Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN PENDAHULUAN

PEMENUHAN KEBUTUHAN DASAR MANUSIA PERSONAL HYGIENE DAN


NYERI
DI RUANG KENANGA RUMAH SAKIT H. SOEWONDO KENDAL
Asuhan keperawatan ini dibuat untuk memenuhi praktik KDP profesi ners
Dosen Pembimbing: Ns. Yuni Puji Widiastuti, M.Kep

Disusun Oleh:
Maskanah
SK.321.030

Program Pendidikan Profesi Ners


Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kendal
2021/2022
LAPORAN PENDAHULUAN
ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN GANGGUAN PERSONAL
HYGIENE DAN NYERI

A. PENGERTIAN
a. Definisi Personal Hygiene
Personal hygiene berasal dari bahasa yunani yakni personal artinya perorangan
dan hygiene artinya sehat. Seseorang yang upaya dalam memelihara kebersihan
dan kesehatan dirinya untuk memperoleh kesejahteraan fisik dan psikologis
disebut personal hygiene (Ernawati, 2012).
Personal Hygiene berasal dari bahasa yunani yang berarti Personal
yang artinya perorangan dan Hygiene berarti sehat. Personal Hygiene adalah suatu
tindakan untuk memelihara kebersihan dan kesehatan seseorang untuk
kesejahteraan fisik dan psikis (Wartonah, 2004).
Personal Hygiene adalah salah satu kemampuan dasar manusia dalam
memenuhi kebutuhannya guna mempertahankan kehidupannya, kesehatan dan
kesejahteraan sesuai dengan kondisi kesehatannya, klien dinyatakan terganggu
keperawatan dirinya jika tidak dapat melakukan perawatan diri (Direja, 2011)
b. Definisi nyeri
Nyeri merupakan sensasi yang unik, universal dan bersifat individual sebagai
suatu sensasi yang tidak menyenangkan baik secara sensori dan emosional
berhubungan adanya kerusakan jaringan atau faktor lain (Asmida, 2008).
Nyeri adalah pengalaman sensori dan emosional yang tidak menyenangkan
akibat dari kerusakan jaringan yang aktual atau potensial. Nyeri adalah alasan
utama seseorang untuk mencari bantuan perawatan kesehatan. Nyeri terjadi
bersama banyak proses penyakit atau bersamaan dengan beberapa pemeriksaan
diagnostik atau pengobatan. Nyeri sangat mengganggudan menyulitkan lebih
banyak orang dibanding suatu penyakit manapun (Smeltzer, 2001)
Nyeri didefinisikan sebagai suatu keadaan yang mempengaruhi seseorang dan
ekstensinyadiketahui bila seseorang pernah mengalaminya (Tamsuri, 2007)

B. FISIOLOGI
1. Kulit
Kulit merupakan bagian penting dari tubuh untuk melindungi tubuh dari berbagai
kuman atau trauma. Kulit dibagi menjadi tiga lapisan yaitu:
a. Lapisan epidermis (lapisan utama): lapisan kulit tipis untuk melindungi
jaringan terhadap kehilangan cairan dan kimia dan untuk mencegah masuknya
mikroorganisme yang memproduksi penyakit. Terdiri dari stratum korneum,
lusidum dan granulosum.
b. Lapisan dermis: lapisan kulit tebal terdiri dari ikatan kolegen dan serabut
elastik untuk menudukung epidermis. Terdiri atas ujung saraf sensorik,
kelenjar keringat.
c. Lapisan jaringan subkutan terdiri dari pembuluh darah, saraf, limfe jaringan
penyambung halus (sel-sel lemak).
 Pada kulit terdapat ujung-ujung syaraf yang berfungsi sebagai reseptor yaitu:
a. RasaDingin    : Organ dari krause
b. Rasa Panas    : Organ dari ruffini
c. Rasa Raba     : Benda-benda dari meissners
d. Rasa Tekan   : Benda-benda dari pacini
e. Rasa Nyeri    : Ujung saraf bebas
Fungsi Kulit yaitu:
a. Melindungi tubuh
b. Pengaturan suhu tubuh
c. Indera peraba
d. Sebagai alat ekresi
e. Pengatur keseimbangan
2. Mata
Organ penglihatan yang mendeteksi cahaya, yang dilakukan untuk mengetahui
apakah lingkungan sekitarnya terang atau gelap disebut mata. Mata memiliki
berbagai organ seperti:
a. Superior rectusmuscle: otot mata bagian atas yang berfungsi menggerakan
mata kita keatas.
b. Sclera: bagian pelindung mata yang berwarna putih di bagian luar bola mata.
c. Iris: pigmen yang kita bisa melihat warna cokelat atau hitam atau warna biru
jika orang Eropa.
d. Lensa: media refraksi untuk bisa kita melihat.
e. Kornea: kubah transparan agak pipih yang membentuk sepernam bagian
anterior dinding dan tidak memiliki suplai darah.
f. Conjunctiva: lapisan tipis bening yang menghubungkan sklea dan kornea.
g. Retina: lapisan yang akan menerima sinar yang di terima oleh mata kita.
3. Telinga
Sebuah organ yang mampu mendeteksi atau mengenal suara disebut telinga.
Telinga terdiri atas 3 bagian, yaitu:
a. Telinga Luar: daun telinga dan liang telinga.
b. Telinga Tengah: tulang landasan (incus), gendang telinga (membran timpani),
malleus (tulang martil), tulang sanggurdi (stapes) dan saluran eustachius.
c. Telinga Dalam: skala timpani, rtngkap oval, tingkap bulat, rumah siput
(koklea) dan labirin osea.
4. Hidung
Panca indra yang berfungsi sebagai indra pembau adalah hidung. Fungsi Hidung
sebagai menghangatkan udara, penyaring udara masuk, saluran udara pernapasan
dan membunuh kuman oleh leukosit yang terdapat pada selaput lendir.
5. Mulut dan gigi
Bertugas dalam proses perncernaan makanan yaitu disebut mulut. Berfungsi untuk
menghancurkan makanan sehingga ukurannya cukup kecil untuk dapat ditelan ke
dalam perut. Makanan dapat halus karena di dalam mulut terdapat gigi dan lidah.
Bagian dalam mulut terdiri dari gigi, langit-langt lunak, uvula, tonsil (amandel).
6. Rambut
Bagian tubuh yang berfungsi sebagai poteksi serta pengantar suhu disebut rambut.
Bagian rambut terdiri atas bagian batang, akar rambut, sarung kar, folikel rambut
serta kelenjar sabase.
7. Tangan, kaki dan kuku
Tangan adalah dari siku sampai ujung jari. Kaki adalah bagian luar yang komples
dalam tubuh. Kuku adalah penutup dan pelindung ujung jari tangan dan kaki
sensitif daya sentuh..
8. Genetalia
a. Pria: alat reproduksi pada pria terdiri atas sepasang testis, saluran kelamin,
kelenjar tambahan dan penis. Testis: kelenjar kelamin yang berfungsi sebagai
penghasil sperma dan hormon testosteron.
b. Wanita: alat reproduksi pada wanita terdiri atas sepasang ovarium (indung
telur) yang terletak pada rongga perut, saluran telur (oviduk / tuba falopi),
uterus atau rahim, vagina dan organ kelamin bagian luar.

(Ernawati, 2012

C. NILI-NILAI NORMAL
a. Nilai- nilai normal hygiene

Kulit kering, hangat, mempunyai turgor


yang bagus (apabila kulit ditekan maka
akan kembali seperti semula dengan
cepat), warna kulit  light pink atau
warna gading sampai ruddy pink, dari
coklet terang ke coklat gelap
Kaki, tangan, dan kuku Toes  straight (lurus) dan flat.
Kulit ari  lembut, utuh, tidak ada
inflamasi.
Kuku  transparan, lembut, bulat
lepat, konveks, sudut nail bed
160o kuku pada kaki dan jempol
lebih keras dan tebal

Rambut Rambut   panjang, kesat, liat, kecil,


lembut
Rongga mulut Bibir  pink, lembab, simetris, dan
lembut
Mukosa mulut, gigi, dan gigi  gigi
normal (lembut, putih, cdan shiny),
membrane mukosa (pinkish red,
lembut, dan lembab), mukosa
(berkilau, pink, lembut, lembab,
lunak), gusi (pink, lembut, lembab)
Lidah dan mulut dasar  lidah
(medium atau merah tumpul, lembab,
agak kasar pada permukaan atas dan
lembut sepanjang garis tepi marginal),
daeral ventral (pink dan lembut)
Palate  light pink dan lembut
Mata, hidung, telinga Mata  konjungtiva (transparan),
kornea (transparan, shiny, dan lembut),
alis mata (simetris)
Telinga  ear canal (berliku dan
sepanjang 2.5 cm).
Genetelia Genetelia pria: ukuran, bentuk penis,
testis, warna, tekstur kulit skrotum, dan
serta distribusi rambut pubis.
Genetelia wanita: kulit perineum halus,
bersih dan sedikit gelap, membran
mukosa tampak lebih muda dan
lembab, labia dapat membuka dan
menutup dan simetris.

(Ernawati, 2012).

b. Nilai-nilai normal nyeri


Provoking Accident: faktor pencetus nyeri
Quality: sifat nyeri atau kualitas nyeri seperti ditusuk-tusuk, tajam seperti terkena
api.
Region: letak atau lokasi nyeri
Skala: skala ringan 1-3, skala sedang 4-6, skala berat 7-9, skala sangat berat 10
Time: sifat akut, subakut, perlahan atau bertahap, bersifat hilang timbul.
(Asmida, 2008).

D. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI


Faktor-faktor yang Mempengaruhi Personal Hygiene
1. Body image
Gambaran individu terhadap dirinya sangat mempengaruhi kebersihan diri
misalnya karena adanya perubahan fisik sehingga individu tidak peduli terhadap
kebersihannya.
2. Praktik sosial
Pada anak-anak selalu dimanja dalam kebersihan diri, maka kemungkinan akan
terjadi perubahan pola Personal Hygiene
3. Status sosial-ekonomi
Personal Hygiene memerlukan alat dan bahan seperti sabun, pasta gigi, sikat gigi,
sampo, alat mandi yang semuanya memerlukan uang untuk menyediakannya
4. Pengetahuan
Pengetahuan Personal Hygiene sangat penting karena pengetahuan yang baik
dapat meningkatkan kesehatan. Misalnya pada pasien penderita DM ia harus
menjaga kebersihan kakinya.
5. Budaya
Di sebagian masyarakat jika individu sakit tertentu maka tidak boleh dimandikan.
6. Kebiasaan seseorang
Ada kebiasaan seseorang yang menggunakan produk tertentu dalam perawatan
dirinya seperti penggunaan sabun, sampo, dan lain-lain.
7. Kondisi fisik
Pada keadaan sakit tertentu kemampuan untuk merawat diri berkurang dan perlu
bantuan untuk melakukannya
Faktor yang mempengaruhi nyeri
1. Usia. Usia dalam hal ini merupakan variabel yang penting yang mempengaruhi
nyeri terutama pada anak dan orang dewasa. Perbedaan perkembangan yang
ditemukan antara kedua kelompok umur ini dapat mempengaruhi bagaimana anak
dan orang dewasa bereaksi terhadap nyeri. Anak-anak kesulitan untuk memahami
nyeri dan beranggapan kalau apa yang dilakukan perawat dapat menyebabkan
nyeri. Anak-anak yang belum mempunyai kosakata yang banyak, mempunyai
kesulitan mendeskripsikan secara verbal dan mengekspresikan nyeri kepada orang
tua atau perawat. Anak belum bisa mengungkapkan nyeri, sehingga perawat harus
mengkaji respon nyeri pada anak. Pada orang dewasa kadang melaporkan nyeri
jika sudah patologis dan mengalami kerusakan fungsi (Tamsuri, 2007).
2. Jenis Kelamin. Faktor jenis kelamin ini dalam hubungannya dengan faktor yang
mempengaruhi nyeri adalah bahwasannya laki-laki dan wanita tidak mempunyai
perbedaan secara signifikan mengenai respon mereka terhadap nyeri. Masih
diragukan bahwa jenis kelamin merupakan faktor yang berdiri sendiri dalam
ekspresi nyeri. Misalnya anak laki-laki harus berani dan tidak boleh menangis
dimana seorang wanita dapat menangis dalam waktu yang sama.
3. Budaya. Keyakinan dan nilai-nilai budaya mempengaruhi cara individu mengatasi
nyeri. Individu mempelajari apa yang diharapkan dan apa yang diterima oleh
kebudayaan mereka. Hal ini meliputi bagaimana bereaksi terhadap nyeri (Calvillo
& Flaskerud, 1991). Mengenali nilai-nilai budaya yang memiliki seseorang dan
memahami mengapa nilai-nilai ini berbeda dari nilai-nilai kebudayaan lainnya
membantu untuk menghindari mengevaluasi perilaku pasien berdasarkan harapan
dan nilai budaya seseorang. Perawat yang mengetahui perbedaan budaya akan
mempunyai pemahaman yang lebih besar tentang nyeri pasien dan akan lebih
akurat dalam mengkaji nyeri dan respon-respon perilaku terhadap nyeri juga
efektif dalam menghilangkan nyeri pasien (Smeltzer& Bare, 2003).
4. Keluarga dan Support Sosial. Faktor lain yang juga mempengaruhi respon
terhadap nyeri adalah kehadiran dari orang terdekat. Orang-orang yang sedang
dalam keadaan nyeri sering bergantung pada keluarga untuk mensupport,
membantu atau melindungi. Ketidakhadiran keluarga atau teman terdekat
mungkin akan membuat nyeri semakin bertambah. Kehadiran orangtua
merupakan hal khusus yang penting untuk anak-anak dalam menghadapi nyeri
(Potter & Perry, 1993).
5. Ansietas ( Cemas ). Meskipun pada umumnya diyakini bahwa ansietas akan
meningkatkan nyeri, mungkin tidak seluruhnya benar dalam semua keadaaan.
Riset tidak memperlihatkan suatu hubungan yang konsisten antara ansietas dan
nyeri juga tidak memperlihatkan bahwa pelatihan pengurangan stres praoperatif
menurunkan nyeri saat pascaoperatif. Namun, ansietas yang relevan atau
berhubungan dengan nyeri dapat meningkatkan persepsi pasien terhadap nyeri.
Ansietas yang tidak berhubungan dengan nyeri dapat mendistraksi pasien dan
secara aktual dapat menurunkan persepsi nyeri. Secara umum, cara yang efektif
untuk menghilangkan nyeri adalah dengan mengarahkan pengobatan nyeri
ketimbang ansietas (Smeltzer & Bare, 2002).
6. Pola koping. Ketika seseorang mengalami nyeri dan menjalani perawatan di
rumah sakit adalah hal yang sangat tak tertahankan. Secara terus-menerus klien
kehilangan kontrol dan tidak mampu untuk mengontrol lingkungan termasuk
nyeri. Klien sering menemukan jalan untuk mengatasi efek nyeri baik fisik
maupun psikologis. Penting untuk mengerti sumber koping individu selama nyeri.
Sumber-sumber koping ini seperti berkomunikasi dengan keluarga, latihan dan
bernyanyi dapat digunakan sebagai rencana untuk mensupport klien dan
menurunkan nyeri klien.

E. JENIS KELAINAN/GANGGUAN
1. Masalah Pada Personal Hygiene
a. Kulit: Kulit Kering, pertumbuhan rambut yang abnormal), luka lecet, jerawat,
ruam kulit.
b. Mata: katarak, iritasi mata, radang pada mata, edema kornea, desemetokel
(kornea menipis dan menonjol, leukoma (kekeruhan yang menempel pada
iris).
c. Telinga: radang telinga, labirintis (infeksi dan alergi), motion sickness
(mabuuuk perjalannan), tuli.
d. Hidung: sinusitis, rinitis alergi maupun vasomotor, deviasi septum, dan polip
hidung.
e. Mulut dan gigi: bau nafas tidak sedap, radang pada gusi, karises gigi, radang
pada daerah mukosa dan rongga mulut, gusi mudah berdarah, radang pada
lidah bibir pecah –pecah.
f. Rambut: ketombe, kusut, rontok, radang pada kulit rambut, kutu kepala.
g. Tangan, kaki dan kuku: kalus, katimumul, kutil pada kaki, infeksi jamur, kuku
yang tumbuh kedalam, kuku tanduk ram, dan bau kaki.
h. Genetalia: wanita (jamur, virus, parasit, gangguan menstruasi bagi wanita,
kanker vagina, infeksi vagina). Pria: hypospadia (buang air kecil sedikit),
micro penis (penis kecil).
(Ernawati, 2012).

F. TANDA DAN GEJALA


1. Fisik
a. Badan bau, pakaian kotor
b. Rambut dan kulit kotor
c. Kuku panjang dan kotor
d. Gigi kotor dan mulut bau
e. Penampilan tidak rapi
2. Psikologis
a. Malas, tidak ada inisiatif
b. Menarik diri
c. Merasa rendah diri
3. Sosial
a. Interaksi kurang
b. Tidak mampu berperilaku sesuai dengan norma (misalnya: cara makan
berantakan dan BAB sembarangan).

G. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
a. Pemeriksaan laboratorium dan radiologi penyakit yang dialami.
b. menggunakan skala nyeri:
1) Ringan = Skala nyeri 1-3 : Secara objektif pasien masih dapat berkomunikasi
dengan baik.
2) Sedang  = Skala nyeri 4-6 : Secara objektif pasien dapat menunjukkan lokasi
nyeri, masih merespon dan dapat mengikuti instruksi yang diberikan.
3) Berat = Skala nyeri 7-9 : Secara objektif pasien masih bisa merespon, namun
terkadang klien tidak mengikuti instruksi yang diberikan.
4) Nyeri sangat berat = Skala 10 : Secara objektif pasien tidak mampu
berkomunikasi dan klien merespon dengan cara memukul.
c. Tim medis dalam pemberian obat (untuk nyeri).

H. PENGKAJIAN KEPERAWATAN
1. Identitas pasien: Nama, umur, alamat, pekerjaan, status perkawinan, pendidikan
terkahir dan sebagainya.
2. Riwayat Keperawatan: Tanyakan tentang pola kebersihan individu sehari-hari,
sarana dan prasarana yang dimiliki, serta faktor-faktor yang mempengaruhi
hygiene personal individu, baik faktor pendukung maupun faktor penghambat.

3. Pemeriksaan fisik
a. Rambut: amati kondisi rambut, keadaan kesuburan rambut, keadaan rambut
yang mudah rontok, keadaan rambut yang kusam, keadaan tekstur
b. Kepala: amati dengan seksama kebersihan kulit kepala, botak, ketombe,
berkutu, kebersihan
c. Mata: amati adanya tanda-tanda ikterus, konjungtiva pucat, sekret pada
kelopak mata, kemerahan atau gatal-gatal pada mata.
d. Hidung: kaji kebersihan hidung, kaji adanya sinusitis, perdarahan hidung,
tanda-tanda pilek, tanda-tanda alergi, adakah perubahan penciuman, dan
bagaimana membran mukosa.
e. Mulut: amati kondisi mukosa mulut dan kaji kelembapannya. Perhatikan
adanya lesi, tanda-tanda radang gusi/sariawan, kekeringan atau pecah-pecah.
f. Gigi: amati adanya tanda-tanda karang gigi, karies, gigi pecah-pecah, tidak
lengkap atau gigi palsu.
g. Telinga: perhatikan adanya serumen atau kotoran pada telinga, lesi, infeksi
atau perubahan daya pendengaran.
h. Kulit:amati kondisi kulit (tekstur, turgor, kelembapan) dan
kebersihannya. Perhatikan adanya warna kulit, stria, kulit keriput, lesi atau
pruritus.
i. Kuku tangan dan kaki: amati bentuk dan kebersihan kuku. Perhatikan adanya
kelainan atau luka.
j. Genetalia: amati kondisi dan kebersihan genetalia berikut area
perinium. Perhatikan pola pertumbuhan rambut pubis. Pada laki-laki
perhatikan kondisi skrotum dan testisnya.
k. Tubuh secara umum: amati kondisi dan kebersihan tubuh secara umum.
Perhatikan adanya kelainan pada kulit atau bentuk tubuh.
4. Kajin Nyeri
P: Paliatif: Faktor yang mempengaruhi gawat atau ringannya nyeri
Q: Qualitatif: Seperti apa, tajam, tumpul, atau tersayat
R: Regio: Daerah perjalan nyeri
S: Skala: skala ringan 1-3, skala sedang 4-6, skala berat 7-9, skala sangat berat
10
T: Time: Lama waktu serangan atau frequensi nyeri

5. Pemeriksaan fisik
a) Tanda: tanda vital : Tekanan darah, nadi, pernafasan
b) Perilaku: Meletakkan tangan di paha, tungkai, dan paha flexi
c) Expresi wajah
I. Diagnosa keperawatan
1. Defisit perawatan diri ( berpakaian, makan, mandi / hygiene dan toileting)
2. Nyeri akut
J. Intervensi keperawatan

Rencana Keperawatan
N
Diagnosa Tujuan dan kriteria
o Intervensi Rasional
hasil
1. Defisit perawatan diri : Setelah dilakukan asuhan NIC Label:
mandi berhubungan keperawatan selama…x Bathing

dengan gangguan 24 jam, diharapkan  Bantu klien dengan mandi di  Untuk tetap menjaga

musculoskeletal keadaan klien membaik tempat tidur kebersihan klien


dengan criteria hasil :  Cuci rambut bila diperlukan  Menjaga kebersihan rambut
ditandai dengan
NOC Label : dan diinginkan klien
ketidakmampuan
self –care :bathing  Bantu dengan membersihkan
mengakses kamar
 Dapat menjangkau area perineal  Menjaga hygiene daerah
mandi
peralatan mandi  Gunakan obat salep pelumas perineal klien
 Menghidupkan keran dan krim pada area kulit yang  Mencegah kulit kering serta
 Mencuci muka kering komplikasinya
 Membersihkan badan  Tawarkan mencuci tangan  Mencegah penyebaran bakteri
bagian atas setelah BAB dan BAK dan melalui tangan
 Membersihkan daerah sebelum makan  Memantau adanya resiko
pireneal  Monitor kondisi kulit saat kerusakan integritas kulit
 Mengeringkan badan mandi  Untuk mengetahui sejauh mana
kemampuan klien.
self-care : hygiene  Monitor kesanggupan klien
Petahankan kebersihan ketika mandi
oral
Perawatan kuku kaki Oral health maintenance

Pertahankan kebersihan  Monitor warna, kecerahan dan  Untuk mengetahui adanya


tubuh adanya debris pada gigi kelainan pada gigi
 Ajarkan dan bantu klien untuk  Untuk menjaga kebersihan
melakukan perawatan mulut mulut dan gigi klien
setelah makan dan sesering
yang dibutuhkan  Untuk mempermudah klien
 Fasilitasi sikat gigi dan melakukan perawatan mulut
flossing secara teratur
 Untuk mengetahui adanya
Nail care
kelainan pada kuku
 Monitor dan bantu
pembersihan kuku sesuai
dengan kemampuan perawatan  Untuk menjaga kebersihan area
diri individu kuku klien

 Bersihkan bagian bawah kuku


dengan stik orange dan angkat
kutikula dengan stik kutikula
2 Defiait perawatan diri : Self care :dressing Self-care Assistance: Dressing/
berpakaian  Memilih pakaian Grooming  Agar klien memakai pakaian

berhubungan dengan  Memakai pakaian pada  Memberi tahu klien pakaian yang nyaman, dan tidak

gangguan tubuh bagian atas yang baik untuk di pilih mengganggu terapi
 Melepaskan pakaian  Untuk mencegah hipotermi
musculoskeletal
tubuh bagian atas  Membantu klien berpakaian,
ditandai dengan
jika dibutuhkan  Untuk membantu klien
ketidakmampuan
 Fasilitasi klien cukuran dan melakukan perawatan diri
mengenakan pakaian
sisir rambut, bila diperlukan  Menjaga kenyamanan klien
pada bagian bawah
 Menjaga privacy klien saat
tubuh berpakaian
3 Defisit perawatan diri : Self care : toileting Self-care Assistance: Toileting
eliminasi berhubungan Merespon ketika  Bantu klien untuk  Untuk memenuhi kebutuhan

dengan gangguan kandung kemih terasa toilet/bedpan/ fracture pan eliminasi klien

musculoskeleta penuh  Fasilitasi kebersihan area  Untuk membantu pemenuhan


Merespon ketika usus perineal setelah fasilitas dalam menjaga
ditandai dengan
besar terasa penuh menyelesaikan BAK/BAB kebersihan perineal
ketidakmampuan naik
Posisikan diri pada  Menjaga kebersihan setelah
ke toilet.
toilet atau commode  Mengganti pakaian klien BAB/BAK
setelah BAB/BAK
4 Defisit perawatan diri : Self care : Eating Self-care Assistance :
makan berhububungan Makan dengan tangan Feeding

dengan gagguan Meberikan lingkungan yang  Untuk memudahkan klien


Mengunyah
musculoskeletal makanannya sesuai untuk klien makan untuk makan
Monitor kemampuan klien
ditandai dengan Menaruh makanan di
kedtidakmampuan mulut untuk menelan  Untuk mengetahui apakah klien
menyiapkan makan  Identifikasi ketentuan diet klien mampu menelan makanan
Menelan makanannya
untuk dimakam Menganjurkan keluarga untuk  Untuk memenuhi kebutuhan
membantu klien makan nutrisi klien
Melatih klien untuk makan
dengan mandiri  Untuk melatih kemandirian
klien
5. Nyeri Akut NOC : Pain Management
Definisi :  Pain Level,
Sensori yang tidak  Pain control,  Lakukan pengkajian nyeri
secara komprehensif  Untuk mengetahui
menyenangkan dan  Comfort level
Kriteria Hasil : termasuk lokasi, perkembangan nyeri
pengalaman emosional karakteristik, durasi,
 Mampu
yang muncul secara frekuensi, kualitas dan
mengontrol nyeri
aktual atau potensial (tahu penyebab faktor presipitasi
kerusakan jaringan nyeri, mampu  Observasi reaksi nonverbal  Mengetahui permasalah
atau menggambarkan menggunakan dari ketidaknyamanan
 Gunakan teknik  Membantu kenyamanan
adanya kerusakan tehnik
nonfarmakologi komunikasi terapeutik pasien
(Asosiasi Studi Nyeri untuk mengetahui
Internasional): untuk mengurangi  Mengetahui pernyebab
nyeri, mencari pengalaman nyeri pasien
serangan mendadak  Evaluasi pengalaman nyeri permasalah
bantuan)
atau pelan  Melaporkan masa lampau
 Mengetahui permasalah
intensitasnya dari bahwa nyeri  Evaluasi bersama pasien
ringan sampai berat berkurang dengan dan tim kesehatan lain
menggunakan tentang ketidakefektifan
yang dapat diantisipasi
manajemen nyeri kontrol nyeri masa lampau
dengan akhir yang  Bantu pasien dan keluarga  Membantu penyebab masalah
dapat diprediksi dan  Mampu mengenali
nyeri (skala, untuk mencari dan
dengan durasi kurang menemukan dukungan
intensitas,  Membantu pasien agar lebih
dari 6 bulan. frekuensi dan  Kontrol lingkungan yang
Batasan karakteristik : dapat mempengaruhi nyeri nyaman
tanda nyeri)
 Menyatakan rasa seperti suhu ruangan,
- Laporan secara nyaman setelah pencahayaan dan
verbal atau non nyeri berkurang kebisingan
verbal  Tanda vital dalam  Pilih dan lakukan
 Membantu mengurangi nyeri
- Fakta dari observasi rentang normal penanganan nyeri
- Posisi antalgic untuk (farmakologi, non
menghindari nyeri farmakologi dan inter
- Gerakan melindungi personal)
- Tingkah laku  Ajarkan tentang teknik non  Membantu mengurangi nyeri
berhati-hati farmakologi 
- Muka topeng  Berikan analgetik untuk
mengurangi nyeri  Membantu mengurangi nyeri
- Gangguan tidur
(mata sayu, tampak  Evaluasi keefektifan
capek, sulit atau kontrol nyeri
gerakan kacau,  Tingkatkan istirahat
menyeringai)  Kolaborasikan dengan  Membantu mengurangi nyeri
- Terfokus pada diri dokter jika ada keluhan
sendiri dan tindakan nyeri tidak
- Fokus menyempit berhasil
(penurunan persepsi  Monitor penerimaan
waktu, kerusakan pasien tentang manajemen
proses berpikir, nyeri
penurunan interaksi
dengan orang dan
lingkungan)
- Tingkah laku
distraksi, contoh :
jalan-jalan, menemui
orang lain dan/atau
aktivitas, aktivitas
berulang-ulang)
- Respon autonom
(seperti diaphoresis,
perubahan tekanan
darah, perubahan
nafas, nadi dan
dilatasi pupil)
- Perubahan
autonomic dalam
tonus otot (mungkin
dalam rentang dari
lemah ke kaku)
- Tingkah laku
ekspresif (contoh :
gelisah, merintih,
menangis, waspada,
iritabel, nafas
panjang/berkeluh
kesah)
- Perubahan dalam
nafsu makan dan
minum
Faktor yang
berhubungan :
Agen injuri (biologi,
kimia, fisik,
psikologis)

DAFTAR PUSTAKA

Asmadi. 2008. Teknik Prosedural Keperawatan dan Aplikasi Kebutuhan Dasar Klien.
Jakarta: Salemba Medika.
Ernawati. 2012. Buku Ajar dan Aplikasi Keperawatan Dalam Pemeuhan Kebutuhan
Dasar Manusia. Jakata: CV. Trans Info Media.
Hidayat, A. Aziz Alimul. 2008. Kebutuhan Daras Manusia. Jakarta: Salemba Medika.
Muttaqin, Arif. 2008. Asuhan Keperawatan dengan Gangguan Sistem Persarafan.
Jakarta: Salemba Medika.

Anda mungkin juga menyukai