Anda di halaman 1dari 2

RESUME JURNAL CRITICAL ILL:

Perbandingan Enteral dan Parenteral Nutrisi Pada Pasien Kritis


Pasien kritis adalah pasien yang secara fisiologis tidak stabil, sehingga mengalami
respon hipermetabolik kompleks terhadap trauma, sakit yang dialami akan mengubah
metabolisme tubuh, hormonal, imunologis dan homeostatisis nutrisi. Hampir semua pasien
kritis mengalami anoreksia dan ketidakmampuan makan karena penurunan kesadaran,
pemberian sedasi, dan terintubasi. Pasien yang tidak dapat makan atau tidak boleh makan
harus tetap mendapat masukan nutrisi melalui cara enteral dengan selang nasogastrik (NGT)
maupun selang oral gastrik (OGT) atau cara parenteral (intavena) baik itu menggunakan vena
sentral maupun perifer.
Metode jurnal ini adalah telah dilakukan review terhadap 19 hasil penelitian yang
diterbitkan sejak tahun 2009 2013 yang diperoleh dari database jurnal CINAHL, EBSCO,
Proquest, dan google scholar dengan menggunakan kata kunci enteral nutrition, parenteral
nutrition, ICU, critical ill patients.
1. Nutrisi Enteral
Nutrisi enteral adalah nutrisi yang diberikan pada pasien yang tdiak dapat
memenuhi kebutuhan nutrisinya melalui rute oeal, formula nutrisi diberikan melalui
tube ke dalam lambung (gastric tube), nasogastrik tube (NGT), atau jejunum dapat
secara manual maupun dengan bantuan pompa mesin (gastrostomy dan jejunum
percutaneous).
Teknik pemasangan selang :
- Nasogastrik
- Nasoduodenum
- Nasojejunum
- PEG (Percutaneous Endoscopic Gastrotomy)
- Laparoskopi jejunustomi atau gastrojejunustomy
Metode pemberian enteral :
a. Gravity drip
Pemberian menggunakan corong yang disambungkan ke selang nasogastric
dengan kecepatan mengikuti gaya gravitasi.
b. Intermittent feeding
Pemberian nutrisi secara bertahap yang diatur kecepatannya menggunakan
syringe pump.
Nutrisi enteral sebaiknya diberikan pada semua pasien kritis kecuali pasien
mengalami distensi abdomen, perdarahan gastrointestinal, diare dan muntah.
2. Nutrisi Parenteral
Nutrisi parenteral (PN) adalah suatu bentuk pemberian nutrisi yang diberikan
langsung melalui pembuluh darah tanpa melalui saluran pencernaan. Nutrisi
parenteral diberikan bila asupan nutrisi enteral tidak dapat memenuhi kebutuhan
pasien dan tidak dapat diberikan dengan baik, diberikan pada kondisi reseksi usus

massif, reseksi kolon, fistula, dan pasien sudah dirawat selama 3-7 hari. Pada
minggu pertama di ICU sebaiknya tidak mengggunakan lemak, namin penggunaan
asam lemak omega-3 masih boleh diberikan. Penelitian lain juga mendukung
penambahan pemberian glutamin untuk meningkatkan toleransi pasien terhadap
nutrisi yang diberikan.
3. Komplikasi dan Clinical Outcome
Nutrisi Enteral (EN) memmiliki komplikasi yang lebih rendah dibandingkan
parenteral nutrisi. Beberapa komplikasi yang terjadi pada pemberian nutrisi PN yaitu
pneumothorax, hiperglikemia, bleeding, dan thrombus pada pemasangan Central
Venus cathether (CVC). Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian PN
dapat menurunkan risiko kematian sebesar 0,51% dibandingkan melalui EN. Risiko
kematian dapat diturunkan sebesar 0,71% dengan penambahan E 1000 kal dan
0,84% dengan pemberian protein 30 gr/hr. Komplikasi lainnya adalah infeksi,
penelitian lain menunjukkan bahwa kasus infeksi lebih banyak secara PN
dibandingkan EN 84 : 60. Clinical outcome dapat dinilai dari status nutrisi pasien
kritis adalah kematian, lama rawat di ICU, dan lamanya menggunakan ventilator.
4. Waktu Pemberian
Jenis
Nutrisi
Enteral

Parenteral

Waktu Pemberian
Early Enteral
(EEN)
Late Enteral
(LEN)
Early Parenteral
(EPN)
Late Parenteral
(LPN)

Keterangan

Nutrition Dimulai sejak pasien masuk ICU hingga 24


jam pertama
Nutrition Dimulai setelah 3 hari pasien dirawat di ICU
Nutrition Sejak pasien masuk ICU hingga 24 jam
pertama
Nutrition Dimulai setelah pasien dirawat 8 hari di ICU

5. Nutrisi Untuk Pasien Surgical dan Medikal (Bedah dan Non Bedah)
Penggunaan EN lebih banyak digunakan pada medikal pasien di ICU (53%),
sedangkan penggunaan PN lebih banyak pada surgical (76%), serta penggunaan
keduanya sebanyak 5 pasien medikal dan 3 pasien surgical. Penelitian menunjukkan
bahwa pasien traumatic brain injury tidak toleran dengan pemberian nutrisi enteral
karena 75% pasien mengalami volume residu lambung yang tinggi. Oleh karena itu
dianjurkan pemberian NE pada untuk kasus pasien kritis non bedah dan pemberian
PN untuk kasus kritis bedah.

Anda mungkin juga menyukai