Anda di halaman 1dari 12

Nama : Trya Dwi Putri

Nim: 201100445

Prodi: S1 keperawatan

Jawaban uts komunitas:

Data/Permasalahan Upaya Level Pencegahan Strategi Intervensi

DS: 1. Pendidikan dan Konseling Nutriai ( I.03094)


- Dari hasil Kesadaran Gizi: hal 135
kunjungan Perawat komunitas
guru-guru dapat bekerja sama O:
mengatakan dengan guru dan  Identifikasi kebiasan
bahwa ada staf sekolah untuk makan dan prilaku
beberapa memberikan makan yang akan
siswa/I yang pendidikan dan dirubah
sering terlambat kesadaran gizi  Identifikasi kemajuan
,dan tidur kepada siswa/i dan modifikasi diet secara
dikelas serta orang tua. Ini regular
jarang meliputi  Monitor intek dan
beraktivitas pengetahuan output cairan,nilai
DO: tentang makanan hemoglobin , tekanan
 30% siswa/I sehat, pola makan darah, kenaikan berat
memiliki IMT seimbang, dan badan dan kebiasan
berat badan pentingnya membeli makanan
berlebihan olahraga. Melalui T:
 10% siswa/I program-program  Tetapkan tujuan
yang IMT ini, siswa/i dan jangka pendek dan
mengalami orang tua akan jangka panjang yang
obesitas lebih memahami realistis
pentingnya gaya  Gunakan standar
hidup sehat. nutrisi yang sesuai
program diet dalam
2. Kegiatan Fisik mengevaluasi
dan Olahraga: kecukupan asupan
Sekolah dapat makanan
mengadakan  Pertimbangkan
kegiatan fisik dan faktor faktor yang
olahraga secara mempengaruhi
teratur untuk pemenuhan
mendorong siswa/i kebutuhan gizi
untuk bergerak sesuai dengan tahap
lebih banyak. pertumbuhan,dan
Perawat komunitas perkembangan
dapat membantu E:
dalam  Informasikan
merencanakan dan perlunya
melaksanakan modifikasi diet
program-program  Jelaskan program
ini. Aktivitas fisik gizi dan persepsi
membantu oasien terhadap
mengurangi risiko diet yang di
kelebihan berat programkaan
badan dan obesitas E:
serta  rujuk pada ahli gizi
meningkatkan jika perlu
kesehatan secara
keseluruhan.

3. Pemantauan
Kesehatan:
Perawat komunitas
dapat melakukan
pemantauan
kesehatan secara
rutin terhadap
siswa/i di sekolah.
Ini termasuk
pengukuran IMT
(Indeks Massa
Tubuh) secara
berkala untuk
mengidentifikasi
siswa/i dengan
risiko kelebihan
berat badan atau
obesitas. Dengan
pemantauan yang
teratur, masalah
kesehatan dapat
terdeteksi lebih
awal dan langkah-
langkah
pencegahan dapat
diambil.
4. Kolaborasi
dengan Orang Tua:
Perawat komunitas
dapat melibatkan
orang tua dalam
upaya pencegahan.
Mereka dapat
mengadakan
pertemuan dengan
orang tua untuk
memberikan
informasi tentang
pentingnya nutrisi
dan aktivitas fisik
yang sehat bagi
anak-anak. Orang
tua juga dapat
diberi saran
mengenai
pengaturan pola
makan yang baik
di rumah dan
mendorong anak-
anak mereka untuk
berpartisipasi
dalam kegiatan
olahraga.

5. Pemantauan
Menu Makanan
Sekolah: Perawat
komunitas dapat
bekerja sama
dengan pihak
sekolah untuk
memantau dan
memperbaiki
menu makanan
sekolah. Menu
tersebut harus
mencakup
makanan yang
seimbang dan
bergizi, serta
mengurangi
makanan yang
tinggi gula, garam,
dan lemak jenuh.
Pilihan makanan
sehat di sekolah
dapat membantu
siswa/i membuat
keputusan yang
lebih baik terkait
makanan dan
mengurangi risiko
kelebihan berat
badan atau
obesitas.

6. Bimbingan dan
Konseling:
Perawat komunitas
dapat memberikan
bimbingan dan
konseling kepada
siswa/i yang
mengalami
masalah kesehatan
terkait berat badan.
Dengan
memberikan
dukungan
emosional dan
informasi yang
tepat, siswa/i dapat
memperoleh
pemahaman yang
lebih baik tentang
pentingnya
menjaga kesehatan
dan mengadopsi
gaya hidup sehat.

7. Kolaborasi
dengan Pihak
Terkait: Perawat
komunitas dapat
bekerja sama
dengan pihak
terkait seperti
dokter, ahli gizi,
dan tenaga
pendidik untuk
menyusun
program-program
Ds: 1. . Upaya Promotif:
- Dari hasil 1. Program Intervensi Meningkatkan Pengetahuan
unjungan guru Pertama (Pencegahan Tentang Kesehatan
guru mengatan Primer): Reproduksi
ada beberapa - Program Pendidikan
mahasiswa Kesehatan Reproduksi: Pada level ini, program
yang tidak tau Perawat Komunitas dapat intervensi yang dapat
terkait mengadakan program dilakukan adalah dengan
kesehatan pendidikan kesehatan meningkatkan pengetahuan
reproduksi reproduksi di sekolah siswa tentang kesehatan
- Guru guru juga dengan tujuan reproduksi. Beberapa strategi
mengatakan meningkatkan yang dapat dilakukan, antara
bahwa ada pengetahuan remaja lain:
beberapa tentang kesehatan
iswayang sudah reproduksi. Ini dapat- Mengadakan kegiatan
pernah penyuluhan
dilakukan melalui sesi tentang
berpacaran dan ceramah, kesehatan reproduksi, baik
diskusi
tidak kelompok, dalam bentuk kelas atau
atau
mempunya penyuluhan kelompok diskusi. Materi
yang
batasan ertentu yang disampaikan dapat
disesuaikan dengan usia
saat berpacaran dan kebutuhan remaja.meliputi penjelasan tentang
- Guru guru juga anatomi reproduksi, siklus
mengatan - Program Pembentukan menstruasi, cara mencegah
bahwa Nilai dan Sikap Positif: kehamilan
ada dan infeksi
Perawat Komunitas dapat menular seksual (IMS), serta
beberapa siswa
yang mengadakan
tidak program pentingnya memahami
mengetahui yang bertujuan untuk batasan dalam hubungan
dampak membentuk nilai dan pacaran.
dari
sikap
prilaku sesual positif terkait
pranikah hubungan dan pacaran - Menyediakan buku-buku
DO: sehat. Ini melibatkan atau media pembelajaran
lainnya yang terkait dengan
- 50% siswa tidak diskusi mengenai nilai-
mengetahi nilai keluarga, etika, kesehatan reproduksi. Buku
terkait pengambilan keputusan atau media ini dapat
yang bijak, serta ditempatkan di perpustakaan
kesehatan
reproduksi pentingnya batasan dan atau tempat yang mudah
komunikasi dalam diakses oleh siswa.
- 80% siswa
hubungan.
pernh 2. Upaya Preventif:
berpacaran dan Menghindari Perilaku
2. Program Intervensi
tidak memiliki
Kedua (Pencegahan Seksual yang Berisiko
batasan selama
Sekunder):
berpacaran
- Program Pelayanan Pada level ini, program
- 75% siswa tidak Kesehatan Remaja: intervensi yang dapat
tau damak darai Perawat Komunitas dapat dilakukan adalah dengan
prilaku sesual membentuk layanan mencegah perilaku seksual
prankah kesehatan remaja di yang berisiko. Beberapa
sekolah, di mana remaja strategi yang dapat dilakukan,
dapat mendapatkan antara lain:
informasi, konseling, dan
pemeriksaan terkait - Mengadakan kegiatan
kesehatan reproduksi dan penyuluhan tentang
perilaku seksual. Ini seksualitas dan dampak
mencakup pelayanan negatif dari perilaku seksual
kontrasepsi, pemeriksaan pranikah. Penyuluhan ini
kesehatan reproduksi, dan dapat diadakan dalam bentuk
penanganan masalah kelas atau kelompok diskusi.
kesehatan remaja lainnya.
- Mendorong siswa untuk
- Program Pelatihan menetapkan batasan dalam
Keterampilan Sosial: hubungan pacaran. Hal ini
Perawat Komunitas dapat dapat dilakukan dengan
memberikan pelatihan mengadakan kegiatan
keterampilan sosial penyuluhan yang membahas
kepada remaja untuk tentang bagaimana
membantu mereka dalam menetapkan batasan dalam
mengembangkan hubungan pacaran.
keterampilan komunikasi,
negosiasi, dan - Mengadakan kegiatan
pengambilan keputusan ekstrakurikuler yang
yang sehat dalam konteks mendorong pengembangan
hubungan dan pacaran. bakat dan minat siswa. Hal
ini dapat membantu
3. Program Intervensi mengalihkan perhatian siswa
Ketiga (Pencegahan dari perilaku seksual yang
Tersier): berisiko.
- Program Layanan
Bimbingan dan 3. Upaya Kuratif:
Konseling: Perawat Memberikan Pelayanan
Komunitas dapat Kesehatan Reproduksi
memberikan layanan
bimbingan dan konseling Pada level ini, program
kepada remaja yang intervensi yang dapat
menghadapi masalah dilakukan adalah dengan
terkait hubungan dan memberikan pelayanan
perilaku seksual. Ini kesehatan reproduksi kepada
melibatkan memberikan siswa yang membutuhkan.
dukungan emosional, Beberapa strategi yang dapat
penyuluhan individu, serta dilakukan, antara lain:
membantu remaja dalam
mengatasi dampak negatif - Menyediakan klinik
dari perilaku seksual kesehatan di sekolah yang
pranikah. dilengkapi dengan dokter
atau perawat yang terlatih di
- Program Rujukan dan bidang kesehatan reproduksi.
Kolaborasi dengan Ahli
Kesehatan: Perawat - Mengadakan kegiatan
Komunitas dapat menjalin penyuluhan tentang
kolaborasi dengan ahli pelayanan kesehatan
kesehatan seperti dokter reproduksi dan pentingnya
spesialis kesehatan memeriksakan diri secara
reproduksi atau psikolog teratur.
remaja untuk memberikan
rujukan yang tepat dan - Menyediakan buku panduan
mendukung remaja dalam kesehatan reproduksi untuk
menyelesaikan masalah siswa, yang dapat digunakan
yang mereka hadapi. sebagai referensi untuk
mengatasi masalah kesehatan
Selain itu, penting juga reproduksi yang mungkin
untuk melibatkan guru, dihadapi siswa
orang tua, dan masyarakat
dalam mendukung
program intervensi ini.
Dengan
mengimplementasikan
program-program ini,
diharapkan remaja dapat
memperoleh pengetahuan
yang lebih baik tentang
kesehatan reproduksi,
memahami pentingnya
batasan dalam hubungan
dan pacaran, serta
menyadari dampak dari
perilaku seksual pranikah.
Data subjektif:
- 75% karyawan tidak 1. Upaya Promotif: 1. Program Pengendalian
disiplin menggunakan Meningkatkan Kesadaran Bahaya Fisik dan Kimia
APD walaupun dan Pengetahuan
perusahaan telah Karyawan tentang - Melakukan sosialisasi yang
menyediakan APD Kesehatan dan intensif kepada karyawan
lengkap. Keselamatan Kerja tentang pentingnya
- 40% karyawan sering penggunaan Alat Pelindung
izin sakit. Pada level ini, program Diri (APD) dan disiplin
- 50% karyawan intervensi yang dapat dalam menggunakannya. Hal
mengeluhkan batuk dilakukan adalah dengan ini dapat dilakukan melalui
pilek. meningkatkan kesadaran penyuluhan, pelatihan, dan
- 30% karyawan dan pengetahuan pengingat secara berkala.
mengeluhkan gatal- karyawan tentang
gatal. kesehatan dan - Menyediakan APD yang
- Terdapat laporan keselamatan kerja. sesuai dan lengkap untuk
kecelakaan kerja Beberapa strategi yang setiap karyawan, serta
seperti tangan tertusuk dapat dilakukan, antara memastikan ketersediaan
benda tajam dan lain: APD yang cukup di tempat
terkena cairan kimia. kerja.
- Mengadakan kegiatan
Data objektif: penyuluhan tentang - Memastikan adanya tanda
- Perusahaan telah pentingnya penggunaan peringatan dan petunjuk
menyediakan APD Alat Pelindung Diri penggunaan yang jelas terkait
lengkap. (APD) dan tata cara dengan benda tajam dan
- Terjadi kecelakaan penggunaannya. cairan kimia yang berpotensi
kerja yang melibatkan Penyuluhan ini dapat membahayakan. Selain itu,
tangan tertusuk benda dilakukan dalam bentuk juga dilakukan pemeriksaan
tajam dan terkena kelas atau ceramah, dan rutin terhadap keadaan
cairan kimia. melibatkan pihak peralatan kerja untuk
perusahaan, perawat, dan memastikan keamanan dan
ahli kesehatan kerja. kelayakan penggunaannya.

- Menyediakan materi 2. Program Promotif dan


informasi dan leaflet Preventif Terkait Kesehatan
tentang kesehatan dan Karyawan
keselamatan kerja yang
dapat diakses oleh - Mengadakan program
karyawan. Materi ini pelatihan atau workshop
dapat berisi informasi terkait kesehatan dan
tentang penggunaan APD, keselamatan kerja, seperti
pencegahan penyakit, dan teknik pengangkatan beban
tata cara kerja yang aman. yang benar, pencegahan
cedera fisik, serta pentingnya
2. Upaya Preventif: menjaga postur tubuh yang
Pencegahan Penyakit dan baik saat bekerja.
Kecelakaan Kerja
- Mendorong karyawan untuk
Pada level ini, program menjaga pola hidup sehat,
intervensi yang dapat seperti mengonsumsi
dilakukan adalah dengan makanan bergizi, beristirahat
mencegah penyakit dan yang cukup, dan melakukan
kecelakaan kerja. aktivitas fisik secara teratur.
Beberapa strategi yang Hal ini dapat dilakukan
dapat dilakukan, antara melalui penyuluhan
lain: kesehatan dan pemberian
informasi terkait manfaat
- Mendorong karyawan kesehatan yang diperoleh dari
untuk menggunakan APD kebiasaan hidup sehat.
dengan disiplin. Hal ini
dapat dilakukan melalui - Memfasilitasi pemeriksaan
kampanye atau pengingat kesehatan berkala bagi
rutin mengenai karyawan, termasuk
penggunaan APD yang pemeriksaan kesehatan
tepat. terkait penyakit pernapasan,
alergi, dan penyakit kulit.
- Mengadakan kegiatan Hasil pemeriksaan dapat
vaksinasi atau imunisasi digunakan untuk deteksi dini
untuk mencegah penyakit penyakit atau kondisi yang
yang umum terjadi di mungkin timbul akibat
lingkungan kerja, seperti lingkungan kerja.
vaksinasi influenza.
3. Program Manajemen
- Mengadakan program Kecelakaan Kerja dan P3K
pencegahan penyakit (Pertolongan Pertama Pada
pernapasan, seperti Kecelakaan)
penyuluhan tentang
pentingnya mencuci - Melakukan pelatihan P3K
tangan, menjaga kepada karyawan untuk
kebersihan lingkungan memberikan pengetahuan dan
kerja, dan menghindari keterampilan dalam
kontak dengan karyawan memberikan pertolongan
yang sakit. pertama pada kecelakaan
kerja. Pelatihan ini harus
- Meningkatkan disesuaikan dengan jenis
kebersihan dan sanitasi di kecelakaan yang mungkin
tempat kerja, termasuk terjadi di tempat kerja, seperti
pembersihan rutin dan tangan tertusuk benda tajam
penyediaan fasilitas atau terkena cairan kimia.
kebersihan yang memadai.
- Menyediakan peralatan P3K
3. Upaya Kuratif: yang lengkap dan mudah
Pemberian Pertolongan diakses oleh karyawan di
Pertama dan Penanganan tempat kerja. Peralatan
Kecelakaan Kerja tersebut harus dalam kondisi
baik dan diperiksa secara
Pada level ini, program berkala.
intervensi yang dapat
dilakukan adalah dengan - Mendorong karyawan untuk
memberikan pertolongan melaporkan kecelakaan kerja
pertama dan penanganan atau kondisi yang berpotensi
kecelakaan kerja. membahayakan kepada pihak
Beberapa strategi yang yang berwenang di
dapat dilakukan, antara perusahaan. Hal ini dapat
lain: dilakukan melalui
penyuluhan dan pengingat
- Melakukan pelatihan berkala tentang pentingnya
pertolongan pertama pelaporan kecelakaan kerja.
kepada karyawan.
Pelatihan ini dapat
meliputi penanganan luka,
perdarahan, keracunan,
dan cedera akibat
kecelakaan kerja.

- Menyediakan sarana dan


peralatan pertolongan
pertama di tempat kerja,
seperti kotak P3K
(Pertolongan Pertama
Pada Kecelakaan) yang
lengkap dan mudah
diakses oleh karyawan.

- Memastikan adanya
prosedur dan mekanisme
penanganan kecelakaan
kerja yang jelas, termasuk
pelaporan kecelakaan dan
tindakan yang harus
diambil setelah kejadian.
Data objektif: 1. Upaya Promosi 1. Program Peningkatan
- 60% kelompok Kesehatan Kesadaran dan Pengetahuan
memiliki tekanan darah - Meningkatkan jumlah tentang PTM
tinggi. dan kualitas kegiatan
- Angka kunjungan edukasi kesehatan yang - Melakukan kegiatan edukasi
warga ke Posyandu diselenggarakan oleh dan penyuluhan kepada
hanya 50%. kader posyandu. Kegiatan warga tentang penyakit tidak
edukasi dapat meliputi menular, khususnya tekanan
Data subjektif penyuluhan tentang darah tinggi. Hal ini dapat
(berdasarkan laporan pengaturan pola makan dilakukan melalui ceramah,
kader posyandu): yang sehat, olahraga diskusi kelompok, atau
- Warga sering bosan teratur, dan pencegahan penyuluhan individu. Materi
ikut posyandu karena hipertensi. yang disampaikan meliputi
posyandu hanya - Meningkatkan promosi informasi tentang penyebab,
melakukan dan sosialisasi mengenai gejala, komplikasi, dan cara
pemeriksaan fisik saja manfaat dan pentingnya mencegah tekanan darah
tidak ada kegiatan mengikuti posyandu tinggi.
lainnya. secara rutin melalui
- Kader sudah lama berbagai media, seperti - Menyediakan materi
tidak mendapatkan spanduk, poster, brosur, edukasi yang mudah
pelatihan edukasi dan media sosial. dipahami dan disesuaikan
terkait informasi dengan tingkat literasi
kesehatan. 2. Upaya Deteksi Dini masyarakat. Materi tersebut
- Meningkatkan kualitas dapat berupa brosur, poster,
dan kuantitas pemeriksaan atau video pendek yang dapat
tekanan darah di posyandu diakses oleh warga di
dengan melibatkan tenaga posyandu atau secara online.
kesehatan yang terlatih.
- Meningkatkan partisipasi 2. Program Peningkatan
masyarakat dalam Partisipasi Warga dalam
mengikuti pemeriksaan Posyandu
tekanan darah secara rutin
di posyandu melalui - Mengadakan pertemuan
sosialisasi dan promosi rutin dengan warga dan kader
yang intensif. posyandu untuk
mendengarkan masukan dan
3. Upaya Pelayanan dan harapan mereka terkait
Perawatan kegiatan posyandu. Hal ini
- Memberikan penanganan dapat membantu memahami
yang tepat dan terintegrasi kebutuhan dan preferensi
bagi penderita hipertensi warga, sehingga dapat
melalui kerjasama dengan mengatur kegiatan yang lebih
puskesmas dan rumah menarik dan bermanfaat.
sakit terdekat.
- Meningkatkan kualitas - Melakukan diversifikasi
dan kuantitas obat-obatan kegiatan di posyandu, selain
yang tersedia di posyandu pemeriksaan fisik. Misalnya,
untuk penderita hipertensi. menyelenggarakan ceramah
atau diskusi kelompok
4. Upaya Rehabilitasi tentang topik kesehatan yang
- Memberikan rehabilitasi relevan, seperti nutrisi,
yang tepat bagi penderita olahraga, pengendalian stres,
hipertensi melalui atau manajemen penyakit.
program rehabilitasi fisik, Hal ini akan membuat warga
terapi gizi, dan program merasa lebih terlibat dan
konseling. tertarik untuk mengikuti
posyandu.
Dalam pelaksanaannya,
program intervensi dapat 3. Program Peningkatan
menggunakan strategi Keterampilan Kader
intervensi seperti: Posyandu
- Melibatkan kader
posyandu dalam - Mengadakan pelatihan dan
merancang dan penyuluhan reguler untuk
melaksanakan kegiatan kader posyandu terkait
edukasi kesehatan dan informasi kesehatan terkini,
promosi kesehatan. manajemen posyandu, dan
- Meningkatkan partisipasi keterampilan komunikasi.
dan keterlibatan Pelatihan ini akan membantu
masyarakat melalui kader posyandu dalam
program kemitraan memberikan informasi yang
dengan tokoh masyarakat akurat dan membantu
dan lembaga masyarakat meningkatkan kualitas
setempat. layanan posyandu.
- Menerapkan sistem
monitoring dan evaluasi - Mendorong kader posyandu
untuk mengevaluasi untuk berpartisipasi dalam
efektivitas program dan pelatihan dan pertukaran
melakukan perbaikan pada pengetahuan antar-posyandu.
kegiatan yang tidak efektif Hal ini dapat dilakukan
melalui workshop atau
seminar yang melibatkan
kader posyandu dari wilayah
lain, sehingga mereka dapat
belajar dari pengalaman dan
pengetahuan yang lebih lua

Anda mungkin juga menyukai