Anda di halaman 1dari 24

KEBUTUHAN GIZI

PADA REMAJA
ASKEB REMAJA
PRANIKAH DAN
PRAKONSEPSI
PENGERTIAN GIZI
• Gizi adalah suatu proses organisme menggunakan makanan
yang dikonsumsi secaranormal melalui proses absobsi,
transportasi, penyimpanan, metabolisme dan pengeluaran
zat-zat yang tidak digunakan untuk mempertahankan
kehidupan, pertumbuhan dan fungsi normaldari organ-organ,
serta menghasilkan energi.
• Makan makanan yang beranekaragam sangat bermanfaat
bagi kesehatan.
• Makanan yang beraneka ragam yaitu makanan yang
mengandung unsur-unsur zat gizi yang diperlukan tubuh.
• Baik kualitas maupun kuantintasnya, dalam pelajaran ilmu gizi
biasa disebut triguna makanan yaitu, makanan yang
mengandung zat tenaga, pembangun dan zat pengatur.
• Apabila terjadi kekurangan atas kelengkapan salah
satu zat gizi tertentu pada satu jenis makanan, akan
dilengkapi oleh zat gizi serupa dari makanan yang
lain.
• Jadi makan makanan yang beraneka ragam akan
menjamin terpenuhinya kecukupan sumber zat
tenaga, zat pembangun dan zat pengatur.
• Makanan sumber zat tenaga antara lain: beras,
jagung, gandum, ubi kayu, ubi jalar, kentang, sagu,
roti dan mie. Minyak, margarin dan santan yang
mengandung lemak juga dapat menghasilkan tenaga.
PEMBERIAN GIZI PADA REMAJA
• Nutrisi yang tepat itu sangat penting untuk menjaga
kesehatan anak remaja, agar mereka bisa tumbuh dan
berkembang dengan normal.
• Pola makan yang sehat juga membantu para remaja
untuk berpartisipasi lebih aktif disekolah dan
beraktivitas fisik.
• Pada beberapa tahun belakangan ini, telah terjadi
penurunan status nutrisi dan kesehatan pada remaja.
• Hasil survey menunjukkan bahwa setidaknya 18%
anak-anak dan remaja yang berusia 6 - 10 tahun
kelebihan berat badan, dan setidaknya 11% remaja
mengalami obesitas.
KEBUTUHAN GIZI
REMAJA
1. Energi

Banyaknya energi yang dibutuhkan oleh remaja


dapat dilihat pada tabel AKG. Kebutuhan energi
remaja putra lebih banyak daripada remaja putri.
Pada usia 16 tahun remaja putra membutuhkan
sekitar 3.470 kkal per hari, dan menurun menjadi
2.900 pada usia 16-19 tahun. Kebutuhan remaja putri
memuncak pada suaia 12 tahun (2.500 kkal), untuk
kemudian menurun menjadi 2.200 kkal pada usia 18
tahun. Perkiraan energi untuk remaja putra berusia
11-18 tahun, yaitu 13-23 kkal/ cm, pada remaja putri
2. Protein

Perhitungan besarnya
kebutuhan akan protein
berkaitan sengan pola
tumbuh, bukan berdasarkan
usia kronologis. Untuk
remaja putra, kisaran
besarnya kebutuhan ini
adalah 0,29- 0,32 gr/ cm
tinggi badan. Pada remaja
putrid 0,27- 0,29 gr/ cm.
Kebutuhan protein untuk anak remaja
bisa berbeda, tergantung dari usia dan
jenis kelaminnya. Untuk remaja laki-
laki, berikut ini kebutuhan proteinnya
sesuai usia.

Usia 10-12 tahun: 56 gram


Usia 13-15 tahun: 72 gram
Usia 16-18 tahun: 66 gram
Sementara itu untuk remaja
perempuan, ini kebutuhan
proteinnya berdasarkan usia.

Usia 10-12 tahun: 60 gram


Usia 13-15 tahun: 69 gram
Usia 16-18 tahun: 59 gram
3. Lemak

● Kebutuhan lemak pada remaja sebaiknya tidak lebih dari 25 %


dari kebutuhan energi.
● Konsumsi lemak dianjurkan tidak melebihi 30% dari total energi
dan tidak lebih dari 10% nya berasal dari lemak jenuh.
● Lemak jenuh adalah lemak “jahat” yang dalam jumlah berlebih
bisa menyebabkan kegemukan dan menumpuk serta menyumbat
di pembuluh darah, sehingga meningkatkan risiko terjadinya
penyakit jantung.
● Contoh makanan yang mengandung lemak jenuh antara lain
adalah ayam goreng cepat saji, mentega, daging berlemak, es
krim, donat, dan makanan sejenisnya yang lain.
4. Vitamin dan Mineral

Asupan kalsium yang dianjurkan sebesar 800 mg


sampai 1.200 mg ( Arisman, 2008).

Ada beberapa jenis vitamin yang penting untuk memenuhi


kebutuhan dan kecukupan gizi bagi remaja, yaitu:
• Vitamin A: Vitamin ini penting untuk penglihatan, pertumbuhan,
reproduksi, dan sistem pertahanan tubuh atau imunitas.
• Vitamin C: Penting untuk percepatan pertumbuhan dan
perkembangan karena berperan dalam pembentukan kolagen.
• Vitamin E: Sebagai sumber antioksidan yang penting selama
masa pertumbuhan.
• Folat: Kekurangan folat bisa menyebabkan terjadinya anemia
megaloblastik.
5. Serat
Asupan serat yang perlu dipenuhi oleh anak remaja setiap harinya
sebanyak 28 gram untuk anak usia 10 – 12 tahun dan 34 gram untuk
usia 13 – 15 tahun, serta 37 gram untuk remaja usia 16 – 18 tahun.
Serat merupakan sumber energi yang sama pentingnya dengan
karbohidrat, lemak, dan protein. Dengan kata lain, ada bahaya yang bisa
terjadi apabila remaja kurang asupan serat.
6. Karbohidrat

• Karbohidrat adalah sumber energi utama untuk tubuh.


• Energi ini tidak hanya digunakan untuk melakukan pergerakan fisik, tapi juga
berkonsentrasi di sekolah dan berpikir saat belajar.
• Remaja disarankan mengonsumsi karbohidrat sebanyak 50% atau lebih dari
total kebutuhan kalori harian.
• Hanya 10-25% nya yang disarankan didapatkan dari karbohidrat sederhana
seperti nasi putih.
• Sisanya, sebaiknya didapatkan dari karbohidrat kompleks yang ada pada nasi
merah, gandum, ataupun umbi-umbian
• Kebutuhan karbohidrat harian yang dianjurkan Kemenkes RI adalah sebanyak
300 gram untuk anak usia 10 – 12 tahun dan 350 gram untuk usia 13 – 15
tahun, serta 400 gram untuk remaja usia 16 – 18 tahun.
• Sementara kebutuhan energinya sebesar 2000 kkal untuk anak usia 10 – 12
tahun dan 2400 kkal untuk usia 13 – 15 tahun, serta 2650 kkal untuk remaja
usia 16 – 18 tahun.
CONTOH
GAMBAR

1.Energi 2.Protein

3.Lemak 4.Vitamin dan Mineral


Lanjutan…

5. Serat 6. Karbohidrat
PESAN GIZI SEIMBANG
UNTUK REMAJA
01
Biasakan makan 3 kali sehari
02
Biasakan mengonsumsi ikan
(pagi, siang dan malam) dan sumber protein lainnya
bersama keluarga

03
Perbanyak mengonsumsi
04
Biasakan membawa bekal
sayuran dan cukup buah- makanan dan air putih dari
buahan rumah
05
Batasi mengonsumsi
06
Biasakan menyikat gigi
makanan cepat saji, jajanan sekurang-kurangnya dua kali
dan makanan selingan yang sehari setelah makan pagi
manis, asin dan berlemak dan sebelum tidur

07
Hindari merokok
FAKTOR YANG MEMICU TERJADINYA MASALAH GIZI
REMAJA
A. KEBIASAAN MAKANAN YANG BURUK
Kebiasaan makanan yang buruk
yang berpangkal pada kebiasaan
makan keluarga yang juga tidak baik
sudah tertanam sejak kecil akan terjadi
pada usia remaja. Mereka akan makan
seadanya tanpa mengetahuinya
kebutuhan zat gizi tersebut terhadap
kesehatan mereka (Moehji, 2017).
B. PEMAHAMAN GIZI YANG KELIRU
Tubuh yang langsing sering menjadi idaman bagi para remaja
terutama wanita remaja. Hal itu sering menjadi penyebab masalah,
karena untuk memelihara kelangsingan tubuh mereka menerapkan
pengaturan pembatasan makanan secara keliru. Sehingga kebutuhan
gizi mereka terpenuhi. Hanya makan sekali sehari, atau makan
makanan seadanya, tidak makan nasi merupakan penerapan prinsip
pemeliharaan gizi yang keliru dan mendorong terjadinya gangguan gizi
(Moehji, 2017).
C. KESUKAAN YANG BERLEBIHAN TERHADAP
MAKANAN TERTENTU
Kesukaan yang berlebihan terhadap makanan tertentu
saja menyebabkan kebutuhan gizi tak terpenuhi.
Keadaan seperti itu biasanya terkait dengan “mode”
yang tengah marak dikalangan remaja. Di tahun 1960
an misalnya remaja-remaja di Amerika Serikat sangat
menggandrungi makanan berupa hot dog dan minuman
7 Coca Cola. Kebiasaan ini kemudian menjalar ke
remaja-remaja diberbagai negara lain termasuk di
Indonesia (Moehji, 2017).
D. Promosi yang berlebihan melalui media masa

Usia remaja merupakan usia dimana


mereka sangat mudah tertarik pada halhal
yang baru. Kondisi ini dimanfaatkan oleh
pengusaha makanan dengan
mempromosikan produk makanan mereka,
dengan cara yang sangat memengaruhi
para remaja. Lebih-lebih jika promosi itu
dilakukan dengan menggunakan bintang
film yang menjadi idola mereka (Moehji,
2017).
E. MASUKNYA PRODUK-PRODUK MAKANAN BARU

• Produk-produk makanan baru yang berasal dari negara lain


secara bebas membawa pengaruh terhadap kebiasaan makan
para remaja.
• Jenis-jenis makanan siap santap (fast food) yang berasal dari
negara barat seperti hot dog, pizza, hamburger fried chicken
& french fries, berbagai jenis makanan berupa kripik (junk
food) sering dianggap sebagai gimbal kehidupan modern oleh
para remaja.
• Keberatan terhadap berbagai jenis fast food itu terutama
karena kadar lemak jenuh dan kolesterol yang tinggi
disamping kadar garam
• (Moehji, 2017).
F. SCREEN TIME

• Perkembangan teknologi saat ini ikut andil dalam


perkembangan obesitas.
• Menonton TV serta menggunakan media elektronik atau
gadget membuat remaja dapat duduk tenang dalam waktu
yang lama (Van , 2015).
• Gaya hidup sedentary, dimana aktivitas fisik yang dilakukan
individu tergolong rendah dapat mendukung terjadinya
kegemukan. Aktivitas fisik yang rendah, akan menyebabkan
energi yang masuk dari asupan makanan tidak 9 terpakai dan
menumpuk dalam bentuk 8 lemak tubuh.
• Jika keadaan ini terjadi dalam waktu yang lama, maka akan
terjadi peningkatan resiko kegemukan, termasuk pada anak-
anak (Sari, 2015).
Terima
Kasih

Anda mungkin juga menyukai