Anda di halaman 1dari 9

Medica Hospitalia Med Hosp 2014; vol 2 (3) : 140-148

Review Article
Medical Progress

Terapi Nutrisi pada Pasien ICU


Ibnu, Dhany Budipratama, Tinni T. Maskoen

Departemen Anestesiologi dan Terapi Intensif


Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung

Abstrak Nutritional therapy in ICU patient


Malnutrisi sering dikaitkan dengan peningkatan tingkat
morbiditas dan mortalitas akibat perburukan sistem kekebalan Abstract
tubuh, ketergantungan pada ventilator, tingginya angka infeksi,
dan lamanya proses kesembuhan, sehingga menyebabkan lama Malnutrition is always been being associated with the increase of
perawatan memanjang dan meningkatkan biaya perawatan morbidity and mortality rate due to lack of immune system,
pasien. Klinisi harus mengetahui informasi yang benar tentang depending on ventilator, high rate of infection, and delayed
bagaimana cara mengatur nutrisi pada penderita sakit kritis healing process, so it will increase the cost and length of stay
karena dapat mempengaruhi outcome pasien ICU. Tujuan terapi patient. Clinician need to have right information about how to
nutrisi pada penderita sakit kritis adalah untuk menunjang proses manage nutrition for critical care ill pateint because it will influece
metabolisme, bukan untuk memenuhi kebutuhannya saat itu. the outcome of ICU patient. The goal in nutrition therapy in critical
Karena penderita sakit berat tidak pada kondisi metabolik yang ill patient is to dukungan metabolisme, not to complete their need
dapat untuk memetabolisme jumlah kalori total untuk memenuhi in that time. Because in critical ill patient there is no metabolic
kebutuhan pengeluaran energi. condition is able to metabolize total amount of calories to fulfill
lack of energy expenses.
Kata kunci : Terapi nutrisi, Pasien ICU
Keywords : Nutrition therapy, ICU patient

PENDAHULUAN Pasien-pasien yang dirawat di ICU banyak yang


mengalami kondisi malnutrisi. Kondisi ini dialami pasien
Tujuan dasar dari nutrisi adalah menyediakan pada saat datang ke ICU, atau merupakan hasil dari
kebutuhan sehari - hari setiap pasien. Sesuai dengan respons metabolik terhadap kondisi sakitnya itu.
hukum termodinamik, energi dapat dihasilkan dan Respons terhadap cedera juga dapat memicu terjadinya
dihancurkan, oleh karena itu, satu satunya cara untuk perubahan komposisi tubuh dan defisiensi nutrisi yang
menghasilkan energi adalah dengan memindahkan tampak jelas secara klinis.
sumber energi yang ada di alam. Substansi alami yang Pada kondisi kelaparan, tubuh menggunakan
memiliki sumber energi disebut dengan bahan bakar, lemak dan protein sebagai sumber energi. Penggunaan
sedangkan alat yang dapat melakukan proses lemak untuk bahan bakar sangat penting sebagai respons
pemindahan energi disebut dengan mesin. 1 adaptasi untuk bertahan hidup, karena pada saat
Terapi nutrisi pada pasien sakit kritis sudah kelaparan glikogen sebagai cadangan glukosa hanya
mengalami perubahan drastis selama 10 tahun terakhir dapat menyediakan 1200 kkal pada 24 jam pertama.
meliputi penilaian status nutrisi, panduan kebutuhan Tubuh akan lebih banyak menggunakan protein otot
energi, dan nutrisi pada penyakit - penyakit tertentu. daripada protein viseral, karena protein viseral sangat
Pemikikiran rasional untuk terapi nutrisi berdasarkan dibutuhkan untuk fungsi vital dari organ tubuh.2
pengetahuan dimana pada pasien sakit kritis cenderung
mengalami malnutrisi, dan hal tersebut berhubungan Penilaian Status Nutrisi
erat dengan komplikasi serius seperti sepsis atau Belum diketahui berapa lama pasien dengan sakit kritis
pneumonia. mampu mentoleransi kekurangan nutrisi tanpa

140
Medica Hospitalia | Vol. 2, No. 3, November 2014

komplikasi. Penipisan jaringan mulai terjadi hari ke 14 manusia dapat bertahan hidup sekitar 6–10 minggu.
pada kondisi kelaparan, hal ini yang menjadi dasar Dalam hal kadar nitrogen total dalam tubuh, apabila
rekomendasi dimana dukungan nutrisi dapat dimulai terdapat kehilangan sebanyak 350–500 gr maka akan
pada pasien yang tidak bisa makan untuk waktu berpotensi menimbulkan kematian, Dari segi BMI,
7–10 hari. apabila BMI < 13 kg/m 2 pada laki-laki dan BMI
Kebutuhan dukungan nutrisi ditentukan < 11 kg/m2 pada wanita, maka pada kondisi tersebut
berdasarkan keseimbangan antara cadangan energi tubuh tidak akan bisa bertahan hidup.3
endogen tubuh dengan besarnya stres. penanda klinis
terbaik dari stres adalah demam lekositosis, Respons Tubuh terhadap Sakit Kritis
hipoalbumin, dan keseimbangan nitrogen yang negatif. Pada pasien kritis, tubuh mengalami berbagai perubahan
Tujuan dari penilaian status nutrisi adalah untuk metabolisme termasuk perubahan penggunaan sumber
mengidentifikasi tipe dan derajat malnutrisi, sehingga energi tubuh. Hal ini terjadi karena asupan yang
dapat dilakukan tindakan yang rasional. Persentasi terganggu dan pada keadaan tersebut terjadi suatu
kehilangan berat badan 6 bulan terakhir, level serum hipermetabolisme dan hiperkatabolisme sehingga
albumin, dan nilai total limfosit juga sering digunakan kebutuhan energi tubuh meningkat. Tubuh memiliki
untuk menilai status nutrisi. cadangan terutama karbohidrat dan lemak yang
Penurunan berat badan sebanyak 10% atau 10 lbs sewaktu-waktu dapat dilepaskan. Beberapa organ ada
selama 12 bulan merupakan indikator dari malnutrisi yang membutuhkan glukosa secara mutlak, dan ada juga
kalori protein, akibat dari asupan kalori yang tidak yang membutuhkan gabungan glukosa dengan lemak.
adekuat. Malnutrisi hipoalbuminemia atau kwashiorkor Glukosa dapat dibentuk dari beberapa asam amino
terjadi akibat stres berat atau malnutrisi berat. Albumin melalui glukoneogenesis. Selama kelaparan, terjadi
bukan merupakan indikator yang sensitif dari malnutrisi oksidasi lemak sebagai pengganti utama sumber energi
pada pasien di ICU karena sintesa albumin dipengaruhi dan kehilangan nitrogen akan dikurangi dengan
oleh berbagai macam faktor selain status nutrisi seperti mobilisasi lemak. Ketika cadangan lemak sudah
kehilangan protein dalam waktu yang lama, gangguan berkurang, dapat berlanjut menjadi kehilangan masa otot
fungsi hati, dan infeksi atau inflamasi akut. yang berat.
Pada pasien sakit kritis nilai normal konsentrasi Perubahan dalam metabolisme berbagai substrat
albumin akan sulit tercukupi karena perpindahan cairan menyebabkan perubahan komposisi tubuh dan akhirnya
dalam jumlah besar dan sintesis yang tidak adekuat menyebabkan kekurangan dari beberapa nutrien.
untuk memenuhi kebutuhan. Malnutrisi kalori protein Defisiensi nutrisimengakibatkan turunnya sistem
dapat ditangani dengan memberikan asupan kalori yang kekebalan tubuh, proses penyembuhan luka yang buruk,
adekuat. Malnutrisi hipoalbumin efektif dengan terapi multi organ failure, memperpanjang lama perawatan di
nutrisi dan penanganan faktor stres yang menyebabkan rumah sakit serta meningkatnya mortalitas. Karena itu,
kondisi kataboliknya itu. terapi nutrisi penting diberikan dan menjadi bagian dari
Kehilangan berat badan 10 lbs atau 10% dari berat terapi klinis pada pasien sakit kritis. Perubahan
badan merupakan tanda klinis yang penting. Kehilangan metabolisme tubuh yang terjadi pada pasien sakit kritis:
berat badan 20–30% menandakan malnutrisi kalori
protein sedang, bila lebih dari 30% berarti sudah terjadi 1. Hipermetabolisme
malnutrisi berat. Pengukuran antropometrik (tebal kulit
trisep) akurat walaupun pada pasien dengan kondisi Pada pasien sakit kritis terjadi respons sistemik akibat
kelebihan cairan. ketidak seimbangan antara deliveri oksigen dengan
Pasien dengan berat badan < 85% dari BB ideal persediaan oksigen pada jaringan yang mengalami
atau dengan BMI < 18,5 kg/m2 termasuk kategori kerusakan. Sepsis menyebabkan kondisi hiper-
malnutrisi sedang, sedangkan malnutrisi berat bila BB < metabolisme dimana terjadi akselerasi pemecahan
75% BB ideal atau BMI < 16 kg/m2. Subjective Global protein untuk proses glukoneogenesis dan pembentukan
Aseesement (SGA) adalah suatu metoda untuk asam amino yang diperlukan untuk meningkatkan
mengevaluasi status nutrisi dengan menggunakan sintesa protein. Pada tempat lain seperti otot skelet,
parameter anamnesis, pemeriksaan fisik, dan gejala hepar, usus dan ginjal kebutuhan oksigen meningkat.
klinis. SGA dapat menentukan apakah ; a. sebab Peningkatan metabolisme ini terutama disebabkan oleh
kekurangan nutrisi itu karena kurangnya asupan, adanya inefisiensi penggunaan glukosa pada jaringan
maldigesti, atau malabsorpsi, b. pengaruh yang terjadi yang rusak.
dari malnutrisi terhadap fungsi organ dan komposisi
tubuh, c. apakah proses penyakit yang terjadi 2. Perubahan metabolisme glukosa
mempengaruhi kebutuhan nutisi atau tidak.2
Pada kondisi kelaparan (dengan asupan cairan Glukosa merupakan sumber energi utama pada jaringan
yang cukup) dan tanpa disertai adanya stres metabolik, yang rusak, untuk memperbaiki jaringan dan proses

141
Terapi Nutrisi pada Pasien ICU

Gambar 1. Glukoneogenesis dalam kondisi strees


Diambil dari Nutritional in the intensive care unit, crit care med 2000

imunitas. Contohnya adalah aktivitas sel PMN sebagai pemberian glukosa dan derajat penyakit/kerusakan.
komponen sistem imun dan sel fibroblas yang berperan Pasien tua lebih mudah mengalami hiperglikemia.
dalam proses penyembuhan, dalam keadaan anaerob, Pemberian glukosa yang berlebihan (> 4mg/kg
menjadi sangat bergantung pada glukosa sebagai sumber per min), terutama pada saat stres akut akan
energi. Glukosa diperoleh dari asupan makanan dan menyebabkan respons thermogenesis, peningkatan
glukoneogenesis. Sumber utama untuk proses konsentrasi gula darah dan peningkatan produksi CO2.
glukoneogenesis ini adalah gliserol dari lipolisis, alanin Penggunaan beberapa karbohidrat non glukosa
dari proteolisis dan laktat dari glikolisis anaerob. telah diteliti akan tetapi belum ada hasil yang
Peningkatan produksi glukosa melalui memuaskan. Pemberian sorbitol, fruktosa dan xylitol
glukoneogenesis dan adanya resistensi perifer terhadap tidak memuaskan. Gliserol memberikan hasil yang baik,
insulin, menyebabkan hiperglikemia. Kadar insulin akan tetapi jumlah yang dapat diberikan sangat terbatas.
umumnya meningkat akan tetapi tidak cukup untuk
mencegah hiperglikemia. Hiperglikemia sendiri 3. Perubahan metabolisme protein
sebenarnya merupakan suatu mekanisme kompensasi
karena tubuh menyediakan suplai glukosa yang cukup Pada pasien sakit kritis, salah satu ciri dari respons
untuk dijadikan sebagai sumber energi pada sel-sel yang metabolik pada pasien kritis adalah katabolisme (negative
hanya menggunakan glukosa sebagai sumber energi nitrogen balance). Pada keadaan ini terjadi proses
(jaringan rusak, leukosit dan sel imunitas lainnya). proteolisis dari otot skelet menjadi alanin yang
Resistensi jaringan terhadap insulin disebabkan karena digunakan sebagai substrat untuk glukoneogenesis di
adanya gangguan pada post-reseptor. Oksidasi glukosa hepar. Karena itu terjadi peningkatan urea nitrogen
menghasilkan ATP, air dan CO2 ; diubah menjadi dalam urin yang terutama dihasilkan oleh pemecahan
glikogen untuk disimpan di hepar dan otot ; atau diubah protein otot. Jumlah ekskresi nitrogen ini berbanding
menjadi lemak (lipogenesis) di hepar dan jaringan lurus dengan derajat kerusakan jaringan.
adiposa. Selain akibat pengaruh stres hormon, peningkatan
Pemberian glukosa atau karbohidrat pada pasien pemecahan protein juga disebabkan oleh TNF-α, IL-1, IL-
sakit berat hanya sedikit pengaruhnya dalam 6 dan interferon-γ. Glutamin, alanin, dan asam amino
menurunkan kecepatan glukoneogenesis. Walaupun lainnya dimobilisasi dari otot skelet ke sel hepar dan
terjadi penurunan penggunaan glukosa, pemberian mukosa usus. Beberapa komponen yang berperan dalam
glukosa dari luar tetap diperlukan oleh karena beberapa metabolisme protein yakni:
jaringan hanya dapat menggunakan sumber energi a. Glukokortikoid merupakan salah satu mediator
berupa glukosa dan pemberian glukosa merangsang respons stres dan mediator utama dalam katabolisme
sekresi insulin sebagai hormon anabolik yang protein. Glukokortikoid mempercepat pelepasan
merangsang sintesa protein dan mencegah lipolisis. asam amino dari protein otot ke hepar, tempat asam
Keadaan hiperglikemia membatasi jumlah amino ini diubah menjadi sumber glukosa (proses
glukosa atau karbohidrat yang dapat diberikan. 'TPN- glukoneogenesis) serta pembentukan protein untuk
induced hyperglycaemia' tergantung dari kecepatan pertahanan tubuh.

142
Medica Hospitalia | Vol. 2, No. 3, November 2014

b. Alanin yang dihasilkan dari pemecahan protein lipoprotein lipase, sehingga menyebabkan
merupakan prekursor glukosa utama untuk trigliseridemia. Ketosis umumnya tidak terjadi. Hal ini
memproduksi ATP pada keadaan hipermetabolisme. menunjukkan bahwa lemak bukanlah sumber energi
c. Glutamin, merupakan salah satu asam amino yang utama saat stres.
berlimpah dalam sirkulasi juga memegang peranan Pada dengan kondisi sakit kritis, mengalami stres
penting dalam metabolisme sakit kritis, karena katabolik dan respons inflamasi sistemik. Respons
menjadi sumber energi pembelahan sel dan transport metabolisme ini mempengaruhi morfologi dan fungsi
nitrogen antar sel. Glutamin juga berperan dalam saluran gastro Intestinal (GI). Hampir 60% pasien ICU
proses pembentukan ammonia oleh ginjal untuk mengalami disfungsi GI karena gangguan motilitas,
menetralisir kelebihan asam akibat peningkatan gangguan dalam mencerna, dan gangguan penyerapan.
degradasi protein. Dengan disfungsi GI yang seringkali diikuti dengan
Saat stres, peningkatan pembentukan urea asupan kalori yang tidak adekuat, akhirnya
(ureagenesis) menyebabkan peningkatan kehilangan menyebabkan kekurangan energi dan penurunan masa
nitrogen. Kadar Glutamin dan BCAA (Branched Chain tubuh. Status gizi yang buruk ini berhubungan dengan
Amino Acids Leusin, Isoleucin, Valine) menurun. keadaan klinis dan hasil pasien.
Sementara itu, terjadi peningkatan sintesa acute phase Pasien-pasien ICU dengan status gizi kurang,
proteins seperti fibrinogen, komplemen, imunoglobulin biasanya mengalami disfungsi sistem imun, otot-otot
and C-reactive protein. Peningkatan protein ini bertujuan pernapasan melemah hingga menurunkan kapasitas
untuk meningkatkan kemampuan tubuh untuk melawan ventilasi, dan menurunkan toleransi GI. Akibatnya
infeksi. Pada saat yang sama terjadi penurunan sintesa pasien dapat mengalami berbagai macam komplikasi
dari 'protein binding' seperti albumin, prealbumin, dan diantaranya, ketergantungan ventilator, disfungsi GI
transferrin. dengan refluks gastroesofageal, esofagitis, aspirasi
Pemberian tambahan protein pada masa katabolik pulmoner, infeksi yang dapat menyebabkan sepsis,
direkomendasikan sebesar 1–1,5 g/kgBB/hari. kegagalan multi organ, hingga menyebabkan kematian.
Pemberian tambahan protein yang lebih besar akan Untuk pasien-pasien ini, dukungan nutrisi sudah lama
meningkatkan produksi Blood Urea Nitrogen(BUN). digunakan sebagai tambahan perawatan, namun
Pada keadaan dimana protein banyak dikeluarkan dari seringkali nutrisi yang diberikan tidak adekuat, hanya
tubuh (luka bakar luas, drain abses), asupan protein makronutrien fundamental saja untuk mempertahankan
harus lebih ditingkatkan. Pemberian Glukosa / pasien dalam keadaan stres metabolik.4
karbohidrat yang cukup harus selalu ditambahkan pada
nutrisi untuk merangsang sekresi insulin endogen yang Kebutuhan Nutrisi
berperan dalam menghambat proteolisis. Insulin dosis Terdapat 3 bahan bakar yang digunakan pada tubuh
tinggi juga mempunyai efek anabolik sehingga dapat manusia, yaitu karbohidrat, potein, dan lemak. Energi
meningkatkan sintesa protein. yang dihasilkan dari pembakaran bahan bakar tersebut
Tanpa intervensi terapi, proses penyembuhan dinyatakan dengan produksi panas dalam satuan kilo
penyakit bergantung dari kemampuan tubuh untuk kalori (kkal) per gram substrat.
memecah protein otot menjadi glukosa melalui Kebutuhan energi harian tiap individu dapat
glukoneogenesis. Proses ini hanya mengandalkan diperkirakan ataupun diukur. Pada awal abad ke 20,
protein, karena sumber glukosa lainnya (lemak dan telah dilakukan pengukuran kebutuhan energi harian
glikogen) kurang efektif digunakan untuk penyembuhan pada suatu kelompok dewasa sehat (136 laki-laki dan 103
jaringan. Lemak tidak dapat dimetabolisme tanpa perempuan), dari studi tersebut didapatkan hasil, yaitu
adanya oksigen, sedangkan cadangan glikogen terlalu suatu rumusan yang bergantung pada jenis kelamin,
sedikit untuk memenuhi kebutuhan glukosa yang berat badan, tinggi badan. Rumus tersebut dikenal
diperlukan dalam proses penyembuhan jaringan. dengan Harris Bennedict.
Kebutuhan energi harian digambarkan sebagai
4. Perubahan metabolisme lemak kebutuhan energi basal atau basal energi expenditure
(BEE). Untuk memenuhi efek panas dari asupan
Lipolisis terjadi akibat peningkatan stimulasi pada β2 makanan, maka BEE dikalikan dengan 1,2 dan
adrenergik Peningkatan konsentrasi glukagon, TNF-α, dinamakan resting energi expenditure (REE), dimana
IL-1, dan interferon-γ juga berperan dalam merangsang merupakan suatu kebutuhan energi pada metabolisme
lipolisis. Peningkatan lipolisis ini menyebabkan basal dalam kondisi istirahat tanpa disertai kondisi
peningkatan dari asam lemak bebas dalam darah. puasa.1
Peningkatan aktivitas Siklus Asam Lemak - Trigliserida Faktor yang menentukan total kebutuhan kalori
ini merupakan salah satu penyebab dari adalah masa sel tubuh. Kebutuhan energi dapat
hipermetabolisme saat stres. diperkirakan atau diukur secara langsung dengan
TNF, IL-1, IL-6 menurunkan aktivitas enzim menggunakan kalorimetri indirek. Dikarenakan

143
Terapi Nutrisi pada Pasien ICU

TABEL 1
Metabolisme oksidatif dari bahan bakar organik

Sumber VO2(L/g) VCO2(L/g) RQ Energi (kkal/g)

Lipid 2,00 1,40 0,70 9,1


Protein 0,96 0,78 0,80 4,0
Karbohidrat 0,74 0,74 1,00 3,7

cadangan karbohidrat yang terbatas, sehingga asupan


TABEL 2
karbohidrat harian sangatlah penting untuk memastikan
Metode kebutuhan energi
sistes saraf pusat berfungsi dengan baik, hal ini sangat
dengan rumus Harris Bennedict
tergantung dari glukosa sebagai bahan bakarnya.
Kebutuhan energy basal (BEE) Sebaliknya, asupan yang berlebihan akan meneyebabkan
Laki-laki (kcal/24jam) : kerusakan karena :
66 + (13,7 x BB) + (5 x TB) (6,7 x umur) 1. Karbohidrat akan menstimulasi pelepasan insulin,
Perempuan : dan menghambat mobilisasi asam lemak bebas dari
65 + (9,6 x BB) + (1,8 x TB) (4,7 x umur) jaringan adipose. Karena jaringan adipose
merupakan sumber kalori endogen utama, maka
(BB dalam kg, tinggi dalam inches) asupan karbohidrat yang berlebihan akan merusak
Resting Energy Expenditure (REE) kemampuan tubuh untuk bergantung pada
BEE x 1,2 cadangan lemak endogen.
2. Metabolisme oksidatif dari glukosa akan
penggunaan estimasi kebutuhan energi dapat menghasilkan banyak CO2. Oleh karena itu
memperlihatkan hasil yang adekuat pada kebanyakan kabohidrat yang berlebihan dapat menyebabkan
pasien, maka pengukuran secara langsung bisasnya produksi CO2 yang berlebihan, sehingga akan
hanya dilakukan pada pasien yang sulit diperkirakan memicu terjadinya hiperkapnia pada pasien dengan
kebutuhan energinya atau pada pasien yang tidak gangguan fungsi paru.1
respons terhadap terapi nutrisi yang sudah diberikan Secara umum pasien membutuhkan sekitar 25–30
(perburukan fungsi nafas, penurunan berat badan yang kkal/kgBB/hari untuk memenuhi kebutuhan energi.
terus menerus atau penurunan level prealbumin), Sekitar 20 kkal/kgBB/hari dari BB aktual dapat dipenuhi
prealbumin merupakan marker yang lebih sensitif dari karbohidrat. Kadar karbohidrat diatas 30
dubandingkan dengan albumin). kkal/kgBB/hari akan meningkatkan resiko
Prinsip utama dari dukungan makronutrisi hiperglikemia, hal ini harus dihindari karena
adalah untuk menyediakan energi yang cukup untuk berhubungan dengan terjadinya adesi granulosit,
menjaga fungsi anabolik dan mencegah kalori yang fagositosis, dan menyebabkan hasil yang buruk.
berlebihan. Kebutuhan kalori yang biasa digunakan Hiperglikemia juga merupakan penyebab utama infeksi
adalah 25 30 kkal/kgBB/hari, dan hasil tersebut cukup post operasi. Kadar gula > 220 g/dL pada hari ke 1 pot
pada kebanyakan pasien. Bila pasien tidak respons operasi meningkatkan resiko infeksi yang serius.2
dengan jumlah tersebut atau bila pasien dalam kondisi Fisiologi tubuh untuk batas asupan karbohidrat
katabolik berat (luka bakar atau trauma multiple) maka sesuai dengan laju produksi hepatik endogen untuk
pada kondisi tersebut bisa diberikan 30–40 glukosa, yaitu sebesar 2mg/kg/menit atau sekitar 200
kkal/kgBB/hari.2 gr/24 jam, pada BB 70 kg, hal ini merupakan jumlah
Kebutuhan energi harian harus dipenuhi oleh glukosa yang dibutuhkan tubuh untuk memenuhi
kalori yang berasal dari karbohidrat dan lemak, dan kebutuhan organ yang tegantung pada glukosa (otak,
asupan protein digunakan untuk kebutuhan enzim ginjal, sel darah merah).3
esensial dan struktur tubuh. Proporsi dari kalori harian
yang disajikan dari lemak dan karbohidrat masih Lemak
menjadi perdebatan, namun belum ada bukti yang bisa Asupan lemak menghasilkan energi yang paling tinggi
menunjukan substrat mana yang lebih superior sebagai bila dibandingkan dengan karbohidrat atau protein.
sumber kalori.1 Cadangan lemak di jaringan adipose merupakan sumber
bahan bakar utama pada pasien dewasa sehat.
Karbohidrat Kebanyakan ahli nutrisi menggunakan lemak sebagai
Karbohidrat mensuplai sekitar 70% kalori nonprotein regimen untuk menyediakan sekitar 30% dari energi
pada rata-rata asupan makanan, tubuh manusia memiliki harian yang dibutuhkan.1

144
Medica Hospitalia | Vol. 2, No. 3, November 2014

Pemberian lemak biasanya tidak lebih dari 20% Untuk nutrisi enteral, asupan protein tersedia
dari total kebutuhan kalori perhari. Poly Unsaturated Fatty dalam bentuk oligomer sebagai protein hidrolisa yang
Acids (PUFA) omega 6 harus diberikan dalam dosis yang mengandung peptida yang bervariasi atau dalam bentuk
cukup untuk mencegah defisiensi asam lemak polimer, contohnya kasein hidrolisa.3
(setidaknya 7% dari total pemberian kalori). Medium
Chain trigiserid (MCTs) dapat diberikan bersama dengan Vitamin, Volume, dan Elektrolit
Long chain trigliserid (LCTs). MCTs lebih bersifat larut Terdapat 12 vitamin yang dianjurkan dan merupakan
air dan lebih sedikit membutuhkan asam empedu untuk vitamin esensial untuk asupan harian. dua vitamin
absorpsinya. Sehingga akan lebih mudah diabsorpsi penting yang berperan sebagai antioksidan endogen
pada pasien insufisiensi pankreas.2 yaitu vitamin C dan E. Vit E adalah antioksidan larut
lemak utama dalam tubuh, sedangkan vit C adalah
Protein antioksidan larut air dan merupakan antioksidan utama
Tujuan asupan protein adalah untuk proses katabolisme. didalam cairan ekstraseluler.1
Asupan protein dapat diperkirakan dengan Memelihara keseimbangan cairan merupakan
menggunakan prediksi untuk pasien sehat maupun tujuan yang penting dalam perawatan pasien kritis.
pasien dengan kondisi hiperkatabolik (normal 0,8–1 Banyak pasien di ICU mengalami kelebihan cairan akibat
g/KgBB/hari, sedangkan untuk hiperkatabolik 1,2–1,6 pemberian cairan parenteral yang berlebihan maupun
g/KgBB/hari). Untuk menentukan kebutuhan asupan karena adanya retensi cairan. Pada dewasa normal total
protein yang lebih akurat dibutuhkan beberapa body weight (TBW) berkisar 50–60% dari berat badan.
perhitungan dari katabolisme protein, yaitu dihitung Peningkatan berat badan lebih dari 10% dalam 24–48 jam
dari ekskresi nitrogen pada urin. akan menunjukan proporsi peningkatan TBW dan akan
Dua pertiga nitrogen dihasilkan dari pemecahan mempengaruhi kondisi klinis. Misalnya kebutuhan
protein yang kemudian diekskresikan melalui urin. Total ventilator akan meningkat, terjadi ganggun fungsi
keseimbangan nitrogen dapat dirumuskan sebagai jantung, gangguan keseimbangan elektrolit.3
berikut :
Kalsium
N balance (g) = (protein asupan (g)/6,25) (UUN + 4) Sekitar 98% total kalsium terdapat di tulang,
konsentrasinya di dalam plasma hanya sebagian kecil.
UUN adalah ekskresi urea melalui urin dalam Kalsium diregulasi oleh hormon paratiroid. Apabila
satuan gram perhari. Nilai normal dari keseimbangan absoprsinya di saluran pencernaan berkurang atau
nitrogen adalah positif 4–6 gram.1 Kebutuhan protein terjadi penurunan dari asupannya maka glandula
berkisar antara 1,2–1,5 g/kgBB/hari untuk berat badan paratiroid akan mensekresi hormon paratiroid untuk
aktual, sambil di monitor kadar nitrogen untuk memobilisasi kalsium dari tulang menuju ke plasma.
menyesuaikan pemberian protein, asupan dikurangi bila Parenteral Recommendation Dietary Allowance (pRDA)
kadar urea nitrogen darah meningkat hingga 100 mg/dL pada dewasa adalah 25% dari Oral Recommendation
atau bila kadar ammonia meningkat, karena bisa Dietary Allowance (RDA) yakni 200mg (10meq atau
menimbulkan ensefalopati uremikum.2 5mmol) perhari.
Kebutuhan jumlah dan jenis protein pada pasien
sakit kritis tergantung dari kondisi klinisnya. Namun Magnesium
demikian, ada batas maksimal dari jumlah protein yang Magnesium merupakan kation intrasel yang memegang
dapat diberikan berdasarkan protein yang digunakan peranan penting dalam metabolism kalsium. Dalam
saat adanya stres metabolik. Pemberian protein lebih dari kasus tertentu koreksi dari serum magnesium sudah
1,75 g/kg/hari melebihi kapasitas tubuh untuk cukup untuk menormalkan hipokalemia. pRDA sekitar
menggunakan protein tersebut. 33% dari oral RDA atau 120 mg (10meq atau 5mmol)
Asupan protein optimal pada pasien sakit kritis perhari.
adalah 2 kali dari kebutuhan harian (0,8 g/kg/hari), yaitu
sekitar 1,5 g/kg/hari. Pada pasien dengan gangguan Fosfor
fungsi ginjal, pemberian protein setidaknya 1g/kg/hari, Merupakan elemen esensial yang berfungsi dalam
sedangkan pemberian lebih dari itu bisa diberikan bila mempertahankan proses metabolisme, seperti kalsium
pasien menjalani dialisis. Jenis protein yang diberikan dan magnesium. Fosfor paling banyak ditemukan di
bervariasi tegantung dari kondisi dan rute pemberian. intraseluler, karena absorpsi fosfor di saluran
Untuk dukungan parenteral, standar protein yang pencernaan sangat efisien, pRDA untuk fosfat sama
diberikan adalah dalam bentuk monomerik sebagai asam dengan oral RDA yaitu 1000mg (30mmol) perhari.
amino kristalin dan levoratori isomer yan meliputi asam
amino esensial dan non esensial. Sediaan yang tersedia
mulai dari 3–15 %.

145
Terapi Nutrisi pada Pasien ICU

Sodium obat maupun makanan.


Banyak yang menganjurkan jumlah harian sodium Penempatan selang melalui gastroesofagal junction
antara 60–100meq pehari, namun kondisi klinis tertentu atau pylorus dapat memicu terjadinya gangguan
mengharuskan pemberian dibawah nilai tersebut. spinchter, refluks, dan aspirasi. Pada pasien yang
Misalnya pada pasien gagal jantung, gagal ginjal stadium memiliki resiko tejadinya aspirasi atau dengan riwayat
terminal, dan pada kondisi dimana tubuh harus aspirasi sebelumnya disarankan dengan penggunaan
mengurangi kebutuhan cairan. perkutaneus. Disarankan untuk mengelevasi kepala 30°
dan melakukan pemeriksaan residu gaster untuk
Potasium mencegah peningkatan volume isi gaster yang dapat
Sering diberikan dengan jumlah 40–80 meq perhari, menyebabkan refluks.
kecuali pada kondisi tertentu dimana bisa direstriksi Stres gaster, adalah stres related erosive syndrome
maupun diberikan dalam jumlah yang besar hingga (SRES), yaitu cedera mukosa gastrointestinal yang
400meq perhari. Serum potassium harus dimonitor diakibatkan karena penyakit sistemik yang berat.2
secara ketat karena batas keamanannya yang sempit dan
bisa menimbulkan komplikasi kardiovaskuler yang Parenteral
mengancam nyawa. Pemberian nutrisi parenteral direkomendasikan apabila
terdapat gangguan dari traktus digestif atau terjadi
Klorida insufisiensi dari enteral feeding. Nutisi parenteral
Garam klorida diberikan secara luas untuk menopang berhubungan dengan peningkatan komplikasi infeksi
nutrisi, paling sering bersamaan dengan sodium dan dan tingginya biaya. Dibutuhkan perhatian khusus
potassium. Sekresi di gaster merupakan penyebab utama terhadap tindakan aseptik untuk bisa menurunkan angka
dari kehilangan klorida yang menyebabkan alkalosis kejadian komplikasi.2
hipokloremik. Klorida eksogen dan gagal ginjal
merupakan penyebab utama dari asidosis Komplikasi
hiperkloremik.3 Kepatuhan terhadap panduan kebutuhan energi yang
sudah dijelaskan sebelumnya akan membantu kita untuk
Rute Pemberian dan Komplikasi bisa menghindari terjadinya overfeeding, karena
overfeeding dapat memicu berbagai masalah seperti
Enteral kolestasis, hiperglikemia, peningkatan infeksi, dan
Pada studi klinis pemberian makanan melalui enteral perburukan dari kondisi gagal nafas hiperkapnik.
dapat mengurangi infeksi dan menjaga integritas usus, Respiratory Quotient (R/Q) lebih dari 1 mengindikasikan
barier, dan fungsi imun. Rute ini lebih disukai untuk tejadinya overfeeding, R/Q adalah perbandingan dari
pemberian nutrisi karena lebih fisiologis, aman, dan lebih produksi CO2 dalam ml per konsumsi O2 dalam ml,
murah dibandingkan dengan rute parenteral. Peningkatan produksi CO2 akan menyebabkan
Rekomendasi saat ini menyarankan pemberian peningkatan R/Q dari nilai normalnya yaitu 0,8.
inisiasi nutrisi enteral lebih dini pada pasien dengan Penilaian keseimbangan nitrogen (perbedaan
hemodinamik yang stabil. Kontra indikasi rute enteral antara produksi dan eliminasinya melalui urin dan tinja)
adalah bila usus tidak berfungsi dengan baik. pemberian setiap 5–7 hari dapat membantu untuk menentukan
makan intragastrik membutuhkan motilitas yang kebutuhan protein.2
adekuat, sehingga residu gaster harus dipantau tiap jam.
Bila volume lebih dari 200cc, maka harus diganti melalui Panduan Surviving Sepsis Campaign
rute parenteral untuk meminimalisasi refluks dan 1. Disarankan pemberian makan secara oral atau
aspirasi. enteral (bila perlu) sepanjang dapat ditoleransi,
Inisiasi pemberian enteral tidak harus menunggu daripada dipuasakan atau diberikan glukosa
adanya bising usus, flatus, maupun defekasi. Adanya intravena 48 jam pertama setelah diagnosis sepsis
distensi abdomen atau diare yang lebih dari 1000cc/hari berat / syok septik (grade 2C).
membutuhkan evaluasi medis. Bila terjadi distensi Alasan
abdomen makan enteral feeding harus distop. Bila tidak Pemberian nutrisi enteral dini secara teori memiliki
ada infeksi pada diare maka dapat diberikan obat anti keuntungan, diantaranya menjaga integritas mukosa
diare dan pemberian nutrisi diteruskan. usus, pencegahan translokasi bakteri, dan disfungsi
Secara umum komplikasi yang sering terjadi organ. Namun perlu juga dipikirkan resiko iskemia,
berkaitan dengan penempatan selang makanan atau terutama pada pasien dengan hemodinamik yang tidak
malfungsi dari selang. Posisi dari nasogastrik atau stabil.
nasoenterik selang harus dikonfirmasi secara endoskop Penelitian belum ada yang menunjukkan adanya
atau radiografi sebelum digunakan. Selang harus sering efek yang konsisten pada mortalitas dan tidak ditemukan
dibilas untuk mencegah terjadinya sumbatan dari sisa bukti bahaya pemberian nutrisi enteral dini. Bukti

146
Medica Hospitalia | Vol. 2, No. 3, November 2014

manfaat pemberian nutrisi dini antara lain berkurangnya hipotensi. Penelitian-penelitian menunjukkan tidak ada
kejadian komplikasi infeksi, mengurangi lama ventilasi manfaat atau kemungkinan berbahaya pada pasien
mekanik, mengurangi lama rawat di ICU dan lama rawat septik. Temuan manfaat seperti mengurangi komplikasi
inap di rumah sakit. Dengan tidak adanya bahaya dan infeksi dan mengurangi lama tinggal di RS diragukan
adanya manfaat yang telah diketahui, maka pemberian relevansinya jika terdapat potensi bahaya pemberian
nutrisi enteral dini dibenarkan. arginin.
Glutamin juga berkurang selama keadaan kritis.
2. Disarankan untuk menghindari pemberian kalori Suplementasi glutamin diketahui dapat memperbaiki
penuh pada minggu pertama, dan lebih baik diawali atrofi dan permeabilitas mukosa usus, dan akhirnya
kalori dosis rendah (misalnya, hingga 500 kkal per menghambat translokasi bakteri. Manfaat potensial
hari), ditingkatkan hanya sepanjang yang dapat lainnya adalah meningkatkan fungsi sel imun,
ditoleransi (grade 2B). penurunan produksi sitokin pro-inflamasi,
Alasan meningkatkan glutathione, dan kapasitas antioksidan.
Pemberian nutrisi enteral penuh tidak disarankan. Namun, signifikansi klinis temuan ini belum dapat
Karena hasil beberapa penelitian menunjukkan adanya ditegakkan dengan jelas. Penelitian meta-analisis
peningkatan komplikasi infeksi, peningkatan diare dan menunjukkan adanya penurunan angka kematian,
residual lambung, peningkatan kejadian komplikasi namun ada empat meta-analisis lainnya yang
infeksi, dan angka kematian lebih tinggi. mengatakan tidak terdapat penurunan angka kematian.
Studi terbaru yang cukup besar, tidak bisa menunjukkan
3. Disarankan penggunaan glukosa intravena dan adanya pengurangan komplikasi infeksi dan disfungsi
nutrisi enteral daripada total parenteral nutrisi (TPN) organ. Tidak ada bukti manfaat yang jelas dari
saja, atau nutrisi parenteral ditambah dengan suplementasi glutamin, meskipun tidak ada tanda-tanda
makanan enteral, dalam 7 hari pertama setelah bahaya.
diagnosis sepsis berat / syok septik (grade 2B). Pemberian omega-3 diharapkan dapat
Alasan mengurangi dampak pro-inflamasi pada respons imun.
Tidak ada bukti yang menunjukkan adanya manfaat atau Omega-3 dalam bentuk eicosapentaenoic acid (EPA) dan
suatu yang membahayakan dari pemberian nutrisi gamma-linolenic acid (GLA) merupakan prekursor
parenteral saja pada 48 jam pertama pasien sepsis. Tidak eicosanoid yang dapat menghasilkan prostaglandin,
ada manfaat penurunan mortalitas dengan pemberian leukotrien, dan tromboksan yang akan menekan dampak
nutrisi parenteral. Beberapa penelitian menunjukkan pro-inflamasi. Penelitian yang dilakukan menemukan
bahwa nutrisi parenteral memiliki komplikasi infeksi ada penurunan yang signifikan pada angka kematian,
lebih tinggi dibandingkan pemberian glukosa intravena peningkatan jumlah hari yang bebas dari ventilator, dan
dan nutrisi enteral. Ditemukan juga bahwa pemberian mengurangi risiko disfungsi organ baru. Bagaimanapun,
nutrisi parenteral memperpanjang waktu rawat di hanya satu penelitian yang dilakukan pada pasien sepsis,
rumah sakit dan ICU, insidensi infeksi lebih tinggi, dan dan penelitian ini menggunakan diet tinggi omega-6
lebih lama dalam penggunaan alat bantu fungsi organ. pada kelompok kontrol, yang bukanlah standar umum
Dengan demikian, tidak ada studi yang menunjukkan pada perawatan sakit kritis. Penelitian dengan minyak
keunggulan TPN dibandingkan nutrisi enteral. Bahkan ikan enteral atau parenteral tidak dapat menunjukkan
diusulkan bahwa nutrisi enteral lebih unggul bukti temuan tersebut pada penyakit kritis yang umum.
dibandingkan TPN karena kemungkinan resiko infeksi Dengan demikian, tidak ada temuan besar yang
dan membutuhkan perawatan intensif dan alat bantu menunjukkan manfaat jelas dari penggunaan suplemen
yang lebih lama. imunomodulasi pada sepsis.5

4. Disarankan penggunaan nutrisi tanpa suplementasi SIMPULAN


imunomodulasi spesifik pada pasien dengan sepsis
berat (grade 2C). Pemberian nutrisi enteral dan parenteral diberikan
Alasan bukan untuk memenuhi target kebutuhan, tetapi untuk
Menurut teori, suplemen nutrisi imunomodulasi spesifik mentoleransi keadaan yang direncanakan dari tindakan
seperti pemberian Arginine, Glutamine, Omega 3, dan atau pengelolaan medis lain. Rekomendasi pemberian
Omega 6 dikatakan dapat bermanfaat. nutrisi enteral dini direkomendasikan sangat bermanfaat
Arginin berkurang pada sepsis, yang dapat pada pasien sakit kritis, walaupun pemberian nutrisi
menyebabkan penurunan sintesis nitric oxide, enteral sendiri dapat memungkinkan terjadinya
penurunan mikro sirkulasi, meningkatkan superoksida kekurangan nutrisi. Cara pemberian dan kebutuhan
dan peroxynitrite yang merupakan radikal berbahaya. harus disesuaikan dengan kebutuhan individu pasien,
Namun, suplementasi arginin diketahui dapat sehingga jika pemberian enteral kurang, sebaiknya
menyebabkan vasodilatasi yang tidak diinginkan dan dikombinasikan dengan pemberian nutrisi melalui

147
Terapi Nutrisi pada Pasien ICU

parenteral. DAFTAR PUSTAKA


Pemberian nutrisi pada pasien-pasien yang
dirawat di rumah sakit seringkali tidak mendapat 1. Marino, The ICU book 3rd ed, Metabolic Substrat Requirements,
proporsi yang seharusnya dibandingkan dengan terapi Chapter 45. New York, 2006.
2. Dominic J, Irwin and Rippe's Intensive Care Medicine 7th ed,
medikamentosa lainnya.
Nutritional Therapy in the Critically Ill Patient, Chapter 190.
Nutrisi menjadi sangat penting pada pasien sakit Lippincott William & Wilkins, 2011.
berat dimana ancaman terhadap defisiensi nutrisi 3. David F, Bruce R, Irwin and Rippe's Intensive Care Medicine 7th
kemungkinan besar terjadi. Pada keadaan inilah nutrisi ed, Parenteral and Enteral Nutrition in the Intensive Care Unit,
menjadi bagian dari suatu terapi medikal klinis. Chapter 191. Lippincott William & Wilkins, 2011.
4. Weissman, Nutrition in the Intensive Care Unit, Crit Care Med
Dengan berkembangnya pengetahuan tentang
2000, 3:R67-R75.
nutrisi memungkinkan kita untuk memahami proses 5. Dellinger, Levy, Rhodes, et al : Surviving Sepsis Campaign :
metabolik yang terjadi selama sakit dan dapat International Guideline for Management of Severe Sepsis and Septic
mengurangi ataupun mencegah morbiditas dan shock : 2012. Crit Care Med : 2013 : 41 : 580 637.
mortalitas akibat berlangsungnya proses metabolik yang
terjadi selama sakit dengan berbagai komplikasinya.
Tujuan pemberian nutrisi pada pasien sakit berat
adalah untuk mengurangi kehilangan depot nutrisi
tubuh, mengurangi kehilangan jaringan akibat proses
katabolisme dan memelihara serta memperbaiki fungsi
organ seperti ginjal, hepar, otot dan fungsi imunitas.
Tujuan spesifik dari pemberian nutrisi ini adalah untuk
memperbaiki penyembuhan luka, mengurangi infeksi,
mempertahankan mukosa usus (mengurangi translokasi
bakteri) dan mengurangi morbiditas serta mortalitas.
Semua ini berpengaruh dalam menurunkan lama dan
biaya perawatan di rumah sakit.

148

Anda mungkin juga menyukai