Anda di halaman 1dari 30

LAPORAN KASUS KELOMPOK

PADA AN. A DI RUANG PICU DENGAN DIAGNOSA DHF

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah Praktik Klinik
Keperawatan Anak

Dosen Pengampu : Irisanna Tambunan, S.Kep., Ners., M.KM

Oleh

Amalia Nurfadilah 191FK01008 Dara Nur Afriani 191FK01027


Andiani Dwi Siswati 191FK01009 Deni Merdani Septian 191FK01031
Anita Sri Widiyanti 191FK01012 Desti Ramanti Putri 191FK01032
Asti Nur Rahmawati 191FK01019 Dyah Nur Amalia 191FK01036
Bunga Sese Sitiamelia 191FK01023 Fani Fatmala 191FK01042

PROGRAM STUDI D-III KEPERAWATAN

UNIVERSITAS BHAKTI KENCANA BANDUNG

2022

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas limpahan
rahmat dan karunia-Nya, sehingga dapat menyelesaikan makalah mata kuliah
Keperawatan Anak dengan tepat pada waktunya. Salawat dan salam senantiasa
tercurah kepada junjugan kita Nabi besar Muhammad SAW, keluarga, para
sahabat dan pengikutnya yang senantiasa bertasbih sepanjang masa.

Makalah ini berisikan tentang “ASUHAN KEPERAWATAN PADA AN.


A DENGAN KASUS DHF DI RUANG PICU RSUD MAJALAYA” Diharapkan
Makalah ini dapat memberikan informasi mengenai perkembangan keperawatan
dunia dan Indonesia.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh
karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami
harapkan demi kesempurnaan makalah ini.

Akhir kata, ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan
serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT
senantiasa meridhai segala usaha kita. Aamiin.

Bandung, 14 Januari 2022

Penyusun

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..................................................................................

DAFTAR ISI.................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN.............................................................................

1.1 Latar Belakang Masalah.................................................................


1.2 Tujuan Penulisan.............................................................................
1.3 Metoda Penulisan dan Tehnik Pengumpulan Data......................
1.4 Sistematika Penulisan......................................................................
BAB II TINJAUAN TEORI
2.1 Konsep Penyakit...............................................................................
2.1.1 Definisi Penyakit....................................................................
2.1.2 Epidemiologi..........................................................................
2.1.3 Etiologi....................................................................................
2.1.4 Tanda dan Gejala..................................................................
2.1.5 Patofisiologi dan Clinical Pathway......................................
2.1.6 Penatalaksanaan Medis........................................................
2.1.7 Pemenuhan Kebutuhan Dasar Manusia.............................
2.1.8 Penatalaksanaan Keperawatan............................................
2.2 Konsep Asuhan Keperawatan........................................................
2.2.1 Pengkajian..............................................................................
2.2.2 Diagnosa Keperawatan Berdasarkan Prioritas..................
2.2.3 Intervensi................................................................................
BAB III TINJAUAN KASUS......................................................................
3.1 Pengkajian........................................................................................
3.2 Diagnosa Keperawatan Berdasarkan Prioritas............................
3.3 Intervensi..........................................................................................
3.4 Implementasi....................................................................................
3.5 Evaluasi/ Catatan Perkembangan..................................................
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN.....................................................
4.1 Kesimpulan.......................................................................................
4.2 Saran.................................................................................................

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Penyakit DHF (Dengue hemmoragic fever) adalah penyakit yang di

sebabkan oleh virus Dengue, sejenis virus yang tergolong arbovirus dan

masuk ke tubuh penderita melalui gigitan nyamuk aedes aegypti betina.

Penyakit ini lebih dikenal dengan sebutan Demam Berdarah Dengue dan

merupakan salah satu penyakit berbahaya di Indonesia. Penyakit DHF

nyaris banyak di temukan pada seluruh belahan dunia terutama pada

negara- negara yang beriklim tropis dan sub tropis sebagai penyakit

endemik. DBD sering salah diagnosa dengan thypoid. Sehingga

penderita datang ke Rumah sakit dalam keadaan perdarahan/mimisan

sehingga proses penyembuhan lebih sulit dan akan meningkatkan resiko

kematian pada penderita (Cahyono, 2010). Penanganan DBD yang biasa

dilakukan masyarakat Indonesia adalah dengan mengkonsumsi buah

jambu biji merah. Penanganan DBD yang biasa dilakukan oleh

masyarakat ini tidak sepenuhnya salah, hasil penelitian menunjukan

bahwa konsumsi air rebusan daun jambu biji sebanyak 5 lembar yang di

konsumsi sebanyak 3x sehari lebih efektif untuk meningkatkan kadar

trombosit sampai 100.000/mm dalam jangka waktu 16 jam (Cahyono,

2010).

Hasil WHO melaporkan lebih dari 100 negara terinfeksi virus

dangue. Infeksi virus ini menyerang semua usia. Mayoritas menyerang

pada anak usia di bawah 15 tahun sebanyak 95% dan sekitar ≥ 5%

terjadi pada bayi, penyebaran virus dengue yang semakin luas asia

4
menempati urutan pertama dalam jumlah penderita demam berdarah di

tiap tahunya. Sementara itu terhitung sejak tahun 1968 – 2009 WHO

mencatat indonesia sebagai negara dengan kasus demam berdarah

dengue tertinggi di asia tenggara. Pada tahun 2015, sampai pertengahan

bulan Desember tercatat penderita DBD di 34 provinsi di Indonesia

sebanyak 71.668 orang, dan 641 diantaranya meninggal dunia. Angka

tersebut lebih rendah dibandingkan tahun sebelumnya, yakni tahun 2014

dengan jumlah penderita sebanyak 112.511 orang dan jumlah kasus

meninggal sebanyak 871 penderita.

Penyakit ini di sebabkan oleh virus Dengue (Arbovirus ) yang

mengakibatkan demam selama 2-7 hari dengan di tandai nyeri kepala,

mual muntah, tidak nafsu makan, diare, ruam pada kulit, uji tourniquet

positif, adanya petekie, penurunan kesadaran atau gelisah, nadi cepat

atau lemah, hipotensi, tekanan darah turun, perfusi perifer turun dan

kulit dingin atau lembab. Menurut Widagdo (2012) komplikasi DBD

antara lain yaitu: Gagal ginjal, Efusi pleura, Hepatomegali, Gagal

jantung, Syok, Penurunan kesadaran. DBD/DHF dapat di cegah dengan

melakukan 3M yaitu Mengubur (mengubur barang-barang yang sudah

tidak di pakai lagi contohnya sampah kaleng atau plastik), Menguras

(menguras bak mandi atau tempat penyimpanan air yang ada di rumah.

Dalam 1 minggu tempa penyimpanan air dapat di kuras 2 kali atau

3kali), Menutupi tempat 10 Penyimpanan air ; jangan sampai terkena

gigitan nyamuk Aedes Aegypti dan bila perlu gunakan lotion (mengusir

nyamuk), karena nyamuk ini biasanya aktif di pagi atau siang hari

5
terutama tempat yang gelap atau kotor ; menggunakan bubuk Abate

pada selokan dan penampungan air agar tidak menjadi tempat

bersarangnya nyamuk ; jaga agar kondisi tetap sehat dan badan yang

kuat untuk menangkal virus yang masuk sehingga walau terkena gigitan

nyamuk, virus tidak akan berkembang.

1.2 Tujuan Penelitian


1. Tujuan Umum
Mengidentifikasi asuhan keperawatan pada anak “A” dengan diagnosa
medis DHF di Ruang PICU RSUD Majalaya.
2. Tujuan Khusus
1. Mengkaji anak “A” dengan diagnosa medis DHF di Ruang PICU

RSUD Majalaya.

2. Merumuskan diagnosa keperawatan pada anak “A” dengan diagnosa

medis DHF di Ruang PICU RSUD Majalaya.

3. Merencanakan tindakan keperawatan pada anak “A” dengan diagnosa

medis di Ruang PICU RSUD Majalaya.

4. Melaksanakan tindakan keperawatan pada anak “A” dengan diagnosa

medis di Ruang PICU RSUD Majalaya.

5. Mengevaluasi tindakan keperawatan anak “A” dengan diagnosa medis

DHF di Ruang PICU RSUD Majalaya.

6. Mendokumentasikan asuhan keperawatan anak “A” dengan diagnosa

medis DHF di Ruang PICU RSUD Majalaya.

1.3 Metode Penulisan dan Teknik Pengumpulan data

A. Pendekatan/Desain Penelitian
Jenis penelitian ini adalah deskriptif dalam bentuk review kasus untuk
mengeksplorasi masalah asuhan keperawatan pada anak dengan DHF.
Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan asuhan keperawatan yang

6
meliputi pengkajian, diagnosis keperawatan, perencanaan, pelaksanaan,
dan evaluasi.

B. Subyek Penelitian
Pada penelitian ini, subyeknya ialah pasien anak dengan DHF.
Kriteria dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Subyek ialah klien anak yang di rawat inap di ruang anak PICU
2. Subyek anak terdiri dari 1 orang anak, baik laki-laki maupun
perempuan
3. Subyek anak dengan DHF derajat III
4. Subyek anak yang berusia 1 tahun s/d 18 tahun

C. Definisi Operasional
Menurut (Sugiyono 2016) definisi operasional adalah penentuan sifat
yang dipelajarin sehingga menjadi variable yang dapat diukur.

1. Dengue Hemorrhagic Fever (DHF)


Dengue hemorrhagic fever (DHF) adalah penyakit infeksi yang
disebabkan oleh virus dengue yang ditularkan melalui gigitan nyamuk
Aedes aegypti penyakit ini dapat menyerang semua orang terutama
pada anak karena anak belum dapat membentuk kekebalan tubuh
sendiri (Candra 2017).

2. Asuhan Keperawatan
Asuhan Keperawatan pada anak dengan DHF merupakan suatu
proses atau tahap tahap kegiatan dalam praktik keperawatan yang
diberikan langsung kepada pasien anak dengan DHF dalam berbagai
tatanan pelayanan kesehatan meliputi metode askep atau asuhan
keperawatan yang ilmiah, sistematis, dinamis, dan terus menerus serta
berkesinambungan dalam pemecahan masalah kesehatan pasien anak
dengan DHF.

D. Lokasi dan Waktu Penelitian


Lokasi penelitian pada kasus ini yaitu di RSUD Majalaya. Waktu
penelitian klien yaitu 10 April 2019 – 13 Januari 2022 Metode dan
Instrument Pengumpulan Data

7
Metode dan Instrument yang digunakan pada peneliti adalah:
1. Teknik Pengumpulan Data
Adapun cara pengumpulan data pada penyusunan studi kasus ini antara
lain:
a. Wawancara
Wawancara yaitu hasil anamnesis berisi tentang identitas klien,
keluhan utama, riwayat penyakit keluarga, dam lain-lain. Sumber
data bisa didapat dari klien, keluarga, perawat atau lainnya.
b. Observasi dan Pemeriksaan Fisik
Observasi dan pemeriksaan fisik dapat dilakukan dengan
mengukur tanda-tanda vital dan pendekatan inspeksi, palpasi,
perkusi, dan auskultasi pada sistem tubuh klien.
2. Instrument Pengumpulan Data

Alat atau instrument pengumpulan data menggunakan format Asuhan


Keperawatan Anak sesuai ketentuan yang berlaku.

1.4 Sistematika Penulisan


Supaya lebih jelas dan lebih mudah dalam mempelajari dan memahami
studi kasus ini, Secara keseluruhan di bagi menjadi tiga bagian, yaitu:
1. Bagian awal, membuat halaman judul, kata pengantar , daftar isi.
2. Bagian inti, terdiri dari empat bab, yang masing-masing bab terdiri
dari sub bab, berikut ini:
Bab I : Pendahuluan, berisi latar belakang masalah, tujuan,
metode penulisan dan teknik pengumpulan data, sistematika
penulisan studi kasus.
Bab 2 : Tinjauan pustaka, berisi tentang konsep penyakit dari sudut
medis dan asuhan keperawatan anak dengan DHF serta kerangka
masalah.
Bab 3 : Tinjauan kasus berisi tentang diskripsi data hasil
pengkajian, diagnosa, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi.
Bab 4 : Penutup, berisi tentang kesimpulan dan saran.
3. Bagian akhir, terdiri dari daftar pustaka.

8
BAB II

TINJAUAN TEORI

2.1 Konsep Penyakit


2.1.1 Definisi Penyakit

Dengue hemoragic fever (DHF) merupakan infeksi akut yang disebabkan


oleh virus dengue yang termasuk golongan arbovirus (Arthropadborn Virus)
dan ditularkan melalui gigitan nyamuk Aides (Aides albopictus dan Aedes
Aegepty). Penyakit ini terdapat pada anak dan dewasa dengan gejala utama
demam, nyeri otot dan sendi yang disertai leukopenia, dengan atau tanpa ruam
(rash) dan limfadenopati, serta Trombocytopenia ringan dan bintik-bintik
perdarahan. Jadi demam berdarah dengue adalah suatu penyakit infeksi yang
disebabkan oleh virus dengue dengan menifestasi klinis demam disertai gejala
perdarahan dan bila timbul renjatan dapat menyebabkan kematian.

2.1.2 Etiologi
Etiologi Penyakit DBD :
1. Faktor Agent
Virus dengue yang menjadi penyebab penyakit ini termasuk ke dalam
Arbovirus (Arthropodborn virus) group B, akan tetapi berasal dari empat
tipe virus yaitu virus dengue tipe 1,2,3 dan 4. Keempat tipe virus dengue
tersebut terdapat di Indonesia dan dapat dibedakan satu dari yang lainnya
secara serologis virus dengue yang termasuk dalam genus flavivirus yang
berdiameter 40 nonometer dan dapat berkembang biak dengan baik pada
berbagai macam kultur jaringan baik yang berasal dari sel-sel mamalia
misalnya sel BHK (Babby Homster Kidney) maupun sel-sel Arthropoda
misalnya sel aedes Albopictus. (Soedarto, 1990; 36).
2. Vektor
Virus dengue serotipe 1, 2, 3, dan 4 yang ditularkan melalui vektor
yaitu nyamuk aedes aegypti, nyamuk aedes alboptictus, aedes
polynesiensis dan beberapa spesies lain merupakan vektor yang kurang
berperan. Nyamuk Aedes berkembang biak pada genangan Air bersih yang
terdapat bejana – bejana yang terdapat di dalam rumah (Aedes Aegypti)

9
maupun yang terdapat di luar rumah di lubang – lubang pohon di dalam
potongan bambu, dilipatan daun dan genangan air bersih alami lainnya
( Aedes Albopictus). Nyamuk betina lebih menyukai menghisap darah
korbannya pada siang hari terutama pada waktu pagi hari dan senja hari.
3. Faktor Host
Biasanya pada orang yang pertama terinfeksi dengue mendapatkan
imunisasi yang spesifik tetapi tidak sempurna, sehingga masih mungkin
untuk terinfeksi virus dengue yang sama tipenya maupun virus dengue tipe
lainnya. Dengue Haemoragic Fever (DHF) akan terjadi jika seseorang
yang pernah mendapatkan infeksi virus dengue tipe tertentu mendapatkan
infeksi ulang untuk kedua kalinya atau lebih.
4. Faktor Port of Entery and Exit
Permukaan kulit tubuh.
5. Faktor Envoronment
Daerah atau tempat yang sering dijadikan tempat tinggal nyamuk jenis
ini adalah daerah tropis, dengan  lingkungan yang kurang pencahayaan
dan sinar matahari, banyak genangan air, vas bunga yang jarang diganti
airnya, kaleng bekas tempat penampungan air, botol dan ban bekas.
6. Transmisi
Cara Penularan melalui nyamuk Aedes Aegpty dan Aedes Albopictus
yang betina setiap 2 hari sekali menggigit atau mengisap darah manusia
untuk memperoleh protein guna mematangkan telurnya agar tetap mampu
berkembang biak. Ketika menggigit orang yang darahnya mengandung
virus dengue, virus masuk dan berkembang biak dengan cara membelah
diri dalam tubuh nyamuk. Dalam waktu kurang dari 1 minggu virus sudah
berada di kelenjar liur dan siap untuk dipindahkan bersama air liur
nyamuk kepada orang sehat. Dalam waktu kurang dari 7 hari orang itu
dapat menderita penyakit demam berdarah. Nyamuk demam berdarah ini
memiliki siklus hidup yang berbeda dari nyamuk biasa. Nyamuk ini aktif
dari pagi sampai sekitar jam 3 sore untuk menghisap darah yang juga
berarti dapat menyebarkan virus demam berdarah. Sedangkan pada malam
hari, nyamuk ini tidur.

10
2.1.3 Tanda dan Gejala
1. Sakit kepala
2. Nyeri retro-orbital
3. Mialgia
4. Artarglia
5. Ruam
6. Perdarahan
7. Leukopenia
8. Demam berlangsung 2-7 hari
9. Trombositopenia (100.000 sel per mm3)
10. Jika terjadi syok: nadi lemah dan cepat, tekanan nadi menyempit, kulit
dingin dan lembab, serta gelisah
11. Nafsu makan berkurang
12. Mual muntah
2.1.4 Patofisiologi dan Clinical Pathway
Patofisiologi
Ketika penderita DBD digigit nyamuk Aedes aegypti, maka virus yang ada
di dalam darah akan ikut terisap dan tersebar diberbagai jaringan tubuh
nyamuk termasuk kelenjar air liurnya. Setelah satu minggu setelah menghisap
darah, nyamuk tersebut siap untuk menularkan kepada orang lain. Virus
dengue tersebut tetap berada pada tubuh nyamuk dan merupakan penularan
(infektif) sepanjang hidupnya. Penularan ini terjadi karena nyamuk menggigit
dan belum menghisap darah, maka nyamuk dapat mengeluarkan kelenjar air
liur melalui probosis, agar darah yang dihisap tidak membeku. Bersama
dengar air liur virus dengue dipindahkan dari nyamuk keorang lain.
Virus Dengue masuk ke dalam tubuh manusia melalui gigitan nyamuk
terjadi viremia, yang ditandai dengan demam mendadak tanpa penyebab yang
jelas disertai gejala lain seperti sakit kepala, mual, muntah, nyeri otot, pegal di
seluruh tubuh, nafsu makan berkurang dan sakit perut, bintik-bintik merah
pada kulit. Selain itu kelainan dapat terjadi pada sistem retikulo endotel atau
seperti pembesaran kelenjar-kelenjar getah bening, hati dan limpa. Pelepasan

11
zat anafilaktoksin, histamin dan serotonin serta aktivitas dari sistem kalikrein
menyebabkan peningkatan permeabilitas dinding kapiler atau vaskuler
sehingga cairan dari intravaskuler keluar ke ekstravaskuler atau terjadinya
perembesaran plasma akibatnya terjadi pengurangan volume plasma yang
terjadi hipovolemia, penurunan tekanan darah, hemokonsentrasi,
hipoproteinemia, efusi dan renjatan. Selain itu sistem retikulo endotel bisa
terganggu sehingga menyebabkan reaksi antigen anti body yang akhirnya bisa
menyebabkan Anaphylaxia. Akibat lain dari virus dengue dalam peredaran
darah akan menyebabkan depresi sumsum tulang sehingga akan terjadi
trombositopenia yang berlanjut akan menyebabkan perdarahan karena
gangguan trombosit dan kelainan koagulasi dan akhirnya sampai pada
perdarahan kelenjar adrenalin. Plasma merembas sejak permulaan demam dan
mencapai puncaknya saat renjatan. Pada pasien dengan renjatan berat, volume
plasma dapat berkurang sampai 30% atau lebih. Bila renjatan hipovolemik
yang terjadi akibat kehilangan plasma yang tidak dengan segera diatasi maka
akan terjadi anoksia jaringan, 14 asidosis metabolik dan kematian. Terjadinya
renjatan ini biasanya pada hari ke-3 dan ke-7.
Reaksi lainnya yaitu terjadi perdarahan yang diakibatkan adanya gangguan
pada hemostasis yang mencakup perubahan vaskuler, trombositopenia
(trombosit < 100.000/mm3), menurunnya fungsi trombosit dan menurunnya
faktor koagulasi (protrombin, faktor V, IX, X dan fibrinogen). Pembekuan
yang meluas pada intravaskuler (DIC) juga bisa terjadi saat renjatan.
Perdarahan yang terjadi seperti petekie, ekimosis, purpura, epistaksis,
perdarahan gusi, sampai perdarahan hebat pada traktus gastrointestinal
(Rampengan, 1997).

12
Faktor kurangnya pengetahuan orang tua
2.1.5 Pathways
mengenai perawatan diri anak

Virus dengue
Defisit perawatan diri

Gigitan nyamuk
Aedes Aegypti Penampilan pasien tidak rapi, pakaian kotor,
bau, serta kuku kotor
Viremia

Resiko gangguan integument:


Demam akut Nyeri otot, Stimuasi RES Permabilitas gatal-gatal
tulang, dan sendi vaskuler meningkat

Keringat
Hepatomega
Hipertermi Nyeri akut Kebocoran plasma
li
Dehidrasi Penumpukan Hematokit
Trombositopeni
Mendesak abdomen cairan ekstra dan
Dehidrasi Ht meningkat, Viskositas
vaskuler dan
Hipoproteinemia, Efusi darah
Defisit serosa, Hiponatremi rongga serosa Fungsi trombosit
volume cairan Kelemahan Mual muntah meningkat
menurun,
dan elektrolit Pleura Faktor koagulasi
Tidak mampu melakukan Aliran darah menurun,
Nafsu makan menurun lambat Hematokrit
aktivitas Hipovelemi
menurun
Efusi
Perubahan nutrisi Suplah O2 ke
Defisit perawatan diri Syok hipovolemik
kurang dari jaringan Resiko
kebutuhan tubuh Dispnea
menurun pendarahan
Gelisah, Takikardi, Akral 13
dingin, Hipotensi Pola nafas tidak
Gg perfusi jaringan
efektif
2.1.6 Penatalaksanaan Medis
Pada dasarnya pengoobatan pasien DHF bersifat simtomatis dan suportif

1. DHF tanpa renjatan


a. Demam tinggi, anoreksia dan sering muntah menyebabkan pasien
dehidrasi dan haus. Pada pasien ini perlu diberi banyak minum, yaitu
1,5 sampai 2 liter dalam 24 jam. Dapat diberikan teh manis, sirup,
susu, dan bila mau lebih baik oralit. Cara memberikan minum sedikit
demi sedikit dan orang tua yang menunggu dilibatkan dalam kegiatan
ini.
b. Keadaan hiperpireksia diatasi dengan obat anti piretik dan kompres
dingin. Jika terjadi kejang diberi luminal atau anti konfulsan lainnya.
Luminal diberikan dengan dosis : anak umur kurang 1 tahun 50 mg
IM, anak lebih 1 tahun 75 mg. Jika 15 menit kejang belum berhenti,
maka luminal diberikan lagi dengan dosis 3 mg/kg BB. Anak diatas 1
tahun diberi 50 mg, dan dibawah 1 tahun 30 mg, dengan
memperhatikan adanya depresi fungsi vital.
c. Pemberian invus apabila:
1) Pasien terus-menerus muntah dan tidak dapat diberikan minum
2) Hamtokrit yang cenderung meningkat

2. DHF disertai renjatan (DSS)


a. Pasien yang mengalami renjatan (syok) harus segera sipasang infus
sebagai penganti cairan yang hilang akibat kebocoran plasma. Caiaran
yang diberikan bisanya Ringer Laktat. Jika pemberian cairan tidak ada
respon diberikan plasma atau plasma ekspander, banyaknya 20-30
ml/kgBB. Pada pasien dengan renjatan berat diberikan guyuran infus.
b. Apabila renjatan telah teratasi, nadi sudah jelas teraba, amplitudo nadi
besar, tekanan sistolik 80 mmHg /lebih, kecepatan tetesan dikurangi 10
l/kgBB/jam. Maka pemberian infus harus dipertahankan sampai 1-2
hari lagi walaupn tanda-tanda vital telah baik.

14
c. Pada pasien renjtan berat atau renjaan berulang perlu dipasang CVP
(Central Venous Pressure) untuk mengukur tekanan vena sentral
melalui vena magna atau vena jugularis, dan pasien dirawat di ICU.
d. Trafusi darah diberikan pada pasien dengan perdarahan gastrointestinal
yang berat, biasanya pada pasien ini nilai hemoglobin dan hematokrit
menutun.

15
BAB III

TINJAUAN KASUS
3.1 Pengkajian
1. Pengumpulan Data
a. Identitas Klien
Nama : An A
TTL : 08 Maret 2018
Umur : 4 tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Pendidikan :-
Pekerjaan :-
Suku /Bangsa : Indonesia
Tanggal asuk RS : Jam
Tanggal pengkajian : 14 Januari 2022 Jam
Tanggal /rencana operasi :- Jam

No. Medrec : 582006

Diagnosa Medis : DHF


Alamat : Sukasari RT 04/14 Makarpawitan Paseh

b. Identitas Penanggung Jawab Nama


Nama : Ny R

Umur : 26 Tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Ibu rumah tangga
Agama : Islam
Hubungan dengan klien : Ibu
Alamat : Sukasari RT 04/14 Makarpawitan Paseh

16
c. Riwayat Kesehatan
1) Riwayat Kesehatan Sekarang
a) Keluhan Utama Saat Masuk Rumah Sakit
Pasien datang ke IGD dengan keluhan demam sejak 2 hari sebelum
masuk rumah sakit, mimisan satu jam sebelum dibawa ke rumah
sakit, muntah 2 kali, dan BAB susah.
b) Keluhan Utama Saat Di kaji
Pada saat dikaji ibu pasien mengatakan pasien panas. Ibu pasien
mengatakan pasien mengatakan panas berkurang jika dikompres dan
diberi paracetamol. Ibu pasien mengatakan panas badan naik turun.
Ibu pasien mengatakan panas yang dirasakan pasien di seluruh
tubuh. Ibu pasien mengatakan suhu tubuh 38,6C. ibu pasien
mengatakan waktu demam kadang pagi kadang malam hari.
2) Riwayat kehamilan dan kelahiran
a) Prenatal
Selama hamil Ibu melakukan sudah mendapatkan imunisaisi TT 2
kali . Ibu pertama kali memeriksakan kehamilan saat usia 2 bulan
kehamilan
b) Intranatal
Ibu klien melahirkan klien secara normal di bidan usia kehamilan
saat lahir 9 bulan 15 hari. Berat Badan 4 Kg, Panjang Badan 47 cm.
c) Postnatal
Keadaan ibu saat pasca melahirkan tidak ada mengalami
perdarahan, ASI ibu dapat keluar dan banyak.

3) Riwayat Kesehatan Dahulu


Pada saat dilakukan pengkajian ibu klien mengatakan klien belum
pernah dirawat sebelumnya dan jlien tidak memiliki penyakit lain yang
diderita kecuali penyakit yang sekarang

4) Riwayat Kesehatan Keluarga


Pada saat dilakukan pengkajian ibu klien mengatakan didalam
keluarganya tidak ada yang mengalami penyakit serupa yang diderita
klien dan tidak memiliki Riwayat penyakit kronis atau penyakit lainnya

17
d. Pola aktivitas sehari-hari

No Jenis Aktivitas Di Rumah Di Rumah Sakit


1 Nutrisi

a. Makan
2 x 1 / hari Puasa
Frekuensi
Nasi, lauk pauk dan Puasa
Jenis
sayur Puasa
Porsi
1 piring Puasa
Keluhan
Tidak ada keluan Pasien tida mau makan

b. Minum
Frekuensi
4 – 6 x/hari Memakai selang OGT
Jumlah
Puasa
Jenis
Air putih Susu
Keluhan
Tidak ada keluhan Pasien tidak mau
minum
2 Eliminasi
a. BAB
Frekuensi 1 x/hari Belum BAB
Warna Kuning Tidak ada
Bau Bau feces Tidak ada
Keluhan Tidak ada keluhan Pasien sulit bab

18
b. BAK
Frekuensi 3 – 4 x/hari 3 – 4 x/hari
Jumlah
Warna Kuning Kuning
Keluhan Tida ada keluhan Tida ada keluhan

3 Istirahat Tidur
Siang 3-4 jam 3-4 jam
Malam 8 -9 jam 8 -9 jam
Keluhan Tidak ada keluhan Tidak ada keluhan

4 Personal Hygiene
a. Mandi 2 x/hari 1 x/hari
b. Gosok gigi 2 x/hari 2 x/hari
c. Keramas 1 x/hari 1 x/hari
d. Gunting kuku 1 /minggu 1 /minggu
e. Ganti pakaian 2 x/hari 2 x/hari

5 Aktivitas Bermain Tidak ada

e. Pertumbuhan dan Perkembangan


1) Pertumbuhan
Berat badan (BB) : 13,2 Kg
Tinggi badan (TB) :101 cm
Lingkar kepala (LK) : 46 cm
Lingkar dada (LD) : 53 cm
Lingkar lengan atas (LLA) : 15 cm
Lingkar abdomen (LA) : 55 cm

2) Perkembangan
Motorik halus :

Klien sudah bisa bermain dengan teman teman dan bermain sesuai
dengan usianya
19
Motorik kasar :

Ibu klien mengatakan pasien sudah bisa berjalan dan berlari dengan
lancar

Pengamatan

Bicara :

Bicara pasien lancar

Sosialisasi :

Keluarga dan klien bersosialisasi dengan baik, terbukti keluarga dapat


berinteraksi dengan perawat dan petugas Kesehatan lainnya

f. Riwayat Imunisasi
Ibu pasien mengatakan klien sudah diimunisasi lengkap
g. Pemeriksaan
Fisik
1) Keadaan Umum
Kesadaran : compos mentis
Penampilan : pasien tampak lemah

2) Pemeriksaan Tanda-tanda Vital


Tekanan darah : 100/64 mmHg
Nadi : 99 x /menit
Respirasi : 33x /menit
Suhu : 35,00C
SPO2 : 98

3) Pemeriksaan Fisik
a) Kepala
Kepala klien simteris, tida ada lesi atau perdarahan, dan tida ada
nyeri tekan pada daerah kepala

b) Wajah

20
Wajah simetris, tidak ada lesi, tida ada nyeri tekan dan warna kulit
sama dengan warna kulit lainnya

c) Mata
Bersih, tidak ada kotoran, mata simetris kiri dan kanan, Pupil isokor,
sclera tidak ikterik, konjungtiva anemis, tidak ada gangguan
penglihatan

d) Telinga
Bentuk telinga simetris kiri dan kanan, tidak ada serumen, tidak ada
gangguan pendengaran.

e) Hidung
Bersih, bentuk simetris, tidak ada sekresi, tidak ada polip, tidak ada
gangguan penciuman.

f) Mulut
Bersih, mukosa bibir kering, , gigi rapi, bibir simetris kiri dan
kanan, tidak ada kelainan

g) Leher
Tidak ada terdapat pembesaran kelenjar tiroid, tida ada kelainan
pada leher

h) Dada
Dada simetris tidak ada saat di palpasi tidak ada pembengkakan
tidak ada benjolan, pada saat di aulkutasi jantung lupdup dan tidak
ada suara tambahan paru

i) Abdomen
Abdomen simetris pada saat di palpasi tidak ada benjolan pada saat
di aulkultasi suara lambung tiparu, suara hati pekak, bising usus

j) Punggung dan Bokong


tidak ada lesi, tidak ada bekas operasi, tidak ada kelainan pada
punggung

k) Genitalia
Pada saat penskajian ibu klien mengatakan tidak ada keluhan di
bagian genitalia

21
l) Anus
Pada saat penskajian ibu klien mengatakan tidak ada keluhan di
bagian anus

m) Ekstremitas
(1)Ekstremitas Atas
Ekstremitas atas simetris, pada saat di palpasi tidak ada
pembengkakan dan benjolan turgon kulit 2 detik
(2)Ekstremitas Bawah :
Ekstremitas bawah simetris tidak terdapat kemerahan, kuku
kotor pada saat di palpasi tidak ada benjolan dan pembengkakan

h. Data Psikologis
1) Data psikologis klien
keluarga klien mengatakan ingin cepat sembuh dan ingin cepat pulang
2) Data psikologis keluarga
keluarga pasien mendukung semua pengobatan yang dijalani pasien dan
selalu memberikan dukungan dan doa untuk kesembuhan pasien
i. Data Sosial
Hubungan keluarga klien dengan lingkungan sekitar baik
j. Data Spiritual
Keluarga pasien berdoa untuk kesembuhan klien, Klien beragama islam
k. Data hospitalisas
Respon keluarga dan klien sangan baik kepada perawat
l. Data Penunjang
1) Labolatorium

Tanggal Jenis pemeriksaan Hasil Nilai rujukan Satuan

14-01- Hemoglobin 13,9 L: 13.2-17.3 : P :11.7 – g/dl


2022 15.5
14-01- Leukosit 16.000 L: 3.800 – 10.600 P: /UL
2022 3.600 -11.000
14-01- Hematrokrit/PCV 40 P: 35 – 47 : L: 40 – 52 %
2022
14-01- Eritrosit 5,6 P: 3,8 - 5,2 L:4,4 - 4,9 106/mm3
2022
14-01- Trombosit 22.000 150.000 – 440.000 /UL

22
2022
14-01- Hemoglobin 12,5 L; 13,2-17,3 P: 11,7-15,5 g/dl
2022
14-01- Leukosit 12.500 L: 3.800-10.600 P:3.600- /UL
2022 11.000
14-01- Hematokrit /PCV 40 P: 35-47 L: 40-52 %
2022
14-01- Eritrosit 5.0 P: 3,8-5,2 L: 4,4-5,9 106/mm3
2022
14-01- Trombosit 12.000 150.000-440.000 /UL
2022
14-01- WIDAL - - -
2022
14-01- Salmonella Typhi O Negative Negative -
2022
14-01- Salmonella Paratyphi Negative Negative -
2022 AO
14-01- Salmonella Paratyphi Negative Negative -
2022 BO
14-01- Salmonella Paratyphi Negative Negative -
2022 CO
14-01- Salmonella Tyhpi H Negative Negative -
2022
14-01- Salmonella Paratyphi Negative Negative -
2022 AH
14-01- Salmonella Paratyphi Negative Negative -
2022 BH
14-01- PT (Prothombin 23.6 10,8-14,4 Ratio
2022 Time)
14-01- Pemeriksaan INR 1-1,4 -
2022
14-01- aPTT( activated 60.5 24-36,2 sekon
2022 Prothombin Time)
14-01- Dengue Rapid -
2022
14-01- Ig G +/positif Negative
2022
14-01- Ig M +/positif Negative
2022
14-01- SGOT 1870 P:<31 L:<38 U/L
2022
14-01- SGPT 538 P: <32 L: <40 U/L
2022

23
2) Radiologi

Tanggal Jenis Pemeriksaan Hasil /Kesan

14-01- Pemeriksaan Torax


2022

m. Program dan rencana Pengobatan

Jenis therapy Dosis Cara pemberian Waktu Kegunaan


Golopusal 2x2cc/jam IV 2x2cc/jam Untuk terapi dan
pengobatan
Hipovolemia
Viacilin 3x650 IV 3x650 Untuk mengobati
infeksi yang
disebabkan oleh
bakteri
Dobotamin 15mg/kgBB IV 15mg/kgBB Untuk membantu
kerja jantung dalam
memompa darah ke
seluruh tubuh
Adrenalin 0,3 mg/kg IV 0,3 mg/kg BB Untuk mengatasi
BB syok anafilatik
akibat reaksi alergi
berat

2. Analisa Data
No Data Etiologi Masalah
1 DS: Virus dengue Hipertermi

-Ibu klien mengatakan bd proses
Gigitan nyamuk
badan An.A demam naik ↓ penyakit(i
Demam akut
turun ↓ nfeksi)
DO: Hipertermi
- TTV
- TD : 100/64 mmHg
- Suhu : 38.9℃
- Nadi : 155x/menit
- RR : 38x/menit
- spO2 : 98
2. DS: Virus dengue Resiko
perdarahan
24
DO : bd
Gigitan nyamuk
- Warna cairan lambung gangguan
hitam gastrointes
Viremia
- Feses berwarna tinal

Permebilitas vaskuler

Kebocoran plasma

Trombositopeni
menurun

Fungsi trombosit
menurun, factor
koagulasi menurun,
hematokrit menurun

Terjadinya resiko
perdarahan
3 DS: Virus dengue Deficit
Ibu klien mengatakan nutrisi bd
anaknya Gigitan nyamuk ketidakma
DO: mpuan
- Klien terpasang ngt Viremia menelan
makanan
Stimulasi menurun

Hepatomeg

Mual

Nafsu makan menurun

Deficit nutrisi

25
II. Diagnosa Keperawatan Berdasarkan Prioritas

No Diagnosa Tanggal Nama Tanda


Keperawatan Ditemukan Perawat Tangan
1 Hipertermi bd proses 14 Januari 2022 Kelompok 1
penyakit(infeksi) D.0130

2 Resiko perdarahan bd 14 Januari 2022 Kelompok 1


gastrointestinal D.0012

3 Deficit nutrisi bd 14 Januari 2022 Kelompok 1


ketidakmampuan menelan
makanan D.0019

26
III Intervensi Keperawatan

27
No Diagnosa Tujuan Intervensi Keperawatan Rasional
Keperawatan

1 Hipertermi bd Setelah di lakukan tindakan 1. Monitor suhu tubuh 1. Untuk mengetahui suhu tubuh
proses asuhan keperawatan 2 x 24 jam 2. Identifikasi penyebab hipertermi 2. Memudahkan melakukan intervensi
penyakit(infeksi) di harapkan suhu tubuh dalam selanjutnya
D.0130 rentang normal (36⁰C - 37⁰C) 3. Monitor warna dan suhu kulit 3. Menjaga suhu dan menghindari panas
Dengan kriteria hasil : yang berkaitan dengan penyakit
1. Tidak ada perubahan warna 4. Longgarkan atau lepaskan pakaian 4. Proses konveksi akan terhalang oleh
kulit pakaian
2. Suhu tubuh tidak melebihi 5. Pemberian obat 5. Membantu menurunkan suhu dengan
37⁰C teknik farmakologis

2. Resliko Setelah di lakukan tindakan 1. Monitor resiko terjadinya perdarahan 1. Untuk menghindari adanya resiko
perdarahan bd asuhan keperawatan 1 x 24 jam pada pasien pendarahan
gangguan di harapkan Resiko perdarahan 2. Catat nilai hemoglobin dan hematokrit 2. Menganalisis data
gastrointestina dapat teratasi sebagian dengan 3. Monitor komponen koagulasi 3. Menghindari terjadinya pendarahan
kriteria hasil (trombositopenia)
4. Monitor tanda ortostatik, termasuk 4. Mengetahui keadaan pasien
tanda tanda vital
3. Defisit Nutrisi Setelah dilakukan tindakan 1. Observasi intake dan output setiap hari 1. Mengidentifikasi keseimbangan antara
berhubungan keperawatan 1x24 jam perkiraan pemasukan dan kebutuhan
dengan ketidak Kebutuhan nutrisi kurang dapat nutrisi
2. Monitor berat badan setiap hari
mampuan terpenuhi dengan krteria hasil : 2. Membantu dalam memantau keefektifan
menelan Turgor kulit membaik, BAB aturan terapeutik 28
makanan dan BAK lancer 3. Kolaborasi pemberian infus 3. Ketentuan dukungan nutrisi didasarkan
pada perkiraan kebutuhan anak
I. PELAKSANAAN DAN EVALUASI FORMATIF

Tanggal
No DP Tindakan Nama & Ttd
Jam
14/01/22 1. Monitor suhu tubuh Amalia
1 1
2. Identifikasi penyebab hipertermi Anita
09.00 – 3. Monitor warna dan suhu kulit Asti
15.00 4. Longgarkan atau lepaskan Andiani
pakaian
5. Pemberian obat Bunga
6. Monitor resiko terjadinya Dara
perdarahan pada pasien
7. Catat nilai hemoglobin dan Deni
hematokrit
8. Monitor komponen koagulasi Desti
(trombositopenia)
9. Monitor tanda ortostatik, Dyah
termasuk tanda tanda vital
10. Observasi intake dan output Fani
setiap hari
11. Monitor berat badan setiap hari Dyah
12. Kolaborasi pemberian infus Fani

29
III. EVALUASI SUMATIF

Tanggal DP Evaluasi Sumatif Nama & Ttd


14-01- I S: Kelompok 1
2022 Ibu pasien mengatakan anaknya masih
demam
Ibu pasien mengatakan anaknya demam
naik turun
O:
TTV
T: 120/80 mmHg
P: 90 x/menit
R: 24 x/menit
S: 38,1 ̊C
A: Masalah belum teratasi
P : Intervensi dilanjutkan

14-01- II S: Kelompok 1
2022 O:
Hemoglobin 13,9
Trombosit 12.000
Hetokrit 40
A: masalah belum teratasi
P: intervensi dilanjutkan
14-01- III S: Ibu pasien mengatakan anaknya masih Kelompok 1
2022 tdak mau makan
O: Pasien terpasang NGT
A: Maslaah belum teratasi
P: Intervensi dilanjutakan

30

Anda mungkin juga menyukai