Anda di halaman 1dari 23

TREN DA N ISU DALAM KEPERAWATAN GADAR

KRITIS

MGA PUTRA, M.KEP


Trend adalah hak yanag sangat mendaar dalam berbagai pendekatan analisa,
trend juga dapat didefenisikan salah satu gambaran ataupun informasi yang terjadi
pada saat ini yang biasanya sedang populer dimasyarakat.
Isu adalah sesuatu yang sedang dibicarakan oleh banyak orang namun masih
belum jelas faktanya atau buktinya.
Trend dan isu keperawatan adalah sesuatu yang sedang di bicarakan banyak
orang tentang praktek / mengenai keperawatan baik itu berdasarkan fakta maupun
tidak.
Pasien kritis adalah pasien yang secara fisiologis tidak stabil, sehingga mengalami
respon hipermetabolik kompleks terhadap trauma, sakit yang dialami akan mengubah
metabolisme tubuh, hormonal, imunologis dan homeostasis nutrisi. Pasien dengan sakit
kritis yang dirawat di ruang Intensive Care Unit (ICU) sebagian besar menghadapi
kematian, mengalami kegagalan multi organ, menggunakan ventilator, dan memerlukan
support tekhnologi.
 Faktor yg mempengaruhi trend issue keperawatan kritis
Faktor Hak-hak pasien
Faktor ilmu pengetahuan dan tekhnologi.
Faktor  sosial.
Faktor agama dan adat istiadat
Faktor kode etik
Trend dan Isu dalam Keperawatan Gawat Darurat

1. CPR / RJP
2. Tension Pneumothorax
3. Alur Basic Life Support
Salah satu hal penting yang harus diperhatikan adalah pemenuhan kebutuhan
nutrisi untuk melepas ketergantungan ventilator, mempercepat penyembuhan dan
memperpendek lama rawat. Namun selama ini, hal tersebut tidak banyak diperhatikan
karena yang menjadi fokus perawatan adalah mempertahankan homeostatis tubuh
Hampir semua pasien kritis mengalami anoreksia atau ketidakmampuan makan
karena penurunan kesadaran, pemberian sedasi, dan terintubasi. Pasien yang tidak dapat
makan atau tidak boleh makan harus tetap mendapat masukan nutrisi melalui cara
enteraldengan selang nasogastric (NGT) maupun selang oralgastrik (OGT) atau
cara parenteral (intravena) baik itu menggunakan vena central maupun perifer.
Survey yang dilakukan pada tahun 2011 di Inggris menunjukkan bahwa
terjadi
perubahan trend dalam penggunaan EN di ICU dan
peningkatan
pengurangan penggunaan PN terbukti dari 1286 pasien,707 pasien
menggunakanPN,
menggunakan EN, 274147
menggunakan EN dan PN dan 158 belum memperhatikan
nutrisi sesuai kebutuhan pasien
Pada pasien dengan kondisi kritis, pemberian nutrisi merupakan salah satu target
terapi anak yang dirawat di PICU, terutama anak yang sejak awal masuk mengalami gizi
kurang atau buruk. Untuk memenuhi kebutuhan nutrisi, klinisi harus memperhitungkan
kebutuhan energi beserta faktor stres yang menyertainya, perhitungan pemberian
makronutrien, mengutamakan jalur oral atau enteral, terutama apabila tidak ditemukan
kelainan saluran cerna.
Berbagai penelitian terkait pemberian nutrisi secara enteral dan parenteral pada
pasien
kritis telah dilakukan.Dalam perawatan terhadap penderita sakit kritis, nutrisi
banyak enteral
selalu menjadi pilihan pertama dan nutrisi parenteral menjadi alternatif berikutnya. Early EN
dan Late PN memiliki risiko komplikasi yang lebih rendah dan clinical outcome yang lebih baik
dibandingkan Late EN dan Early PN.
Perlu bahw pemberian nutrisi yang kuran
atau diperhatikan dari a pasien. Hampir semua pasien kriti g
lebih atau tidak
kebutuhan mampu
akan makan karena
merugikan penurunan pemberian
s mengalami
anoreksia melalui saluran nafas kesadaran, atas sehingga malnutrisi. Jika sedasi
support
terintubasi bagian
nutrisi diberikan menyebabkan
secara dini yaitu energi, protein dan nutrisi-nutrisi lain yang diperlukan mampu atau
mengoptimalkan sistem imun, meningkatkan penyembuhan luka, mengurangi risiko kematian
dan komplikasi serta memperpendek lama rawat, biaya dan waktu penyembuhan pasien di ICU
Terdapat selisih antara peresepan dan pemberian nutrisi yang disebabkan adanya
penyulit sehingga nutrisi enteral tidak dapat diberikan. Hal tersebut menyebabkan
underfeeding pada anak yang dirawat di PICU dan anak makin mengalami malnutrisi.
Untuk mencegah terjadinya malnutrisi pada anak yang dirawat di PICU, perhitungan
kebutuhan kalori, protein, dan lemak harus dilakukan secara cermat. Diperlukan
kerjasama antara klinisi, perawat, dietisien, dan farmasi dalam suatu tim asuhan nutrisi
pada pasien dengan kondisi kritis.
Terdapat selisih antara peresepan dan pemberian nutrisi yang disebabkan adanya
penyulit sehingga nutrisi enteral tidak dapat diberikan. Hal tersebut menyebabkan
underfeeding pada anak yang dirawat di PICU dan anak makin mengalami malnutrisi.
Untuk mencegah terjadinya malnutrisi pada anak yang dirawat di PICU, perhitungan
kebutuhan kalori, protein, dan lemak harus dilakukan secara cermat. Diperlukan
kerjasama antara klinisi, perawat, dietisien, dan farmasi dalam suatu tim asuhan nutrisi
pada pasien dengan kondisi kritis.
A: Overview of nutrition disorders and nutrition-related conditions
B: Diagnosis tree of malnutrition; from at risk for malnutrition, basic definition of malnutrition to etiology-based
diagnoses.
1. SIAPA SAJA YANG MEMERLUKAN TERAPI NUTRISI PADA PASIEN
DI CRITICAL CARE?

◾ Rekomendasi:Terapi nutrisi sebaiknya diberikan kepada pasien yang dirawat di ICU selama ≥ 48 jam

◾ Bukti ilmiah:
◾ Tidak ada penelitian yang secara langsung membahas efek durasi
pemberian terapi nutrisi pada outcomes pasien kritis (karena hal tsb tidak etis dilakukan).
◾ Penelitian menunjukkan bahwa batas waktu 48 jam dalam inisiasi terapi nutrisi awal memberikan outcome
yang lebih baik kepada pasien, tidak langsung memberikan terapi nutrisi pada pasien dapat mencegah
terjadinya re- feeding syndrome
2. BAGAIMANA MENGKAJI STATUS MALNUTRISI PADA PASIEN ICU?

◾ Rekomendasi: Penilaian klinis umum harus dilakukan untuk menilai malnutrisi di ICU. Penilaian dapat
mencakup anamnesis, laporan penurunan atau penurunan kinerja fisik sebelum masuk ICU, pemeriksaan fisik,
dan penilaian massa dan kekuatan otot,jika memungkinkan.
◾ Bukti ilmiah:
◾ IMT dan berat badan tidak akurat untuk mendefinisikan malnutrisi di ruang ICU karena perubahan BB di ICU
sulit dievaluasi karena dipengaruhi oleh pemberian terapi cairan dan kehilangan massa jaringan tubuh yang
cepat.
◾ Albumin bukan menjadi acuan pasien mengalami malnutrisi di ruang ICU, karena seringnya
hipoalbuminemia merupakan respon yang terjadi saat pasien mengalami inflamasi, bukan karena
malnutrisi
2. BAGAIMANA MENGKAJI C O N T’’

◾ Apa gold standard untuk menjadi acuan pengkajian status nutrisi pada pasin di ruang ICU?

◾ Hingga sekarang, ESPEN menyatakan BELUM ADA gold standar untuk menentukan status nutrisi pada pasien
ICU.
◾ Namun ada beberapa instrument yang dapat digunakan untuk mengkaji status nutrisi seperti instrument
NRS (Nutritional Risk Screening) dan SGA (Subjective Global Assessment), NUTRIC score
3. BAGAIMANA CARA SKRINING MALNUTRISI SELAMA
PASIEN DIRAWAT DI RUMAH SAKIT?

◾ Rekomendasi: Setiap pasien yang dalam kondisi kritis dan sudah ≥ 48 jam berada di ICU
sebaiknya dipertimbangkan sebagai pasien dengan resiko malnutrisi

◾ Bukti ilmiah:
◾ Pasien ICU diterima melalui ruang gawat darurat / ruang operasi/ dari bangsal rumah sakit. Beberapa dari
mereka kemungkinan besar mengalami kekurangan gizi karena kehilangan nafsu makan yang parah
sebelumnya, pada beberapa penyakit terjadi penurunan berat badan, pengurangan massa tubuh dan pasien
biasanya akan menerima terapi nutrisi. Itulah mengapa intervensi pemberian nutrisi perlu direncanakan
dengan hati-hati dan dipertimbangkan ditingkat yang sama dengan terapi lain yang mendukung fungsi organ di
ICU.
3. BAGAIMANA CARA SKRINING MALNUTRISI SELAMA
PASIEN DIRAWAT DI RUMAH SAKIT?

◾ Rekomendasi: Setiap pasien yang dalam kondisi kritis dan sudah ≥ 48 jam berada di ICU
sebaiknya dipertimbangkan sebagai pasien dengan resiko malnutrisi

◾ Bukti ilmiah:
◾ Pasien ICU diterima melalui ruang gawat darurat / ruang operasi/ dari bangsal rumah sakit. Beberapa dari
mereka kemungkinan besar mengalami kekurangan gizi karena kehilangan nafsu makan yang parah
sebelumnya, pada beberapa penyakit terjadi penurunan berat badan, pengurangan massa tubuh dan pasien
biasanya akan menerima terapi nutrisi. Itulah mengapa intervensi pemberian nutrisi perlu direncanakan
dengan hati-hati dan dipertimbangkan ditingkat yang sama dengan terapi lain yang mendukung fungsi organ di
ICU.
4. KAPA N TERAPI NUTRISI HARUS D IMULAI
DA N RUTE MANA YANG HARUS
D IGUNAKAN?

◾ Rekomendasi:
◾ Pasien kritis yang masih mampu untuk makan sebaiknya diberikan nutrisi secara oral dibandingkan
dengan enteral/parenteral
◾ Jika asupan oral tidak memungkinkan, pemberian nutrisi enteral dini (dalam 48 jam) harus dilakukan
◾ Jika asupan oral tidak memungkinkan, nutrisi enteral dini (dalam 48 jam) harus dilakukan daripada
pemberian nutrisi parenteral
◾ Pada kasus kontraindikasi oral dan enteral, nutrisi parenteral harus diterapkan dalam 3-7 hari
◾ Untuk menghindari overfeeding, nutrisi oral/parenteral sebaiknya hanya diberikan selama 3-7 hari saja
5. KAPAN NUTRISI PARENTERAL DAPAT DIBERIKAN PADA
PASIEN ICU?
◾ Rekomendasi:
◾ Pasien yang tidak daoat mentoleransi nutrisi enteral selama minggu pertama di ICU, sebaiknya dilakukan
inisiasi untuk memberikan nutrisi parenteral
◾ Nutrisi parenteral sebaiknya tidak diberikan sebelum usaha pemberian nutrisi enteral sudah dilakukan
secara maksimal

◾ Bukti ilmiah:
◾ Ketika pemberian nutrisi enteral belum memenuhi kebutuhan energy pasien (dibawah 60%) dalam 3 hari
setelah masuk ke ICU, suplemen nutrisi parenteral dapat diberikan untuk memenuhi 100% kebutuhan
energy pasien
◾ W aktu terbaik dalam pemberian nutrisi parenteral masih belum ada bukti yang jelas
9.TERAPI NUTRISI PADA KONDISI KHUSUS CONT’’

B. Nutrisi enteral dini dapat diberikan pada pasien dengan kondisi:


- Pasien dengan traumatic brain injury
- Pasien stroke
- Pasien dengan spinal cord injury
- Pasien dengan pankreatitis akut
- Pasien setelah operasi GI
- Pasien dengan trauma abdomen yang sudah mengalami perbaikan kondisi pada GI
tract
TE RIMAK A SI H

Anda mungkin juga menyukai