massif, reseksi kolon, fistula, dan pasien sudah dirawat selama 3-7 hari. Pada
minggu pertama di ICU sebaiknya tidak mengggunakan lemak, namin penggunaan
asam lemak omega-3 masih boleh diberikan. Penelitian lain juga mendukung
penambahan pemberian glutamin untuk meningkatkan toleransi pasien terhadap
nutrisi yang diberikan.
3. Komplikasi dan Clinical Outcome
Nutrisi Enteral (EN) memmiliki komplikasi yang lebih rendah dibandingkan
parenteral nutrisi. Beberapa komplikasi yang terjadi pada pemberian nutrisi PN yaitu
pneumothorax, hiperglikemia, bleeding, dan thrombus pada pemasangan Central
Venus cathether (CVC). Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian PN
dapat menurunkan risiko kematian sebesar 0,51% dibandingkan melalui EN. Risiko
kematian dapat diturunkan sebesar 0,71% dengan penambahan E 1000 kal dan
0,84% dengan pemberian protein 30 gr/hr. Komplikasi lainnya adalah infeksi,
penelitian lain menunjukkan bahwa kasus infeksi lebih banyak secara PN
dibandingkan EN 84 : 60. Clinical outcome dapat dinilai dari status nutrisi pasien
kritis adalah kematian, lama rawat di ICU, dan lamanya menggunakan ventilator.
4. Waktu Pemberian
Jenis
Nutrisi
Enteral
Parenteral
Waktu Pemberian
Early Enteral
(EEN)
Late Enteral
(LEN)
Early Parenteral
(EPN)
Late Parenteral
(LPN)
Keterangan
5. Nutrisi Untuk Pasien Surgical dan Medikal (Bedah dan Non Bedah)
Penggunaan EN lebih banyak digunakan pada medikal pasien di ICU (53%),
sedangkan penggunaan PN lebih banyak pada surgical (76%), serta penggunaan
keduanya sebanyak 5 pasien medikal dan 3 pasien surgical. Penelitian menunjukkan
bahwa pasien traumatic brain injury tidak toleran dengan pemberian nutrisi enteral
karena 75% pasien mengalami volume residu lambung yang tinggi. Oleh karena itu
dianjurkan pemberian NE pada untuk kasus pasien kritis non bedah dan pemberian
PN untuk kasus kritis bedah.