Pengertian
Trauma mata adalah perlukaan/cedera mata yang dapat mengakibatkan kerusakan pada jaringan
mata. Trauma mata merupakan kasus kegawatdaruratan, jika tidak segera ditangani dapat
menyebabkan gangguan pengelihatan hingga kebutaan.Trauma mata adalah tindakan sengaja
maupun tidak yang menimbulkan perlukaan pada mata.
Penyebab
Trauma mata dibagi menjadi beberapa macam yaitu:
1. Trauma Fisik
a. Trauma Tumpul, misalnya terpukul, kena bola tenis, membuka tutup botol tidak
dengan alat, ketapel.
b. Trauma Tajam, misalnya pisau dapur, gunting, garpu, bahkan peralatan pertukangan.
2. Trauma Kimia
a. Trauma basa, dapat disebabkan oleh sabun cuci, sampo, bahan pembersih lantai,
kapur, lem (perekat).
b. Trauma asam, dapat disebabkan oleh cuka, bahan kimia asam di laboratorium, gas air
mata.
3. Trauma Radiasi
a. Trauma sinar inframerah
b. Trauma sinar ultraviolet (Sinar Las)
4. Benda asing pada mata
a. Benda logam
Contoh: emas, perak, platina, timah hitam, seng, nikel, aluminium, tembaga, besi.
b. Benda bukan logam
Contoh: batu, kaca, porselin, karbon, bahan pakaian dan bulu mata.
c. Benda inert
Contoh: emas, perak platina, batu, kaca, porselin, plastik tertentu.
d. Benda reaktif
Contoh: timah hitam, zink, nikel, aluminium, tembaga, kuningan, besi.
Tanda dan Gejala
1. Trauma Fisik
a. Trauma Tumpul
Trauma tumpul dapat menimbulkan perlukaan ringan yaitu penurunan penglihatan
sementara sampai berat, bisa juga menimbulkan perdarahan di dalam bola mata, bahkan
dapat menimbulkan kebutaan menetap.
b. Trauma Tajam
Tanda-tanda trauma tembus atau tajam
1) Ketajaman penglihatan menurun
2) Bilik mata dangkal
3) Bentuk dan letak bola mata yang berubah
4) Terlihatnya sobekan jaringan bola mata
5) Kerusakan jaringan didalam bola mata ( Ilmu Perawatan Mata, 2004)
2. Trauma Kimia (Khemis)
a. Trauma basa
Kerusakan pada mata dapat dalam bentuk:
a. Mata merah dengan perdarahan pada selaput lendir mata
b. Lapisan depan selaput bening (kornea) rusak
c. Mata menjadi keruh ( Ilmu Perawatan Mata, 2004)
b. Trauma asam
Tanda yang terlihat pada mata berupa penggumpalan yang berwarna putih pada
permukaan mata yang terkena. Biasanya cedera akibat asam tidak merusak mata.
( Ilmu Perawatan Mata, 2004)
3. Trauma Radiasi
Tanda kerusakan akibat sinar las:
a. Biasanya keluhan terjadi setelah 4 jam
b. Mata terasa seperti kelilipan benda
c. Silau
d. Kelopak mata memejam keras
3. Trauma Radiasi
Pengobatan yang diberikan adalah obat tetes mata seperti sikloplegia, antibiotika lokal,
analgetik, dan mata ditutup untuk selama 2-3 hari. Biasanya sembuh setelah 48 jam.
( Ilmu Penyakit Mata, 2013)
4. Trauma Benda Asing
a. Jangan menggosok mata karena dapat menggores permukaan mata dan
menyebabkan luka
b. Berkediplah agar air mata keluar untuk membantu benda asing keluar terdorong
keluar melalui sudut mata.
c. Lipat kelopak mata ke atas bila benda asing tidak nampak.
d. Gunakan cotton bud atau ujung tissue yang diteteskan air bersih dengan gerakan
menyapu ke arah sudut mata untuk memindahkan beda asing.
e. Obat tetes air mata dapat diberikan untuk membantu membilas benda asing dan
menghindari iritasi mata.
f. Jika benda asing masih tetap menempel cukup dalam jangan mencoba
mencungkilnya, jaga mata tetap tertutup dan segera bawa ke dokter.
Pencegahan
Trauma mata dapat dicegah dan diperlukan edukasi kepada masyarakat untuk
menghindarkan terjadinya trauma pada mata, seperti :
1. Trauma tumpul akibat kecelakaan tidak dapat dicegah, kecuali trauma tumpul
perkelahian.
2. Diperlukan perlindungan pekerja untuk menghindarkan terjadinya trauma tajam.
3. Setiap pekerja yang sering berhubungan dengan bahan kimia sebaiknya mengerti bahan
apa yang ada ditempat kerjanya.
4. Pada pekerja las sebaiknya menghindarkan diri terhadap sinar dan percikan bahan las
dengan memakai kaca mata.
1. Berdasarkan penyebab
a. Luka bakar suhu tinggi atau panas
b. Luka bakar bahan kimia.
c. Luka bakar sengatan listrik.
d. Luka bakar radiasi.
2. Berdasakan kedalaman luka bakar
a. Luka bakar derajat 1:
1.) Kerusakan terbatas pada bagian permukaan lapisan terluar kulit.
2.) Kulit kering, luka berupa munculnya bercak kemerahan pada kulit
3.) Tidak dijumpai gelembung cairan.
4.) Nyeri karena ujung-ujung saraf teriritasi.
5.) Penyembuhan terjadi dalam waktu 5 – 10 hari.
6.) Contohnya adalah luka bakar akibat sengatan matahari.
b. Luka bakar derajat II
1.) Kerusakan pada lapisan terluar kulit dan sebagian lapisan kedua setelah
kulit, berupa reaksi peradangan secara tiba-tiba disertai proses keluarnya
cairan dari jaringan karena luka.
2.) Dijumpai gelembung cairan.
3.) Dasar luka berwarna merah atau pucat, sering terletak lebih tinggi di atas
permukaan kulit normal.
4.) Nyeri karena ujung-ujung saraf teriritasi.
Wallace membagi tubuh atas bagian-bagian 9% atau kelipatan dari 9 terkenal dengan nama
Rule of Nine atau Rule of Wallace.
1. Kepala dan leher 9%.
2. Lengan 18%.
3. Badan Depan 18%.
4. Badan belakang 18%.
5. Tungkai 36%.
6. Genitelia/perineum 1%.
Total 100%.
Penanganan
Saat ini WHO menganjurkan 4 hal utama yang efektif dalam menangani anak-anak yang
menderita diare akut, yaitu penggantian cairan (rehidrasi), cairan diberikan secara oral untuk
mencegah dehidrasi yang sudah terjadi, pemberian makanan terutama ASI selama diare dan pada
masa penyembuhan diteruskan, tidak menggunakan obat antidiare, serta petunjuk yang efektif
bagi ibu serta pengasuh tentang perawatan anak yang sakit di rumah, terutama cara membuat dan
memberi oralit, tanda-tanda yang dapat dipakai sebagai pedoman untuk membawa anak kembali
berobat serta metoda yang efektif untuk mencegah diare (Suraatmaja, 2007).
1.) Pengobatan Terhadap Penyakit diare Karena bahaya diare terletak pada dehidrasi
maka penanggulangannya dengan cara mencegah timbulnya dehidrasi dan
rehidrasi intensif bila telah terjadi dehidrasi. Cairan rehidrasi oral yang dipakai
oleh masyarakat adalah air kelapa, air tajin. ASI, air teh encer, sup wortel, air
perasan buah, dan larutan gula garam (LGG) pemakaian cairan ini lebih dititik
beratkan pada pencegahan timbulnya dehidrasi. sedangkan bila terjadi dehidrasi
sedang atau berat sebaiknya diberi minum oralit. Oralit merupakan salah satu
cairan pilihan untuk mencegah dan mengatasi dehidrasi.
2.) Pemberian ASI/makanan
Pemberian makanan selama diare bertujuan untuk memberikan gizi pada
penderita terutama pada anak agar tetap kuat dan tumbuh serta mencegah
berkurangnya berat badan. Anak yang minum susu formula juga diberikan lebih
sering dari biasanya. Anak usia 6 bulan atau lebih termasuk bayi yang telah
mendapatkan makanan padat harus diberikan makanan yang mudah dicerna dan
diberikan sedikit lebih sedikit dan lebih sering. Setelah diare berhenti, pemberian
makanan ekstra diteruskan selama 2 minggu untuk membantu pemulihan berat
badan (Kemenkes RI, 2011).
3.) Antibiotik
Pemberian antibotik secara empiris jarang diindikasikan pada diare akut infeksi,
karena 40% kasus diare infeksi sembuh kurang dari 3 hari tanpa pemberian anti
biotik.
Pemberian antibiotik di indikasikan pada : Pasien dengan gejala dan tanda diare
infeksi seperti demam, feses berdarah., leukosit pada feses, mengurangi ekskresi
dan kontaminasi lingkungan, persisten atau penyelamatan jiwa pada diare infeksi,
diare pada pelancong, dan pasien immunocompromised.
4.) Obat Anti Diare
Pencegahan