Anda di halaman 1dari 6

GIZI BURUK DI INDONESIA

Disusun oleh :

Difa Najwa Amalia

Optik (4)

PROGRAM STUDI FARMASI

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

SEPTEMBER/2020
Menurut Upahita (2020), gizi buruk adalah suatu kondisi yang ditandai
dengan berat, tinggi, serta lingkar badan balita jauh di bawah rata-rata. Maka dari
itu, untuk mengetahui status gizi, indikator yang digunakan adalah grafik berat
badan menurut tinggi badan (BB/TB). Di indonesia masih terdapat balita yang
mengalami gizi buruk terutama di daerah-daerah terpencil, hal itu disebabkan
karena faktor ekonomi dan pendidikan. Berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar
(Riskesdas) 2018, secara nasional terdapat 30,8% balita menderita kekurangan
gizi sehingga tidak tumbuh sempurna (stunting). Walaupun persentase anak yang
kurang gizi masih cukup tinggi di 2018. Jumlah persentase anak kurang gizi sudah
mengalami penurunan dibandingkan pada tahun 2007 sampai tahun 2013
sebanyak 37,2% (Riskesdas 2013). Banyak pertanyaan-pertanyaan yang muncul
di masyarakat apa saja faktor penyebab gizi buruk dan apa dampak yang terjadi
jika mengalami gizi buruk.

Anak kurang gizi bisa disebabkan oleh kekurangan makronutrisi dan


mikronutrisi. Makronutrisi meliputi karbohidrat, lemak, dan protein. Sedangkan
mikronutrisi meliputi vitamin dan mineral. Menurut Saptawati (2012), beberapa
faktor yang menyebabkan anak-anak menderita gizi buruk, diantaranya:

1. Ekonomi
Faktor ekonomi merupakan salah satu faktor berpengaruh dalam
masalah gizi buruk terutama pada golongan miskin. Hal ini disebabkan
karena penduduk golongan miskin menggunakan sebagian besar
pendapatan untuk memenuhi kebutuhan makanan. Kebanyakan yang
memiliki ekonomi yang rendah di pelosok pedesaan dibandingkan dengan
di daerah perkotaan, karena masyarakat di pelosok desa berbeda secara
makna dengan masyarakat di daerah perkotaan dalam hal kunjungan
mereka ke posyandu. Ekonomi yang sulit, pekerjaan, dan penghasilan
yang tak mencukupi, dan mahalnya harga bahan makanan membuat orang
tua mengalami kesulitan untuk memenuhi kebutuhan gizi anak. Padahal,
usia 1-3 tahun merupakan masa kritis bagi anak untuk mengalami masalah
gizi buruk.
2. Sanitasi

1
Kondisi rumah dengan sanitasi yang kurang baik akan membuat
kesehatan penghuni rumah, khususnya anak-anak, akan terganggu.
Lingkungan yang tidak higienis juga akan mempengaruhi terhadap
masalah gizi buruk. Lingkungan yang tidak higienis seperti buang air
besar sembarangan. Hal ini masih sering terjadi terutama di daerah-daerah
yang terpencil, karena kebanyakan dari mereka tidak mempunyai septic
tank. Kebiasaan mencuci tangan dengan sabun pun masih belum
diterapkan sehingga frekuensi diare mudah meningkat.
3. Pendidikan
Orang tua seharusnya menyadari pentingnya memenuhi kebutuhan
akan kecukupan gizi anak. Namun tingkat pendidikan yang rendah
membuat orang tua tidak mampu menyediakan asupan yang bergizi bagi
anak-anak mereka. “Ibu merupakan kunci dari pemenuhan gizi anak-anak,
dan kunci untuk mengatasi gizi buruk”, kata satpawati. Ketidaktahuan
akan manfaat pemberian gizi yang cukup pada anak akan membuat orang
tua cenderung menganggap gizi bukan hal yang penting
4. Perilaku orang tua
Orang tua menganggap bahwa mereka tahu segala sesuatu,
sehingga tidak menyadari bahwa mereka masih membutuhkan bimbingan
dari para ahli medis dalam mengatasi masalah gizi dan kesehatan. “Ada
persepsi yang salah dari para orang tua ketika mereka datang karena takut
diceramahi dan dimarahi dokter tentang masalah gizi”, kata satpawati.
Perilaku orang tua seperti ini membuat anak akan terus berada dalam
kondisi gizi buruk dan menyebabkan anak menjadi sering sakit.

Menurut Swari (2020), berikut ini beberapa dampak gizi buruk pada anak,
diantaranya:

1. Gangguan kesehatan mental dan emosional


Menurut Children’s Defense Fund, anak-anak yang kekurangan
asupan nutrisi beresiko menderita gangguan psikologis, seperti rasa cemas
berlebih maupun ketidakmampuan belajar, sehingga memerlukan
konseling kesehatan mental.

2
Sebuah studi “India Journal of Psychiaty” tahun 2008 mencatat dampak
dari gizi buruk pada anak, yaitu:
1. Kekurangan zat besi menyebabkan gangguan hiperaktif
2. Kekurangan yodium menghambat pertumbuhan
3. Kebiasaan melewatkan waktu makan atau kecenderungan pada
makanan mengandung gula juga berkaitan dengan depresi pada anak
2. Tingkat IQ yang rendah
Menurut data yang dilansir pada National Health and Nutrition
Examination Survey, anak-anak dengan gizi buruk cenderung melewatkan
pelajaran di kelas sehingga anak tidak naik kelas. Anak menjadi lemas,
lesu, dan tidak dapat bergerak aktif karena kekurangan vitamin, mineral,
dan nutrisi lainnya. Hal ini didukung oleh data World Bank yang juga
mencatat hubungan antara gizi buruk dan tingkat IQ yang rendah. Anak-
anak ini juga mungkin mengalami kesulitan mencari teman karena
masalah perilaku mereka.
3. Penyakit infeksi
Anak dengan gizi buruk akan sangat rentan mengalami penyakit
infeksi. Hal ini disebabkan oleh sistem kekebalan tubuhnya yang tak kuat
akibat nutrisi tubuh yang tidak terpenuhi. Ada banyak vitamin dan mineral
yang sangat memengaruhi kerja sistem kekebalan tubuh, mialnya vitamin
c, zat besi, dan zink. Bila kadar nutrisi tersebut tidak mencukupi maka
sistem kekebalan tubuhnya juga buruk. Belum lagi jika ia kekurangan zat
gizi makro, seperti karbohidrat dan protein yang merupakan sumber energi
dan pembangun sel-sel tubuh. Kekurangan nutrisi tersebut akan membuat
fungsi tubuhnya terganggu.
4. Anak pendek dan tidak tumbuh
Ketika mengalami masa pertumbuhan, anak sangat memerlukan zat
protein yang diandalkan untuk membangun sel-sel tubuh dan karbohidrat
sebagai sumber energi utama tubuh. Bila tidak ada protein dan zat nutrisi
lainnya, maka bukan tidak mungkin pertumbuhan terhambat bahkan
berhenti sebelum waktunya.

3
Dengan demikian, gizi buruk di Indonesia masih terjadi walaupun
grafiknya sudah menurun. Gizi buruk terjadi terutama di daerah terpencil
karena masyarakat di daerah tesebut ekonominya rendah sehingga
kurangnya orang tua dalam pencukupan makanan pada anak. Selain itu,
faktor sanitasi, pendidikan, serta perilaku orang tua juga menjadi penyebab
gizi buruk pada anak. Di samping itu ada dampak yang terjadi jika
mengalami gizi buruk, yaitu gangguan kesehatan mental dan emosional,
tingkat IQ yang rendah, penyakit infeksi, serta anak pendek dan tidak
tumbuh.

4
DAFTAR PUSTAKA

Setiaputri, Karinta Ariani, Mengulas Jenis dan Penanganan Gizi Buruk Balita
Sesuai Kondisinya, halosehat, dilihat pada 13 September 2020,
https://hellosehat.com/parenting/nutrisi-anak/gizi-buruk-pada-anak-
balita/#gref.
Anonim, Masalah Gizi Buruk di Indonesia, kitabisa, dilihat pada 13 September
2020, https://blog.kitabisa.com/masalah-gizi-buruk-di-indonesia/.
Dini, Faktor Utama Penyebab Gizi Buruk Anak, kompas, dilihat pada 14
September 2020,
https://lifestyle.kompas.com/read/2012/01/30/13325976/Faktor.Utama.Pe
nyebab.Gizi.Buruk.Anak.
Swari, Risky Candra, Dampak Gizi Buruk Pada Kesehatan Anak yang Harus
DiWaspadai, halosehat, dilihat pada 14 September 2020,
https://hellosehat.com/parenting/nutrisi-anak/dampak-gizi-buruk-bagi-
anak-anda/#gref.

Anda mungkin juga menyukai