Anda di halaman 1dari 40

Teknik pengumpulan data

Metode Pengumpulan
Data

Teknik pengumpulan data termasuk penentuan populasi


dan sampling.

Studi pustaka (bibliography study)

Observasi di lokasi penelitian

Wawancara (interview)

Kuesioner (angket)
Usaha mengumpulkan informasi dengan mengajukan
sejumlah pertanyaan secara lisan untuk-dijawab secara lisan
pula. Ciri utama dari interview adalah kontak langsung
dengan tatap muka (face to face relationship) antara si
pencari kerja informasi (interviewer atau information
hunter) dengan sumber informasi (interview)

Jenis

-Interview bebas
-Interview terpimpin
-Interview bebas terpimpin
Interview

 Informan, yaitu orang yang mengetahui secara


praktikal dan konseptual mengenai hal tertentu yang
terkait dengan penelitian karena
tugas/jabatan/kedudukan/fungsi.
 Narasumber, yaitu orang yang memiliki kualifikasi
keahlian dan kemampuan akademik formal yang
membidangi pengetahuan tertentu.
 Responden, yaitu orang yang dijadikan subyek
penelitian dan atau yang menjadi obyek suatu
masalah/kebijakan tertentu untuk mengetahui sikap
dan persepsinya secara subyektif.
PENGAMATAN

 Pengamatan terlibat, yaitu peneliti menjadi bagian dari obyek


masalah yang diteliti, sehingga keterlibatannya memudahkan
dokumentasi hasil pengamatan.
 Pengamatan tidak terlibat, yaitu peneliti menjadi pihak di luar
obyek yang diteliti dan tidak memiliki waktu yang gradual dalam
melakukan pengamatan.
Kuesioner/angket adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang
digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam
arti laporan tentang pribadinya, atau hal-hal yang diketahui

Jenis Angket -Kuesioner langsung tertutup


-Kuesioner langsung terbuka
Manfaat/Kegunaan Kuesioner

 Membantu petugas lapangan (interviewer)


dalam pengumpulan data tentang hal-hal yang
perlu ditanyakan kepada responden
 Petugas lapangan bisa secara sistematis dan
berurutan dalam mengajukan pertanyaan
 Pertanyaan yang diajukan kepada responden
oleh masing-masing petugas lapangan dapat
diseragamkan, sehingga data yang diperoleh
bisa diperbandingkan satu sama lainnya.

7
Prinsip Penyusunan Kuesioner

 Prinsip Penulisan Kuesioner. : a) Isi dan tujuan pertanyaan harus


relevan; b) Bahasa yang digunakan mudah dipahami; c) Tipe /
bentuk pertanyaan : terbuka/tertutup , positif/negatif ;d) Pertanyaan
tidak boleh mendua (double barreled questions); e) Pertanyaan
tidak menggiring responden;f) Tidak menanyakan hal-hal yang
sudah lupa; g) Pertanyaan tidak panjang dan berbelit;h) Urutan
pertanyaan dari hal yang umum menuju hal yang spesifik atau dari
hal yang mudah menuju hal yang sulit; i) Gunakan teknik skala yang
relevan , seperti : rating scale (graphic rating scales, itemized rating
scale, comparative rating scale); attitude scale (linkert scale,
semantic differential).
 Prinsip Pengukuran : sebagai instrumen penelitian, maka sebelum
kuesioner diberikan kepada responden harus diuji validitas dan
reliabilitasnya terlebih dulu.
 Prinsip Penampilan Fisik : kuesioner perlu dirancang dan didesain
lebih menarik agar responden senang dan serius dalam
menjawab/mengisinya.
 Kuesioner terbuka
Dalam kuesioner ini responden diberi kesempatan untuk
menjawab sesuai dengan kalimatnya sendiri.
Bagaimanakah pendapat anda tentang UU Lalin yg baru
ini ?……………………………………………………
 Kuesioner tertutup
Dalam kuesioner ini jawaban sudah disediakan oleh
peneliti, sehingga responden tinggal memilih saja.
Bagaimanakah pendapat anda tentang harga barang di supermarket ini ?
 Sangat mahal  Murah
 Mahal  Sangat murah
 Cukup
Kelebihan Angket Kelemahan Angket
1. Tidak memerlukan 1. Responden sering tidak
hadirnya peneliti. teliti dalam menjawab
2. Dapat dibagikan secara
2. Seringkali sukar dicari
serentak kepada
validitasnya
responden
3. Dapat dijawab oleh 3. kadang-kadang responden
responden menurut sengaja memberikan
kecepatannya masing- jawaban yang tidak betul
masing atau tidak jujur
4. Dapat dibuat anonim
4. Angket yang dikirim lewat
sehingga responden
pos pengembaliannya
bebas, jujur dan tidak
sangat rendah
malu-malu menjawab
5. Dapat dibuat berstandar 5. Waktu pengembaliannya
tidak sama-sama.
Langkah Menyusun angket

1. Menyusun angket
2. Try out (uji coba angket)
3. Revisi angket
4. Memperbanyak angket

Mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa


catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti,
notulen, rapat, agenda dan sebagainya
Macam macam skala pengukuran

* Skala nominal
* Skala ordinal
* Skala interval
* Skala ratio
Skala Sikap

 Skala Likert
 Skala Guttman
 Rating Scale
 Semantic Deferensial
Skala Likert

 Digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi


seseorang
 Jawaban setiap item instrumen yang menggunakan skala Likert
mempunyai gradasi dari sangat positif sampai dengan negatif, yang
dapat berupa kata kata antara lain :
a. Sangat Setuju a. Selalu
b. Setuju b. Sering
c. Ragu ratu c. Kadang kadang
d. Tidak setuju d. Tidak pernah
e. Sangat tidak setuju

a. Sangat positif a. Sangat baik


b. Positif b. Baik
c. Negatif c. Tidak Baik
d. Sangat negatif d. Sgt Tidak Baik
Untuk analisis kuantitatif, jawaban diberi skor :
1. Setuju / selalu / sangat positif / diberi skor 5
2. Setuju / positif diberi skor 4
3. Ragu ragu / kadang kadang diberi skor 3
4. Tidak setuju / hampir tidak pernah / negatif
diberi skor 2
5. Sangat tidak setuju / tidak pernah diberi
skor 1
 Dapat dibuat dlm btk
ceklist/pilihan ganda
 Contoh Ceklist :

No Pertanyaan SS ST RG TS STS
1. Prosedur kerja yg
baru akan diterapkan
di perusahaan anda

2. ………………………………
………………
 Contoh Pilihan Ganda :
Prosedur kerja yang baru itu akan segera diterapkan di lembaga
anda
a. Sangat Tidak Setuju
b. Tidak Setuju
c. Ragu ragu
d. Setuju
e. Sangat Setuju
 Pada teknik pengumpulan data :
 Contoh : 100 orang karyawan
 Analisisnya :
25 orang menjawab SS
40 orang menjawab S
5 orang menjawab RR
20 orang menjawat TS
10 orang menjawat STS
 65 orang ( 25 + 40 ) atau 65% karyawan Setuju.
 Jadi kesimpulan mayoritas karyawan setuju
Data tersebut juga dapat dianalisis dengan
menghitung rata rata :
 Jumlah skor utk 25 orang yg menjawab SS = 25 X 5 = 125
 Jumlah skor utk 40 orang yg menjawab ST = 40X 4 = 160
 Jumlah skor utk 5 orang yg menjawab RG = 5 X 3 = 15
 Jumlah skor utk 20 orang yg menjawab TS = 20 X 2 = 40
 Jumlah Skor utk 10 orang yg menjawab STS = 10 X 1 = 10
Jumlah skor ideal : 5 X 100 = 500, ( bila semua SS)
 Berdasarkan data itu, maka tingkat persetujuan :
( 350 : 500 ) X 100 % = 70 %.
Contoh skala :
STS TS RG ST SS

350
0 100 200 300 400 500
Interpretasi skor sikap

 Angka 0 % - 20 % : Sangat Lemah


 Angka 21% - 40% : Lemah
 Angka 41% - 60% : Cukup
 Angka 61 % - 80% : Kuat
 Angka 81% - 100% : Sangat Kuat
SKALA GUTTMAN

Skala pengukuran ini untuk mendapat jawaban yang tegas Ya –


tidak ; benar – salah; pernah – tidak pernah; positif – negatif, dll.
Contoh :
1. Bagaimana pendapat anda, bila orang itu menjabat pimpinan di
perusahaan ini ?
a. Setuju
b. Tidak Setuju
2. Pernahkan pimpinan melakukan pemeriksaan di ruang kerja anda ?
a. Tidak pernah
b. Pernah

Skala Guttman dapat dibuat pilihan ganda atau checlist


Jawaban dapat dibuat skor tertinggi 1, dan terendah 0
Metode Pengolahan
Data

Yaitu bagaimana caranya mengolah data yang berhasil


dikumpulkan untuk memungkinkan penelitian bersangkutan
melakukan analisis yang sebaik-baiknya

Umumnya dilakukan dengan cara:

Pemeriksaan data
(Editing)

Mengoreksi apakah data yang terkumpul sudah


cukup lengkap, sudah benar dan sudah sesuai
dengan masalah.
Penandaan data
(Coding)
Memberi catatan atau tanda yang menyatakan jenis
sumber data, dll
Rekonstruksi data
(reconstruction)

Menyusun ulang data secara teratur, berurutan,


logis, sehingga mudah dipahami dan
diinterpretasikan.
Sistematisasi data
(Sistematizing)

Menempatkan data menurut kerangka sistematika


bahasan berdasarkan urutan masalah.
EDITING

 Lengkapnya pengisian kuisioner


 Keterbacaan tulisan
 Kejelasan makna jawaban
 Keajegan dan kesesuaian jawaban satu sama lain
 Relevansi jawaban
 Keseragaman satuan data
Analisa Data

 Membaca data yang telah terkumpul dan melalui


proses pengolahan data maka peneliti harus
menentukan analisis yg bagaimana yg ditentukan
 Pemilihan analisis yg dilakukan hendaknya selalu
bertumpu pada tipe dan tujuan serta sifat data yg
terkumpul
 Apabila data yg diperoleh kebnyakan bersifat
pengukuran(angka-angka) analisisnya kuantitatif
 Sedangkan bila sulit diukur dgn angka maka
analisisnya dengan kualitatif.
Analisa kualitatif

 Apabila data yg terkumpul tdk berupa angka2 yg dpt dilakukan


pengukuran
 Hubungan antar variabel tidak jelas
 Sampel lebih bersifat non probabilitas
 Pengumpulan data menggunakan pedoman wawancara dan
pengamatan
 Penggunaan teori kurang diperlukan
Analisa Kuantitatif

 Data yang ada terdiri dari aneka gejala yg dpt diukur dgn angka
 Hubungan antar variabel sangat jelas
 Sampel yg diambil dengan cermat dan teliti
 Pengumpulan data dilakukan dgn kuesioner tertutup
 Peneliti hrs menguasai teori yg relevan
VALIDITAS DAN RELIABILITAS
INSTRUMEN
 Validitas dan Reliabilitas adalah istilah yang
digunakan untuk persyaratan suatu alat ukur
penelitian atau instrumen penelitian
 Validity : ketepatan / kecermatan
 Instrumen valid berarti alat ukur yang digunakan
untuk mengukur apa yang seharusnya diukur
 Contoh : meteran untuk panjang, timbangan
untuk berat, literan untuk volume, dsb
 Instrumen valid, bila digunakan untuk mengukur
obyek yang sama akan menghasilkan data yang
sama.
VALIDITAS

 Validitas Internal : Bila instrumen secara rasional


( teoritis ) telah mencerminkan apa yang diukur
 Validitas Eksternal : Bila kriteria di dalam
instrumen disusun berdasarkan fakta fakta
empiris yang telah ada.
 Misal instrumen tentang kinerja pegawai, maka
validitas internal berdasarkan teori teori tentang
kinerja, sedangkan validitas eksternal
berdasarkan tolok ukur yang sudah ditetapkan di
kepegawaian tsb.
VALIDITAS INTERNAL

 Validitas Isi : Substansi pengukuran terhadap pengertian


variabel sebagaimana dirumuskan dalam defenisi
operasional
 Validitas konstruksi : Konstruksi pertanyaan satu dengan
yang lainnya memiliki hubungan yang erat satu sama
lainnya.
 Validitas yang berkaitan dengan kriteria (Criterion-related
Validity) : Terjadi ketika sebuah instrumen membedakan
individual pada kriteria yang akan diperkirakan.
Untuk menguji validitas instrumen, sebaiknya paling
sedikit 30 responden
Selanjutnya dilakukan uji korelasi.
Contoh :

Mengukur pengetahuan immunisasi TT


1. Apakah ibu pernah mendengar tentang immunisasi TT ?
2. Bila pernah, untuk siapa immunisasi diberikan ?
3. Apa manfaat immunisasi TT ?
4. Berapa kali immunisasi tersebut harus diberikan ?
5. Penyakit apa yang dpt dicegah dgn Imm TT ?
6. Dst.
Pertanyaan diberikan kepada responden untuk diuji coba, beri skor :
2 untuk jawaban benar
1 untuk jawaban mendekati benar
0 untuk jawaban salah
Selanjutnya menghitung korelasi antara skor masing masing
pertanyaan dengan skor total
 UJI KORELASI “ Product moment “ ( r )

R= N (  XY ) – ( XY ) .
(NX2 – (X2)( NY2 – (Y)2

Untuk responden 10 orang berdasarkan tabel, taraf


significancy yang diperlukan ialah : 0, 632. Maka nilai
korelasi harus diatas 0,632.
Bila di bawah itu berarti tidak bermakna, dan harus diganti
atau direvisi
RELIABILITAS

 Yaitu indeks yang menunjukkan sejauh mana


suatu alat pengukur dapat dipercaya atau
dapat diandalkan
 Cara penghitungan menggunakan
Teknik Tes Tes Ulang. Kuesioner yang sama
diujikan kepada responden yang sama
sebanyak 2 kali. Waktu pengetesan jangan
terlalu lama ( 15-30 hari )
 Reliabilitas : menunjukkan konsistensi dan stabilitas dari suatu skor
(skala pengukuran). Realibilitas berbeda dengan Validitas, karena
Reliabilitas memusatkan perhatian pada masalah konsistensi
sedangkan Validitas lebih memperhatikan ketepatan.
 Stabilitas Ukuran : menunjukkan kemampuan sebuah ukuran
(instrumen) untuk tetap stabil.
 Reliabilitas Instrumen dapat diuji dengan : 1) Test-retest Reliability;
2)Equivalent / Paralel-form Reliability 3) Internal Consistency
Reliability).
 Test-retest Reliability : dengan cara mencobakan instrumen
beberapa kali pada responden.
 Equivalent/Paralel-form Reliability :adalah pertanyaan dalam bentuk
kalimat yang berbeda tapi maksudnya sama.
 Internal Consistency Reliability :diuji dengan menganalisis yang ada
pada instrumen dengan teknik tertentu.
Perbedaan Validitas dan Reabilitas antara Kuantitatif dan
Kualitatif

ASPEK KUANTITATIF KUALITATIF


Nilai Kebenaran Validitas Internal Kredibilitas
Penerapan Validitas Eksternal Transferability

Konsistensi Realibilitas Auditability


Naturalitas Obyektivitas Dapat dikonfirmasi
 UJI KREDIBILITAS
a. Perpanjangan pengamatan
b. Meningkatkan ketekunan
c. Triangulasi
d. Menggunakan bahan referensi
e. Membercheck
 UJI TRANSFERABILITY
* Disebut juga validitas eksternal kualitatif
* Nilai Transfer berkenaan dengan pertanyaan, hingga
mana hasil penelitian dapat diterapkan atau digunakan
dalam situasi lain.
* Laporan harus memberikan uraian yang rinci, jelas,
sistematis dan dapat dipercaya
 UJI DEPENABILITY
* Disebut reliabilitas kualitatif
* Apabila orang mengulangi proses penelitian tsb
atau audit keseluruhan proses penelitian
* Dilakukan oleh auditor independen atau
pembimbing.
 UJI KONFIRMABILITY
* Disebut uji obyektivitas penelitian
* Penelitian disepakati banyak orang
* Menguji hasil penelitian, terkait dengan proses
yang dilakukan

Anda mungkin juga menyukai