Oleh
Deni merdani Septian
191FK01031
3C
Makanan anak pra sekolah tetap sama dari makanan sebelumnya terutama
protein dan vitamin A, disamping kalori dalam jumlah yang cukup, perlulah
mendapat perhatian. Sepertiga dari kebutuhan protein sedapat mungkin diambil
dari makanan yang berasal dari hewan. Anak- anak dalam usia ini sudah dapat
lebih banyak dikenalkan dengan makanan-makanan yang disajikan untuk
anggota- anggota keluarga lainnya. Ada hal yang sangat penting yaitu kebiasaan
memilih bahan makanan yang baik pada usia ini. Lazimnya anak –anak kurang
menyukai sayuran dalam makanannya. Dalam hal ini ibu harus bertindak
sedemikan rupa untuk mengajak memakan bahan-bahan berfaedah itu. Tidak ada
salahnya jika kepada anak-anak ini diberikan makanan selingan berupa kue-kue ,
yang dibuat oleh ibunya sendiri ,asal makanan selingan ini tidak membuat dia
terlalu kenyang , hingga anak tidak lagi mau makan nasi.
Karakteristik terkait dengan pemenuhan kebutuhan nutrisi pada anak usia
sekolah
absorpsi besi akan meningkat bila diperlukan vitamin C dan merendah bila
ada susu atau teh.
• Rasa kenyang
selain terhadap kepuasan dan terpenuhinya rasa kenyang, pemberian
makanan harus dapat pula memenuhi persyaratan segi kesehatan. Beberapa
jenis makanan mempunyai nilai rasa kenyang yang tinggi, berarti
cepat memberikan rasa kenyang, seperti susu, telur, makanan yang
berlemak. Sedangkan roti, kentang, daging tanpa lemak, ikan, sayur dan
buah mempunyai nilai yang rendah. Nasi, gula, atau jenis karbohidrat lain
yang banyak dikonsumsi di Indonesia, akan menyebabkan bertambahnya
sekresi getah lambung dan memperlambat pengosongan lambung,
sehingga akan
menambah rasa kenyang.
• Sumber makanan
Tersedianya sumber makanan sangat mempengaruhi status gizi seseorang.
Semakin sulit atau jauh mendapatkan makanan yang mengandung gizi
akan semakin sulit juga bagi seseorang untuk mendapatkan makanan
yang
mengandung cukup gizi atau gizi yang baik.
• Autosintesis vitamin
Ada beberapa jenis vitamin ternyata dapat dibentuk dalam tubuh individu
sendiri. Misalnya sintesis vitamin K, biotin dan asam pantotenat hanya
mungkin berlangsung bila terdapat bakteri flora usus. Tetapi belum
diketahui dengan pasti mekanisme pembentukan vitamin ini dikaitkan
dengan jumlah kebutuhan tubuh sendiri. Jenis makanan atau keadaan flora
usus tertentu dapat mempengaruhi pembentukan vitamin, seperti kejadian
beri-beri pada beberapa kelompok penduduk di Kobe, Jepang, sebagai
akibat adanya bakteri usus jenis lain yang dapat menghancurkan vitamin.
• Pengaruh obat
Beberapa jenis antimikroba dapat mempengaruhi status gizi anak,
walaupun tidak sampai tahap MEP. Perubahan status gizi ini biasanya
terjadi melalui mekanisme adanya kelainan dasar berupa kelainan struktur
saluran cerna, misalnya hipertropi mikrovilus atau stomatitis, yang
kemudian dapat mengakibatkan malabsorbsi, nafsu makan berkurang atau
diare. Secara umum telah dikenal bahwa pemberian antibiotic berspektrum
luas untuk waktu yang cukup lama dapat menyebabkan stomatitis, diare,
atau
• 3 Kebutuhan Energi dan Zat Nutrisi Pada Pra Sekolah dan Sekolah
Energi dan zat nutrisi sangat dibutuhkan untuk anak usia pra sekolah dan
sekolah, dimana pada masa ini anak sedang aktifnya dalam berbagai aktifitas
untuk mencari tahu tentang hal yang tidak diketahuinya.Anak dari golongan usia
sekolah memerlukan makanan yang kurang lebih sama dengan yang dianjurkan
untuk anak prasekolah terkecuali porsinya harus lebih besar karena
kebutuhannya yang lebih banyak, mengingat bertambahnya berat badan dan
aktivitasnya.
Kebutuhan Gizi yang disesuaikan dengan banyak aktivitas yang
dilakukan oleh anak usia sekolah sangat memengaruhi, untuk itu ada beberapa
fungsi dan sumber zat gizi yang perlu diketahui agar dapat tercukupi
kebutuhannya yaitu:
• Energi
Aktivitas fisik memerlukan energy diluar kebutuhan untuk
metabolism basal. Aktivitas fisik adalah gerakan yang dilakukan oleh
otot tubuh dan sistem penunjangnya. Selama aktivitas fisik , otot
membutuhkan energy diluar metabolism untuk bergerak,
sedangakn
• Perhitungan BB Ideal
Anak yang berumur 1-3 tahun akan mengalami pertambahan berat
sebanyak 2-2,5 kg, dan tinggi sebesar rata-rata 12 cm setahun (tahun kedua
12 cm, ketiga 8-9 cm). Berat badan baku dapat pula mengacu pada baku
berat badan dan tinggi badan dari WHO/NCHS, atau rumus perkiraan berat
badan anak : berat anak usia 1-6 tahun = [usia x 2 + 8]. Dengan demikian,
berat anak 1-3 tahun masing-masing 10, 12 dan 14 kg.
di meja makan”, karena ketegangan justru akan memicu dan memacu sikap
yang lebih defensif. Ada baiknya diadakan kompromi, anak diberi
pilihan
satu atau dua macam makanan.
Pada banyak penelitian dilaporkan bahwa pada usia ini kebanyakan
anak hanya mau makan satu jenis makanan selama berminggu-minggu
(food jag). Orang tua tidak perlu gusar, asal makanan tersebut dapat
memenuhi kebutuhan gizi anak. Sementara itu, orang tua (atau pengasuh
anak) tidak boleh jera menawarkan kembali jenis makanan lain setiap kali
makan.
Tabel 4. Kecukupan energi sejak usia empat tahun dikoreksi dengan faktor
kategori aktifitas (PA). Pada kelompok usia lanjut (Lansia) hasil
perhitungan AKE dari persamaan Henry (2005) perlu dikoreksi karena
jumlah subyek yang kecil dan overestimasi berdasarkan hasil kajian Krems
C et al (2005), yaitu overestimasi 9 % pada lansia laki-laki dan 11% pada
lansia perempuan mulai usia 65 tahun. Pada lansia juga dilakukan koreksi
penurunan kebutuhan energi dengan bertambahnya umur yaitu 5% pada
usia 50-64 tahun, 7.5 % pada usia 65-79 tahun, dan 10% pada usia >=80
tahun sebagai akibat penurunan jumlah sel-sel otot, beragam kompleks
penurunan fungsi
organ.
Nilai PA pada anak sebelum usia sekolah (umur <3 th) dan pada usia
lanjut (>=80 tahun) diasumsikan sangat ringan; sedangkan nilai PA pada
usia lainnya diasumsikan pada kategori ringan, yang sejalan dengan hasil
Riskesdas (2007) bahwa sebagain besar penduduk remaja dan dewasa
Indonesia melakukan aktifitas fisik pada kategori ringan. Artinya bagi anak
usia sekolah, remaja dan dewasa yang memilki aktifitas aktif dan
sangat aktif akan membutuhkan energi lebih banyak lagi.
Keterangan :
Keterangan :
• Simpulan
Anak prasekolah memiliki rentang umur 3-5 tahun, sedangkan anak
sekolah memiliki rentang umur 6-12 tahun. Tujuan dari pemberian nutrisi itu
sendiri diantaranya : memberikan zat gizi yang cukup sesuai dengan
kebutuhan yang dimanfaatkan untuk pertumbuhan dan perkembangan fisik
dan psikomotor, peningkatan kesehatan, pelaksanaan berbagi aktivitas dan
pemulihan kesehatan setelah sakit, meminimalkan terjadinya obesitas
pada usia dini, mendidik kebiasaan makan yang baik, memenuhi kecukupan
energi dan semua zat gizi sesuai dengan umur. Faktor-faktor yang
berpengaruh terhadap keadaan nutrisi usia pra sekolah dan sekolah meliputi
:tingkatpendidikan orang tua, kebiasaan makan, serat makanan, kemudahan
cerna, rasa kenyang, sumber makanan, pengaruh obat dan faktor endokrin
dan emosional. Kebutuhan Gizi yang disesuaikan dengan banyak aktivitas
yang dilakukan oleh anak usia sekolah sangat memengaruhi, untuk itu ada
beberapa fungsi dan sumber zat gizi yang perlu diketahui agar dapat
tercukupi kebutuhannya yaitu: energi, karbohidrat, protein, lemak, mineral,
vitamin dan air.
• Saran
Adriani, Merryana dan Bambang Wirjatmadi. 2012. Peranan Gizi dalam Siklus
Kehidupan. Jakarta: Kencana
Arisman,Dr.2003.Buku Ajar Ilmu Gizi dalam Daur Kehidupan.Jakarta:EGC