s fase transisi volume F
volume maksimum F 100
100 yang diberikan ditambah setiap hari sampai • Berdasarkan energi total tersebut maka anak
mencapai 150 ml/ kg BB perhari (150 kkal / kg BB
secara bertahap dapat diberi makanan yang
perhari = volume minuman pada tabel pemberian
sesuai dengan BB nya (F 100 makin dikurang
F 100)
dan makanan padat ditambah).
• Bila volume ini sudah tercapai dan anak mampu
• Konsistensi makanan yang diberikan
menghabiskan porsinya berarti fase transisi
berdasarkan kondisi BB anak saat itu yaitu a) BB
selesai dan anak masuk ke fase rehabilitasi.
< 7 kg : makanan yang diberikan F 100 ditambah
• Bila anak masih mendapat ASI, tetap diberikan
makanan bayi. b) BB ≥ 7 kg : makanan yang
setelah anak menghabiskan porsi makanannya
diberikan F 100 ditambah makanan anak.
tubuh untuk beradaptasi terhadap pemberian • Bila anak masih mendapat ASI, tetap diberikan
energi dan protein yang semakin meningkat guna
setelah anak menghabiskan porsi makanannya.
mempersiapkan anak ke fase stabilisasi.
Sumber: Nuraini, Ngadiarti.I,Moviana Y(2017).Buku Dietetika Penyakit Infeksi. Jakarta Selatan
1.Rhidration Solution For Malnutrition (ReSoMal)
Terdiri dari:
a. Bubuk WHO-ORS*) untuk 1 liter
b. Gula pasir1 pak50 gram
c. Larutan elektrolit/mineral **) 20 ml
d. Ditambah air matang sampai air menjadi 2000 ml (2 Liter)
Keterangan:
Setiap 1 liter larutan ResoMal mengandung 37,5 mEq Na, mEq 40 K dan 1,5 mEq Mg
*) Bubuk WHO-ORS untuk 1 liter mengandung 2,6 gr Na CL, 2,9 gram trisodiumcitrat sesuai formula
baru 1,5 gram KCI dan 13,5 gran glukosa
**) Cara membuat mineral mix: 1 sachet mineral mix @ 8 gram dilarutkan dalam 20 ml air matang
untuk bahan pembuatan 1 liter F75 /F100/ResoMal.

2. Larutan pengganti ReSoMala.


a. Apabila larutan elektrolit/mineral tidak tersedia, sebagal alternatif pengganti ResoMal, dapat dibuat
larutan sebagai berikut:
-Bubuk WHO-ORS= 1 pak
-Gula pasir =50 gram
-Bubuk KCI = 4 gram
b. Ditambah air matang sampai larutan menjadi 2000 ml (2 Liter)
c. Atau bila sudah tersedia larutan WHO-ORS yang siap pakai (sudah dilarutkan),dapat dibuat
larutan pengganti sebagai berikut: :
1) Larutan WHO-ORS: 1 liter
2) Gula pasir : 50 gram
3) Bubuk KCI :4 gram
4) Ditambah air matang sampai larutan menjadi: 2000 ml (2 liter)2) Gula pasir 3) Bubuk KCId.
d. Larutan pengganti tersebut tidak mengandung MG, ZN dan CU, maka untuk mencukupi
kebutuhan mineral tersebut perlu diberikan makanan yang mengandung zat tersebut. Dapat juga
diberikan Mg504 50 % melalui intramusskuler 1 kali dengan dosis 0,3 ml/kg BB maksimum 2 ml.
3. Formula WHO dan Modifikasinya.
a. Makanan Formula WHO (F75 dan FOO).
b. Komposisinya Formula WHO.

Komposisi Formula WHO

 FORMULA WHO        
 Bahan Makanan  Per 100 ml  F 75  F 75 Dengan Tepung  F100
 FORMULA WHO        
 Susu skim bubuk  G  25 25  85 
 Gula pasir G  100  70  50
 Minyak Sayur  g  30  27  60
 Larutan elektrolit  ml  20  20  20
 Tepung beras g   -  35  -
 Tambahan air s/d  ml  1000  1000  1000
 NILAI GIZI        
 Energi  kkal  750   1000 
 Protein  g  9    29
 Laktosa g   13    42
 Kalium  mmol  36    59
 Natrium  mmol  6    19
 Magnesium  mmol  4,3    7,3
 Seng  mg  20    23
 Tembaga (Cu)  mg  2,5    2,5
 % Energi Protein    5    12
 % Energi Lemak    36  
1.                                                                                                                                  
 53
 Osmolaritas  mosm/L  413    419

Sumber: Kemenkes RI, (2011) Petunjuk Teknis Tata Laksana Anak Gizi Buruk

Catatan: Formula 75 dengan tepung mempunyai osmolaritas lebih rendah sehingga lebih tepat untuk
anak yang menderita diare Cara Membuat Formula WHO 75 (F75)
c. Campurkan gula dan minyak sayur, aduk sampai rata dan tambahkan larutan mineral mix, kemudian
masukkan susu skim sedikit demi sedikit, aduk sampai kalis dan berbentuk gel. Encerkan dengan
air hangat sedikit demi sedikit sambil diaduk sampai homogen dan volume menjadi 1000 ml.
Larutan ini bisa langsungdiminum. Masak selama 4 menit, bagi anak yang disentri atau diare
persisten.
d. Cara Membuat Formula WHO 100 (F100)Campurkan gula dan minyak sayur, aduk sampai rata dan
tambahkan larutan mineral mix, kemudian masukkan susu skim sedikit demi sedikit, aduk sampai
kalis dan berbentuk gel. Encerkan dengan air hangat sedikit demi sedikit sambildiaduk sampai
homogen volume menjadi 1000 ml. Larutan ini bisa langsungdiminum atau dimasak dulu selama 4
menit.
e. Cara membuat F75 dengan tepung Campurkan gula dan minyak sayur, aduk sampai rata dan
tambahkan larutanmineral mix, kemudian masukkan susu skim dan tepung sedikit demi sedikit,
aduk sampai kalis dan berbentuk gel. Tambahkan air sedikit demi sedikit sambil diaduk sampai
homogen sehingga mencapai 1000 ml dan didihkan sambil diaduk-adk hingga larut selama 5-7
menit.

Sumber: Nuraini, Ngadiarti.I,Moviana Y(2017).Buku Dietetika Penyakit Infeksi. Jakarta Selatan


Nutrisi Parenteral 10

Nutrisi parenteral/ Parenteral Nutrition (PN) adalah suatu bentuk pemberian


nutrisi yang diberikan langsung melalui pembuluh darah tanpa melalui saluran
pencernaan. Metode pemberian nutrisi parenteral bisa melalui vena perifer dan
vena central. Nutrisi parenteral diberikan bila asupan nutrisi enteral tidak dapat Vena Sentral

memenuhi kebutuhan pasien dan tidak dapat diberikan dengan baik. Nutrisi
parenteral diberikan pada pasien dengan kondisi reseksi usus massif, reseksi
kolon, fistula dan pasien sudah dirawat selama 3-7 hari

Vena Perifer

Sumber : Santoso, Budi. 2020. TERAPI NUTRISI PASIEN DI INTENSIVE CARE UNIT
(ICU)
Indikasi Parenteral

 Jika EN awal tidak layak atau tersedia selama 7 hari pertama setelah masuk.

 Lebih dari 10% penurunan berat badan yang tidak disengaja selama periode 2-3 bulan.

 Kurang dari 75% dari berat badan ideal atau biasa Serum prealbumin kurang dari 10 mg/dl
serum transferrin kurang dari 100 mg/dl

 Ketika seorang pasien ditentukan berada pada risiko nutrisi tinggi atau kekurangan gizi parah,
dan EN tidak layak, inisiasi PN dosis rendah harus dipertimbangkan dengan cermat dan
seimbang terhadap risiko makan berlebih dan referending

Singer P et al, 2019. ESPEN guideline. Clinical Nutrition 38 48-79


RUTE PEMBERIAN PARENTERAL 01

> 900 mOsm/L


Amino acid > 5 %
Dextrose > 20 %
Lipids
Includes vitamins, minerals, and trace
elements
PN for > 7 – 14 days

600 – 900 mOsm/L


PN for short-term < 7 – 14 days

Matarese et al, Medical Nutrition & Disease, 2014; Nelms et al, Nutritional Pathophysiology and Therapy, 2011
 Nutrisi parenteral total (TPN) 01
Nutrisi parenteral total adalah suatu terapi kompleks yang dilakukan untuk memenuhi keperluan nutrisi pasien
melalui rute intravena. Pemberian terapi nutrisi parenteral total yang bertujuan untuk memberikan kalori yang cukup
besar yang terdiri dari protein, lipid, karbohidrat, vitamin, dan mineral. TPN tidak diberikan pada pasien yang
pencernaan dapat berfungsi selama 7-10hari, pasien yang masih dapat mencerna makanan dengan baik, dan pasien
yang masih mengalami stress atau trauma.
 Indikasi nutrisi TPN :
1. Asupan pasienyang kurang untuk mempertahankan status anabolis misalnya pasien dengan luka bakar berat,
malnutrisi, AIDS, sepsis dan kanker
2. Pasien yang menolak mencerna makanan nutrient secara adekuat, misalnya pada pasien anoreksia nervosa,
lansia pascaoperatif
3. Pasien yang tidak boleh makanan peroral atau dengan selang, misalnya pada lansia dengan pankreatitis akut
4. Pasien yang memerlukan dukungan nutrisi praoperatif dan pascaoperatif secara terus menerus, misalnya
pada pasien disertai pembedahan usus
Sumber : Buku Ajar Critical ill
Metode Pemberian TPN 01
Metode dan rute yang digunakan untuk memberikan larutan TPN pada praktik klinis : perifer, sentral, dan
atrial.

1. Perifer
Larutan TPN digunakan sebagai masukan suplemen oer oral bila larutan yang digunakan kurang
hipertonik disbanding larutan yang digunakan untuk TPN. Konsenstrasi dekstros diatas 10% tidak boleh
diberikan melalui vena perifer karena dapat mengiritasi intra vena kecil
2. Sentral
karena larutan TPN mempunyai lima atau enam kali konsentrasi darah dan melebihi tekanan osmotic kira-
kira 2000 mOsml. Oleh Karena itu untuk mencegah flebitis atau komplikasi vena lainnya larutan ini
diberikan ke dalam system sirkulasi melalui kateter yang dimasukkan ke dalam pembuluh darah besar
beraliran tinggi.
3. Atrial
adalah kateter atrial kanan eksternal yang dipasang melalui pembedahan, kateter ini dijahit di bawah kulit
pada vena subklavia.
Sumber : Buku Ajar Critical ill
01
Komplikasi Nutrisi Parenteral
Metabolic Overfeeding Gastrointestinal
• Hyperglycemia • Hepatic steatosis • Liver function
• Electrolyte • Hyperglycemia disorder
imbalance • Prerenal • Gastrointestinal
• Prerenal azotemia atropy
azotemia • Increased CO2
• Abnormal acid- production
basa balance • Respiratory
distress
syndrome

Derenski, ASPEN, 2016 ; Zeigler, NEJM, 2009


Waktu Pemberian NUTRISI
 Early Enteral Nutrition (EEN) adalah pemberian nutrisi enteral yang
dimulai sejak pasien masuk ICU hingga 24 jam pertama
 Late Enteral Nutrition (LEN) merupakan pemberian EN pada pasien yang
dimulai setelah 3 hari pasien dirawat di ICU.
 Early Parenteral Nutrition (EPN) yaitu nutrisi yang diberikan secara
parenteral sejak pasien masuk ICU hingga 24 jam pertama
 Late Parenteral Nutrition (LPN) diartikan sebagai proses pemberian nutrisi
parenteral yang dimulai setelah pasien dirawat 8 hari di ICU
Sumber : Santoso, Budi. 2020. TERAPI NUTRISI PASIEN DI INTENSIVE CARE UNIT
(ICU)
Produk Nutrisi Parenteral 01

Produk Nutrisi, PT KALBE FARMA Tbk


01
JENIS FORMULA PARENTERAL

Nama Dagang Gambar Produsen Komposisi Indikasi


Karbohidrat
TRIOFUSIN 500 Kalbe Per liter TRIOFUSIN 500: Fruktosa 60 Infus karbohidrat untuk nutrisi parenteral
TRIOFUSIN 1000 g, glukosa 33 g, xylitol 30 g parsial dan total. Larutan karbohidrat tidak
TRIOFUSIN 1600 digunakan pada pasien dengan kondisi
Per liter TRIOFUSIN 1000: Fruktosa hiperhidrasi (misalnya intoksikasi air),
120 g, glukosa 66 g, xylitol 60 g dehidrasi hipotonik, hiperglikemia berat tanpa
insulin, intoleransi fruktosa-sorbitol, defisiensi
Per L TRIOFUSIN 1600: Fruktosa 200 fruktosa 1-6 difosfatase, keracunan metil
g, glukosa 110 g, xylitol 100 g alkohol, hipokalemia, dosis tinggi tidak
dianjurkan untuk pasien dengan
hiperlaktatemia.

Sumber : Produk Nutrisi, PT KALBE FARMA Tbk


JENIS FORMULA PARENTERAL 01
Nama Dagang Gambar Produsen Komposisi Indikasi
Asam Amino
Aminofusin L 600 Kalbe Tiap 1000 mL mengandung asam amino 5% Larutan nutrisi parenteral total untuk
dengan karbohidrat, elektrolit dan vitamin. memenuhi kebutuhan protein, elektrolit,
energi, vitamin dan air.

Kalbamin Kalbe Asam amino 10%, chloride. Kandungan per Pasien malnutrisi dan pasien dengan
liter: L-Leucine 6,17 g; L-Phenylalanine 4,69 keadaan stres metabolik yang meningkat
g; L-Methionine 1,76 g; L-Lysine 20,49 g (trauma, pembedahan).
(free base) (14,53 g); L-Isoleucine 3,45 g; L-
Valine 6,09 g; L-Histidine 6,82 g (free base)
(5,05 g); L-Threonine 2,12 g; L-Tryptophan
0,10 g; L-Arginine 6,99 g; Glycine 7,69 g
L-Proline 8,77 g; L-Serine 3,52 g; N-Acetyl-
L-Tyrosine 5,88 g (free base) (4,77 g); L-
Asparagine 6,55 g; Chloride 32,53 mmol
Total asam amino bebas 91,13 g; Asam;
amino esensial 47,79 g; Asam amino non-
esensial 43,34 g; Rasio AAE : AANE 1,1
Nitrogen 14,63 g; BCAA 17,2%; Osmolaritas
800 mOsm/L

Aminofusin Hepar Kalbe Tiap 1000 mL mengandung asam amino 5% Sebagai nutrisi parenteral esensial pada
dengan karbohidrat dan elektrolit. pasien dengan insufisiensi hepatik
kronik berat, seperti sirosis hati
terdekompensasi, pasien shunt dengan
sirosis hati, insufisensi hepatik akibat
penyebab lainnya (seperti metastasis
hati); kemungkinan juga dapat diberikan
pada pasien dengan hepatitis kronik.

Sumber : Produk Nutrisi, PT KALBE FARMA Tbk


JENIS FORMULA PARENTERAL 01
Nama Dagang Gambar Produsen Komposisi Indikasi
Asam Amino
Comafusin Hepar Kalbe Larutan ini mengandung asam amino 50 g, Semua kasus insufisiensi hati berat
nitrogen 7,53 g dan 1750 kJ (sekitar 400 dengan koma eksogen atau prekoma
Kkal) per liter. Larutan ini tidak mengandung hepatikum, seperti pasien dengan sirosis
kalium. Osmolaritas larutan sekitar 800 hati, setelah operasi pemasangan shunt,
mOsm/L sehingga dapat diberikan melalui dan pada kasus keracunan jika
vena perifer. diperlukan.
Renxamin Kalbe Asam amino 9%, chloride, acetate. Pasien dengan gagal ginjal akut dan
Kandungan per liter: L-Leucine 5,4 g; L- kronik, termasuk untuk IDPN.
Phenylalanine 2,7 g ; L-Methionine 1,5 g; L- Dosis: Gagal ginjal tanpa dialisis : 0,4-
Lysine acetate 25,6 g (free-base) (18,15 g); 0,6 g/kgBB/hari Gagal ginjal dengan
L-Isoleucine 3,0 g; L-Valine 5,3 g; L- dialisis : 0,8-1,2 g/kgBB/hari. Diberikan
Histidine HCl 6,0 g (free-base) (14,44 g); L- dengan cara infus dengan kecepatan
Threonine 10,4 g; L-Tryptophan 1,7 g; L- infus 30-40 tetes per menit.
Arginine 10,6 g; Glycine 6,7 g; L-Proline 3,9
g; L-Serine 4,4 g; N-Acetyl-L-Tyrosine 6,9 g
(free-base) (5,6 g); L-Asparagine 5,7 g;
Chloride 28,62 mmol Acetate 124,13 mmol;
Total asam amino bebas : 89,49 g; Asam
amino esensial : 48,15 g; Asam amino non-
esensial : 41,34 ; Rasio AAE : AANE : 1,2;
Nitrogen : 15,2 g; BCAA : 15,3%;
Osmolaritas : 860 mOsm/L

Sumber : Produk Nutrisi, PT KALBE FARMA Tbk


JENIS FORMULA PARENTERAL 01

Nama Dagang Gambar Produsen Komposisi Indikasi


Lemak
CLINOLEIC Kalbe Lemak 20%: Olive oil 80%, Soybean Sebagai nutrisi parenteral untuk
oil 20%. Osmolaritas: 270 mOsm/L. pra/pascaoperasi, sepsis, neonatus, luka bakar,
gagal ginjal, gagal napas.

MULTICHAMBER BAG

CLINIMIX Kalbe Tiap 1000 mL larutan infus Clinimix Larutan Clinimix memberikan sumber nitrogen
N9G15E mengandung glukosa 75 biologis (L-asam amino), energi (dalam bentuk
gram, asam amino 28 gram dan glukosa) dan elektrolit. Indikasi terapi sebagai
elektrolit. nutrisi parenteral adalah ketika pemberian per
oral atau enteral tidak memungkinkan, tidak
mencukupi atau menjadi suatu kontraindikasi.

Sumber : Produk Nutrisi, PT KALBE FARMA Tbk


KELEBIHAN DAN KEKURANGAN 01
PARENTERAL Kelebihan

Obat memiliki onset (mula kerja) yang cepat.


Efek obat dapat diramalkan dengan pasti.
Bioavailabilitas sempurna atau hampir sempurna.
Kerusakan obat dalam saluran pencernaan dapat
dihindarkan.
Obat dapat diberikan kepada penderita yang sakit keras
Kekurangan atau yang sedang dalam keadaan koma.

Rasa nyeri pada saat disuntik, apalagi kalau harus diberikan


berulang kali.
Memberikan efek psikologis pada penderita yang takut disuntik.
Kekeliruan pemberian obat atau dosis hampir tidak mungkin
diperbaiki, terutama sesudah pemberian iv admixture.
Obat hanya diberikan kepada penderita di rumah sakit atau di
tempat praktik dokter dan perawat yang kompeten.

Sumber : Jurnal pencampuran sediaan, inneke puspa pandini, farmasi 2016


05

Sumber : Nutrition therapy for critically ill patients across the Asia-Pacific andMiddle East regions: A consensus statement
01
1.Perhitungan Nutrisi Parenteral
1. Perhitungan tetesan infus Istilah yang sering digunakan dalam pemasangan infus :
1) Ggt = makrotetes
2) Mgtt = mikro tetes
3) Jumlah tetesan = banyanya tetesan dalam satu menit
Rumus tetap tetesan infus :
1. 1 gtt= 3 mgtt
2. 1 cc = 20 gtt 3. 1 cc = 60 mgtt
4. 1 kolf = 1 labu = 500 cc
5. 1 cc = 1 mL
6. mggt/menit = cc/jam
7. konversi dari gtt ke mgtt kali (x) 3
8. konversi dari mgtt ke gtt bagi (:) 3
9. 1 kolf atau 500 cc/ 24 jam = 7 gtt
10. 1 kolf atau 500 cc/24 jam = 21 mgtt
Sumber : Buku ajar Critical ill
1.Perhitungan Nutrisi Parenteral 01
11. volume tetesan infus yang masuk per jam infus set mikro ialah = jumlah tetesan X 1
12. volume tetesan infus yang masuk per jam infus set makro ialah = jumlah tetesan X 3 Rumus Dasar Perhitungan Rumus dasar
dalam hitungan

Jumlah tetesan per menit = jumlah kebutuhan cairan x faktor tetes


waktu menit

Rumus dasar dalam jam =jumlah kebutuhan cairan x faktor tetes


waktu (jam) x 60 menit

Ket : faktor tetes rumus dewasa biasanya untuk :


- Faktor tetes dewasa : 20
- - Faktor tetes anak : 60

Sumber : Buku ajar Critical ill


KASUS
seorang pria berusia 51 tahun datang ke IGD RS PON karena pada hari Jumát, tanggal 19 November 2021
pada pukul 15.00 WIB mengalami kejang, kelojotan, serta mata mendelik keatas selama 5 menit, setelah itu
kejang berhenti seketika tanpa obat, dan setelah itu masih bisa merespon. Namun pada malam harinya pasien
tidak merespon jika diajak komunikasi dan mata sebelah kanan menutup. Pasien memiliki riwayat asma pada
tahun 2021. Pasien tidak berobat rutin, hanya jika lemas saja, dan belum pernah mendapat konseling gizi.
Kegiatan sehari-hari pasien yaitu berkebun dan melakukan aktivitas dirumah saja karena sudah pensiun, Dari
pemeriksaan yang dilakukan, dokter mendiagnosa pasien Observasi General Seizure ec susp. Space Occupying
Lession + Susp. Massa paru. Data antropometri yaitu berat badan yaitu 48 kg, tinggi badan 163 cm dengan IMT
18,1 m2 (Underweight menurut WHO 2007). pengkajian awal gizi terlihat Bed rest total, dengan GCS E4M6V2
Apatis, tekanan darah pasien 130/80, denyut nadi 75 kali/menit, laju pernafasan 18 kali/menit dan suhu 36oC.
Dari data laboratorium didapat kadar kreatinin 0,98 mg/dL, e-GFR 88,9 ml/menit/1,73m2, hemoglobin 15,6 g/dL,
hematokrit 47%, hematokrit 47%, MCV 87 fL, MCH 24 pg, Trombosit 283 109/uL, Leukosit 13,8 103/uL, Eritrosit
5,4 juta/ dL, Natrium 145 mmol/L, Kalium 4,0 mmol/L, Klorida 109 mmol/L, GDS 120 mg/dL, Glukosa Rapid 122
mg/dL. Diketahui obat pasien sebelum masuk rumah sakit yaitu paracetamol 50 gram.
KASUS
Pola makan pasien yaitu 3x makan utama dan 2x selingan, kebiasaan makan dalam sehari
yaitu 2x makan nasi (1 ½ centong) pada makan siang dan malam lalu roti (2 iris) pada saat
sarapan. Lauk nabati seperti tahu, tempe potongan sedang juga dikonsumsi setiap makan, lauk
hewani yang sering dikonsumsi yaitu ikan (1 potong), dan telur (1 butir). pasien juga suka suka
mengkonsumi ubi rebus dan pisang goreng pada selingan makan utama. Sayur juga masih mau
mengkonsumsi namun harus yang berkuah seperti lodeh, sop, bening bayam, soto setiap kali
waktu makan sebanyak 5-6 sendok makan. Asupan sebelum masuk rumah sakit 24 hours recall
pasien pada pagi hari hanya mengkonsumsi bubur nasi sebanyak 3 sendok, makan siang nasi ½
centong, sayur toge 1 sendok makan, dan tahu 1 potong kecil, lalu pada malam hari hanya
mengkonsumsi roti tawar ½ iris, kemudian snack yang dikonsumi yaitu singkong rebus dan ubi
rebus masing-masing ½ potong. Sehingga total asupan sebelum masuk rumah sakit 24 hours
recall pasien yaitu Energi sebesar 661 kkal, Karbohidrat 127 gram, Lemak 3 gram, dan protein
19,5 gram.
PENATALAKSANAAN GIZI
Preskripsi diet yang diberikan yaitu dengan bentuk makanan cair penuh, jenis diet Refeeding
Syndrome I melalui Naso Gastric Tube (NGT) bolus sebanyak 6x dalam sehari pada pukul 06.00,
09.00, 12.00, 15.00, 18.00, dan 21.00, densitas kalori 1 gram adalah 1 ml. Pemberian awal
energi 10-15 kkal/kg terlebih dahulu apabila (IMT <18,5 m 2). Hal ini sesuai dengan pedoman
(Persagi, 2019) yaitu syarat diet Diet Refreeding Syndome I diberikan awal perawatan dengan
pemberian energi 5 kkal/kg/hari dengan kondisi ekstrem (IMT <14 m 2) dan diberikan 10-15 kkal/kg
terlebih dahulu apabila (IMT <18,5 m2).
Dikarenakan pasien mengalami kesulitan menelan maka konsistensi awal yang diberikan yaitu
dalam bentuk cair penuh 6x dalam sehari pada pukul 06.00, 09.00, 12.00, 15.00, 18.00, dan
21.00 sebanyak 100 ml dengan total zat gizi yang didapat yaitu energi 597,5 kkal, karbohidrat
86,5 gram, lemak 18,6 gram, dan protein 20,6 gram, pemberian diberikan melalui jalur Naso
Gastric Tube (NGT).
PENATALAKSANAAN
MEDIS
Pemesanan diet dan obat-obatan pasien didapatkan dari hasil observasi data rekam
medik pasien, koordinasi dan kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain. Pesanan diet
sebelum pengkajian gizi adalah Diet Cair 6x200ml melalui NGT. Obatobatan yang
diberikan adalah Depakote 500mg 2x1 PO, dexomethorone 5 g 4x1 IV, omepratole 40 g
1 x1 IV, cefutoxime 1 g 3x1 IV, acetylsistein 200 g 3x1 PO. Efek samping dari pemberian
obat-obatan yaitu pusing, mual, muntah, batuk, demam yang berkaitan dengan kondisi
Space Ocupying Lesion.
05
DAFTAR PUSTAKA

Jurnal pencampuran sediaan, inneke puspa pandini, farmasi 2016

Sumber: Nuraini, Ngadiarti.I,Moviana Y(2017).Buku Dietetika Penyakit Infeksi. Jakarta Selatan

[22.49, 7/2/2023] Julfa: Daryani, D., Pramono, C., & Parwoso, P. (2021, May). Perbedaan Volume Residu Lambung Antara Metode Intermittent Feeding dan

Gravity Drip Dalam Pemberian Nutrisi Enteral Pasien Kritis Terpasang Ventilasi Mekanik. In Prosiding University Research Colloquium (pp. 1093-1102).[22.49,

7/2/2023] Julfa: Rennita, H., & Hamidi, N. S. (2020). Efektifitas Pemberian Nutrisi Enteral antara Metode Intermittent Feeding dengan Gravity Drip terhadap

Volume Residu Lambung pada Pasien Kritis di Ruangan ICU Aulia Hospital Pekanbaru. Jurnal Kesehatan Tambusai, 1(4), 24-33.
05
DAFTAR PUSTAKA
Santoso, Budi. 2020. TERAPI NUTRISI PASIEN DI INTENSIVE CARE UNIT (ICU)

Singer P et al, 2019. ESPEN guideline. Clinical Nutrition 38 48-79

Buku Ajar Critical ill

Nutrition therapy for critically ill patients across the Asia-Pacific andMiddle East regions: A consensus statement

Produk Nutrisi, PT KALBE FARMA Tbk\

Buku Ajar FISIOLOGI CAIRAN TUBUH dan ELEKTROLIT

Skipper, Analynn Skipper. 2019. Gizi Enteral dan Parenteral

Buku Asuhan Nutrisi Rumah sakit

Makanan Enteral (Penatalaksanaan Makanan dengan Zonde atau Pipa) - RSUP dr. SOERADJI TIRTONEGORO (rsupsoeradji.id)
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai