Anda di halaman 1dari 9

TUJUAN DAN INDIKASI

TERAPI NUTRISI
TERAPI NUTRISI

Terapi nutrisi adalah penggunaan


layanan nutrisi khusus untuk mengobati
penyakit, luka, atau kondisi lainnya dan
mencakup dua hal utama yaitu penilaian
status gizi penderita dan
penatalaksanaan yang mencakup terapi
nutrisi, penyuluhan dan penggunaan
supplement nutrisi.
TUJUAN
Tujuan penilaian status nutrisi adalah untuk
mengidentifikasi derajat status nutrisi, yang mana status
nutrisi terakhir atau yang selanjutnya akan
mempengaruhi outcome pasien tersebut. Status nutrisi
pasien ditentukan oleh beberapa faktor, antara lain berat
badan pasien dan perbandingannya dengan berat badan
ideal dan berat badan biasanya; lamanya penurunan
berat badan; status protein visceral; nilai
laboratorium yang mengindikasikan cairan, elektrolit
dan defisit nutrisi potensial; kondisi medis; dan
apakah pasien diberikan makanan dengan oral,
enteral atau parenteral.
BEBERAPA MODALITAS YANG DAPAT KITA PAKAI DALAM TATALAKSANA
PEMBERIAN NUTRISI PADA PASIEN, YAITU :

1. Diet Oral
Diet oral selalu lebih dianjurkan sebagai rute untuk memberikan
terapi nutrisi. Banyak jenis diet oral yang tersedia. Sebagai tambahan,
nutrisi suplemen komersial dalam bentuk cair dapat digunakan bersama
dengan suatu diet oral untuk meningkatkan asupan nutrisi yang adekuat.
Jika diperlukan ahli gizi dapat memberikan suatu analisa (calorie/protein
count) untuk mengevaluasi kecukupan asupan nutrisi oral sehari-hari.
2. Nutrisi Enteral
Pemberian makan melalui pipa ditujukan untuk pasien yang tidak
mampu mencerna nutrisi yang cukup secara normal dan aman secara
oral, tetapi memiliki saluran pencernaan yang sebagian masih berfungsi
dengan baik. Nutrisi enteral lebih disukai daripada nutrisi parenteral
karena sekaligus dapat menjadi sarana pemeliharaan dari struktur dan
fungsi usus, meningkatkan imunitas, dan menghindari komplikasi
berkaitan dengan pipa yang dimasukkan ke dalam tubuh sehubungan
dengan nutrisi parenteral. Nutrisi enteral juga jelas lebih murah dibanding
nutrisi parenteral.
3. Nutrisi Parenteral
Terapi nutrisi parenteral diindikasikan bila ada penurunan
status nutrisi namun protein dan nutrisi yang cukup tidak
dapat diberikan secara oral maupun enteral. Nutrisi parenteral
mencakup peripheral parenteral nutrition (PPN) dan central or
total parenteral nutrition (TPN).
NUTRISI PADA BEBERAPA KONDISI PENYAKIT
1. Nutrisi Pada Pasien Luka Bakar
2. Nutrisi Pada Pasien Pankreatitis Akut
3. Nutrisi Pada Pasien PPOK
4. Nutrisi Pada Pasien Penyakit Ginjal Akut
5. Nutrisi Pada Pasien Penyakit Hati
1. Nutrisi Pada Pasien Luka Bakar
Pasien dengan luka bakar mayor membutuhkan nutrisi yang baik untuk
menghindari kehilanagan masa tubuh yang berlebihan dan mencegah
kelemahan yang akan terjadi. Dukungan nutrisi yang segera diindikasikan
untuk mengatur "stress respon" berat karena akan terjadinya katabolisme.
2. Nutrisi Pada Pasien Pankreatitis Akut
Nutrisi enteral dapat diberikan, namun ada beberapa bukti bahwa pemberian
nutrisi enteral dapat meningkatkan keparahan penyakit. Nutrisi parenteral
pada pankreatitis akut berguna sebagai tambahan pada pemeliharaan nutrisi.
Mortalitas dilaporkan menurun seiring dengan peningkatan status nutrisi,
terutama pada pasien-pasien pankreatitis akut derajat sedang dan berat.
Pada pasien dengan penyakit beraT. pemberian nutrisi isokalorik maupun
hiperkalorik dapat mencegah katabolisme protein. Oleh karena itu, pemberian
energy hipokalorik sebesar 15 - 20 kkal/kg/hari lebih sesuai pada keadaan
katabolik awal pada pasien-pasien non bedah dengan MOF.
3. Nutrisi Pada Pasien PPOK
Malnutrisi sering terjadi pada pasien PPOK, kondisi ini kemungkinann
disebabkan oleh bertambahnya kebutuhan energy akibat kerja muskulus
respirasi yang meningkat karena hipoksemia kronik yang kemungkinan
menyebabkan hipermetabolisme. Evaluasi malnutrisi pada pasien PPOK
berdasarkan penurunan berat badan, kadar albumin, antropometri,
pengukuran kekuatan otot, serta hasil metabolism.Dalam hal ini diperlukan
terapi nutrisi dengan prinsip porsi kecil dengan frekuensi yang lebih sering.
3. Nutrisi Pada Pasien Penyakit Ginjal Akut
Nutrisi pada Penyakit Ginjal Akut (Acute Renal Failure) ARF secara umum
tidak berhubungan dengan peningkatan kebutuhan energi. Meski demikian
kondisi traumatik akut yang menetap dapat meningkatkan REE (misalnya
pada sepsis meningkat hingga 30%). Adanya penurunan toleransi terhadap
glukosa dan resistensi insulin menyebabkan uremia akut, asidosis atau
peningkatan glukoneogenesis. Pada pasien ARF membutuhkan perhatian
yang hati-hati terhadap kadar glukosa darah dan penggunaan insulin
dimungkinkan dalam larutan glukosa untuk mencapai kadar euglikemik.
Pemberian lipid harus dibatasi hingga 20 - 25% dari energi total.
4. Nutrisi Pada Pasien Penyakit Hati
Pada penyakit hati terjadi peningkatan lipolisis, sehingga lipid harus
diberikan dengan hati-hati untuk mencegah hipertrigliseridemia, yaitu tidak
lebih dari 1 g/kg perhari. Pembatasan protein diperlukan pada ensefalopati
hepatik kronis, mulai dari 0,5 g/kg perhari, dosis ini dapat ditingkatkan
dengan hati-hati menuju ke arah pemberian normal. Ensefalopati hepatic
menyebabkan hilangnya Branched Chain Amino Acids (BCAAs)
mengakibatkan peningkatan pengambilan asam amino aromatik serebral,
yang dapat menghambat neurotransmiter
TERIMAH KASIH

Anda mungkin juga menyukai