Review Article
Medical Progress
140
Medica Hospitalia | Vol. 2, No. 3, November 2014
komplikasi. Penipisan jaringan mulai terjadi hari ke 14 manusia dapat bertahan hidup sekitar 6–10 minggu.
pada kondisi kelaparan, hal ini yang menjadi dasar Dalam hal kadar nitrogen total dalam tubuh, apabila
rekomendasi dimana dukungan nutrisi dapat dimulai terdapat kehilangan sebanyak 350–500 gr maka akan
pada pasien yang tidak bisa makan untuk waktu berpotensi menimbulkan kematian, Dari segi BMI,
7–10 hari. apabila BMI < 13 kg/m 2 pada laki-laki dan BMI
Kebutuhan dukungan nutrisi ditentukan < 11 kg/m2 pada wanita, maka pada kondisi tersebut
berdasarkan keseimbangan antara cadangan energi tubuh tidak akan bisa bertahan hidup.3
endogen tubuh dengan besarnya stres. penanda klinis
terbaik dari stres adalah demam lekositosis, Respons Tubuh terhadap Sakit Kritis
hipoalbumin, dan keseimbangan nitrogen yang negatif. Pada pasien kritis, tubuh mengalami berbagai perubahan
Tujuan dari penilaian status nutrisi adalah untuk metabolisme termasuk perubahan penggunaan sumber
mengidentifikasi tipe dan derajat malnutrisi, sehingga energi tubuh. Hal ini terjadi karena asupan yang
dapat dilakukan tindakan yang rasional. Persentasi terganggu dan pada keadaan tersebut terjadi suatu
kehilangan berat badan 6 bulan terakhir, level serum hipermetabolisme dan hiperkatabolisme sehingga
albumin, dan nilai total limfosit juga sering digunakan kebutuhan energi tubuh meningkat. Tubuh memiliki
untuk menilai status nutrisi. cadangan terutama karbohidrat dan lemak yang
Penurunan berat badan sebanyak 10% atau 10 lbs sewaktu-waktu dapat dilepaskan. Beberapa organ ada
selama 12 bulan merupakan indikator dari malnutrisi yang membutuhkan glukosa secara mutlak, dan ada juga
kalori protein, akibat dari asupan kalori yang tidak yang membutuhkan gabungan glukosa dengan lemak.
adekuat. Malnutrisi hipoalbuminemia atau kwashiorkor Glukosa dapat dibentuk dari beberapa asam amino
terjadi akibat stres berat atau malnutrisi berat. Albumin melalui glukoneogenesis. Selama kelaparan, terjadi
bukan merupakan indikator yang sensitif dari malnutrisi oksidasi lemak sebagai pengganti utama sumber energi
pada pasien di ICU karena sintesa albumin dipengaruhi dan kehilangan nitrogen akan dikurangi dengan
oleh berbagai macam faktor selain status nutrisi seperti mobilisasi lemak. Ketika cadangan lemak sudah
kehilangan protein dalam waktu yang lama, gangguan berkurang, dapat berlanjut menjadi kehilangan masa otot
fungsi hati, dan infeksi atau inflamasi akut. yang berat.
Pada pasien sakit kritis nilai normal konsentrasi Perubahan dalam metabolisme berbagai substrat
albumin akan sulit tercukupi karena perpindahan cairan menyebabkan perubahan komposisi tubuh dan akhirnya
dalam jumlah besar dan sintesis yang tidak adekuat menyebabkan kekurangan dari beberapa nutrien.
untuk memenuhi kebutuhan. Malnutrisi kalori protein Defisiensi nutrisimengakibatkan turunnya sistem
dapat ditangani dengan memberikan asupan kalori yang kekebalan tubuh, proses penyembuhan luka yang buruk,
adekuat. Malnutrisi hipoalbumin efektif dengan terapi multi organ failure, memperpanjang lama perawatan di
nutrisi dan penanganan faktor stres yang menyebabkan rumah sakit serta meningkatnya mortalitas. Karena itu,
kondisi kataboliknya itu. terapi nutrisi penting diberikan dan menjadi bagian dari
Kehilangan berat badan 10 lbs atau 10% dari berat terapi klinis pada pasien sakit kritis. Perubahan
badan merupakan tanda klinis yang penting. Kehilangan metabolisme tubuh yang terjadi pada pasien sakit kritis:
berat badan 20–30% menandakan malnutrisi kalori
protein sedang, bila lebih dari 30% berarti sudah terjadi 1. Hipermetabolisme
malnutrisi berat. Pengukuran antropometrik (tebal kulit
trisep) akurat walaupun pada pasien dengan kondisi Pada pasien sakit kritis terjadi respons sistemik akibat
kelebihan cairan. ketidak seimbangan antara deliveri oksigen dengan
Pasien dengan berat badan < 85% dari BB ideal persediaan oksigen pada jaringan yang mengalami
atau dengan BMI < 18,5 kg/m2 termasuk kategori kerusakan. Sepsis menyebabkan kondisi hiper-
malnutrisi sedang, sedangkan malnutrisi berat bila BB < metabolisme dimana terjadi akselerasi pemecahan
75% BB ideal atau BMI < 16 kg/m2. Subjective Global protein untuk proses glukoneogenesis dan pembentukan
Aseesement (SGA) adalah suatu metoda untuk asam amino yang diperlukan untuk meningkatkan
mengevaluasi status nutrisi dengan menggunakan sintesa protein. Pada tempat lain seperti otot skelet,
parameter anamnesis, pemeriksaan fisik, dan gejala hepar, usus dan ginjal kebutuhan oksigen meningkat.
klinis. SGA dapat menentukan apakah ; a. sebab Peningkatan metabolisme ini terutama disebabkan oleh
kekurangan nutrisi itu karena kurangnya asupan, adanya inefisiensi penggunaan glukosa pada jaringan
maldigesti, atau malabsorpsi, b. pengaruh yang terjadi yang rusak.
dari malnutrisi terhadap fungsi organ dan komposisi
tubuh, c. apakah proses penyakit yang terjadi 2. Perubahan metabolisme glukosa
mempengaruhi kebutuhan nutisi atau tidak.2
Pada kondisi kelaparan (dengan asupan cairan Glukosa merupakan sumber energi utama pada jaringan
yang cukup) dan tanpa disertai adanya stres metabolik, yang rusak, untuk memperbaiki jaringan dan proses
141
Terapi Nutrisi pada Pasien ICU
imunitas. Contohnya adalah aktivitas sel PMN sebagai pemberian glukosa dan derajat penyakit/kerusakan.
komponen sistem imun dan sel fibroblas yang berperan Pasien tua lebih mudah mengalami hiperglikemia.
dalam proses penyembuhan, dalam keadaan anaerob, Pemberian glukosa yang berlebihan (> 4mg/kg
menjadi sangat bergantung pada glukosa sebagai sumber per min), terutama pada saat stres akut akan
energi. Glukosa diperoleh dari asupan makanan dan menyebabkan respons thermogenesis, peningkatan
glukoneogenesis. Sumber utama untuk proses konsentrasi gula darah dan peningkatan produksi CO2.
glukoneogenesis ini adalah gliserol dari lipolisis, alanin Penggunaan beberapa karbohidrat non glukosa
dari proteolisis dan laktat dari glikolisis anaerob. telah diteliti akan tetapi belum ada hasil yang
Peningkatan produksi glukosa melalui memuaskan. Pemberian sorbitol, fruktosa dan xylitol
glukoneogenesis dan adanya resistensi perifer terhadap tidak memuaskan. Gliserol memberikan hasil yang baik,
insulin, menyebabkan hiperglikemia. Kadar insulin akan tetapi jumlah yang dapat diberikan sangat terbatas.
umumnya meningkat akan tetapi tidak cukup untuk
mencegah hiperglikemia. Hiperglikemia sendiri 3. Perubahan metabolisme protein
sebenarnya merupakan suatu mekanisme kompensasi
karena tubuh menyediakan suplai glukosa yang cukup Pada pasien sakit kritis, salah satu ciri dari respons
untuk dijadikan sebagai sumber energi pada sel-sel yang metabolik pada pasien kritis adalah katabolisme (negative
hanya menggunakan glukosa sebagai sumber energi nitrogen balance). Pada keadaan ini terjadi proses
(jaringan rusak, leukosit dan sel imunitas lainnya). proteolisis dari otot skelet menjadi alanin yang
Resistensi jaringan terhadap insulin disebabkan karena digunakan sebagai substrat untuk glukoneogenesis di
adanya gangguan pada post-reseptor. Oksidasi glukosa hepar. Karena itu terjadi peningkatan urea nitrogen
menghasilkan ATP, air dan CO2 ; diubah menjadi dalam urin yang terutama dihasilkan oleh pemecahan
glikogen untuk disimpan di hepar dan otot ; atau diubah protein otot. Jumlah ekskresi nitrogen ini berbanding
menjadi lemak (lipogenesis) di hepar dan jaringan lurus dengan derajat kerusakan jaringan.
adiposa. Selain akibat pengaruh stres hormon, peningkatan
Pemberian glukosa atau karbohidrat pada pasien pemecahan protein juga disebabkan oleh TNF-α, IL-1, IL-
sakit berat hanya sedikit pengaruhnya dalam 6 dan interferon-γ. Glutamin, alanin, dan asam amino
menurunkan kecepatan glukoneogenesis. Walaupun lainnya dimobilisasi dari otot skelet ke sel hepar dan
terjadi penurunan penggunaan glukosa, pemberian mukosa usus. Beberapa komponen yang berperan dalam
glukosa dari luar tetap diperlukan oleh karena beberapa metabolisme protein yakni:
jaringan hanya dapat menggunakan sumber energi a. Glukokortikoid merupakan salah satu mediator
berupa glukosa dan pemberian glukosa merangsang respons stres dan mediator utama dalam katabolisme
sekresi insulin sebagai hormon anabolik yang protein. Glukokortikoid mempercepat pelepasan
merangsang sintesa protein dan mencegah lipolisis. asam amino dari protein otot ke hepar, tempat asam
Keadaan hiperglikemia membatasi jumlah amino ini diubah menjadi sumber glukosa (proses
glukosa atau karbohidrat yang dapat diberikan. 'TPN- glukoneogenesis) serta pembentukan protein untuk
induced hyperglycaemia' tergantung dari kecepatan pertahanan tubuh.
142
Medica Hospitalia | Vol. 2, No. 3, November 2014
b. Alanin yang dihasilkan dari pemecahan protein lipoprotein lipase, sehingga menyebabkan
merupakan prekursor glukosa utama untuk trigliseridemia. Ketosis umumnya tidak terjadi. Hal ini
memproduksi ATP pada keadaan hipermetabolisme. menunjukkan bahwa lemak bukanlah sumber energi
c. Glutamin, merupakan salah satu asam amino yang utama saat stres.
berlimpah dalam sirkulasi juga memegang peranan Pada dengan kondisi sakit kritis, mengalami stres
penting dalam metabolisme sakit kritis, karena katabolik dan respons inflamasi sistemik. Respons
menjadi sumber energi pembelahan sel dan transport metabolisme ini mempengaruhi morfologi dan fungsi
nitrogen antar sel. Glutamin juga berperan dalam saluran gastro Intestinal (GI). Hampir 60% pasien ICU
proses pembentukan ammonia oleh ginjal untuk mengalami disfungsi GI karena gangguan motilitas,
menetralisir kelebihan asam akibat peningkatan gangguan dalam mencerna, dan gangguan penyerapan.
degradasi protein. Dengan disfungsi GI yang seringkali diikuti dengan
Saat stres, peningkatan pembentukan urea asupan kalori yang tidak adekuat, akhirnya
(ureagenesis) menyebabkan peningkatan kehilangan menyebabkan kekurangan energi dan penurunan masa
nitrogen. Kadar Glutamin dan BCAA (Branched Chain tubuh. Status gizi yang buruk ini berhubungan dengan
Amino Acids Leusin, Isoleucin, Valine) menurun. keadaan klinis dan hasil pasien.
Sementara itu, terjadi peningkatan sintesa acute phase Pasien-pasien ICU dengan status gizi kurang,
proteins seperti fibrinogen, komplemen, imunoglobulin biasanya mengalami disfungsi sistem imun, otot-otot
and C-reactive protein. Peningkatan protein ini bertujuan pernapasan melemah hingga menurunkan kapasitas
untuk meningkatkan kemampuan tubuh untuk melawan ventilasi, dan menurunkan toleransi GI. Akibatnya
infeksi. Pada saat yang sama terjadi penurunan sintesa pasien dapat mengalami berbagai macam komplikasi
dari 'protein binding' seperti albumin, prealbumin, dan diantaranya, ketergantungan ventilator, disfungsi GI
transferrin. dengan refluks gastroesofageal, esofagitis, aspirasi
Pemberian tambahan protein pada masa katabolik pulmoner, infeksi yang dapat menyebabkan sepsis,
direkomendasikan sebesar 1–1,5 g/kgBB/hari. kegagalan multi organ, hingga menyebabkan kematian.
Pemberian tambahan protein yang lebih besar akan Untuk pasien-pasien ini, dukungan nutrisi sudah lama
meningkatkan produksi Blood Urea Nitrogen(BUN). digunakan sebagai tambahan perawatan, namun
Pada keadaan dimana protein banyak dikeluarkan dari seringkali nutrisi yang diberikan tidak adekuat, hanya
tubuh (luka bakar luas, drain abses), asupan protein makronutrien fundamental saja untuk mempertahankan
harus lebih ditingkatkan. Pemberian Glukosa / pasien dalam keadaan stres metabolik.4
karbohidrat yang cukup harus selalu ditambahkan pada
nutrisi untuk merangsang sekresi insulin endogen yang Kebutuhan Nutrisi
berperan dalam menghambat proteolisis. Insulin dosis Terdapat 3 bahan bakar yang digunakan pada tubuh
tinggi juga mempunyai efek anabolik sehingga dapat manusia, yaitu karbohidrat, potein, dan lemak. Energi
meningkatkan sintesa protein. yang dihasilkan dari pembakaran bahan bakar tersebut
Tanpa intervensi terapi, proses penyembuhan dinyatakan dengan produksi panas dalam satuan kilo
penyakit bergantung dari kemampuan tubuh untuk kalori (kkal) per gram substrat.
memecah protein otot menjadi glukosa melalui Kebutuhan energi harian tiap individu dapat
glukoneogenesis. Proses ini hanya mengandalkan diperkirakan ataupun diukur. Pada awal abad ke 20,
protein, karena sumber glukosa lainnya (lemak dan telah dilakukan pengukuran kebutuhan energi harian
glikogen) kurang efektif digunakan untuk penyembuhan pada suatu kelompok dewasa sehat (136 laki-laki dan 103
jaringan. Lemak tidak dapat dimetabolisme tanpa perempuan), dari studi tersebut didapatkan hasil, yaitu
adanya oksigen, sedangkan cadangan glikogen terlalu suatu rumusan yang bergantung pada jenis kelamin,
sedikit untuk memenuhi kebutuhan glukosa yang berat badan, tinggi badan. Rumus tersebut dikenal
diperlukan dalam proses penyembuhan jaringan. dengan Harris Bennedict.
Kebutuhan energi harian digambarkan sebagai
4. Perubahan metabolisme lemak kebutuhan energi basal atau basal energi expenditure
(BEE). Untuk memenuhi efek panas dari asupan
Lipolisis terjadi akibat peningkatan stimulasi pada β2 makanan, maka BEE dikalikan dengan 1,2 dan
adrenergik Peningkatan konsentrasi glukagon, TNF-α, dinamakan resting energi expenditure (REE), dimana
IL-1, dan interferon-γ juga berperan dalam merangsang merupakan suatu kebutuhan energi pada metabolisme
lipolisis. Peningkatan lipolisis ini menyebabkan basal dalam kondisi istirahat tanpa disertai kondisi
peningkatan dari asam lemak bebas dalam darah. puasa.1
Peningkatan aktivitas Siklus Asam Lemak - Trigliserida Faktor yang menentukan total kebutuhan kalori
ini merupakan salah satu penyebab dari adalah masa sel tubuh. Kebutuhan energi dapat
hipermetabolisme saat stres. diperkirakan atau diukur secara langsung dengan
TNF, IL-1, IL-6 menurunkan aktivitas enzim menggunakan kalorimetri indirek. Dikarenakan
143
Terapi Nutrisi pada Pasien ICU
TABEL 1
Metabolisme oksidatif dari bahan bakar organik
144
Medica Hospitalia | Vol. 2, No. 3, November 2014
Pemberian lemak biasanya tidak lebih dari 20% Untuk nutrisi enteral, asupan protein tersedia
dari total kebutuhan kalori perhari. Poly Unsaturated Fatty dalam bentuk oligomer sebagai protein hidrolisa yang
Acids (PUFA) omega 6 harus diberikan dalam dosis yang mengandung peptida yang bervariasi atau dalam bentuk
cukup untuk mencegah defisiensi asam lemak polimer, contohnya kasein hidrolisa.3
(setidaknya 7% dari total pemberian kalori). Medium
Chain trigiserid (MCTs) dapat diberikan bersama dengan Vitamin, Volume, dan Elektrolit
Long chain trigliserid (LCTs). MCTs lebih bersifat larut Terdapat 12 vitamin yang dianjurkan dan merupakan
air dan lebih sedikit membutuhkan asam empedu untuk vitamin esensial untuk asupan harian. dua vitamin
absorpsinya. Sehingga akan lebih mudah diabsorpsi penting yang berperan sebagai antioksidan endogen
pada pasien insufisiensi pankreas.2 yaitu vitamin C dan E. Vit E adalah antioksidan larut
lemak utama dalam tubuh, sedangkan vit C adalah
Protein antioksidan larut air dan merupakan antioksidan utama
Tujuan asupan protein adalah untuk proses katabolisme. didalam cairan ekstraseluler.1
Asupan protein dapat diperkirakan dengan Memelihara keseimbangan cairan merupakan
menggunakan prediksi untuk pasien sehat maupun tujuan yang penting dalam perawatan pasien kritis.
pasien dengan kondisi hiperkatabolik (normal 0,8–1 Banyak pasien di ICU mengalami kelebihan cairan akibat
g/KgBB/hari, sedangkan untuk hiperkatabolik 1,2–1,6 pemberian cairan parenteral yang berlebihan maupun
g/KgBB/hari). Untuk menentukan kebutuhan asupan karena adanya retensi cairan. Pada dewasa normal total
protein yang lebih akurat dibutuhkan beberapa body weight (TBW) berkisar 50–60% dari berat badan.
perhitungan dari katabolisme protein, yaitu dihitung Peningkatan berat badan lebih dari 10% dalam 24–48 jam
dari ekskresi nitrogen pada urin. akan menunjukan proporsi peningkatan TBW dan akan
Dua pertiga nitrogen dihasilkan dari pemecahan mempengaruhi kondisi klinis. Misalnya kebutuhan
protein yang kemudian diekskresikan melalui urin. Total ventilator akan meningkat, terjadi ganggun fungsi
keseimbangan nitrogen dapat dirumuskan sebagai jantung, gangguan keseimbangan elektrolit.3
berikut :
Kalsium
N balance (g) = (protein asupan (g)/6,25) (UUN + 4) Sekitar 98% total kalsium terdapat di tulang,
konsentrasinya di dalam plasma hanya sebagian kecil.
UUN adalah ekskresi urea melalui urin dalam Kalsium diregulasi oleh hormon paratiroid. Apabila
satuan gram perhari. Nilai normal dari keseimbangan absoprsinya di saluran pencernaan berkurang atau
nitrogen adalah positif 4–6 gram.1 Kebutuhan protein terjadi penurunan dari asupannya maka glandula
berkisar antara 1,2–1,5 g/kgBB/hari untuk berat badan paratiroid akan mensekresi hormon paratiroid untuk
aktual, sambil di monitor kadar nitrogen untuk memobilisasi kalsium dari tulang menuju ke plasma.
menyesuaikan pemberian protein, asupan dikurangi bila Parenteral Recommendation Dietary Allowance (pRDA)
kadar urea nitrogen darah meningkat hingga 100 mg/dL pada dewasa adalah 25% dari Oral Recommendation
atau bila kadar ammonia meningkat, karena bisa Dietary Allowance (RDA) yakni 200mg (10meq atau
menimbulkan ensefalopati uremikum.2 5mmol) perhari.
Kebutuhan jumlah dan jenis protein pada pasien
sakit kritis tergantung dari kondisi klinisnya. Namun Magnesium
demikian, ada batas maksimal dari jumlah protein yang Magnesium merupakan kation intrasel yang memegang
dapat diberikan berdasarkan protein yang digunakan peranan penting dalam metabolism kalsium. Dalam
saat adanya stres metabolik. Pemberian protein lebih dari kasus tertentu koreksi dari serum magnesium sudah
1,75 g/kg/hari melebihi kapasitas tubuh untuk cukup untuk menormalkan hipokalemia. pRDA sekitar
menggunakan protein tersebut. 33% dari oral RDA atau 120 mg (10meq atau 5mmol)
Asupan protein optimal pada pasien sakit kritis perhari.
adalah 2 kali dari kebutuhan harian (0,8 g/kg/hari), yaitu
sekitar 1,5 g/kg/hari. Pada pasien dengan gangguan Fosfor
fungsi ginjal, pemberian protein setidaknya 1g/kg/hari, Merupakan elemen esensial yang berfungsi dalam
sedangkan pemberian lebih dari itu bisa diberikan bila mempertahankan proses metabolisme, seperti kalsium
pasien menjalani dialisis. Jenis protein yang diberikan dan magnesium. Fosfor paling banyak ditemukan di
bervariasi tegantung dari kondisi dan rute pemberian. intraseluler, karena absorpsi fosfor di saluran
Untuk dukungan parenteral, standar protein yang pencernaan sangat efisien, pRDA untuk fosfat sama
diberikan adalah dalam bentuk monomerik sebagai asam dengan oral RDA yaitu 1000mg (30mmol) perhari.
amino kristalin dan levoratori isomer yan meliputi asam
amino esensial dan non esensial. Sediaan yang tersedia
mulai dari 3–15 %.
145
Terapi Nutrisi pada Pasien ICU
146
Medica Hospitalia | Vol. 2, No. 3, November 2014
manfaat pemberian nutrisi dini antara lain berkurangnya hipotensi. Penelitian-penelitian menunjukkan tidak ada
kejadian komplikasi infeksi, mengurangi lama ventilasi manfaat atau kemungkinan berbahaya pada pasien
mekanik, mengurangi lama rawat di ICU dan lama rawat septik. Temuan manfaat seperti mengurangi komplikasi
inap di rumah sakit. Dengan tidak adanya bahaya dan infeksi dan mengurangi lama tinggal di RS diragukan
adanya manfaat yang telah diketahui, maka pemberian relevansinya jika terdapat potensi bahaya pemberian
nutrisi enteral dini dibenarkan. arginin.
Glutamin juga berkurang selama keadaan kritis.
2. Disarankan untuk menghindari pemberian kalori Suplementasi glutamin diketahui dapat memperbaiki
penuh pada minggu pertama, dan lebih baik diawali atrofi dan permeabilitas mukosa usus, dan akhirnya
kalori dosis rendah (misalnya, hingga 500 kkal per menghambat translokasi bakteri. Manfaat potensial
hari), ditingkatkan hanya sepanjang yang dapat lainnya adalah meningkatkan fungsi sel imun,
ditoleransi (grade 2B). penurunan produksi sitokin pro-inflamasi,
Alasan meningkatkan glutathione, dan kapasitas antioksidan.
Pemberian nutrisi enteral penuh tidak disarankan. Namun, signifikansi klinis temuan ini belum dapat
Karena hasil beberapa penelitian menunjukkan adanya ditegakkan dengan jelas. Penelitian meta-analisis
peningkatan komplikasi infeksi, peningkatan diare dan menunjukkan adanya penurunan angka kematian,
residual lambung, peningkatan kejadian komplikasi namun ada empat meta-analisis lainnya yang
infeksi, dan angka kematian lebih tinggi. mengatakan tidak terdapat penurunan angka kematian.
Studi terbaru yang cukup besar, tidak bisa menunjukkan
3. Disarankan penggunaan glukosa intravena dan adanya pengurangan komplikasi infeksi dan disfungsi
nutrisi enteral daripada total parenteral nutrisi (TPN) organ. Tidak ada bukti manfaat yang jelas dari
saja, atau nutrisi parenteral ditambah dengan suplementasi glutamin, meskipun tidak ada tanda-tanda
makanan enteral, dalam 7 hari pertama setelah bahaya.
diagnosis sepsis berat / syok septik (grade 2B). Pemberian omega-3 diharapkan dapat
Alasan mengurangi dampak pro-inflamasi pada respons imun.
Tidak ada bukti yang menunjukkan adanya manfaat atau Omega-3 dalam bentuk eicosapentaenoic acid (EPA) dan
suatu yang membahayakan dari pemberian nutrisi gamma-linolenic acid (GLA) merupakan prekursor
parenteral saja pada 48 jam pertama pasien sepsis. Tidak eicosanoid yang dapat menghasilkan prostaglandin,
ada manfaat penurunan mortalitas dengan pemberian leukotrien, dan tromboksan yang akan menekan dampak
nutrisi parenteral. Beberapa penelitian menunjukkan pro-inflamasi. Penelitian yang dilakukan menemukan
bahwa nutrisi parenteral memiliki komplikasi infeksi ada penurunan yang signifikan pada angka kematian,
lebih tinggi dibandingkan pemberian glukosa intravena peningkatan jumlah hari yang bebas dari ventilator, dan
dan nutrisi enteral. Ditemukan juga bahwa pemberian mengurangi risiko disfungsi organ baru. Bagaimanapun,
nutrisi parenteral memperpanjang waktu rawat di hanya satu penelitian yang dilakukan pada pasien sepsis,
rumah sakit dan ICU, insidensi infeksi lebih tinggi, dan dan penelitian ini menggunakan diet tinggi omega-6
lebih lama dalam penggunaan alat bantu fungsi organ. pada kelompok kontrol, yang bukanlah standar umum
Dengan demikian, tidak ada studi yang menunjukkan pada perawatan sakit kritis. Penelitian dengan minyak
keunggulan TPN dibandingkan nutrisi enteral. Bahkan ikan enteral atau parenteral tidak dapat menunjukkan
diusulkan bahwa nutrisi enteral lebih unggul bukti temuan tersebut pada penyakit kritis yang umum.
dibandingkan TPN karena kemungkinan resiko infeksi Dengan demikian, tidak ada temuan besar yang
dan membutuhkan perawatan intensif dan alat bantu menunjukkan manfaat jelas dari penggunaan suplemen
yang lebih lama. imunomodulasi pada sepsis.5
147
Terapi Nutrisi pada Pasien ICU
148