email: erawati281krgn@gmail.com
3 Dokter Spesialis Penyakit Dalam RS St. Elisabeth Semarang
email: penulis_2@cde.ac.id
ABSTRAK
Latar belakang : Prevalensi malnutrisi pada pasien stroke meningkat seiring dengan semakin lamanya pasien dirawat.
American Hearth Association (AHA) dan American Stroke Association (ASA) merekomendasikan pemberian nutrisi
enteral untuk pasien stroke baik dalam keadaan kritis maupun non kritis tanpa menekankan metode pemberiannya.
Adanya volume residu lambung mengurangi kebutuhan kalori pasien. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui
perbedaan volume residu lambung pada pemberian nutrisi enteral dengan metode bolus dan intermitten pada pasien
stroke di RS St. Elisabeth Semarang. Metode : Penelitian ini adalah penelitian observational analitik kuantitatif dengan
menggunakan desain cross sectional dengan pendekatan retrospektif. Pengambilan sampel menggunakan teknik simple
random sampling, sebanyak 60 responden yang telah memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi, menggunakan data rekam
medik bulan Agustus 2018 sampai dengan Januari 2019. Alat penelitian menggunakan lembar observasi. Analisa data
dilakukan secara univariat dan bivariat menggunakan uji statistik Mann-Whitney. Hasil : uji Mann-Whitney, p value =
0,001 (p < 0,05) menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan pada volume residu lambung pada pemberian nutrisi
enteral metode bolus dan intermittent pada pasien stroke. Kesimpulan : metode intermittent (rerata = 7,50) lebih efektif
dibandingkan dengan metode bolus (rerata = 30,50) dalam mencegah residu lambung pada pasien stroke. Pemberian
nutrisi enteral pada pasien stroke diharapkan menggunakan metode intermittent.
ABSTRACT
Background: The prevalence of malnutrition in stroke patients increases with the length of time the patient is treated.
The American Heart Association (AHA) and the American Stroke Association (ASA) recommend the provision of
enteral nutrition for stroke patients in both critical and non-critical conditions without emphasizing the method of
administration. The presence of gastric residual volume reduces the patient's caloric needs. The purpose of this study
was to determine differences in gastric residual volume in enteral nutrition using the bolus and intermittent methods in
stroke patients at St. Hospital. Elisabeth Semarang. Method: This research is a quantitative observational study using a
cross-sectional design with a retrospective approach. Sampling using a simple random sampling technique, as many as
60 respondents who met the inclusion and exclusion criteria, used medical record data from August 2018 to January
2019. The research tool used observation sheets. Data analysis was performed univariately and bivariate using the
Mann-Whitney statistical test. Results: Mann-Whitney test, p-value = 0.001 (p <0.05) showed a significant difference
in the volume of gastric residue in bolus and intermittent enteral nutrition in stroke patients. Conclusion: the
intermittent method (mean = 7.50) is more effective than the bolus method (mean = 30.50) in preventing gastric residue
in stroke patients. Providing enteral nutrition in stroke patients is expected to use the intermittent method.
70
Jurnal Manajemen Asuhan Keperawatan Vol. 4 No. 2 Juli 2020, Halaman 70 – 78 pISSN : 2356-3079
Prodi DIII Keperawatan Universitas Widya Husada Semarang eISSN : 2685-1946
dan dengan pemberian nutrisi 4-6 kali per hari Dua penelitian di Indonesia dengan desain
namun tergantung pada kebutuhan nutrisi Quasi eksperimental membuktikan adanya
pasien. Selama perawatan di Instalasi Rawat perbedaan volume residu lambung antara
Intensif perawat selalu menghindari yang diberikan nutrisi enteral sebanyak 250
penundaan pemberian nutrisi pada pasien, cc secara bolus selama 5-10 menit dan inter-
perawat selalu memposisikan pasien head up mittent selama 2 jam pada pasien kritis tanpa
300 dan memberikan nutrisi pada pasien adanya pengontrolan pada jenis diagnosa
sesuai dengan diit pasien. medisnya. Hasil penelitian didapatkan
Penelitian yang dilakukan oleh Gazzaneo volume residu secara bolus 0 ml – 35 ml
et.all (2011), menjelaskan bahwa pemberian sedangkan volume residu dengan metode
nutrisi melalui intermittent feeding terbukti intermittent 0 ml -16 ml19,20.
dapat me-ningkatkan fungsi otot lambung. Bagaimanapun, volume residu pada
Dengan fungsi otot lambung yang baik, maka kedua metode ini masih dalam batas normal,
nutrisi dapat ditoleransi oleh lambung14. yaitu < 20% dari jumlah nutrisi yang
Derajat toleransi lambung terhadap nutrisi diberikan.15 Namun, hal berbeda ditemukan
enteral dapat diketahui melalui volume residu dari hasil studi pendahuluan di RS Elisabeth
lambung15–17. pada 15 responden ditemukan volume residu
Pada ruang stroke dan ruang rawat inap RS lambung mencapai 200 ml dari volume nutrisi
St. Elisabeth Semarang, dalam pemberian enteral 200 ml yang diberikan dengan
nutrisi enteral pada pasien stroke masih pemberian metode bolus selama 4-10 menit,
menggunakan metode bolus. Pemberian sedangkan untuk metode intermittent selama
nutrisi enteral secara bolus, diberikan dengan 1 jam mencapai 30 cc setelah 4 jam
menggunakan spuit sonde atau feeding botol pemberian nutrisi enteral.
selama 4-10 menit, dan umumnya pasien Fenomena yang ditemukan di RS St.
diberi volume 240 ml dengan pemberian 3-6 Elisabeth Semarang, dalam pemberian nutrisi
kali per hari13. Hal ini akan mengakibatkan enteral pada pasien stroke, sebagian besar
cairan cepat masuk ke lambung dan langsung masih menggunakan metode bolus sehingga
terisi penuh. Volume lambung yang banyak penelitian ini diharapkan dapat memberikan
dapat menyebabkan isi lambung semakin gambaran metode pemberian nutrisi enteral
asam sehingga akan mempengaruhi pem- yang lebih efektif dalam meningkatkan
bukaan spingter pilorus, sehingga akan asupan nutrisi sesuai dengan kalori yang
meningkatkan volume residu lambung9,18. dibutuhkan pada pasien stroke. Sejauh ini
Pada penelitian ini akan melihat perbedaan peneliti juga belum mendapatkan justifikasi
volume residu lambung pada pemberian perbedaan volume residu lambung antara
nutrisi enteral dengan metode bolus dan yang diberikan secara bolus dan intermittent
intermitten pada pasien stroke. Perbedaan pada pasien stroke. Tujuan penelitian untuk
kedua metode ini adalah pada lamanya waktu mengetahui perbedaan jumlah volume residu
pemberian nutrisi enteral yang diberikan. lambung berdasarkan metode pemberian
Semakin cepat waktu pemberian nutrisi nutrisi enteral bolus dan intermittent pada
enteral maka lambung akan semakin cepat pasien stroke di Rumah Sakit St. Elisabeth
terisi penuh sehingga otot lambung harus Semarang.
bekerja lebih keras untuk melakukan
pengosongan lambung.
72
Jurnal Manajemen Asuhan Keperawatan Vol. 4 No. 2 Juli 2020, Halaman 70 – 78 pISSN : 2356-3079
Prodi DIII Keperawatan Universitas Widya Husada Semarang eISSN : 2685-1946
mengeksplorasi tingkat keparahan pasien dan perbedaan yang signifikan pada volume
penggunaan ventilasi mekanik pada pasien27. residu lambung berdasarkan metode
Ukuran diameter selang NGT dan pemberian nutrisi enteral bolus dan
viskositas cairan diberikan juga akan intermittent, dengan perbedaan median 10,00
mempengaruhi volume residu lambung yang ml.
dihasilkan. Bartlet Ellis (2015) dalam Hasil ini sejalan dengan hasil penelitian
penelitiannya yang berjudul “Examination of Sri Wisnu ( p value = 0,045) dan penelitian
Accuracy in the Assessment of Gastric Maria Ulfa (p value = 0,000) yang berarti ada
Residual Volume “ mengemukakan bahwa perbedaan yang signifikan antara volume
selang dengan diameter yang lebih besar akan residu lambung berdasarkan metode
menghasilkan volume residu yang lebih pemberian nutrisi enteral bolus dan
banyak. Sedangkan viskositas cairan yang intermittent, dengan volume residu lambung
lebih kental akan menurunkan volume residu metode bolus lebih besar dibandingkan
lambung. Begitu juga dengan cara dengan volume residu lambung metode
pengambilan residu lambung, pengambilan intermitten19,20.
dengan cara suctioning selama 5 menit akan Pemberian nutrisi enteral metode bolus
menghasilkan residu yang lebih banyak adalah metode pemberian nutrisi enteral
disbandingkan dengan menggunakan menggunakan syringe / spuit sesuai dengan
syringe29. bantuan gravitasi bumi. Diberikan dalam
Analisis Perbedaan Volume Residu waktu yang singkat, biasanya 4-10 menit
Lambung berdasarkan Metode Bolus dan dengan volume 240 ml. diberikan 3-6 kali per
Intermittent Pada Pasien Stroke di RS St. hari. Pada pemberian nutrisi enteral metode
Elisabeth Semarang bolus, nutrisi enteral akan secara cepat masuk
Tabel 3. Analisis Perbedaan Volume Residu
ke dalam lambung sehingga meng-akibatkan
Lambung antara metode bolus dan
intermittent pada pasien stroke di motilitas lambung menjadi lambat, isi
RS St. Elisabeth Semarang lambung semakin asam yang akan
Residu n Median SD *p value mempengaruhi pembukaan spincter pylorus,
Lambung
Bolus 30 10,00 ±43,318 juga akan menyebabkan distensi lambung
Intermittent 30 0,00 ±14,004 0,001
Total 60 yang akhirnya akan me-nyebabkan
*) Uji Mann-Whitney U pengosongan lambung men-jadi lambat dan
residu lambung menjadi lebih banyak30.
Tabel 3 menunjukkan hasil uji statistik
Pemberian nutrisi enteral metode
Mann-Whitney U, nilai p value = 0,001 (p <
intermittent adalah metode pemberian nutrisi
0,05). Dari nilai signifikasi tersebut, dapat
enteral menggunakan infuspump /
disimpulkan bahwa H0 ditolak dan H1
syringepump atau dengan metode drip
diterima, artinya ada perbedaan yang
gravitasi. Diberikan dalam waktu 20-60 menit
signifikan pada volume residu lambung
dengan volume 240-720 ml dan diberikan 4-6
berdasarkan metode pemberian nutrisi enteral
kali per hari tergantung pada kebutuhan
bolus dan intermittent pada pasien stroke,
nutrisi pasien13. Pemberian nutrisi enteral
dengan perbedaan median 10,00 ml.
secara bertahap akan memaksimalkan
Berdasarkan hasil penelitian didapatkan
motilitas lambung sehingga pengosongan
nilai p value = 0,001 (p < 0,05). Dari nilai
lambung akan lebih cepat.
signifikasi tersebut, dapat disimpulkan bahwa
Kecepatan pengosongan lambung
H0 ditolak dan H1 diterima, artinya ada
ditentukan oleh derajat aktivitas gelombang
75
Jurnal Manajemen Asuhan Keperawatan Vol. 4 No. 2 Juli 2020, Halaman 70 – 78 pISSN : 2356-3079
Prodi DIII Keperawatan Universitas Widya Husada Semarang eISSN : 2685-1946