A. Sectio Caesarea
2. Patofisiologi
2. Pathway
Gambar 2.1
Pathway Pada Pasien Post Operasi Sectio Caesarea
Kelainan atau hambatan selama hamil dan proses persalinan
Merangsang
pengeluaran histamin Defisit
perawatan diri
Nyeri akut
Konstipas
Gangguan pola
(Mitayani, 2011)
tidur
3. Komplikasi
Menurut (Kristiyanasari, 2010) komplikasi yang dapat terjadi pada
pasien post Sectio Caesarea adalah :
a. Infeksi Puerperalis. Komplikasi ini bersifat ringan, seperti
kenaikan suhu selama beberapa hari dalam masa nifas dapat juga
bersifat berat, misalnya peritonitis, sepsis dan lain-lain.
b. Perdarahan. Perdarahan banyak bisa timbul pada waktu
pembedahan jika cabang arteri uterina ikut terbuka atau karena
atonia uteri.
c. Komplikasi-komplikasi lain seperti luka kandung kemih dan
embolisme paru-paru.
d. Suatu komplikasi yang baru kemudian tampak ialah kurang
kuatnya perut pada dinding uterus sehingga pada kehamilan
berikutnya bisa terjadi ruptura uteri. Kemungkinan hal ini lebih
banyak ditemukan sesudah Sectio Caesarea klasik.
4. Pemeriksaan penunjang
Pemantauan janin terhadap kesehatan janin, pemantauan EKG,
elektrolit, hemoglobin / Hematokrit, golongan darah, urinalis,
pemeriksaan sinar x sesuai indikasi, ultrasound sesuai pesanan.
(Kristiyanasari, 2010)
B. Proses Keperawatan Sectio Caesarea
1. Pengkajian
2. Diagnosa Keperawatan
Tabel 2.1
Diagnosa Keperawatan Pada Pasien Post Operasi Sectio Caesarea
Menurut Standar Keperawatan Indonesia (2017)
No Data Diagnosa NANDA Diagnosa SDKI
1 2 3 4
1 Nyeri akibat luka Nyeri akut Nyeri akut
Pembedahan
2 Kelemahan dan sulit Hambatan Gangguan
menggerakkan mobilitas fisik mobilitas fisik
Ekstremitas
3 kelemahan pada Konstipasi Konstipasi
abdomen motilitas
cerna mengalami
penurunan.
4 Sering terbangun saat Gangguan pola Gangguan pola
tidur tidur tidur
5 Kelemahan fisik Defisit perawatan Defisit
diri perawatan diri
6 Kemerahan Risiko infeksi Risiko infeksi
3. Rencana Keperawatan
Rencana keperawatan adalah pedoman tertulis untuk perawatan klien.
Rencana perawatan terorganisasi sehingga setiap perawat dapat dengan
cepat mengidentifikasi tindakan keperawatan yang diberikan
(Mitayani, 2011).
Rencana keperawatan pada kasus post operasi Sectio Caesarea
terdapat pada tabel 2.2.
Tabel 2.2
Rencana Keperawatan Pada Pasien Post Operasi Sectio Caesarea
Diagnosa
Rencana Tujuan (Outcome) Rencana Intervensi
Keperawatan
1 2 3
Nyeri Akut Tingkat nyeri Menejemen Nyeri
- Tidak ada nyeri yang di - Identifikasi lokasi, karakteristik,durasi,
laporkan frekuensi, kualitas, intensitas nyeri
- Tidak ada ekspresi nyeri - Identifikasi faktor yang memperberat nyeri
wajah - Berikan terapi komplementer untuk
- Klien dapat beristirahat mengurangi rasa nyeri (kompres hangat dan
- Klien tidak lagi menggosok terapi musik)
area yang terkena dampak - Fasilitasi istirahat dan tidur
- Tekanan darah dalam rentan - Ajarkan terapi komplementer untuk
normal mengurangi nyeri (relaksasi nafas dalam)
- Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian
analgesik
Gangguan Mobilitas Fisik Pergerakan Edukasi mobilisasi
- Keseimbangan klien tidak - Periksa tekanan darah, nadi, pernafasan,
terganggu kesiapan, dan kontra indikasi mobilisasi
- Mampu bergerak dengan - Demonstrasikan cara mobilisasi pasien di
mudah tempat tidur meliputi posisi klien di geser
1 2 3
- Gerakan otot dan gerakan - ke arah berlawanan dari arah posisi yang akan
sendi normal dimiringkan, teknik-teknik memiringkan,
- Cara berjalan tidak lagi penempatan posisi bantal sebagai penyangga
terganggu - Instruksikan klien dan keluarga untuk
mendemonstrasikan kembali mobilisasi miring
kanan, miring kiri, latihan rentang gerak sesuai
yang telah di demonstrasikan
5. Evaluasi
Evaluasi merupakan hasil perkembangan ibu dan berpedoman kepada
hasil dan tujuan yang hendak di capai didefinisikan sebagai keputusan
dari efektifitas asuhan keperawatan antara dasar tujuan keperawatan klien
yang telah ditetapkan dengan respon prilaku klien yang tampil (Mitayani,
2011).