Anda di halaman 1dari 17

HUBUNGAN ZAT GIZI

DENGAN OBESITAS
Oleh:
Nopa Saripiyana 204102002
Maulida Ayu Sethiani Putri 204102007
Dian Putri Oktaviani 204102012
Risa Rianingsih 204102021
Divaratri Dwi Shafira 204102023
Nadhira Firqina Batani 204102029

Mata Kuliah : Biokimia


Dosen Pengampu : Dr. Ai Sri Kosnayani., S.Pd., M.Si
MASALAH CURRENT ISSUE
Obesitas adalah suatu keadaan dimana terjadi penumpukan lemak
tubuh yang berlebih, sehingga berat badan seseorang jauh di atas normal
dan dapat membahayakan kesehatan. Di Indonesia, prevalensi gizi lebih
atau obesitas mengalami peningkatan. Pada Tahun 2003, 2007 dan 2018
masalah gizi lebih di Indonesia sebesar 10,5%, 14,8% dan 21,8%,
prevalensi ini cenderung meningkat dari tahun ke tahun.

Saat ini, prevalensi obesitas merupakan masalah serius yang oleh


Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dianggap mungkin untuk dinaikkan
ke "peringkat" epidemi non-infeksius. Obesitas merupakan penanda gizi
buruk. Pada usia 2 sampai 19 tahun mengalami obesitas, dengan
kecenderungan meningkat pada orang dewasa dan prevalensi pada kaum
muda.
MASALAH CURRENT ISSUE

Peningkatan pengetahuan gizi remaja dapat


mempengaruhi perubahan perilaku menjadi positif
seperti menurunkan tingkat kecukupan energi, tingkat
kecukupan protein, persentase asupan lemak dan
meningkatkan asupan serat. Setelah asupan sudah baik,
maka perlunya edukasi mengenai aktivitas fisik bagi
remaja (Nurmasyita, Widjanarko, & Margawati, 2016).
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Obesitas Pada Remaja

1. Asupan Protein 2. Asupan Lemak

WHO (1990) menganjurkan Makanan yang berlemak


bahwa konsumsi energy mengatur sinyal yang
total dari protein adalah mengontrol rasa kenyang
sebanyak 10-20%. dengan cara menunda dan
Asupan protein digunakan mencegah rasa kenyang
sebagai energi. Hal tersebut sehingga seseorang dapat
terjadi karena kurangnya makan yang berlebihan
asupan karbohidrat dan
lemak sehingga memecah
protein.
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Obesitas Pada Remaja

3. Asupan Karbohidrat 4. Asupan Serat

Kelebihan karbohidrat di Sebagian besar asupan serat


dalam tubuh akan dirubah pada kelompok obesitas dan non-
menjadi lemak, perubahan obesitas masih kurang dari
tersebut terjadi di dalam hati. kecukupan karena pola konsumsi
Porsi makan yang berlebihan remaja sekarang adalah makanan
memiliki kalori yang lebih yang tinggi energi namun sedikit
banyak dibandingkan dengan mengandung serat.
porsi yang dianjurkan untuk
orang-orang normal.
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Obesitas Pada Remaja

5. Pola Konsumsi Fast 6. Asupan Sarapan Pagi


Food
• Sarapan pagi bermanfaat untuk
• Frekuensi fast food berlebih dapat
mempertahankan pola makan yang
menyebabkan terjadinya obesitas.
baik.
• Fast food mengandung tinggi
• Melewatkan sarapan pagi dapat
energi, tinggi lemak, banyak
mengakibatkan rasa lapar dan tidak
mengandung gula, dan rendah
dapat mengontrol nafsu makan
serat.
sehingga ketika jam makan siang akan
• Remaja yang sering mengonsumsi
makan dalam porsi yang banyak (over
fast food minimal 3 kali/minggu
reacting).
mempunyai risiko 3,28 kali • Saat melewatkan sarapan pagi,
mengalami gizi lebih.
metabolisme tubuh menurun dan tidak
mampu membakar kalori berlebihan
ketika makan siang tersebut.
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Obesitas Pada Remaja
7. Aktivitas Fisik 8. Faktor Genetik
(Status Obesitas Ibu dan Ayah)
Seseorang yang kurang aktif • Remaja yang memiliki orang
(sedentary life) yaitu tidak tua dengan status obesitas
melakukan aktivitas yang lebih berisiko mengalami
seimbang dan sering obesitas dibandingkan dengan
mengonsumsi makanan tinggi remaja yang memiliki status
lemak, akan cenderung orang tua tidak obesitas.
mengalami obesitas. • Orang tua dapat
Aktivitas fisik tersebut diperlukan mempengaruhi pola makan
untuk membakar energi di dalam dan gaya hidup di dalam
tubuh dan digunakan sebagai keluarga.
salahsatu perilaku penurunan
berat badan.
9. Perubahan hormonal 10. Keadaan stress

Pada wanita usia subur


terdapat factor lain yang Keadaan stress juga dapat
menyebabkan obesitas, memengaruhi perubahan berat
diantaranya adalah terdapat badan.
perubahan hormonal di dalam
tubuh selama beberapa fase
hidup
Hal-Hal Yang Memicu Kecanduan Makanan
1. Kecanduan Perilaku
• Kecanduan makanan merupakan kecanduan perilaku yang terwujud dalam gejala
keinginan, gangguan control perilaku, dan penarikan diri.

2. Makanan Pemicu Tersurat yang Umum


• Konsumsi makan makanan umum yang membuat ketagihan dengan energi
tinggi seperti jagung, susu, dan kentang.
• Makanan dengan olahan padat energi yang memiliki Glikemik Indeks (GI) tinggi
dan kandungan lemak tinggi seperti makanan cepat saji dan permen.
Penyelesaian atau Solusi

Meningkatkan
Perbaikan perilaku Pemberian
ayah dan ibu dalam aktivitas fisik
ASI ekslkusif
memberikan pola pada anak
makan yang sehat
sejak dini.

Memantau Batasi
pertumbuhan asupan
dan komposisi protein
tubuh anak. hewani
Penyelesaian atau Solusi

Memperhatikan status gizi dengan cara :

Diet hipokalorik

Asupan protein

Makronutrient
PENYELESAIAN
Mengurangi kandungan lemak,
01 gula dan garam dalam makanan

Memastikan pilihan yang


mendukung makanan sehat dan
02 bergizi, termasuk. dengan harga
terjangkau
Melakukan pemasaran yang bertanggung
03 jawab secara sosial, terutama produk
makanan yang ditujukan untuk anak-
anak dan remaja;

04 Larangan
lemak
penggunaan
trans dalam
produksi produk makanan.
PENYELESAIAN

1. 2. 3.

Pengembangan, implementasi mempromosikan gaya Promosi aktif peningkatan


dan peningkatan instrumen hidup sehat bagi tingkat aktivitas fisik, gaya
keuangan untuk pengelolaan penduduk hidup sehat di antara
konsumsi dan kualitas pangan seluruh populasi,

4. 5. 6.

Pembatasan iklan produk Meningkatkan akses Pengembangan program


makanan berbahaya masyarakat umum ke untuk mendukung dan
makanan berkualitas merangsang produksi produk
pertanian yang ramah
lingkungan dan alami.
PENYELESAIAN
• Dengan memberikan pendidikan gizi, cara memberikan pendidikan gizi:

Ceramah Focus Group Discussion (FGD) Praktik


Materi gizi seimbang dan Metode ini untuk mengakomodir Metode ini diberikan seperti
aktivitas diberikan dengan pertanyaan-pertanyaan yang belum contoh menu-menu gizi
ceramah untuk menjelaskan disampaikan dan melatih mereka seimbang yang dapat
definisi gizi seimbang, pilar gizi untuk berusaha menjawab dari diaplikasikan dalam menu
seimbang, tumpeng gizi dan masalah gizi dan kesehatan mereka, sehari-hari. Untuk praktek
piring makanku sedangkan setelah waktu selesai tim ini aktitas fisik dilakukan dengan
materi aktivitas fisik memberikan solusi dan jawaban dari gerakan intensitas rendah dan
menjelaskan tentang definisi, masalah gizi dan kesehatan. FGD ini sedang.
manfaat melakukan aktivitas juga membahas mitos dan fakta
fisik dan juga gerakan ringan terkait dengan gizi dan kesehatan
(stretching) yang bisa agar pengetahuan gizi bagi remaja
dilakukan. juga meningkat.
• Cara Efektif untuk Memberikan Pendidikan Gizi untuk Anak-anak

Berdasarkan karakteristik sasaran, buletin dapat menjadi media pendidikan gizi bagi anak
sekolah dasar karena buletin merupakan media cetak yang memuat berbagai macam
informasi yang menjelaskan secara rinci dilengkapi dengan penunjang seperti tabel, gambar,
foto dan lain-lain. Isinya lebih kepada tujuan promosi sesuatu dan masalah yang dibahas
tidak hanya satu masalah saja, melainkan meluas (Asmara, 2012). Dibandingkan dengan
media cetak lainnya seperti leaflet, buletin berisi informasi yang lebih luas dan rinci dengan
ditunjang dengan gambar dan foto. Selanjutnya, salah satu media pendidikan yang dapat
digunakan untuk menarik perhatian siswa adalah gambar. Gambar dapat menimbulkan
kreatifitas siswa yang beragam dalam membahasakannya. Dengan berjalannya waktu dan
mulai diterimanya mural ditengah masyarakat, mural mulai digemari oleh para pelajar atau
mahasiswa dan masyarakat umum (Dirgantara, 2012).
Thank
You!
Presentation design
This presentation uses the following typographies and colors:

Free Fonts used:


https://www.fontsquirrel.com/fonts/schoolbell

Colors used:

Anda mungkin juga menyukai