ENTERAL
Nutrisi enteral merupakan terapi pemberian nutrisi lewat saluran cerna dengan menggunakan
slang khusus (feeding tube). Cara pemberiannya bisa melalui jalur hidung lambung (nasogastric
tube) atau hidung-usus (nasoduodenal tube atau nasojejunal route). Pemberian nutrisi enteral
juga bisa dilakukan dengan cara bolus atau cara infuse lewat pompa infuse enteral
nasogastric tube
nasoduodenal tube atau nasojejunal route
Pasien yang diberikan nutrisi enteral
1. pasien AIDS/HIV yang disertai malnutrisi
2. kakeksia pada penyakit jantung atau kanker
3. penurunan kesadaran/koma
4. disfagia/obstruksi esophagus
5. anoreksia pada infeksi yang berat
6. pembedahan/kanker pada kepala atau leher dan gangguan psikologis seperti
depresi berat atau anoreksia nervosa
7. Keadaan hipermetabolisme (luka bakar, trauma, infeksi HIV)
8. asupan oral yang tidak cukup
9. inflamasi usus/penyakit crohn
10.intubasi/ventilasi
Sumber : Skipper, Analynn Skipper. 2019. Gizi Enteral dan Parenteral
Metode Pemberian Nutrisi Enteral
Sumber : Santoso, Budi. 2020. TERAPI NUTRISI PASIEN DI INTENSIVE CARE UNIT
(ICU)
Metode Pemberian Nutrisi Enteral
Metode intermittent feeding adalah tehnik pemberian nutrisi selama 20-60 menit setiap
4-6 jam dengan atau tanpa menggunakan feeding pump dalam pemberian nutrisi 50–250
ml, metode intermittent feeding adalah sebuah cara pemberian nutrisi secara bertahap
dengan menggunakan pompa elektronik (Munawarah, 2012)
keuntungan:
kelemahan
mempercepat proses pengosongan lambung
makan terus menerus
mencegah aspirasi karena pemberiannya
tingkat infuse lebih tinggi di perlukan untuk
secara bertahap sehingga dapat mengurangi
menyediakan volume yang sama. Hal ini
angka malnutrisi sehingga hari rawat menjadi
mungkin kurang baik ditoleransi, dengan
lebih pendek
resiko yang lebih tinggi dari masalah refluk,
penyembuhan luka lebih cepat dan biaya
aspirasi, distensi abdomen, diare dan mual.
perawatan menjadi lebih murah (Munawarah,
2012)
Sumber : Rennita, H (2020). Efektifitas Pemberian Nutrisi Enteral antara Metode Intermittent Feeding dengan Gravity Drip terhadap Volume
Residu Lambung pada Pasien Kritis di Ruangan ICU Aulia Hospital Pekanbaru.
Metode Pemberian Nutrisi Enteral
intermittent feeding
Contoh
a. Polimerik, yaitu megandung protein utuh untuk pasien dengan fungsi saluran
gastrointestinal normal atau hampir normal (pan enteral, fresubin)
b. Pradigesti, diet dibuat dengan formula khusus dalam bentuk susu elementar yang
mengandung asam amino dan lemak yang langsung diserap usus untuk pasien
Sumber : Buku Ajar Critical IIL
dengan gangguan fungsi saluran gastrointestinal (pepti 2000)
c. Diet enteral khusus untuk sirosis (aminolebane EN, falkamin), diabetes (diabetasol),
gagal ginjal (nefrisol, tinggi protein (peptisol)
d. Diet enteral tinggi serat (indovita
FORMULA ENTERAL KOMERSIL
Nama Produse Osmolarita
Gambar Komposisi Cita rasa Indikasi Cara Pemberian
Dagang n s
Diabetasol Pfrimmer Konsentrat protein, Cokelat dan Diabetes militus 1 sachet= 250kal. Larutkan 1 sachet dalam 200 cc
soybean oil, dietary vanila air hangat. Dapat diberikan 1-2 sachet/hr sebagai
fiber, aspartam, minuman suplemen bersama diet diabetes
vitamin , mineral
Ensure Abbolt Isolat protein Vanila 379 mOsm/L Diet TKTP dan 1 sendok takar (55,5 g)= 250 kal. Larutan 1 sdt
kedelai, kasein, rendah sisa dalam 200 cc(1 gls belimbing) air dingin untu
comoil, lesitin memberikan larutan nutrisi cc-ny sama dengan
kedelai, sukrosa, 1kal
vitamin dan mineral
Entrasol Pfrimmer Konsentrat protein, Cokelat, 300 mOsm/L Cachexia & 1 sct (60gr) = 250 kal. Larutkan 1 sct dalam
EFA, Oligosakarida, vanila, pasien 200-250 cc air dingin. Dapat diberikan lewat
vitamin, mineral mocca, memerlukan sonde atau NGT sampai 6 sct (1500kal)/hr
strawberry Diet TKTP
Isocal Mead Konsentrasi protein, Netral 300 mOsm/L Cachexia dan 53 gr isocal (3 sendok takar) dilarutkan dengan
johnson MCT, maltodekstrin, malnutrisi 200 cc air dingin
sukrosa, vitamin dan
mineral, bebas
laktosa dan residu
Nephrisol Kalbemed Asam amino Coklat, 513 mOsm/L Insufisiensi 1 sachet (67 gr)= 300 kal dan 2,29 gram asam
esesnsial termasuk vanila untuk varian ginjal bersama amino. Larutkan 1 sachet nephrisol dengan 200
histidin, karbohidrat, vanila dan diet rendah ml air dingin akan menghasilkan 250 cc
lemak, vitamin dan 546 mOsm/L protein larutan yang mengandung 250 kal, bisa
mineral untuk varian diberikan lewat sonde
coklat.
Sumber : Annalynn skipper., BUKU Gizi Enteral dan Parenteral dan Buku Asuhan Nutrisi Rumah sakit
Nama Dagang Gambar Produsen Komposisi Cita rasa Osmolaritas Indikasi Cara Pemberian
Hepatosol Pfrimmer Energi 380 Kkal/saji, Vanila dan 429 mOsm/L pasien penyakit hati kronik yang Cara Pemberian: 300 mL air hangat + 1
Lemak, Protein, coklat untuk varian mengalami malnutrisi/anoreksia sachet (± 80 g) = 363 mL larutan Densitas
Mengandung asam amino vanila dan 420 kalori HEPATOSOL adalah 1,04 sehingga
esensial :Leusin, Isoleusin mOsm/L untuk dapat diberikan secara oral maupun sonde.
Valin MCT, Serat pangan, varian coklat. tidak disarankan dengan menggunakan air
BCAA panas karena dapat merusak proteinnya.
Sustacal Mead johnson Konsentrat protein, MCT, Vanila 625 mOsm/L Cachexia dan malnutrisi 60 gr (3 sendok takar) dilarutkan dalam 200
maltodekstrin, sukrosa, chocolate dan cc air hangat
vitamin mineral dan nutrien peach
antioksidan. Bebas laktosa
Crucial Nestle Disuplementasikan dengan Penyakit kritis Jangan dirutkan dengan air yang terlalu
arginine, asam lemak panas. Setiap penyajian dilarutkan dengan
omega 3, vitamin A, C, air hangat sampai 200 ml. Angka
betakaroten dan zink kecukupannya minimum sebesar 1000 ml,
dimana setiap ml mengandung 1,5 kal/ml,
karbohidrat 135 gr/L, 94 gr/L, 68 gr/L
Oligo Pfrimmer Oligo, protein dalam bentuk 353 mOsm/L. pasien ICU (intensive care unit ), menyajikan 250 mL larutan= 250 kkal ,
yang lebih sederhana, yaitu pankreatitis, penyakit Chron, kolitis tambahkan satu (1) sachet (55 g) Peptisol
dipeptida dan tripeptida ulseratif, pasca operasi mayor Oligo ke dalam 200 mL air, aduk hingga
asam amino. Untuk sumber daerah abdomen, gastroenterostomi, larut. jangan menggunakan air panas karena
lemak untuk Oligo, lemak pasca trasplantasi usus, atau kondisi dapat merusak kandungan protein.
yang digunakan adalah lain dengan malabsorpsi sehingga
asam lemak rantai sedang tidak memungkinkan bagi saluran
(MCT). cerna untuk mencerna protein dalam
bentuk utuh (whole protein ).
Impact Nestle Disuplementasi dengan Cocok untuk pasien yang bersiap Larutkan 1 sachet bubuk Impact (74 g) dalam
arginin, asam lemak menjalani operasi dan setelah 250 ml air suhu kamar atau air dingin. Satu
omega3, asam nukleat, vit operasi yang berisiko kekurangan sachet menyediakan 303 kkal per 300 ml.
A, Vit.C, beta-karoten dan gizi. (konsentrasi 1,01 kkal/ml) Aduk rata.
zink
Sumber : Annalynn skipper., BUKU Gizi Enteral dan Parenteral dan Buku Asuhan Nutrisi Rumah sakit
FORMULA ENTERAL RUMAH SAKIT
1. Sonde Lengkap
Bahan :
Wortel 80g
Tempe 80g
Ikan gabus filet 40g
Tepung beras 20g
Susu FCM 25g
Gula pasir 75g
Telur ayam 25g
Air 1000cc
Minyak jagung 20cc
Susu skim 40g
Cara Membuat :
1. Potong wortel dan tempe bentuk dahulu
2. Rebus ikan gabus, wortel, dan tempe sampai matang dan dinginkan
3. Encerkan susu FCM dan susu skim dengan air matang dan sisihkan
4. Campur gula pasir dan minyak jagung dalam gelas yang telah disediakan
5. Kocok telur hingga rata
6. Blnder ikan, wortel, dan tempe yang telah dingin dan tambahkan sedikit air
7. Rebus hingga mendidih, tambahkan air matang hingga mencapai volume 800ml
8. Masukkan susu FCM dan susu skom ke dalam rebusan air terlebih dahulu kemduian campurkan gula pasir dan minyak jagung
9. Aduk perlahan hingga tercampur, saring dan sajikan.
Energi 1080,4 kkal, protein 47,6 gram, lemak 31,9 gram, Karbohidrat 141,9
Sumber : Makanan Enteral (Penatalaksanaan Makanan dengan Zonde atau Pipa) - RSUP dr. SOERADJI TIRTONEGORO (rsupsoeradji.id)
2. Zonde FCM
Bahan :
– Susu FCM 60 g
– Susu skim bubuk 40 g
– Tepung maizena 20 g
– Gula pasir 100 g
– Minyak jagung 5 g
– Telur ayam 10 g
– Air 1000 ml
Cara Membuat :
• Campur gula pasir dan minyak hingga rata, sisihkan.
• Kocok telur ayam dan saring, kemudian timbang sesuai kebutuhan.
• Cairkan tepung maizena dengan 1-2 sdm air (berasal air 1000 ml), sisihkan.
• Didihkan air 500 ml di atas api sedang, masukkan susu FCM dan susu skim kemudian aduk rata.
• Campurkan tepung maizena yang telah diencerkan ke dalamnya.
• Tambahkan air higga 1000 ml, masak hingga mendidih selam 5 – 7 menit.
• Masukkan campuran gula pasir dan minyak yang telah dicampurkan dengan telur sebelumnya ke dalam
adonan.
• Aduk rata hingga mendidih, kemudian angkat, saring dan sajikan selagi hangat.
Ket. : Energi 902,7 kcal; Protein 28,6 gram; Lemak 17,9 gram; KH 159,1 gram.
Sumber : Makanan Enteral (Penatalaksanaan Makanan dengan Zonde atau Pipa) - RSUP dr. SOERADJI TIRTONEGORO (rsupsoeradji.id)
3. Zonde Rendah Protein
Bahan :
Susu FCM 50 g
Tepung beras 25 g
Gula pasir 100 g
Minyak jagung 20 g
Apel hijau 100 g
Susu skim 15 g
Air 1000 cc
Cara Membuat :
– Campurkan gula pasir dan minyak jagung dalam gelas yang telah disediakan, sisihkan.
– Blender apel yang telah diiris kecil-kecil bersama tepung beras hingga halus.
– Campurkan dengan susu FCM dan susu skim yang telah diencerkan sebelumnya.
– Rebus sebentar hingga mendidih dengan 1000 ml air (hindari campuran menggumpal dan
mengental).
– Masukkan campuran minyak dan gula pasir.
– Aduk kuat hingga rata, saring zonde hingga menghasilkan cairan 1000 ml.
Ket. : Energi 1002,6 kcal; Protein 18,7 gram; Lemak 30,4 gram; KH 81,8 gram
Sumber : Makanan Enteral (Penatalaksanaan Makanan dengan Zonde atau Pipa) - RSUP dr. SOERADJI TIRTONEGORO (rsupsoeradji.id)
4. Zonde DM
Bahan :
Wortel 100 g
Tempe 75 g
Tepung beras 20 g
Susu FCM 80 g
Susu Skim 25 g
Gula pasir 25 g
Air 1000 cc
Cara Membuat :
• Potong wortel dan tempe bentuk dadu.
• Rebus wortel dan tempe sampai matang dan blender setelah dingin.
• Encerkan tepung beras, susu skim dan susu FCM dengan air hingga rata.
• Campurkan tempe dan wortel yang telah diblender dengan tepung beras, susu skim, susu FCM
dan gula pasir.
• Tambahkan air hingga 1000 ml, rebus dan aduk hingga matang.
• Saring dan sajikan.
Ket. : Energi 787,2 kcal; Protein 42,9 gram; Lemak 19 gram; KH 113,5 gram
Sumber : Makanan Enteral (Penatalaksanaan Makanan dengan Zonde atau Pipa) - RSUP dr. SOERADJI TIRTONEGORO (rsupsoeradji.id)
01
Perhitungan Nutrisi Enteral :
1. Tentukan kebutuhan cairan
a. Metode holliday -sega
Tujuan intervensi gizi : Pada fase ini diet yang diberikan ditujukan untuk menstabilkan status metabolik
tubuh dan kondisi klinis anak.
Syarat diet : 1) Energi 80-100 kkal/kg Berat Badan (BB) per hari.
2) Protein 1-1,5 gram/kg BB/hari atau 4-7.5 % total kebutuhan energi per hari.
Diutamakan protein hewani, misalnya susu, daging ayam atau telur.
3) Cairan 130 ml/kg BB, 100 ml/kg BB perhari bila da edema berat.
4) Rendah laktosa. 5) Mineral mix 20 ml (8 gram)/ 1000 ml formula.
FORMULA WHO
Bahan Makanan Per 100 ml F 75 F 75 Dengan Tepung F100
FORMULA WHO
Susu skim bubuk G 25 25 85
Gula pasir G 100 70 50
Minyak Sayur g 30 27 60
Larutan elektrolit ml 20 20 20
Tepung beras g - 35 -
Tambahan air s/d ml 1000 1000 1000
NILAI GIZI
Energi kkal 750 1000
Protein g 9 29
Laktosa g 13 42
Kalium mmol 36 59
Natrium mmol 6 19
Magnesium mmol 4,3 7,3
Seng mg 20 23
Tembaga (Cu) mg 2,5 2,5
% Energi Protein 5 12
% Energi Lemak 36
1.
53
Osmolaritas mosm/L 413 419
Sumber: Kemenkes RI, (2011) Petunjuk Teknis Tata Laksana Anak Gizi Buruk
Catatan: Formula 75 dengan tepung mempunyai osmolaritas lebih rendah sehingga lebih tepat untuk
anak yang menderita diare Cara Membuat Formula WHO 75 (F75)
c. Campurkan gula dan minyak sayur, aduk sampai rata dan tambahkan larutan mineral mix, kemudian
masukkan susu skim sedikit demi sedikit, aduk sampai kalis dan berbentuk gel. Encerkan dengan
air hangat sedikit demi sedikit sambil diaduk sampai homogen dan volume menjadi 1000 ml.
Larutan ini bisa langsungdiminum. Masak selama 4 menit, bagi anak yang disentri atau diare
persisten.
d. Cara Membuat Formula WHO 100 (F100)Campurkan gula dan minyak sayur, aduk sampai rata dan
tambahkan larutan mineral mix, kemudian masukkan susu skim sedikit demi sedikit, aduk sampai
kalis dan berbentuk gel. Encerkan dengan air hangat sedikit demi sedikit sambildiaduk sampai
homogen volume menjadi 1000 ml. Larutan ini bisa langsungdiminum atau dimasak dulu selama 4
menit.
e. Cara membuat F75 dengan tepung Campurkan gula dan minyak sayur, aduk sampai rata dan
tambahkan larutanmineral mix, kemudian masukkan susu skim dan tepung sedikit demi sedikit,
aduk sampai kalis dan berbentuk gel. Tambahkan air sedikit demi sedikit sambil diaduk sampai
homogen sehingga mencapai 1000 ml dan didihkan sambil diaduk-adk hingga larut selama 5-7
menit.
memenuhi kebutuhan pasien dan tidak dapat diberikan dengan baik. Nutrisi
parenteral diberikan pada pasien dengan kondisi reseksi usus massif, reseksi
kolon, fistula dan pasien sudah dirawat selama 3-7 hari
Vena Perifer
Sumber : Santoso, Budi. 2020. TERAPI NUTRISI PASIEN DI INTENSIVE CARE UNIT
(ICU)
Indikasi Parenteral
Jika EN awal tidak layak atau tersedia selama 7 hari pertama setelah masuk.
Lebih dari 10% penurunan berat badan yang tidak disengaja selama periode 2-3 bulan.
Kurang dari 75% dari berat badan ideal atau biasa Serum prealbumin kurang dari 10 mg/dl
serum transferrin kurang dari 100 mg/dl
Ketika seorang pasien ditentukan berada pada risiko nutrisi tinggi atau kekurangan gizi parah,
dan EN tidak layak, inisiasi PN dosis rendah harus dipertimbangkan dengan cermat dan
seimbang terhadap risiko makan berlebih dan referending
Matarese et al, Medical Nutrition & Disease, 2014; Nelms et al, Nutritional Pathophysiology and Therapy, 2011
Nutrisi parenteral total (TPN) 01
Nutrisi parenteral total adalah suatu terapi kompleks yang dilakukan untuk memenuhi keperluan nutrisi pasien
melalui rute intravena. Pemberian terapi nutrisi parenteral total yang bertujuan untuk memberikan kalori yang cukup
besar yang terdiri dari protein, lipid, karbohidrat, vitamin, dan mineral. TPN tidak diberikan pada pasien yang
pencernaan dapat berfungsi selama 7-10hari, pasien yang masih dapat mencerna makanan dengan baik, dan pasien
yang masih mengalami stress atau trauma.
Indikasi nutrisi TPN :
1. Asupan pasienyang kurang untuk mempertahankan status anabolis misalnya pasien dengan luka bakar berat,
malnutrisi, AIDS, sepsis dan kanker
2. Pasien yang menolak mencerna makanan nutrient secara adekuat, misalnya pada pasien anoreksia nervosa,
lansia pascaoperatif
3. Pasien yang tidak boleh makanan peroral atau dengan selang, misalnya pada lansia dengan pankreatitis akut
4. Pasien yang memerlukan dukungan nutrisi praoperatif dan pascaoperatif secara terus menerus, misalnya
pada pasien disertai pembedahan usus
Sumber : Buku Ajar Critical ill
Metode Pemberian TPN 01
Metode dan rute yang digunakan untuk memberikan larutan TPN pada praktik klinis : perifer, sentral, dan
atrial.
1. Perifer
Larutan TPN digunakan sebagai masukan suplemen oer oral bila larutan yang digunakan kurang
hipertonik disbanding larutan yang digunakan untuk TPN. Konsenstrasi dekstros diatas 10% tidak boleh
diberikan melalui vena perifer karena dapat mengiritasi intra vena kecil
2. Sentral
karena larutan TPN mempunyai lima atau enam kali konsentrasi darah dan melebihi tekanan osmotic kira-
kira 2000 mOsml. Oleh Karena itu untuk mencegah flebitis atau komplikasi vena lainnya larutan ini
diberikan ke dalam system sirkulasi melalui kateter yang dimasukkan ke dalam pembuluh darah besar
beraliran tinggi.
3. Atrial
adalah kateter atrial kanan eksternal yang dipasang melalui pembedahan, kateter ini dijahit di bawah kulit
pada vena subklavia.
Sumber : Buku Ajar Critical ill
01
Komplikasi Nutrisi Parenteral
Metabolic Overfeeding Gastrointestinal
• Hyperglycemia • Hepatic steatosis • Liver function
• Electrolyte • Hyperglycemia disorder
imbalance • Prerenal • Gastrointestinal
• Prerenal azotemia atropy
azotemia • Increased CO2
• Abnormal acid- production
basa balance • Respiratory
distress
syndrome
Kalbamin Kalbe Asam amino 10%, chloride. Kandungan per Pasien malnutrisi dan pasien dengan
liter: L-Leucine 6,17 g; L-Phenylalanine 4,69 keadaan stres metabolik yang meningkat
g; L-Methionine 1,76 g; L-Lysine 20,49 g (trauma, pembedahan).
(free base) (14,53 g); L-Isoleucine 3,45 g; L-
Valine 6,09 g; L-Histidine 6,82 g (free base)
(5,05 g); L-Threonine 2,12 g; L-Tryptophan
0,10 g; L-Arginine 6,99 g; Glycine 7,69 g
L-Proline 8,77 g; L-Serine 3,52 g; N-Acetyl-
L-Tyrosine 5,88 g (free base) (4,77 g); L-
Asparagine 6,55 g; Chloride 32,53 mmol
Total asam amino bebas 91,13 g; Asam;
amino esensial 47,79 g; Asam amino non-
esensial 43,34 g; Rasio AAE : AANE 1,1
Nitrogen 14,63 g; BCAA 17,2%; Osmolaritas
800 mOsm/L
Aminofusin Hepar Kalbe Tiap 1000 mL mengandung asam amino 5% Sebagai nutrisi parenteral esensial pada
dengan karbohidrat dan elektrolit. pasien dengan insufisiensi hepatik
kronik berat, seperti sirosis hati
terdekompensasi, pasien shunt dengan
sirosis hati, insufisensi hepatik akibat
penyebab lainnya (seperti metastasis
hati); kemungkinan juga dapat diberikan
pada pasien dengan hepatitis kronik.
MULTICHAMBER BAG
CLINIMIX Kalbe Tiap 1000 mL larutan infus Clinimix Larutan Clinimix memberikan sumber nitrogen
N9G15E mengandung glukosa 75 biologis (L-asam amino), energi (dalam bentuk
gram, asam amino 28 gram dan glukosa) dan elektrolit. Indikasi terapi sebagai
elektrolit. nutrisi parenteral adalah ketika pemberian per
oral atau enteral tidak memungkinkan, tidak
mencukupi atau menjadi suatu kontraindikasi.
Sumber : Nutrition therapy for critically ill patients across the Asia-Pacific andMiddle East regions: A consensus statement
01
1.Perhitungan Nutrisi Parenteral
1. Perhitungan tetesan infus Istilah yang sering digunakan dalam pemasangan infus :
1) Ggt = makrotetes
2) Mgtt = mikro tetes
3) Jumlah tetesan = banyanya tetesan dalam satu menit
Rumus tetap tetesan infus :
1. 1 gtt= 3 mgtt
2. 1 cc = 20 gtt 3. 1 cc = 60 mgtt
4. 1 kolf = 1 labu = 500 cc
5. 1 cc = 1 mL
6. mggt/menit = cc/jam
7. konversi dari gtt ke mgtt kali (x) 3
8. konversi dari mgtt ke gtt bagi (:) 3
9. 1 kolf atau 500 cc/ 24 jam = 7 gtt
10. 1 kolf atau 500 cc/24 jam = 21 mgtt
Sumber : Buku ajar Critical ill
1.Perhitungan Nutrisi Parenteral 01
11. volume tetesan infus yang masuk per jam infus set mikro ialah = jumlah tetesan X 1
12. volume tetesan infus yang masuk per jam infus set makro ialah = jumlah tetesan X 3 Rumus Dasar Perhitungan Rumus dasar
dalam hitungan
[22.49, 7/2/2023] Julfa: Daryani, D., Pramono, C., & Parwoso, P. (2021, May). Perbedaan Volume Residu Lambung Antara Metode Intermittent Feeding dan
Gravity Drip Dalam Pemberian Nutrisi Enteral Pasien Kritis Terpasang Ventilasi Mekanik. In Prosiding University Research Colloquium (pp. 1093-1102).[22.49,
7/2/2023] Julfa: Rennita, H., & Hamidi, N. S. (2020). Efektifitas Pemberian Nutrisi Enteral antara Metode Intermittent Feeding dengan Gravity Drip terhadap
Volume Residu Lambung pada Pasien Kritis di Ruangan ICU Aulia Hospital Pekanbaru. Jurnal Kesehatan Tambusai, 1(4), 24-33.
05
DAFTAR PUSTAKA
Santoso, Budi. 2020. TERAPI NUTRISI PASIEN DI INTENSIVE CARE UNIT (ICU)
Nutrition therapy for critically ill patients across the Asia-Pacific andMiddle East regions: A consensus statement
Makanan Enteral (Penatalaksanaan Makanan dengan Zonde atau Pipa) - RSUP dr. SOERADJI TIRTONEGORO (rsupsoeradji.id)
TERIMA KASIH