Anemia KVA
01 03
02 04
GAKY Obesitas
C. Penyebab Kekurangan Gizi Mikro
Kelompok yang paling mudah mengalami kekurangan zat gizi mikro
adalah ibu hamil, ibu menyusui dan anak-anak berusia di bawah 5 tahun. Hal
ini disebabkan karena mereka membutuhkan vitamin dan mineral dalam
jumlah yang lebih besar dibandingkan dengan kelompok lainnnya. Bisa juga
disebabkan karena tidak seimbangnya asupan makanan, kualitas makan yang
buruk, dan ketersediaan pangan yang buruk juga. Di samping itu, kelompok
ini juga sangat mudah mengalami akibat yang merugikan dari kekurangan
zat gizi mikro.
D. Akibat kekurangan Gizi Mikro
Kekurangan zat gizi mikro dapat meningkatkan resiko terserang penyakit menular, kematian akibat
diare, campak, malaria dan paru-paru. WHO mencatat bahwa lebih dari 2000 juta penduduk di dunia
menderita kekurangan vitamin dan mineral, terutama vitamin A, yodium, besi dan seng.
1. Kekurangan Vitamin A (KVA)
Vitamin A memengaruhi pertumbuhan, kelangsungan hidup, dan ketahanan terhadap infeksi.
Kekurangan vitamin A mengurangi kemampuan sel-T untuk melawan infeksi dan menurunkan
produksi mukosa yang mengakibatkan lebih banyak bakteri dapat menempel pada mukosa
pernapasan. Sehingga meningkatkan kerentanan tubuh terhadap infeksi pernafasan, risiko ini lebih
tinggi terlepas dari status gizi anak secara keseluruhan.
Kekurangan vitamin A dapat menyebabkan beberapa konsekuensi yang serius di antaranya:
• anak-anak yang menderita defisiensi vitamin A mempunyai respon kekebalan tubuh yang rendah
dibandingkan dengan anak-anak yang tercukupi kebutuhan vitamin A.
• Anak-anak dengan status vitamin A rendah mempunyai pertumbuhan yang lebih rendah daripada
yang mempunyai status vitamin A baik.
• Defisiensi vitamin A dapat memengaruhi perkembangan mental.
Kekurangan vitamin A dapat menyebabkan buta senja (night blindness), menurunnya
fungsi kekebalan tubuh, gangguan pertumbuhan sel, terutama tulang dan gigi, kulit
menjadi kering dan kasar. Defisiensi vitamin A yang sudah berat dapat mengakibatkan
kebutaan.
Gaya hidup yang termasuk juga pola makan dan pola aktivitas fisik menjadi
faktor lingkungan yang juga memegang peranan yang penting dalam pengaruh
terjadinya status gizi lebih .
G. Akibat Gizi Lebih
Penyakit yang dapat meningkatkan berat badan adalah hipertiroidisme, sindrom
cushing, depresi, masalah neurologi lain yang dapat menyebabkan makan
berlebihan. Obat-obatan yang turut memicu peningkatan berat badan adalah
steroid, antipsikotik, antidepresan.
Dampak lain yang sering diabaikan adalah terjadi gangguan kejiwaan seperti
krisis percaya diri, merasa kurang percaya diri, terutama pada masa remaja yang
berdampak pada perilaku lebih pasif dan depresi karena keterbatasan aktivitas
fisik sehingga tidak dapat mengikuti ataupun diikutsertakan kegiatan Teman
sebaya
DAFTAR PUSTAKA
Adriani, Merryana dan Bambang Wijatmadi. (2016). Pengantar Gizi Masyarakat. Jakarta: Kencana. Tersedia dari
https://www.google.co.id/books/edition/Pengantar_Gizi_Masyarakat/kqhADwAAQEAJ?hl=id&gbpv=1&d
q=akibat+anemia&printsec=frontcover
.
DAFTAR PUSTAKA
risdanni, H., & Buanasita, A. (2018). Hubungan Peran Teman, Peran Orang Tua, Besaran Uang Saku dan
Persepsi Terhadap Jajanan Dengan Kejadian Gizi Lebih Pada Anak Sekolah (Studi di SD Negeri Ploso
1/172 Kecamatan Tambaksari Surabaya Tahun 2017). Amerta Nutrition, 2(2), 189–196.
https://doi.org/10.20473/amnt.v2.i2.2018.189-196
Febriani, R. T. (2019). Body Image dan Peran Keluarga Remaja Status Gizi Lebih di Kota Malang. Jurnal
Informasi Kesehatan Indonesia, 5(2), 72–78.
Intantiyana, M., Widajanti, L., & Rahfiludin, M. Z. (2018). Hubungan Citra Tubuh, Aktivitas Fisik dan
Pengetahuan Gizi Seimbang dengan Kejadian Obesitas pada Remaja Putri Gizi Lebih di SMA Negeri 9
Kota Semarang. Jurnal Kesehatan Masyarakat, 6(5), 404–412.
Novalina, R., Zahtamal, & Priwahyuni, Y. (2019). Perilaku Aktivitas Fisik terhadap Kejadian Gizi Lebih pada
Anak Usia Sekolah Dasar di SDN 018 Desa Kubang Jaya Kabupaten Kampar Tahun 2018. Journal of
Public Health Sciences, 8(1), 48–55.
Pattola, Firdaus, T., Yunianto, A. E., Rasmaniar, Marzuki, I., Unsunnidhal, L., Siregar, D., Puspita, R., Pakpahan,
M., & Mahardika, A. (2020). Gizi Kesehatan dan Penyakit. Yayasan Kita Menulis.
.
DAFTAR PUSTAKA
risdanni, H., & Buanasita, A. (2018). Hubungan Peran Teman, Peran Orang Tua, Besaran Uang Saku dan
Persepsi Terhadap Jajanan Dengan Kejadian Gizi Lebih Pada Anak Sekolah (Studi di SD Negeri Ploso
1/172 Kecamatan Tambaksari Surabaya Tahun 2017). Amerta Nutrition, 2(2), 189–196.
https://doi.org/10.20473/amnt.v2.i2.2018.189-196
Febriani, R. T. (2019). Body Image dan Peran Keluarga Remaja Status Gizi Lebih di Kota Malang. Jurnal
Informasi Kesehatan Indonesia, 5(2), 72–78.
Intantiyana, M., Widajanti, L., & Rahfiludin, M. Z. (2018). Hubungan Citra Tubuh, Aktivitas Fisik dan
Pengetahuan Gizi Seimbang dengan Kejadian Obesitas pada Remaja Putri Gizi Lebih di SMA Negeri 9
Kota Semarang. Jurnal Kesehatan Masyarakat, 6(5), 404–412.
Novalina, R., Zahtamal, & Priwahyuni, Y. (2019). Perilaku Aktivitas Fisik terhadap Kejadian Gizi Lebih pada
Anak Usia Sekolah Dasar di SDN 018 Desa Kubang Jaya Kabupaten Kampar Tahun 2018. Journal of
Public Health Sciences, 8(1), 48–55.
Pattola, Firdaus, T., Yunianto, A. E., Rasmaniar, Marzuki, I., Unsunnidhal, L., Siregar, D., Puspita, R., Pakpahan,
M., & Mahardika, A. (2020). Gizi Kesehatan dan Penyakit. Yayasan Kita Menulis.
.
TERIMA
KASIH