Nutrisi enteral dan parenteral untuk pasien sakit kritis memiliki banyak
keuntungan. Nutrisi parenteral, yaitu pemberian nutrisi, obat-obatan, atau cairan
secara intravena, dapat membantu penderita disfungsi pencernaan, seperti:
Pasien dengan malabsorpsi atau operasi saluran cerna baru-baru ini. Selain itu,
nutrisi enteral melalui nasogastrik pada pasien sakit kritis dapat mencegah atrofi
mukosa, mempertahankan integritas mikrobiota usus, dan mempertahankan
kompetensi imun. Aliran darah ke saluran cerna dapat ditingkatkan, sehingga
menurunkan angka kematian pasien ke tingkat yang lebih rendah (Kresnoadi E.
2013).
1) Formula polimerik, yaitu formula dengan komposisi zat gizi makro (protein,
lemak, karbohidrat) dalam bentuk utuh/intak. Kandungan energi 1-2 kkal/ml,
dan pada umumnya bebas laktosa.Formula enteral dengan densitas energi yang
tinggi (1,5 – 2 kkal/ml) diperlukan bagi pasien yang membutuhkan
pembatasan cairan seperti paseian gangguan jantung, gangguan paru – paru,
gangguan hati/liver, gangguan ginjal, dan pasien yang tidak mampu menerima
makanan dalam volume tertentu (Mahan&Raymond, 2017). Formula ini dapat
dikelompokkan lagi menjadi formula standar dewasa, formula standar anak,
dan formula khusus untuk penyakit tertentu seperti formula DM, formula
rendah protein, dll
2) Formula elemental (monomeric)/ semi- elemental (oligomeric), yaitu formula
dengan komposisi zat gizi dalam bentuk sederhana (mudah serap) terdiri dari
asam amino tunggal, glucose polymers, rendah lemak 2-3% dari kalori terdiri
dari LCT (long chain triglycerides). Formula semi-elemental terdiri dari
peptida, gula sederhana, MCT (medium chaintriglycerides). 3) Formula
blenderized, yaitu formula yang dibuat dengan menghaluskan makanan
menjadi bentuk cair sehingga bisa masuk melalui pipa Naso Gastric Tube
(NGT). Mengandung zat gizi lengkap seperti diet via oral, lebih murah, namun
tidak dapat diberikan kepada pasien dengan immunocompromised, pasien
yang menggunakan jejunostomy, tidak dapat masuk pada pipa NGT ukuran <
10 French dan pasien dengan multialergi makanan. (Mahan & Raymond,
2019).
3) Formula Blenderized juga dikenal dengan Domiciliary Enteral Nutrition
Theraphy (DENT). Formula ini lebih murah dibandingkan dengan formula
polimerik dan formula elemental karena terbuat dari bahan makanan
konvensional yang biasa digunakan di rumah. Sehingga lebih mudah diterima,
lebih nyaman, dan dapat meningkatkan kualitas hidup pasien.Selain itu
formula blenderized dapat meningkatkan toleransi dalam pemberian makan
dan mengurangi komplikasi gastrointestinal (Bobo, 2016). Akan tetapi
karakteristik fisik dan kimiawi formula enteral tetap harus diperhatikan karena
sangat berpengaruh langsung terhadap aliran formula di dalam selang
4) Thickened Enteral Formula (TEF) Dari hasil pengkajian mengenai efek
samping pemberian formula enteral, saat ini di Jepang mulai mengembangkan
Thickened Enteral Formula (TEF), yaitu formula enteral yang viskositasnya
secara sengaja ditingkatkan dengan menambahkan bahan pengental.
Tujuannya adalah untuk mencegah komplikasi terkait pemberian komplikasi
dalam pemberian formula enteral seperti diare, mual, muntah, dan
Gastroesophageal Reflux (GER). TEFcocok digunakan oleh pasien yang
sudah lama menjalani terapi nutrisi enteral baik di rumah sakit maupun di
rumah. Viskositas TEF berkisar antara 9 – 20 cP. Beberapa penelitian
melaporkan adanya hubungan antara viskositas formula enteral dengan
mekanisme pengosongan lambung dimana formula dengan viskositas >16 cP
dapat memperlambat pengosongan lambung (Wawang, 2018).
2.3 Metode Pemberian
Metode pemberian formula enteral ditentukan berdasarkan kondisi klinis
pasien (Mahan & Raymond, 2017), terdiri dari :
Keterangan
: tidak di teliti
`
: di teliti
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Kerangka Konsep
Kerangka konsep penelitian merupakan suatu cara yang digunakan untuk menjelaskan
hubungan atau kaitan antara variabel yang akan diteliti (Notoatmodjo, 2018, p. 83). Pada
penelitian ini, peneliti akan meneliti Gambaran Pemberian Nutrisi Enteral Pada Pasien Di
Intensive Care Unit (ICU) RSUD RA. Kartini Jeapara
𝑑2
Keterangan :
n = Besar sample
q = 1-p Z1-a/2 = stastistik Z pada distribusi normal, pada tingkat kemaknaanalfa 0,05
(1,96) dengan derajat kemaknaan 95%
d = presisi absolut yang diinginkan (misal 5%)
𝑁
atau rumus Slovin : n =
𝑛.𝑑2+1
Miles dan Huberman mengemukakan bahwa aktivitas dalam dalam sebuah analisis
data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung terus menerus sampai tuntas.
Berikut beberapa komponen dan langkah-langkah dalam analisis data kualitatif yaitu:
Reduksi data yaitu merangkum, memilah dan memilih hal-hal pokok serta
memfokuskan pada hal-hal yang penting dari sekian banyak data yang telah
dikumpulkan di lapangan. Dengan demikian data yang telah direduksi akan dapat
memberikan gambaran yang yang lebih jelas dan dapat mempermudah peneliti
untuk mengumpulkan data selanjutnya.
3. Penyajian Data (Data Display)
Penyajian data dilakukan dalam bentuk uraian singkat, flowchart, tabel, hubungan
antar kategori dan sebagainya yang bersifat naratif. Dengan menyajikan data hasil
penelitian secara menyeluruh maka akan mempermudah peneliti dalam
merencanakan tindakan selanjutnya sesuai dengan data yang diperoleh di
lapangan berdasarkan apa yang telah dipahami.
Akhtar, N., Khan, M. S., Mahmood, T., Khan, H. M. S., Iqbal, M., dan Bashir, S.2018. Formulation
Development and Moiturising Effects of a Topical.
Amylase and Thickener to Blenderized Rice Provides Suitable Viscosity for Use in
Nutritional Support. J Nutri Health. Vol 2 (1).
Hellena Delli. (2018). Hubungan antara Status Nutrisi dan Penggunaan Alat. Bantu Nafas
pada Pasien di ICU. Jurnal Ilmiah Keperawatan.
Mahan, L., & Raymond, J. (2019). Krause's Food & the Nutrition Care Process (14th Edition
ed.). Canada: Elsevier.
Peraturan Kementerian Kesehatan Indonesia
unik/contoh-hipotesis-penelitian-kuantitatif-1vhGOu0wFqC
Rumah Sakit Kasih Bunda Jaya (21 Oktober 2021).SOP Pemberian Nutrisi Enteral.
Masturoh, Imas & Nauri Anggita. 2018. Metodologi Penlitian Kesehatan. Jakarta: Kementrian
Kesehatan Republik Indonesia
Zuhriana K. Yusuf, Asriyanto Rahman. (Januari 2019) . Pengaruh Stimulasi Al-Qur'an Terhadap
Puguh Ika Listyorini & Via Lili Aurista ( September 2019). TREND INDIKATOR PELAYANAN