Anda di halaman 1dari 12

ASPEK LEGAL DAN SISTEM KRIDENSIAL PERAWAT INDONESIA

Di ajukan untuk memenuhi tugas dari mata kuliah Etika Keperawatan

Disusun oleh:

 Deni Merdani Septian


 Jihan Nabila
 Mahendra Akbar Wibawa
 Pramudita Indah
 Sindy Oktaria

1
UNIVERSITAS BHAKTI KENCANA
2019-2020

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Undang - undang praktik keperawatan sudah lama menjadi bahan diskusi para

2
perawat.PPNI pada kongres Nasional keduanya di Surabaya tahun 1980 mulai
merekomendasiakan perlunya bahan bahan perundang undangan untuk perlindungan hokum
bagi tenaga keperawatan.Tidak adanya undang undang perlindunagn bagi perawat
menyebabkan perawat secara penuh belum dapat bertanggung jawab terhadap pelayanan
yang mereka lakukan.Tumpang tindih antara tugas dokter dengan tugas perawat masih sering
terjadi dan beberapa perawat lulusan pendidikan tinggi merasa frustasi karena tidak adanya
kejelasan tentang peran, fungsi dan kewenangannya. Hal ini juga menyebabkan semua
perawat dianggap sama pengetahuan dan keterampilannya, tanpa memperhatikan latar
belakang ilmiah yang mereka miliki.
Tanggal 12 Mei 2008 adalah Hari Keperawatan Sedunia. Di Indonesia, momentum
tersebut akan diguanakan untuk mendorong berbagai pihak mengesahkan rancangan
undangan undangan praktik keperawatan. Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI)
menganggap bahwa keberdaan undang undangan akan memberikan perlindungan hokum
bagi masyarakat terhadap pelayanan keperawatan dan profesi perawat. Indonesia, Laos dan
Vietnam adalah tiga Negara ASEAN yang belum memilki undang undang praktik
keperawatan, yang berdampak pada sulitnya menembus globalisasi. Perawat kita sulit
memasuki dan mendapat pengakuan dari Negara lain, sementara mereka akan mudah ke
Negara kita.
Masih perlukah kita memepertanyakan lagi, apakah harus ada undang undang praktik
kepearawatan di bumi pertiwi ini?Jawaban dari pertanyaan yang amat mendasar, apakah
masayarakat Indonesia mempunyai hak untuk menerima pelayanan keperawatan yang
bermutu, adalah jawaban untuk memastikan bahwa undang undang praktik keperawatan,
terlalu terlambat untuk disahkan, apalagi untuk dipertanyakan.Sementara Negara Negara
ASEAN seperti Philippines, Thailand, Singapore, Malaysia sudah meliki undang undang
praktik keperawatan (nursing practice acts) sejak puluhan tahun yang lalu. Mereka untuk
melindungi masyarakatnya dan lebih lagi siap untuk mengahadapi globalisai perawat asing
masuk ke negaranya dan perawatnya bekerja dinegara lain.

1.2 RUMUSAN MASALAH


1. Bagaimana kredensial keperawatan dan mutu pelayanan keperawatan?
2. Apa yang dimaksud dengan legislasi keperawatan?

3
3. Apa yang menjadi beberpa masalah hokum dan praktik keperawatan?

1.3 TUJUAN
1. Mendeskripsikan gamabaran karakteristik demografi responden berdasarkan
kredensial keperawatan dan mutu pelayanan keperawatan

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 DEFINISI KREDENISIAL


Credentialing berasal dari bahasa inggris yang artimya mandate dalam bahasa Indonesia
(kamus bahasa Indonesia). Credentialing biasa juga disebut kredensial (dalam bahsa Indonesia).

4
Kredensial adalah proses pembentukan kualifikasi profesional yang berlisensi, yang diberikan
kepada anggota atau organisasi, dengan menilai latar belakng dan legitimasi.
Kredensial adalah pengesahan kualifikasi, kompetensi, atau otoritas yang diberikan
kepada individu atau organisasi oleh pihak ketiga yang relevan diakui secara de jure atau de
facto yang mepunyai otoritas atau dianggap kompetensi untuk melakukannya. Sedangkan
menurut priharjo (tahun 1995), kredensial merupakan proses untuk menentukan dan
mempertahankan kompetensi keperawatan. Proses kredensial merupakan salah satu cara profesi
keperawatan mempertahankan standar praktik dan akuntabilitas persiapan pendidikan
anggotanya.
Berdasarkan penjelasan diatas kelompok menarik kesimpulan bahwa kredensial adalah
proses pengakuan profesi yang diberikan kepada individu atau organisasi dengan mempunyai
otoritas atau dianggap kompeten dalam melakukan suatu tindakan atau kebajikan.

2.2 TUJUAN KREDENSIAL


Merupakan himpunan peraturan perundang-undangan bidang tenaga kesehatan (2005)
tujuan dari kredensial adalah sebagai berikut:
1. Mempertahankan dan meningkatkan mutu pelayanan keperawatan
2. Melindungi masyarakat atas tindakan perawatan yang dilakukan
3. Menetapkan stndar pelayanan keperawatan
4. Menilai boleh tidaknya praktik
5. Menilai kesalahan dan kelalaian
6. Melindungi masyarakat dan perawat
7. Menentukan dan mempertahankan kompetensi keperawatan
8. Membatasi pemberian kewenangan melaksanakan praktik keperawatan hanya bagi yang
kompeten
9. Meyakinkan masyarakat bahwa yang melakukan praktek mempunyai kompetensi yang
diperlukan
2.3 JENIS JENIS CREDENTIALING
Menurut Kozier (1990) proses kredensial meliputi pemberian ijin praktik (lisensi),
registrasi (pendaftaran), pemberian sertifikat (sertifikasi) dan akreditasi.
1. Ijin praktik (Lisensi)

5
Ijin praktik keperawatan pada dasarnya bukan merupakan topik baru bagi para perawat
Indonesia.PPNI dalam berbagai kesempatan telah mendiskusikan topik ini.Para ahli yang
antusias dalam mengembangkan kualitas dan praktik keperawatan telah pula memberikan
sumbangan pikiran.Namun, izin praktik keperawatan sampai tulisan ini dibuat masih tetap
merupakan perjuangan keperawatan. Bagi setiap profesi atau pekerjaan untuk mendapatkan
hak izin praktik bagi anggotanya, biasanya harus memenuhi 3 kriteria (Kozier, Erb, 1990):
a. Ada kebutuhan untuk melindungi keamanan atau kesejahteraan masyarakat
b. Pekerjaan secara jelas merupakan area kerja yang tersendiri dan terpisah
c. Ada suatu organisasi yang melaksanakan tanggung jawab proses pemberian izin
Izin praktik keperawatan diperlukan oleh profesi dalam upaya meningkatkan dan
menjamin profesional anggotanya. Bagi masyarakat izin praktik keperawatan merupakan
perngkat perlindungan bagi merka untuk mendapaat pelayanan dai perawat profesional
yang benar-benar mampu dan mendapat pelayanan keperawatan dengan mutu tinggi.
2. Registrasi
Merupakan pencantuman nama sesorang dan informasi lain pada badan resmi baik milik
pemerintah maupun non pemerintah (Robert Priharjo,1995). Perawat yang telah terdaftar
diizinkan memakai sebutan Registerend Nurse. Untuk dapat terdaftar, perawat harus telat
menyelesaikan pendidikan keperawatan dan lulus ujian dari badan pendaftaran dengan nilai
yang diterima.
Registered Nurse berarti seseorang yang melakukan praktik keperawatan profesional
dengan:
- Mengkaji status kesehatan individu dan kelompok
- Menegakan diagnose keperawatan
- Menentukan tujuan untuk memenuhi kebutuhan perawatan kesehatan
- Menentukan intervensi keperawatan untuk mengimplementasikan strategi
keperawatan
- Memberi kewenangan intervensi keperawatan yang dilaksankan orang lain, dan tidak
bertentangan dengan undang-undangan
- Mempertahankan perawatan yang aman dan efektik baik langsung maupun tidak
langsung
- Melakukan evaluasi respon terhadap intervensi

6
- Mengajarkan teori dan praktik keperawatan
- Mengelola praktik keperawatan
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain dalam mengelola perawatan kesehatan
3. Sertifikasi
Merupakan proses pengabsahan bahwa seorang perawat telah memenuhi standar minimal
kompetensi praktik pada area spesialisasi tertentu seperti kesehatan ibu dan anak,
pediatric,kesehatan mental, gerontology dan kesahatan sekolah (Priharjo,1995). Sertifikasi
mengacu pada konfirmasi karakteristik tertentu dari sebuah benda, orang atau
organisasi.Sertifikasi telah diterapkan di Amerika Serikat.
Sertifikasi merupakan proses pengakuan oleh badan sertifikasi terhadap kompetensi
seorang tenaga profesi setelah memenuhi persyaratan untuk menjalankan profesu kesehatan
tertentu sesuai dengan bidang pekerjaannya.
4. Akreditasi
Merupakan suatu proses pengukuran dan pemberian status akreditasi kepada institusi,
program atau pelayanan yang dilakukan oleh organisasi atau bdan pemerintah tertentu
(Priharjo,1995). Akreditasi merupakan pengakuan yang diberikan kepada pihak tertentu
setelah melalui supervise dan evaluasi, dinyatakan berhasil memenuhi berbagai kriteria yang
ditentukan.
Status akreditasi suatu lembaga merupakan cermin kinerja lembaga yang bersangkutan
dan menggambarkan mutu, efisiensi, serta relevasi suatu program-program yang
diselenggarakan.Hal-hal yang diukur dalam akreditasi meliputi stuktur, proses dan kriteria
hasil.

2.4 PROSES KREDENSIAL KEPERAWATAN INDONESIA


1. izin praktik
Kita ketahui bahwa di Indonesia terdapat jenjang pendidikan keperawatan dengan standar
atau mutu antar institusi pendidikan yang tidak sama. Secara sederhana dapat dinyatakan bahwa
seseorang yang telah lulus dari pendidikan keperawatan belum tentu cukup menguasi
kompetensi sebagai perawat. Situasi inilah yang membuat para pemimpin keperawatan sukup
prihatin.Pihak pasien tidak tahu apakah pendidikan perawat atau justru diperburuk oleh kualitas

7
keperawatan yang diberikan oleh para perawat yang dipersiapkan dengan tidak mantap.
Adapun tahapan tahapan dibuatnya surat izin praktik menutut SK Menkes No.647 tahun
2000:
a. Surat izin perawat (SIP)
Adalah bukti tertulis pemberian kewenangan untuk menjalankan pekerjaan diseluruh
wilayah Indonesia.
b. Surat izin kerja (SIK)
Merupakan bukti tertulis yang diberikan pada perawat untuk melakukan praktik
keperawatan.
c. Surat izin praktek perawat (SIPP)
Yaitu bukti tertulis yang diberikan kepada perawat untuk menjalankan praktik keperawatan
minimal D-III keperawatan dan memiliki pengalaman bekerja 3 tahun.
2. Registrasi
Dalam masa transisi profesional keperawatan di Indonesia, system pemberian izin praktik
dan registrasi sudah saatnya diwujudkan untuk semua perawat baik bagi lulusan sekolah
perawat kesehatan, akademi, sarjana keperawatan maupun program master keperawatan dengan
lingkup praktik sesuai dengan kompetensi masing masing.
3. Sertifikasi
Di Indonesia proses pengesahan ini dilakukan oleh badan nasional profesi (BNSP)/
Lembaga sertifikasi profesi (LSP) untuk menetapkan bahwa seseorang memenuhi persyaratan
kpmpetensi yang ditetapkan, mencangkup permohonan,evaluasi, keputusan sertifikasi, survailen
dan sertifikasi sesuai dengan skema sertifikasinya, untuk memberikan sertifikasi kompetensi
termasuk pemeliharannya.

4. Akreditasi
Pendidikan keperawatan pada waktu tertentu dilakukan penilaian/ pengukuran untuk
pendidikan D-III keperawatan dan sekolah perawat kesehatan dikoordinator oleh pusat diknakes
sedangkan untuk jenjang S1 oleh dikit.Pengukuran rumah sakit dilakukan dengan suatu system
akreditasi rumah sakit yang sampai saat ini terus dikembangkan.

Merupakan salah satu perangkat yang diperlukan oleh setiap tenaga perawat.Standar
praktik keperawatan mengidentifikasikan harapan-harapan minimal bagi para perawat

8
profesional dalam memberikan keperawatan yang aman, efektif dan etis.

Standar praktik keperawatan membantu dan menuntut para perawat dalam menjalankan
tugasnya memberikan asuhan keperawatannya.

Secara umum komponen yang dapat dimasukan dalam standar praktik keperawatan
adalah (collage of nurses of Ontario, 1990):

1. Pernyataan tentang pengetahuan keperawatan yang harus dipahami dan dianalisa oleh
perawat profesional seperti konsep dasar keperawatan
2. Akuntabilitas profesional baik independen maupun interdependen
3. Tahap demi tahap proses keperawatan
Standar praktik keperawatan di Indonesia telah diterbitkan oleh depatemen kesehatan
pertama kali pada tahun 1987.Standar praktik ini telah diperbaiki lagi dan disahkan berdasrkan
SK Dirjenyanmed No.YM.00.03.2.6 7637 pada tanggal 18 agutus 1993. Kemudian pada tahun
1996, dewan pimpinan pusat PPNI telah menyusun standar profesi keperawatan berdasarkan
SK.No.03/DPP/SK/I/1996 ysng terdiri dari:
1. Standar pelayanan keperawatan
2. Standar praktek keperawatan
3. Standar pendidikan keperawatan
4. Stardar pendidikan berkelanjutan

BAB III
PENUTUPAN

3.1 KESIMPULAN
Perawat telah memberikan konstribusi besar dalam peningkatan akan digunakan
untuk mendorong berbagai pihak mengesahkan rancangan undang-undang praktik
keperawatan.
Undang-undang praktik keperawatan sudah lama menjadi bahan diskusi para

9
perawat.PPNI pada kongres nasional ke duanya di Surabaya tahun 1980 mulai
merekomendasiakan perlunya bahan-bahan perundang-undangan untuk perlindungan
hukum bagi tenaga keperawatan.

3.2 SARAN
Untuk perawat sebaiknya dapat menjalankan standar praktik keperawatan yang
bertanggung jawab dalam memberikan asuhan keperawatan, serta dapat
mempertahankan standar praktik keperawatan dengan melaksanakan proses
kredensial yang mencakup lisensi, registrasi, sertifikasi agar profesi perawat
Indonesia dapat diakui organisasi perawat dunia.

DAFTAR PUSTAKA

Kusnanto,2004.Pengantar Profesi & Praktik Keperawatan Profesional.jakarta:EGC Robert


Prihardjo, Praktik Keperawatan Profesional: Konsep Dasar Dan Hukum, EGC, Jakarta.

10
SOAL
1. Jelaskan criteria apa saja yang harus dipenuhi dalam ijin praktek ?
2. Perawat yang telah terdaftar di ijinkan memakai sebutan?
3. Negara apa saja yang pekembangan keperawatanya sudah maju?
4. Untuk mendapatkan akreditasi atau pengakuan program perawatan harus memenuhi
sejumlah kriteria yang diteapkan oleh?
5. Berikan penjelasan mengenai gambaran proses kredensial di indonesia?

11
6. Tahapan apa sajakah yang dibuatkan surat izin praktek menurut SK Menkes No.647
tahun 2000?
7. Jelaskan keputusan menteri kesehatan republic Indonesia No.1239/Menkes/SK/XII/2001
tentang registrasi dan perawat di BAB III mengenai perizinan?
8. Jelaskan keputusan menteri kesehatan republic Indonesia No.1239/Menkes/SK/XI/2001
tentang registrasi dan praktik keperawatan di BAB II mengenai pelaporan dan registrasi?
9. Jelaskan tentang standar praktik keperawatan?
10. Berdasarkan SK.DPP PPNI No.03/DPP/SK/1996 standar praktek keperawatan adalah?

12

Anda mungkin juga menyukai