Anda di halaman 1dari 66

PEMBAHASAN SOAL

61-90
Oleh:
Ns. Arintan Nur Safitri, S.Kep., M.Kep.
Keperawatan spesifik
61
area komunitas

Hasil survei di suatu SD didapatkan bahwa 60% siswa tidak mencuci tangan
sebelum makan, dalam satu bulan terakhir data di klinik kesehatan menunjukkan
bahwa 10% santri menderita diare, 30% santri mengalami ISPA, dan 5% mengeluh
gatal-gatal pada kulit. Sebagian besar siswa belum melaksanakan cuci tangan
sesuai dengan aturan 6 langkah cuci tangan dan beberapa siswa sering lupa
memotong kuku seminggu sekali. Guru mengatakan program edukasi tentang
PHBS hanya dilakukan satu tahun sekali oleh puskesmas. Apakah masalah
keperawatan yang tepat pada kasus tersebut?
a. Perilaku kesehatan cenderung berisiko
b. Defisiensi kesehatan komunitas
c. Ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan
d. Ketidakefektifan manajemen kesehatan
61 Pembahasan

Data fokus:
1. 60% siswa tidak mencuci tangan sebelum makan
2. 10% santri menderita diare
3. 30% santri mengalami ISPA
4. 5% mengeluh gatal-gatal pada kulit
5. Sebagian besar siswa belum melaksanakan cuci tangan sesuai dengan aturan 6 langkah
cuci tangan
6. beberapa siswa sering lupa memotong kuku seminggu sekali
7. Guru mengatakan program edukasi tentang PHBS hanya dilakukan satu tahun sekali
oleh puskesmas
Berdasarkan data fokus, masalah keperawatan yang terdapat pada
kasus adalah defisiensi kesehatan komunitas dimana terdapat satu atau lebih
masalah kesehatan, terdapat sikap atau perilaku yang berisiko terhadap
munculnya masalah kesehatan, belum terdapat program kesehatan di
masyarakat
61 Pembahasan

Diangosis Kesiapan Defisiensi Kesehatan Ketidakefektifan Perilaku Kesehatan Ketidakefektifan


Meningkatkan Komunitas Manajemen Kesehatan Cenderung Pemeliharaan Kesehatan
Manajemen Kesehatan Berisiko

Definisi Pola pengaturan dan Adanya satu atau lebih Pola pengaturan dan Hambatan Ketidakmampuan dalam
pengintegrasian ke masalah kesehatan atau pengintegrasian ke dalam kemampuan untuk mengidentifikasi, mengelola,
dalam kehidupan faktor yang kebiasaan terapeutik mengubah gaya dan/atau mencari bantuan
sehari-hari suatu mengganggu hidup sehari-hari untuk hidup/perilaku untuk mempertahankan
regimen terapeutik kesejahteraan atau pengobatan penyakit dan dalam cara kesehatan.
untuk pengobatan meningkatkan risiko sekuelnya yang tidak memperbaiki
penyakit dan masalah kesehatan memuaskan untuk tingkat
sekuelannya yang yang dialami oleh suatu memenuhi tujuan kesejahteraan
dapat ditingkatkan. populasi. kesehatan spesifik.

Kata kunci - Ditandai dengan data- - Terdapat satu atau - Populasi telah - Data mengarah - Data-data menunjukkan
data yang adaptif lebih masalah mengetahui program pada perilaku- masalah kesehatan yang
- Cenderung kesehatan terapi yang harus perilaku sudah terjadi
mempunyai motivasi - Terdapat sikap atau dilakukan, namun klien maladaptif yang - Populasi memiliki
terhadap perubahan perilaku yang berisiko tidak menjalankan dilakukan oleh pengetahuan yang kurang
perilaku terhadap munculnya program terapi sesuai populasi tentang praktik kesehatan
- Cenderung ada upaya masalah kesehatan dengan pengetahuan - Belum terjadi dasar
untuk melakukan - Terdapat faktor yang yang dimiliki masalah - Perilaku maladaptif terhadap
perubahan perilaku mengganggu - Populasi belum kesehatan perbaikan kesehatan
yang positif kesehatan masyarakat melakukan tindakan - Tidak mampu
- Belum terdapat untuk mengurangi faktor bertanggungjawab pada
program kesehatan di risiko pemenuhan praktik
masyarakat kesehatan dasar
Keperawatan spesifik
62
area komunitas

Hasil pengkajian di suatu kelurahan, jumlah lansia di kelurahan tersebut adalah


25% dari total jumlah penduduk. 65% lansia rutin mengikuti posyandu lansia yang
diadakan oleh puskesmas. Perawat puskesmas mengadakan kegiatan senam
lansia 2 minggu sekali dan pemberian gizi tambahan. Apakah bentuk upaya
pelaksanaan kesehatan pada kasus tersebut?
a. Promotif
b. Preventif
c. Kuratif
d. Rehabilitatif
62 Pembahasan

Kegiatan senam lansia 2 minggu sekali dan pemberian gizi tambahan merupakan kegiatan promotif.
Kegiatan promotif adalah kegiatan untuk memelihara dan meningkatkan
kesehatan komunitas. Upaya pelayanan kesehatan komunitas terdiri dari empat hal sebagai berikut:

● Kegiatan promotif
● Kegiatan kuratif
→ Untuk memelihara dan meningkatkan
→ Mengidentifikasi, mengetahui, dan
kesehatan komunitas. Contoh kegiatan:
melakukan tindakan perawatan pada
olahraga, pendidikan kesehatan, pemberian
yang sakit
PMT pada ibu hamil dan balita.
● Kegiatan rehabilitatif
● Kegiatan preventif
→ Tindakan pemulihan agar fungsi
→ Mencegah terjadi penyakit. Contoh
kesehatan klien kembali pulih atau tidak
kegiatan: Gerakan 3M untuk DBD, 3M untuk
ada gejala sisa dan dapat berfungsi
covid19, imunisasi, vaksinasi, isolasi
optimal sesuai fungsinya
penderita penyakit menular
Keperawatan spesifik
63
area komunitas

Perawat puskesmas bertugas dan bertanggung jawab dalam merencanakan dan


pelaksanaan kesehatan pada masyarakat binaan bersama dengan kader. Salah
satu kegiatan yang dilakukan adalah pemeriksaan berkala dan check-up kesehatan
pada kelompok berisiko tinggi seperti anak, lansia, dan ibu hamil.
Apakah fokus tindakan yang dilakukan perawat tersebut?
a. Prevensi primer
b. Prevensi sekunder
c. Prevensi tersier
d. Promosi kesehatan
63 Pembahasan

pemeriksaan berkala dan check-up kesehatan pada kelompok berisiko


tinggi seperti anak, lansia, dan ibu hamil merupakan pendekatan prevensi
sekunder. Prevensi sekunder ditujukan untuk kelompok/komunitas yang
mengalami masalah kesehatan. Intervensi pada prevensi sekunder seperti
early diagnosis dan perawatan dan penatalaksanaan yang tepat..
Keperawatan spesifik
64
area komunitas

Perawat puskesmas melakukan kunjungan ke RW dengan fokus masalah stunting.


Berdasarkan data pengkajian, RW tersebut terdapat 10% kasus stunting. Program
yang berikan adalah pembentukan kelompok peduli stunting yang terdiri dari kader
kesehatan dengan tugas untuk meningkatkan kesadaran ibu hamil akan
pentingnya gizi yang cukup saat hamil dan kesadaran pada ibu dengan balita untuk
pemberian ASI eksklusif dan gizi yang seimbang bagi anak. Apakah tindakan
evaluasi yang tepat pada kasus tersebut?
a. Melakukan analisis keberhasilan program dibandingkan program sebelumnya
b. Melakukan komunikasi dengan kader kesehatan terkait keberjalanan program
c. Menilai apakah tujuan program dapat tercapai
d. Melakukan modifikasi program
e. Berkolaborasi dengan professional lain untuk pengembangan program
64 Pembahasan

Program yang berikan adalah pembentukan kelompok peduli


stunting yang terdiri dari kader kesehatan. Tindakan evaluasi yang
tepat setelah pelaksanaan program adalah menilai apakah tujuan
program dapat tercapai, sehingga bisa ditentutkan intervensi
selanjutnya.
Keperawatan spesifik
65
area anak

Seorang bayi perempuan (4 bulan) dibawa ke posyandu untuk mendapatkan


imunisasi. Hasil pengkajian didapatkan bayi masih diberikan ASI dan sudah
medapatkan imunisasi BCG, Polio 1-2, DPT 1-2, dan Hepatitis 0, 1-2. Hasil
pemeriksaan didapatkan: BB: 5,5 kg, PB 59 cm, S 36,8oC, P 30 x/menit. Imunisasi
apakah yang harus disiapkan oleh perawat ?
a. DPT-Hb-Hib 1 dan Polio 2
b. DPT-Hb-Hib 3 dan Polio 3
c. DPT-Hb-Hib 3 dan Polio 4
d. DPT-Hb-Hib 2 dan Polio 3
65 Pembahasan

Jadwal imunisasi
pada bayi berusia
4 bulan sesuai
dengan jadwal
vaksinasi dari IDAI
tahun 2023 adalah
DPT-Hb-Hib 3 dan
Polio 3.
Keperawatan spesifik
66
area anak

Seorang bayi laki-laki (3 bulan) sedang melakukan imunisasi di puskesmas. Hasil


pengkajian: bayi masih menyusu ASI eksklusif, BAK lancar, BAB 1x/sehari. Hasil
pemeriksaan fisik: BB 4.9 kg, PB 65 cm, S 36,7oC, RR 30 x/menit, dan reflek hisap
kuat. Apakah asuhan keperawatan yang tepat diberikan sesuai kasus tersebut?
a. Mengajarkan ibu cara pijat bayi
b. Memberikan edukasi tentang pemberian MPASI
c. Melanjutkan pemberian ASI esklusif
d. Menganjurkan untuk mengoleskan madu pada mulut bayi
66 Pembahasan

Data fokus:
● Bayi berusia 3 bulan masih menyusu ASI eksklusif
● BAK lancar, BAB 1x/sehari
● Hasil pemeriksaan fisik: BB 4.9 kg, PB 65 cm, S 36,7oC, RR 30 x/menit, dan reflek hisap kuat
Asuhan keperawatan yang tepat dilakukan pada kasus di atas adalah melanjutkan pemberian
ASI eksklusif, karena bayi dalam kondisi sehat dan tidak ada masalah pada usia 3 bulan.
Keperawatan spesifik
67
area anak

Seorang bayi laki-laki baru lahir prematur dengan BB 2,3 kg. Nilai APGAR skor 7-8
dan bayi mendapat IMD dengan baik. Apakah asuhan keperawatan yang perlu
dilakukan pada kasus tersebut?
a. Meningkatkan suhu ruangan agar lebih hangat
b. Menganjurkan ibu untuk memberikan kehangatan dengan metode kanguru
c. Melakukan perawatan pada inkubator
d. Memberikan selimut tebal pada bayi
67 Pembahasan

Skor APGAR bayi dalam kasus 7-8 yang termasuk dalam kategori
normal. Pada kasus ini bayi hanya membutuhkan tindakan
pertolongan yang bertujuan untuk meningkatkan kehangatan.
Pada kasus disebutkan bahwa bayi mendapat IMD dengan baik,
sehingga tindakan yang paling tepat adalah menganjurkan ibu
untuk memberikan kehangatan dengan metode kanguru.
Keperawatan spesifik
68
area anak

Seorang bayi perempuan lahir tanggal 14 Juli 2014 dengan usia gestasi 7 bulan.
Saat ini 26 Maret 2015 bayi dibawa ke klinik tumbuh kembang dan dilakukan
pemeriksaan DDST. Berapakah usia koreksi untuk pemeriksaan bayi tersebut?
a. 6 bulan 2 hari
b. 6 bulan 5 hari
c. 6 bulan 12 hari
d. 6 bulan 10 hari
68 Pembahasan

Tgl pemeriksaan : 2015 – 03 – 26

Tgl lahir : 2014 – 07 – 14

8 bln 12 hr

Gestasi prematur → 7 bulan = 210 hari = 30 minggu

Jumlah minggu prematur → 40 – 30 = 10 minggu = 10 x 7 hari = 70 hari = 2 bulan 10 hari

Usia koreksi:

= 8 bulan 12 hari – 10 minggu

= 8 bulan 12 hari – 2 bulan 10 hari

= 6 bulan 2 hari
Keperawatan spesifik
69
area anak

Seorang anak laki-laki berusia 1 tahun 7 bulan dirawat dengan diagnosis diare
dengan dehidrasi sedang. Hasil pengkajian: anak rewel, tampak kurus, tidak mau
menyusu, mata cekung, dan cubitan kulit di perut kembali lambat. Hasil
pemeriksaan: RR 34 x/menit, N 100 x/menit, S 36,8oC, grafik BB/PB <-3 SD, dan lila
<11,5 cm. Apa klasifikasi status gizi pada anak tersebut?
a. Gizi baik
b. Gizi kurang
c. Gizi buruk tanpa komplikasi
d. Gizi buruk dengan komplikasi
69 Pembahasan

Data fokus:

● anak rewel, tampak kurus, tidak mau menyusu, mata cekung, dan cubitan kulit di
perut kembali lambat

● RR 34 x/menit, N 100 x/menit, S 36,8oC, grafik BB/PB <-3 SD, dan lila <11,5 cm

Berdasarkan pedoman MTBS, grafik BB/PB <-3 SD termasuk dalam kategori gizi
buruk. Gizi buruk dengan komplikasi ditandai dengan gejala anak tampak sangat
kurus, mata cekung, cubitan kulit di perut kembali lambat, dan terdapat tanda
bahaya umum seperti anak tidak mau menyusu.
Keperawatan spesifik
70
area anak

Seorang ibu membawa anak berusia 2 tahun ke klinik tumbuh kembang. Perawat
melakukan pemeriksaan DDST dengan meminta anak untuk menyusun balok dan
memindahkan bola kecil ke suatu wadah. Apakah jenis keterampilan yang sedang
diuji oleh perawat?
a. Personal social
b. Fine motor adaptive
c. Language
d. Gross motor
70 Pembahasan

Pemeriksaan DDST yang dilakukan → meminta anak untuk menyusun balok dan memindahkan bola kecil ke
suatu wadah → termasuk dalam kategori melakukan gerakan yang melibatkan bagian-bagian tubuh tertentu
dan dilakukan otot-otot kecil tetapi memerlukan koordinasi yang cermat → fine motor adaptive atau gerakan
motorik halus.

Tugas perkembangan atau sektor perkembangan terdiri dari empat hal diantaranya:

a. Personal social (perilaku social) → aspek yang berhubungan dengan kemampuan mandiri, bersosialisi,
dan berinteraksi dengan lingkungannya.

b. Fine motor adaptive (gerakan motorik halus) → aspek yang berhubungan dengan kemampuan anak untuk
mengamati sesuatu, melakukan gerakan yang melibatkan bagian-bagian tubuh tertentu dan dilakukan
otot-otot kecil tetapi memerlukan koordinasi yang cermat.

c. Language (Bahasa) → aspek yang berhubungan dengan kemampuan untuk memberikan respon terhadap
suara, mengikuti perintah, dan berbicara spontan

d. Gross motor (gerakan motorik kasar) → aspek yang berhubungan dengan pergerakan dan sikap tubuh.
Keperawatan spesifik
71
area anak

Seorang perempuan inpartu baru saja melahirkan seorang bayi Perempuan secara
spontan. Hasil pengkajian: bayi menangis lemah, warna kulit kemerahan tapi
ekstremitas biru, ekstremitas sedikit fleksi, pernapasan lemah dan tidak teratur,
frekuensi nadi 103 x/menit. Apakah interpretasi skor APGAR pada kasus tersebut?
a. Asfiksia sedang
b. Asfiksia berat
c. Normal
d. Gagal napas
71 Pembahasan

A = warna kulit kemerahan tapi ekstremitas biru = skor 1

P = 103 x/menit = skor 2

G = bayi menangis lemah = skor 1

A = ekstremitas sedikit fleksi = 1

R = pernapasan lemah dan tidak teratur = skor 1

Total skor = 6 → asfiksia sedang


Keperawatan spesifik
72
area anak

Seorang bayi (5 hari) dirawat di rumah sakit dengan BBLR. Hasil pengkajian: ibu
mengatakan bayi rewel dan menangis saat disusui, ASI keluar sedikit, nyeri pada
putting, dan ibu merasa kelelahan. Frekuensi BAK bayi 5 x/24 jam. Apakah
masalah keperawatan yang tepat?
a. Nyeri akut
b. Gangguan perlekatan
c. Kecemasan
d. Menyusui tidak efektif
72 Pembahasan

DO :
ibu mengatakan bayi rewel dan menangis saat disusui, ASI keluar sedikit, nyeri
pada putting, dan ibu merasa kelelahan.
Menyusui tidak efektif didefinisikan sebagai suatu kondisi ibu dan bayi mengalami
ketidakpuasan atau kesukaran pada proses menyusui. Didukung dengan data
kelelahan maternal, bayi tidak mampu melekat pada payudara ibu, BAK bayi kurang
dari 8 x/24 jam, nyeri dan/atau lecet pada payudara secara terus menerus.
Keperawatan spesifik
73
area anak

Seorang anak (6 tahun) dibawa ke IGD RS karena mengalami demam sudah tiga
hari, BAB cair 4x/12 jam, dan muntah-muntah. Perawat segera melakukan
pemasangan IV line untuk pemberian cairan per enteral setelah diberikan informed
consent kepada keluarga pasien. Perawat menggunakan kateter IV dengan ukuran
24 agar tidak memberikan rasa sakit yang berlebih dengan didampingi keluarga
dan memberikan hiburan agar anak tidak trauma. Apakah prinsip etik yang sedang
dilakukan perawat tersebut?
a. Non-maleficience
b. Beneficience
c. Otonomi
d. Veracity
73 Pembahasan

Non maleficence → Perawat memberikan tindakan pada pasien dengan tidak menimbulkan
cidera fisik maupun psikis pada pasien

Pada kasus, melakukan pemasangan IV line untuk pemberian cairan per enteral menggunakan
kateter ukuran 24G untuk mengurangi rasa sakit dengan didampingi keluarga dan memberikan
hiburan agar anak tidak trauma. Penggunaan kateter IV ukuran 24 merupakan ukuran kateter IV
yang diperuntukkan untuk usia anak-anak. Selain itu pemasangan IV line juga didampingi orang
tua dan diberikan hiburan untuk mengurangi trauma pada anak. Sehingga prinsip etik yang
sedang diterapkan perawat adalah non-maleficence.
Keperawatan spesifik
74
area anak

Seorang bayi berusia 5 bulan 20 hari dibawa ke puskesmas. Hasil pengkajian: bayi
masih minum ASI eksklusif dan sudah memenuhi daftar imunisasi wajib sesuai
usia. Ibu merasa khawatir dengan berat badan bayi sudah termasuk kategori ideal
atau masih kurang. Perawat melakukan perhitungan berat badan bayi sesuai usia.
Berapakah berat badan ideal bayi tersebut?
a. 6 kg
b. 7 kg
c. 7,5 kg
d. 7,25 kg
74 Pembahasan

Rumus perhitungan berat badan ideal bayi berdasarkan usia menggunakan rumus Behrman:

Berat badan usia 3-12 bulan: (umur (bulan) + 9) : 2

Berat badan usia 1-6 tahun: (umur (tahun) x 2) + 8

→ Usia bayi = 5 bulan 20 hari → > 15 hari dibulatkan ke atas sehingga usia bayi = 6 bulan

BB = (umur (bulan) + 9) : 2

= (6 + 9) : 2

= 15 : 2

= 7,5 kg
Keperawatan spesifik
75
area anak

Berikut merupakan jenis vaksin yang sensitif terhadap suhu panas adalah...
a. Vaksin Hepatitis B
b. Vaksin TT
c. Vasin Campak
d. Vaksin DT
75 Pembahasan

Penggolongan vaksin dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu:

1. Vaksin yang sensitif terhadap beku (tidak boleh beku disimpan pada suhu 2-8oC) → Vaksin
DT, TT, Td, Hepatitis B dan DPT?HB/Hib

2. Vaksin yang sensitif terhadap suhu panas (suhu -15 s.d -25 ºC) → Vaksin campak, Polio dan
BCG
76 Oksigenasi Sederhana

Seorang laki-laki (35 tahun) dibawa ke IGD setelah mengalami kecelakaan lalu
lintas. Hasil pengkajian menunjukkan pasien mengalami cedera kepala sedang,
GCS 10, tekanan darah 111/70 mmHg, HR 108x/menit, RR 35 x/menit, terdengar
suara nafas tambahan gurgling, SpO2 86%. Pasien sudah dilakukan tindakan
suction namun belum ada peningkatan saturasi oksigen. Apakah alat bantu nafas
yang perlu diberikan pada pasien tersebut?
a. Nasal canul
b. Rebreathing mask
c. Non rebreathing mask
d. Ventilator
76 Pembahasan

Data fokus:
● Pasien mengalami cedera kepala sedang
● GCS 10
● tekanan darah 111/70 mmHg
● HR 108x/menit
● RR 35 x/menit
● terdengar suara nafas tambahan gurgling
● SpO2 86%

SpO2 86% menunjukkan adanya hipoksia sedang-berat, sehingga alat bantu nafas
yang paling tepat diberikan yaitu non-rebreathing mask.
Pemilihan alat bantu nafas berdasarkan SpO2
Nilai SpO2 Definisi Jenis alat

95-100% Dalam batas normal Nasal canula

90-95% Hipoksia ringan-sedang Rebreathing mask

85-90% Hipoksia sedang-berat Non rebreathing mask

<85% Hipoksia berat Ventilator


77 Oksigenasi sederhana

Seorang perempuan (60 tahun) dirawat dengan diagnosis PPOK. Hasil pengkajian
pasien merasa sulit bernapas kecuali dalam posisi duduk/berdiri, RR 28 x/menit,
HR 100x/menit, 90/70 mmHg, menggunakan alat bantu nafas nasal canule, terlihat
retraksi intercosta, dan nafas dangkal. Apakah jenis perubahan pola napas pada
pasien tersebut?
a. Orthopnea
b. Tachypnea
c. Paradoksial
d. Hiperventilasi
77 Pembahasan

Pada kasus disebutkan bahwa pasien mengalami merasa sulit bernapas kecuali dalam posisi
duduk/berdiri yang menunjukkan perubahan pola nafas yang disebut dengan orthopnea.

Jenis perubahan pola nafas:


● Tachypnea → RR > 24 x/menit
● Bradipnea → RR < 10 x/menit
● Dipsnea → sesak nafas berat
● Hiperventilasi → cara tubuh dalam mengkompensasi peningkatan jumlah oksigen dalam
paru agar nafas lebih cepat dan dalam
● Hipoventilasi → Upaya tubuh mengeluarkan karbon dioksida dengan cukup yang
dilakukan pada saat ventilasi alveolar
● Orthopnea → sulit bernafas, kecuali dalam posisi duduk/berdiri
● Stridor → pernafasan bising karena saluran nafas menyempit
● Paradoksial → pernafasan yang ditandai dengan pergerakan dinding paru berlawanan
arah dari keadaan normal
78 Oksigenasi sederhana

Berikut ini bukan merupakan kontraindikasi penggunaan alat bantu nafas nasal
canule yaitu...
a. Ditemukan adanya tanda-tanda obstruksi nasal
b. Bernafas spontan dan memerlukan bantuan oksigen
c. Pasien mengalami henti nafas
d. Pasien menalami obstruksi maksilofasial
78 Pembahasan

Nasal canule

→ Indikasi: pasien masih bisa bernafas spontan namun membutuhkan alat


bantu untuk memenuhi kebutuhan oksigen

→ Kontraindikasi: pasien mengalami obstruksi nasal, apneu, fraktur tengkorak


kepala, fraktur maksilofasial
Indikasi dan kontraindikasi penggunaan alat bantu nafas
Alat bantu nafas Indikasi Kontra Indikasi

Nasal canula Pasien masih bisa bernafas spontan Obstruksi nasal, apneu, fraktur
namun membutuhkan alat bantu untuk tengkorak kepala, fraktur
memenuhi kebutuhan oksigen maksilofasial

Simple mask Cocok untuk pasien yang membutuhkan Tidak digunakan untuk pasien yang
fraksi oksigen yang lebih tinggi daripada tidak mampu melindungi dari
nasal canule dalam jangka waktu yang aspirasi
singkat. Ex: terapi O2 pasca anestesi
Rebreathing mask Pasien dengan kadar tekanan O2 yang Retensi CO2 karena akan
rendah untuk dapat meningkatkan PCO2. memperburuk retensi

Non-rebreathing mask Pasien dengan kadar CO2 yang tinggi, kondisi medis yang meningkatkan
pasien COPD dengan siklus pernapasan risiko toksisitas oksigen dan
yang tidak stabil hiperoksemia, atau penyalahgunaan
terapi oksigen
79 Oksigenasi sederhana

Seorang laki-laki (40 tahun) datang ke IGD dengan riwayat pengobatan TBC 3 bulan
mengeluh sesak napas dan dada terasa berat. Hasil pengkajian : TD 130/90
mmHg, frekuensi nadi 96x/menit, frekuensi nafas 31 x/menit. Hasil analisa gas
darah menunjukkan pH 7,25, PCO2 55 mmHg, PO2 70 mmHg, HCO3 25 mmHg.
Berapakah kecepatan pemberian oksigen pada pasien tersebut?
a. 5-8 lpm
b. 10-12 lpm
c. 8-10 lpm
d. 7-10 lpm
79 Pembahasan

Hasil AGD :
● pH 7,25 ( menurun)
● PCO2 55 mmHg (meningkat)
● PO2 70 mmHg (menurun)
● HCO3 25 mmHg (normal)
Dari data tersebut, pasien mengalami kondisi asidosis respiratorik akut dimana
terjadi penumpukan CO2 dalam darah dan paru-paru tidak bisa mengeluarkan
oksigen dengan optimal. Jadi untuk mengatasi masalah tersebut, klien diberikan
suplemen oksigen berupa NRM agar udara saat inspirasi tidak bercampur dengan
udara ekspirasi. Kecepatan pemberian oksigen dengan NRM adalah 10-12 lpm.
80 Oksigenasi sederhana

Pasien laki-laki (30 tahun) datang ke IGD dengan penurunan kesadaran akibat
benturan kepala yang dialami. Hasil pengkajian: terdengar suara snoring, RR
28x/menit, frekuensi nadi 110x/menit, GCS 11, TD 110/80 mmHg dan terdapat gag
reflek. Apakah target keperawatan yang tepat pada pasien tersebut?
a. Jalan nafas paten
b. Penurunan RR
c. Penurunan HR
d. Tidak terdapat gag reflek
80 Pembahasan

Hasil pengkajian menunjukkan bahwa pasien mengalami penurunan


kesadaran, terdapat suara snoring dan terdapat gag reflek. Adanya
suara snoring menandakan adanya bersihan jalan napas tidak efektif.
Tindakan yang perlu dilakukan adalah mempertahakan jalan nafas agar
jalan nafas paten.
81 Oksigenasi sederhana

Seorang perempuan (25 tahun) dibawa ke IGD RS dengan keluhan sesak nafas.
Hasil pengkajian: pasien memiliki riwayat asma, penafasan cuping hidung, terlihat
kuku tangan sianosis, terlihat retraksi interkosta, TD 100/70 mmHg, frekuensi nadi
90x/menit, RR 28x/menit dan suhu 37,4oC, SpO2 88%. Apakah masalah
keperawatan yang tepat pada pasien tersebut?
a. Ketidakefektifan pola nafas
b. Hambatan ventilasi spontan
c. Hambatan pertukaran gas
d. Ketidakefektifan bersihan jalan nafas
81 Pembahasan

Data objektif:
a. Pasien sesak napas
b. Penafasan cuping hidung
c. Terlihat retraksi intercosta
d. Terlihat kuku tangan sianosis
e. TD 100/70 mmHg, frekuensi nadi 90x/menit, RR 28x/menit dan suhu 37,4oC,
SpO2 88%
Berdasarkan data mayor tersebut, masalah keperawatan yang tepat pada kasus
tersebut yaitu ketidakefektifan pola nafas. Ketidakefektifan pola napas
didefinisikan sebagai inspirasi dan/atau ekspirasi yang tidak memberi ventilasi
yang adekuat. Kata kunci: pola napas abnormal, dipsnea, pernapasan cuping
hidung, pernapasan bibir, penggunaan otot bantu napas, dan retraksi intercosta.
Diangosis Ketidakefektifan Ketidakefektifan pola Hambatan ventilasi Hambatan
bersihan jalan napas napas spontan pertukaran gas

Definisi Ketidakmampuan Inspirasi dan/atau Ketidakmampuan Kelebihan atau


membersihkan sekresi ekspirasi yang tidak memulai dan/atau defisit oksigenasi
atau obstruksi dari memberi ventilasi mempertahankan dan/atau eliminasi
saluran napas untuk yang adekuat pernapasan yang karbon dioksida
mempertahankan adekuat untuk pada membrane
bersihan jalan napas menyokong alveolar kapiler
kehidupan
Kata kunci - Dipsnea - Pola napas abnormal - Penurun SaO2 - pH arteri abnormal
- batuk tidak efektif - Dipsnea - Penurunan PO2 - Penurunan CO2
- Suara napas tambahan - Pernapasan cuping - Peningkatan PCO2 - Hiperkapnia
- Sputum berlebih hidung - Dipsnea - Hipoksemia
- Pernapasan bibir - Penggunaan otot - Hipoksemia
- Penggunaan otot bantu napas - Dipsnea
bantu napas
- Retraksi intercosta
Penerapan edukasi
82
kesehatan

Seorang perempuan (35 th) datang ke puskesmas dengan diagnosis TBC paru
setelah pemeriksaan dinyatakan positif dan gambaran Rontgen thorax terdapat
infiltrate pada lobus kiri bawah. Pasien mengatakan sudah mengonsumsi OAT
selama seminggu, namun saat ini pasien merasa cemas dan sulit tidur karena BAK
berwarna merah dan nyeri pada sendi-sendi pertulangan. Apakah topik penyuluhan
yang sesuai dengan kasus?
a. Koping stres pada pasien TBC
b. Konsumsi air putih yang cukup
c. Efek samping OAT
d. Cara meningkatkan kualitas tidur
82 Pembahasan

Pada kasus disebutkan bahwa pasien sudah didiagnosis TBC paru dan sudah mengonsumsi
OAT selama satu minggu, namun pasien merasa cemas dan sulit tidur karena BAK berwarna
merah dan nyeri pada sendi-sendi pertulangan. Sehingga topik penyuluhan yang tepat adalah
efek samping OAT.

Efek samping OAT:


● Warna kemerahan pada urine
● Tidak nafsu makan karena mual/nyeri perut
● Nyeri sendi
● Kesemutan atau rasa terbakar pada kaki
● Gatal dan kemerahan pada kulit
● Penurunan fungsi pendengaran
● Gangguan keseimbangan
● Kuning pada mata/kulit
● Gangguan penglihatan
Penerapan edukasi
83
kesehatan

Sepasang laki-laki dan perempuan usia subur datang ke poli KIA untuk
mendapatkan konseling terkait KB yang tepat bagi mereka. Saat ini pasangan
tersebut sudah memiliki dua anak dan mengatakan masih ingin memiliki anak lagi
namun ingin dijeda dengan anak sebelumnya. Apakah media edukasi yang tepat
untuk kasus tersebut?
a. Flipchart
b. Leaflet
c. Video
d. X-banner
83 Pembahasan

Pasangan usia subur yang sudah dua anak dan mengatakan masih ingin memiliki
anak lagi namun ingin dijeda dengan anak sebelumnya. Pasangan tersebut ingin
mendapatkan konseling terkait KB yang tepat bagi mereka. Rekomendasi media
edukasi yang tepat adalah flipchart, karena pilihan KB terdiri dari beberapa
macam sehingga flipchart menjadi media edukasi yang paling direkomendasikan
karena memungkinkan diskusi selama konseling dengan klien.
Penerapan edukasi
84
kesehatan

Perawat bersama tim promosi kesehatan sedang memberikan edukasi dengan


cara demonstrasi tentang etika batuk pada pasien di poliklinik paru. Apakah
evaluasi formatif yang dilakukan perawat pada kegiatan tersebut?
a. Pasien dapat mempraktikkan prosedur etika batuk
b. Pasien mampu melakukan pencegahan penularan ISPA
c. Pasien mampu menyampaikan pencegahan penularan ISPA
d. Pasien mampu mengambil keputusan terhadap penyakit ISPA yang diderita
84 Pembahasan

● Evaluasi Formatif adalah proses yang dimaksudkan untuk mengumpulkan


data tentang efektifitas dan efisiensi dari pendidikan kesehatan yang sudah
dilaksanakan.
● Evaluasi Sumatif adalah Evaluasi Akhir, evaluasi terhadap keseluruhan
penyuluhan atau pendidikan kesehatan yang sudah berlangsung.
● Edukasi kesehatan yang sudah diberikan → etika batuk.
● Evaluasi formatif → pasien mampu mempraktikkan batuk efektif.
● Kata kunci: perawat mendemonstrasikan prosedur batuk efektif.
Penerapan edukasi
85
kesehatan

Hasil pegkajian di TK menunjukkan data 35% siswa pernah mengalami diare, 45%
diantaranya tidak membawa bekal dari rumah, banyak penjual makanan di luar
sekolah. 50% siswa tidak mencuci tangan sebelum makan. Perawat akan
memberikan edukasi tentang cuci tangan 6 langkah. Apakah metode edukasi
kesehatan yang tepat pada kasus tersebut?
a. Demonstrasi video interaktif
b. Ceramah dengan alat peraga
c. Ceramah menggunakan flipchart
d. Demonstrasi dengan gambar
85 Pembahasan

● Perawat akan memberikan edukasi tentang cuci tangan 6 langkah pada siswa
TK.
● Metode edukasi yang paling tepat adalah demonstrasi dengan video karena
Penerapan edukasi
86
kesehatan

Seorang ibu post SC hari kedua sudah bisa miring kanan dan kiri. Saat melahirkan
sudah dilakukan IMD dan saat ini ASI sudah keluar. Apakah topik pendidikan
kesehatan yang tepat digunakan untuk sasaran tersebut ?
a. Mobilisasi dini
b. ASI eksklusif
c. Perawatan luka post op
d. Perawatan vulva hygiene
86 Pembahasan

● Seorang ibu post SC hari kedua sudah bisa miring kanan dan kiri. Saat
melahirkan sudah dilakukan IMD dan saat ini ASI sudah keluar.
● Topik pendidikan kesehatan yang tepat yaitu mobilisasi dini.
● Pasien diberikan edukasi mobilisasi dini agar bisa segera mulai aktivitas
perawatan pada bayi.
87 Tanda gejala pasien

Seorang anak laki-laki (7 tahun) di rawat di rumah sakit dengan keluhan demam
sejak 4 hari yang lalu, BAK terasa sakit, dan urin keluar sedikit. Hasil pemeriksaan
fisik: suhu 39oC, mukosa bibir kering, nyeri tekan pada area suprapubik, nadi 118
x/menit, RR 20 x/menit. Hasil pemeriksaan lab menunjukkan nilai LED meningkat,
leukosit 15.000 /mm3. Apakah kemungkinan diagnosis pasien?
a. Infeksi saluran kemih
b. Gagal ginjal akut
c. Nefrolitiasis
d. Glumerulonefritis
87 Pembahasan

Data fokus:
● Demam sejak 4 hari yang lalu
● BAK terasa sakit
● Urin keluar sedikit
● Hasil pemeriksaan fisik: suhu 39oC, mukosa bibir kering, nyeri tekan pada area
suprapubik, nadi 118 x/menit, RR 20 x/menit.
● Hasil pemeriksaan lab menunjukkan nilai LED meningkat, leukosit 15.000
/mm3.
Berdasarkan data mayor tersebut, pasien memungkinkan mengalami infeksi
saluran kemih.
88 Tanda gejala pasien

Seorang perempuan (68 th) mengeluh nyeri pada punggung. Pasien mengatakan
tidak ada riwayat jatuh terduduk. Hasil pemeriksaan rontgen menunjukkan adanya
destruksi pada tulang belakang yang mengarah pada pengeroposan tulang.
Apakah pemeriksaan penunjang lanjutan yang perlu dilakukan pasien?
a. Bone Marrow Density
b. Magnetic Resonance Imaging
c. CT Scan
d. Biopsi tulang
88 Pembahasan

Pasien dicurigai mengalami pengeroposan tulang ditandai dengan adanya


destruksi pada tulang. Saat ini pasien sudah memasuki tahap lansia dan
mengeluh nyeri pada tulang belakang. Pemeriksaan penunjang lanjutan yang
perlu dilakukan adalah bone marrow density.
Bone marrow density (BMD) atau densitometri adalah pemeriksaan yang akurat
dan untuk menilai densitas massa tulang, seseorang dikatakan menderita
osteoporosis apabila nilai BMD berada dibawah -2,5 dan dikatakan mengalami
osteopenia bila nilai BMD berada antara -2,5 dan -1 dan normal apabila BMD
berada diatas nilai -1.
Keperawatan spesifik
89
area anak

Seorang bayi laki-laki lahir secara spontan pervaginam 3 jam yang lalu, APGAR
score 10. Bayi tersebut mengalami ikterik pada bagian kepala, leher, dan badan
hingga atas umbilicus. Berapakah derajat ikterik bayi tersebut?
a. Derajat I
b. Derajat II
c. Derajat III
d. Derajat IV
89 Pembahasan

Bayi mengalami ikterik pada area kepala, leher, dan badan hingga atas umbilicus
yang dikategorikan menjadi derajat II ikterik.

Derajat ikterik:
1. Derajat I → kepala, leher
2. Derajat II → kepala, leher, badan sampai atas umbilicus
3. Derajat III → kepala, leher, badan bawah sampai atas lutut
4. Derajat IV → kepala, leher, badan sampai tungkai atas dan bawah
5. Derajat V → kepala, leher, badan, tungkai atas, bawah, dan telapak kaki
Pendokumentasian
90
tindakan keperawatan

Perawat melakukan anamnesa pada pasien baru dengan menanyakan riwayat


alergi, riwayat penyakit dahulu, dan riwayat obat rutin yang dikonsumsi. Apakah
jenis pendokumentasian yang dilakukan perawat tersebut?
a. Allo anamnesa
b. Auto anamnesa
c. Process Oriented System
d. Problem Intervention & Evaluation
e. Problem Oriented Record
90 Pembahasan

Perawat melakukan pengkajian secara langsung kepada pasien meliputi riwayat


alergi, riwayat penyakit dahulu, dan riwayat obat rutin yang dikonsumsi.
Pengkajian yang dilakukan pada pasien langsung disebut auto anamnesa.
Sedangkan pengkajian yang dilakukan dari keluarga atau kerabat disebut dengan
allo anamnesa.
“Tidak ada kesuksesan tanpa kerja keras.
Tidak ada keberhasilan tanpa kebersamaan.
Tidak ada kemudahan tanpa doa.”
Ridwan Kamil

Anda mungkin juga menyukai