Anda di halaman 1dari 13

MATERI PENYULUHAN GIZI SEIMBANG UNTUK ANAK

21-Sep-2014

DEFINISI

Gizi yang sesuai dengan kebutuhan tubuh melalui makanan sehari-hari sehingga tubuh bisa aktif dan
sehat optimal, serta tak terganggu penyakit atau tubuh tetap sehat

KARAKTERISTIK BALITA

Anak usia 1-3 tahun merupakan konsumen pasif, artinya anak menerima makanan dari apa yang
disediakan ibunya. Dengan kondisi demikian, sebaiknya anak balita diperkenalkan dengan berbagai
bahan makanan. Laju pertumbuhan masa batita lebih besar dari masa usia prasekolah sehingga
diperlukan jumlah makanan yang relatif lebih besar. Namun, perut yang masih lebih kecil
menyebabkan jumlah makanan yang mampu diterimanya dalam sekali makan lebih kecil daripada
anak yang usianya lebih besar. Oleh karena itu, pola makan yang diberikan adalah porsi kecil dengan
frekuensi sering.

PERAN MAKANAN BAGI BALITA

Makanan sebagai sumber zat gizi

Didalam makanan terdapat enam jenis zat gizi, yaitu karbohidrat, lemak, protein, vitamin, mineral,
dan air. Zat gizi ini diperlukan bagi balita sebagai zat tenaga, zat pembangun , dan zat pengatur.

1. Zat tenaga

Zat gizi yang menghasilkan tenaga atau energi adalah karbohidrat , lemak, dan protein. Bagi balita,
tenaga diperlukan untuk melakukan aktivitasnya serta pertumbuhan dan perkembangannya. Oleh
karena itu, kebutuhan zat gizi sumber tenaga balita relatif lebih besar daripada orang dewasa.

2. Zat Pembangun

Protein sebagai zat pembangun bukan hanya untuk pertumbuhan fisik dan perkembangan organ-
organ tubuh balita, tetapi juga menggantikan jaringan yang aus atau rusak.

3. Zat pengatur

Zat pengatur berfungsi agar faal organ-organ dan jaringan tubuh termasuk otak dapat berjalan
seperti yang diharapkan. Berikut ini zat yang berperan sebagai zat pengatur.

a) Vitamin, baik yang larut air ( vitamin B kompleks dan vitamin C ) maupun yang larut dalam lemak
( vitamin A, D, E, dan K ).
b) Berbagai mineral, seperti kalsium, zat besi, iodium, dan flour.

c) Air, sebagai alat pengatur vital kehidupan sel-sel tubuh.

KEBUTUHAN GIZI BALITA

Kebutuhan gizi seseorang adalah jumlah yang diperkirakan cukup untuk memelihara kesehatan pada
umumnya. Secara garis besar, kebutuhan gizi ditentukan oleh usia, jenis kelamin, aktivitas, berat
badan, dan tinggi badan. Antara asupan zat gizi dan pengeluarannya harus ada keseimbangan
sehingga diperoleh status gizi yang baik. Status gizi balita dapat dipantau dengan menimbang anak
setiap bulan dan dicocokkan dengan Kartu Menuju Sehat (KMS).

a. Kebutuhan Energi

Kebutuhan energi bayi dan balita relatif besar dibandingkan dengan orang dewasa, sebab pada usia
tersebut pertumbuhannya masih sangat pesat. Kecukupannya akan semakin menurun seiring dengan
bertambahnya usia.

b. Kebutuhan zat pembangu

Secara fisiologis, balita sedang dalam masa pertumbuhan sehingga kebutuhannya relatif lebih besar
daripada orang dewasa. Namun, jika dibandingkan dengan bayi yang usianya kurang dari satu tahun,
kebutuhannya relatif lebih kecil.

c. Kebutuhan zat pengatur

Kebutuhan air bayi dan balita dalam sehari berfluktuasi seiring dengan bertambahnya usia.

BEBERAPA HAL YANG MENDORONG TERJADINYA GANGGUAN GIZI

Ada beberapa hal yang sering merupakan penyebab terjadinya gangguan gizi, baik secara langsung
maupun tidak langsung. Sebagai penyebab langsung gangguan gizi, khususnya gangguan gizi pada
bayi dan anak usia dibawah lima tahun (balita) adalah tidak sesuainya jumlah gizi yang mereka
peroleh dari makanan dengan kebutuhan tubuh mereka.

Berbagai faktor yang secara tidak langsung mendorong terjadinya gangguan gizi terutama pada anak
Balita antara lain sebagai berikut:

a. Ketidaktahuan akan hubungan makanan dan kesehatan


Dalam kehidupan masyarakat sehari-hari sering terlihat keluarga yang sungguhpun berpenghasilan
cukup akan tetapi makanan yang dihidangkan seadanya saja. Dengan demikian, kejadian gangguan
gizi tidak hanya ditemukan pada keluarga yang berpenghasilan kurang akan tetapi juga pada keluarga
yang berpenghasilan relatif baik (cukup). Keadaan ini menunjukkan bahwa ketidaktahuan akan
faedah makanan bagi kesehatan tubuh mempunyai sebab buruknya mutu gizi makanan keluarga,
khususnya makanan anak balita. Menurut Dr. Soegeng Santoso, M.pd, 1999, masalah gizi Karena
kurang pengetahuan dan keterampilan dibidang memasak menurunkan komsumsi anak, keragaman
bahan dan keragaman jenis masakan yang mempengaruhi kejiwaan misalnya kebosanan.

b. Prasangka buruk terhadap bahan makanan tertentu

Banyak bahan makanan yang sesungguhnya bernilai gizi tinggi tetapi tidak digunakan atau hanya
digunakan secara terbatas akibat adanya prasangka yang tidak baik terhadap bahan makanan itu.
Penggunaan bahan makanan itu dianggap dapae menurunkan harkat keluarga. Jenis sayuran seperti
genjer, daun turi, bahkan daun ubi kayu yang kaya akan zat besi, vitamin A dan protein dibeberapa
daerah masih dianggap sebagai makanan yang dapat menurunkan harkat keluarga.

c. Adanya kebiasaan atau pantangan yang merugikan

Berbagai kebiasaan yang bertalian dengan pantang makan makanan tertentu masih sering kita
jumpai terutama di daerah pedesaan. Larangan terhadap anak untuk makan telur, ikan, ataupun
daging hanya berdasarkan kebiasaan yang tidak ada datanya dan hanya diwarisi secara dogmatis
turun temurun, padahal anak itu sendiri sangat memerlukan bahan makanan seperti itu guna
keperluan pertumbuhan tubuhnya.

d. Kadang-kadang kepercayaan orang akan sesuatu makanan anak kecil membuat anak sulit
mendapat cukup protein.

Beberapa orang tua beranggap ikan, telur, ayam, dan jenis makanan protein lainnya memberi
pengaruh buruk untuk anak kecil. Anak yang terkena diare malah dipuasakan (tidak diberi makanan).
Cara pengobatan seperti ini akan memperburuk gizi anak. ( Dr. Harsono, 1999).

e. Kesukaan yang berlebihan terhadap jenis makanan tertentu

Kesukaan yang berlebihan terhadap suatu jenis makanan tertentu atau disebut sebagai faddisme
makanan akan mengakibatkan tubuh tidak memperoleh semua zat gizi yang diperlukan.

f. Jarak kelahiran yang terlalu rapat

Banyak hasil penelitian yang membuktikan bahwa banyak anak yang menderita gangguan gizi oleh
karena ibunya sedang hamil lagi atau adiknya yang baru telah lahir, sehingga ibunya tidak dapat
merawatnya secara baik.
g. Anak yang dibawah usia 2 tahun masih sangat memerlukan perawatan ibunya, baik perawatan
makanan maupun perawatan kesehatan dan kasih sayang, jika dalam masa 2 tahun itu ibu sudah
hamil lagi, maka bukan saja perhatian ibu terhadap anak akan menjadi berkurang.akan tetapi air susu
ibu ( ASI ) yang masih sangat dibutuhkan anak akan berhenti keluar.

h. Anak yang belum dipersiapkan secara baik untuk menerima makanan pengganti ASI, yang kadang-
kadang mutu gizi makanan tersebut juga sangat rendah, dengan penghentian pemberian ASI karena
produksi ASI berhenti, akan lebih cepat mendorong anak ke jurang malapetaka yang menderita gizi
buruk, yang apabila tidak segera diperbaiki maka akan menyebabkan kematian. Karena alasan inilah
dalam usaha meningkatkan kesejahteraan keluarga, disamping memperbaiki gizi juga perlu dilakukan
usaha untuk mengatur jarak kelahiran dan kehamilan.

i. Sosial Ekonomi Keterbatasan penghasilan keluarga turut menentukan mutu makanan yang
disajikan.

Tidak dapat disangkal bahwa penghasilan keluarga akan turut menentukan hidangan yang disajikan
untuk keluarga sehari-hari, baik kualitas maupun jumlah makanan.

j. Penyakit infeksi Infeksi dapat menyebabkan anak tidak merasa lapar dan tidak mau makan.

Penyakit ini juga menghabiskan sejumlah protein dan kalori yang seharusnya dipakai untuk
pertumbuhan. Diare dan muntah dapat menghalangi penyerapan makanan.

k. Penyakit-penyakit umum yang memperburuk keadaan gizi adalah: diare, infeksi saluran
pernapasan atas, tuberculosis, campak, batuk rejan, malaria kronis, cacingan. ( Dr. Harsono, 1999).

KEKURANGAN ENERGI DAN PROTEIN (KEP)

Berikut ini sebab-sebab kurangnya asupan energi dan protein.

a. Makanan yang tersedia kurang mengandung energi

b. Nafsu makan anak terganggu sehingga tidak mau makan

c. Gangguan dalam saluran pencernaan sehingga penyerapan sari makanan dalam usus terganggu

d. Kebutuhan yang meningkat, misalnya karena penyakit infeksi yang tidak diimbangi dengan asupan
yang memadai.

Kekurangan energi dan protein mengakibatkan pertumbuhan dan perkembangan balita


terganggu.Gangguan asupan gizi yang bersifat akut menyebabkan anak kurus kering yang disebut
dengan wasting. Wasting, yaitu berat badan anak tidak sebanding dengan tinggi badannya. Jika
kekurangna ini bersifat menahun ( kronik), artinya sedikit demi sedikit, tetapi dalam jangka waktu
yang lama maka akan terjadi kedaan stunting. Stunting , yaitu anak menjadi pendek dan tinggi badan
tidak sesuai dengan usianya walaupun secara sekilas anak tidak kurus.

Anak akan kehilangan nafsu makan karena hal-hal sebagai berikut:

a. Air Susu Ibu yang diberikan terlalu sedikit sehingga bayi menjadi frustasi dan menangis

b. Anak terlalu dipaksa untuk menghabiskan makanan dalam jumlah/ takaran tertentu sehingga anak
menjadi tertekan

c. Makanan yang disajikan tidak sesuai dengan yang diinginkan / membosankan

d. Susu formula yang diberikan tidak disukai anak atau ukuran / dosis yang diberikan tidak sesuai
dengan sehingga susu yang diberikan tidak dihabiskan

e. Suasana makan tidak menyenangkan/ anak tidak pernah makan bersama kedua orang tuanya.

Berikut ini beberapa upaya untuk mengatasi anak sulit makan ( faktor organis, faktor psikologis, atau
faktor pengaturan makanan )

1) Jika penyebabnya faktor organis, yang harus dilakukan adalah dengan menyembuhka penyakitnya
melalui dokter.

2) Jika penyebabnya faktor psikologis, berikut beberapa hal yang dapat dilakukan.

a. Makanan dibuat dengan resep masakan yang mudah dan praktis sehingga dapat menggugah selera
makan anak dan disajikan semenarik mungkin.

b. Jangan memaksa anak untuk menghabiskan makanan, orangtua harus sabar saat memberi makan
anak.

c. Upayakan suasana makan menyenangkan , sebaiknya waktu makan disesuaikan denga waktu
makan keluarga karena anak punya semangat untuk menghabiskan makanannya dengan makan
bersama keluarga (orangtua)

d. Pembicaraan yang kurang menyenangkan terhadap suatu jenis makanan sebaiknya dihindari dan
ditanamkan pada anak memilih bahan /jenis makanan yang baik.
Jika penyebabnya adalah faktor pengaturan makanan maka dapat dilakukan beberapa hal berikut ini.

a. Diusahakan waktu makan teratur dan makanan diberikan pada saat anak benar-benar lapar dan
haus

b. Makanan selingan dapat diberikan asalkan makanan tersebut tidak membuat anak menjadi
kenyang agar anak tetap mau makan nasi.

c. Untuk membeli makanan jajanan sebagai makanan selingan, sebaiknya didampingi oleh orang
tuanya sehingga anak dapat memilih makanan jajanan yang baik dari segi kandungan gizi maupun
kebersihannya.

d. Kuantitas dan kualitas makanan yang diberikan harus diatur disesuaikan dengan
kebutuhan/kecukupan gizinya sehingga anak tidak menderita gizi kurang atau gizi lebih.

e. Bentuk dan jenis makanan yang diberikan harus disesuaikan dengan tahap pertumbuhan dan
perkembangan anak.

MENU MAKANAN BALITA

Makanan memegang peranan penting dalam pertumbuhan fisik dan kecerdasan anak. Oleh
karenanya, pola makan yang baik dan teratur perlu diperkenalkan sejak dini, antara lain dengan
pengenalan jam-jam makan dan variasi makanan.

Gizi seimbang dapat dapat dipenuhi dengan pemberian makanan sebagai berikut :

Agar kebutuhan gizi seimbang anak terpenuhi, makanan sehari-hari sebaiknya terdiri atas ketiga
golongan bahan makanan tersebut.

Kebutuhan bahan makanan itu perlu diatur, sehingga anak mendapatkan asupan gizi yang
diperlukannya secara utuh dalam satu hari. Waktu-waktu yang disarankan adalah:

o Pagi hari waktu sarapan.

o Pukul 10.00 sebagai selingan. Tambahkan susu.

o Pukul 12.00 pada waktu makan siang.

o Pukul 16.00 sebagai selingan

o Pukul 18.00 pada waktu makan malam.

o Sebelum tidur malam, tambahkan susu.


o Jangan lupa kumur-kumur dengan air putih atau gosok gigi.

Contoh Pola Jadwal Pemberian Makanan Menjelang Anak Usia 1 Tahun

Perlu diketahui, jadwal pemberian makanan ini fleksibel (dapat bergeser, tapi jangan terlalu jauh)

Pukul 06.00 : Susu

Pukul 08.00 : Bubur saring/Nasi tim

Pukul 10.00 : Susu/Makanan selingan

Pukul 12.00 : Bubur saring/Nasi tim

Pukul 14.00 : Susu

Pukul 16.00 : Makanan selingan

Pukul 18.00 : Bubur saring /nasi tim

Pukul 20.00 : Susu.

MAKANAN SELINGAN BALITA

Pada usia balita juga membutuhkan gizi seimbang yaitu makanan yang mengandung zat-zat gizi yang
dibutuhkan oleh tubuh sesuai umur. Makanan seimbang pada usia ini perlu diterapkan karena akan
mempengaruhi kualitas pada usia dewasa sampai lanjut.

Gizi makanan sangat mempengaruhi pertumbuhan termasuk pertumbuhan sel otak sehingga dapat
tumbuh optimal dan cerdas, untuk ini makanan perlu diperhatikan keseimbangan gizinya sejak janin
melalui makanan ibu hamil. Pertum-buhan sel otak akan berhenti pada usia 3-4 tahun.

Pemberian makanan balita sebaiknya beraneka ragam, menggunakan makanan yang telah dikenalkan
sejak bayi usia enam bulan yang telah diterima oleh bayi, dan dikembangkan lagi dengan bahan
makanan sesuai makanan keluarga.

Pembentukan pola makan perlu diterapkan sesuai pola makan keluarga. Peranan orangtua sangat
dibutuhkan untuk membentuk perilaku makan yang sehat. Seorang ibu dalam hal ini harus
mengetahui, mau, dan mampu menerapkan makan yang seimbang atau sehat dalam keluarga karena
anak akan meniru perilaku makan dari orangtua dan orang-orang di sekelilingnya dalam keluarga.
Makanan selingan tidak kalah pentingnya yang diberikan pada jam di antara makan pokoknya.
Makanan selingan dapat membantu jika anak tidak cukup menerima porsi makan karena anak susah
makan. Namun, pemberian yang berlebihan pada makanan selingan pun tidak baik karena akan
mengganggu nafsu makannya.

Jenis makanan selingan yang baik adalah yang mengandung zat gizi lengkap yaitu sumber
karbohidrat, protein, vitamin dan mineral, seperti arem-arem nasi isi daging sayuran, tahu isi daging
sayuran, roti isi ragout ayam sayuran, piza, dan lain-lain.

Fungsi makanan selingan adalah :

1. Memperkenalkan aneka jenis bahan makanan yang terdapat dalam bahan makanan selingan.

2. Melengkapi zat-zat gizi yang mungkin kurang dalam makanan utamanya (pagi, siang dan malam).

3. Mengisi kekurangan kalori akibat banyaknya aktivitas anak pada usia balita.

Makanan selingan yang baik dibuat sendiri di rumah sehingga sangat higienis dibandingkan jika dibeli
di luar rumah.

Bila terpaksa membeli, sebaiknya dipilih tempat yang bersih dan dipilih yang lengkap gizi, jangan
hanya sumber karbohidrat saja seperti hanya mengandung gula saja. Makanan ini jika diberikan
terus-menerus sangat berbahaya. Jika sejak kecil hanya senang yang manis-manis saja maka
kebiasaan ini akan dibawa sampai dewasa dan risiko mendapat kegemukan menjadi meningkat.
Kegemukan merupakan faktor risiko pada usia yang relatif muda dapat terserang penyakit tertentu.

Pertumbuhan Anak

Untuk Berat Badan :

Saat lahir 2800 3500 gr

Saat usia 5 bulan berat badan bayi normal adalah 2 kali berat saat lahir

Saat usia 1 tahun, maka berat badan bayi adalah 3 kali berat lahir

Saat usia 2 tahun beratnya minimal 4 kali berat badan lahir

Untuk BALITA kurang lebih berat badannya bertambah 2 kg pertahun

Sedangkan untuk panjang badan/Tinggi Badan adalah sebagai berikut :

Saat Lahir : lebih kurang 50 cm


Saat usia 1 tahun adalah 1,5 kali panjang badan saat lahir

Saat usia 4 tahun, tinggi badannya adalah 2 kali panjang badan saat lahir

Saat usia 6 tahun adalah 1,5 kali tinggi badan saat berusia 1 tahun

Perkembangan anak

1. Perkembangan motorik

Anak baru lahir : memiliki reflek mengembang bila telapak tangannya disentuh jari kita

2-3 bulan : menggerakkan kepala ke kanan ke kiri, mengangkat kepala dan dada pada posisi
tengkurap

4 bulan : menggenggam benda dengan seluruh jari dan telapak tangan, mampu bermain-main
dengan kedua tangannya

5 bulan : mampu mengangkat kepala pada saat terlentang

6 bulan : memegang ibu jari dan 2 jari lainnya

7-9 bulan : mulai belajar merangkak

8 bulan : mampu duduk sendiri kemudian mengambil posisi ongkong-ongkong dan bertahan
sebentar, mampu menggenggam balok mainan dengan seluruh permukaan tangan

9-10 bulan : mampu berdiri dan mulai melangkah (masih dibantu)

12 bulan mampu berdiri dan berjalan sambil berpegangan dan mampu mengambil benda kecil
dengan ujung ibu jari dan jari telunjuk

12 -18 bulan : bisa berjalan sendiri , serta mampu melepaskan mainan dari tanggannya dengan baik

18 bulan : mampu berlari tanpa jatuh, mampu menyusun tiga balok mainan

24 bulan : mampu melompat dengan 2 kaki sekaligus, mampu membuka botol dengan memutar
penutupnya

2. Penglihatan dan Pendengaran

Saat lahir sudah bisa melihat

Lebih dari 2 bulan pandanagan mata belum terarah dengan baik

2-3 bulan bayi dapat mengikuti benda yang digerakkan di depan mata

4 bulan : bayi mampu mengamati mainan dan mampu tersenyum pada ibu
8 bulan bayi mampu memperlihatkan dan mencari mainan yang jatuh dan bermain cilukba

12 bulan, dapat mengiktui perintah, bicara menggunakan konsonan misalnya b,d, k. Dapat
menunjukkan roda mobil-mobilan dan mata boneka

18 bulan bisa menunjukkan bagian tubuh bila ditanya dan menirukan ktara-ktara baru, mengucapkan
10 sampai 20 kata

Saat usia 2 tahun, sudah dapat mengikuti petunjuk sederhana, menyebutkan namanya sendiri

3. Berbicara dan berbahasa

1 bulan , kegiatan anak akibat suara

3 bulan, melihat ke arah pembicara

4 bulan , mampu mendengar suara kertas diremas dan bermain bibir sambil mengeluarkan air liur

5 bulan, bereaksi ketika namanya dipanggil

6-7 bulan , mulai mengenal dan bereaksi dengan kata-kata dada.. papa., kemari nak dll

8 bulan , mampu mengeluarkan suara mama, tata, dada dan sebagainya

9 bulan , menghentikan kegiatan bila dilarang

10 bulan, kata-kata mulai muncul

11-12 bulan, bereaksi jika ditanya

12 bulan , mampu mengucapkan satu kata atau lebih dan tahu artinya

15 bulan , mengetahui dan mengenal nama-nama bagian tubuh, kata-kata benar terdengan diantara
kata-kata yang kacau

18 bulan, lebih banyak menggunakna kata-kata daripada gerakan untuk mengungkapkan keinginan
dan mampu menyebutkan namanya bila ditanya.

Saat usia 2 tahun, anak mengetahui lebih banyak kalimat yang rumist, menyebut nama sendiri,
mampu menjawab dengan kalimat dengan dua kata

68cd927ecd257cd1a47de83f710cc3c1_tahap-perkembangan-anak-3

Contoh mainan untuk menstimulasi perkembangan anak:

Untuk fisik/motorik kasar : permainan sepeda roda 3, atau roda 2, mainan yang ditarik atau didorong
Untuk Motorik Halus : gunting, pensil, bola, balok, lilin

Untuk Kecerdasan : buku bergambar, buku cerita, puzzle, boneka, pendil wana, radio

Untuk Bahasa : buku bergambar, buku cerita, majalah , radio, tape, televisi

Tingkah laku sosial : kotak pasir, tali, bola

Kemandirian/menolong diri sendiri : gelas, piring plastik, baju, kaus kaki

kepada para ibu agar mereka bisa memahami pentingnya gizi seimbang untuk
anak-anak mereka.Kegiatan ini diadakan karena masih kurangnya pemahaman
tentang pentingnya gizi seimbang untuk anak. Kegiatan ini di adakan di Ruang Publik
Terpadu Ramah Anak (RPATRA), Cengkareng Timur. Kegiatan ini dilakukan oleh Yulia,
S.TP., M.Gizi dari Departmen Teknologi Pangan Fakultas Teknik BINUS UNIVERSITY.

Masa kanak-kanak merupakan masa yang sangat penting yang harus diperhatikan
oleh para ibu untuk menjaga agar anak dapat tumbuh dan berkembang dengan baik,
sehat dan cerdas. Oleh karena itu para ibu harus memperhatikan asupan gizi untuk
anak-anaknya. Gizi adalah zat yang dikonsumsi karena dapat memberikan energi,
atau dibutuhkan untuk pertumbuhan, perkembangan dan menjaga kesehatan atau
jika kekurangan maka akan menyebabkan perubahan biokimia maupun fisiologi
dalam tubuh. Karbohidrat, protein dan lemak merupakan zat gizi makro yang
dibutuhkan tubuh. Sedangkan vitamin dan mineral merupakan zat gizi mikro yang
dibutuhkan oleh tubuh.

Gizi seimbang adalah susunan makanan sehari–hari yang mengandung zat-zat gizi
dalam jenis dan jumlah yang sesuai dengan kebutuhan tubuh, dengan memerhatikan
prinsip keanekaragaman atau variasi makanan, aktivitas fisik, kebersihan, dan berat
badan ideal. Jumlah sesuai dengan kebutuhan tubuh berarti bahwa jumlah asupan
sama dengan jumlah energi yang dikeluarkan sehingga tidak kurang atau tidak
berlebih. Prinsip keangkeargaman pangan penting diperhatikan dalam makanan
yang diberikan kepada anak agar anak mendapatkan berbagai macam zat gizi yang
diperlukan oleh tubuhnya di samping itu makanan yang bervariasi akan
meningkatkan selera makan anak. Penting pula diperhatikan agar anak mempunyai
polah hidup yang aktif sehingga terjadi keseimbangan antara asupan energi dengan
energi yang dikeluarkan. Selain itu para ibu juga perlu memperhatikan kebersihan
dalam pemberian makanan kepada anak untuk menghindari penyakit yang dapat
timbul dari makanan yang tidak bersih. Kebersihan mencakup persiapan, pengolahan
maupun penyajian makanan. Ibu juga perlu memantau berat badan anak untuk
mengetahui status gizinya.

Di samping seimbang, pemberian gizi pada anak harus tepat. Pertama, tepat
kombinasi gizinya. Artinya semua kebutuhan zat gizinya terpenuhi dengan kombinasi
dan susunan yang tepat. Kedua, tepat porsinya. Artinya porsi makanan yang
diberikan berdasarkan kebutuhan tubuhnya atau sesuai dengan Angka Kecukupan
Gizi (AKG) harian. Ketiga, tepat dengan tahap perkembangan anak. Artinya makanan
yang diberikan sesuai dengan kebutuhan kalori anak berdasarkan usia dan berat
badan anak. Jika kebutuhan gizi anak tidak terpenuhi maka anak akan mengalami
kekurangan gizi. Atau sebaliknya, jika anak mengalami kelebihan energi maka anak
akan mengalami kegemukan atau obesitas. Kegemukan atau obesitas dapat
meningkatkan resiko penyakit jantung koroner, diabetes maupun penyakit
degeneratif lainnya. Adapun tujuan dari kegiatan ini adalah memberikan
pengetahuan dan pemahaman tentang pentingnya gizi seimbang untuk anak.

Daftar makanan sehat dan bergizi yang


dibutuhkan anak prasekolah
Umumnya kebutuhan kalori harian anak usia prasekolah (4-6 tahun) berkisar sebanyak
1.600 kalori. Sebisa mungkin, sajikan menu makan anak dalam porsi yang mudah untuk
digenggam atau dikunyah.

Berikut ini merupakan daftar makanan sehat yang harus didapat anak-anak usia prasekolah
setiap hari demi mencukupi kebutuhan gizinya.

Buah dan sayuran

Anak-anak rentan mengalami sembelit karena pola makannya yang melulu dipenuhi
makanan siap saji (bayangkan chicken nugget, sosis, kentang goreng, makaroni), permen,
biskuit, ataupun minuman manis. Buah dan sayur adalah kelompok makanan tinggi serat,
yang dapat memperlancar BAB. Tidak hanya mengandung serat, makanan ini juga dapat
mencegah penyakit jantung, mengontrol kadar gula darah, serta menjaga berat badan anak
tetap sehat dan terhindar dari risiko obesitas.

Anak prasekolah usia 4-6 tahun membutuhkan setidaknya 2 porsi buah dan 3 porsi sayuran
setiap hari. Sebagai perbandingan, satu porsi buah adalah satu buah yang berukuran
sedang atau dua buah ukuran kecil. Misalnya satu buah tomat besar atau dua buah tomat.
Sementara itu, satu porsi sayuran sama dengan satu buah kentang ukuran sedang atau 30
gram bayam (satu ikat bayam utuh sekitar 200 gram).

Karbohidrat kompleks

Masa prasekolah adalah masa sibuk anak untuk beraktivitas fisik dan berpetualang mencari
tahu dunia sekitar. Maka tak heran jika nafsu makan anak bisa cepat datang dan pergi untuk
mencukupi kebutuhan energinya sepanjang hari.

Makanan tinggi karbohidrat dapat menyuplai energi untuk tubuh. Namun jangan pilih
sembarang karbohidrat. Karbohidrat sederhana yang ditemukan dalam roti tawar putih,
pasta terigu, dan nasi putih cepat menaik-turunkan gula darah, yang membuat anak cepat
lesu.

Sebagai gantinya, sediakan makanan kaya akan karbohidrat kompleks dari biji-bijian utuh,
seperti roti gandum, sereal gandum, kacang-kacangan, dan/atau beras merah. Karbohidrat
kompleks dapat menyediakan tingkat energi yang stabil untuk anak beraktivitas sepanjang
hari. Asupan karbohidrat yang dibutuhkan anak prasekolah biasanya sebanyak 300 gram
per hari.

Daging tanpa lemak


Sejumlah penelitian skala internasional telah membuktikan bahwa anak yang diberikan
makanan tinggi protein, khususnya protein hewani, memiliki tubuh yang lebih tinggi dari
anak-anak seusianya yang tidak mendapatkan cukup asupan protein. Kebutuhan protein
harian anak usia 4-6 tahun adalah 35 gram per hari.

Selain itu, daging hewan nonlemak seperti ikan, ayam, dan unggas dapat memenuhi
kebutuhan zat besi, zinc, vitamin B12, omega-3, asam lemak dan protein untuk tumbuh
kembang otot anak. Kandungan zat besi dan asam lemak omega-3 juga berperan penting
untuk memelihara fungsi kognitif otak anak untuk belajar.

Susu dan produk susu lainnya

Kalsium sangat diperlukan untuk pembentukan tulang dan gigi anak. Tidak hanya
dibutuhkan oleh tulang, kalsium juga diperlukan untuk fungsi jantung, pembekuan darah,
serta fungsi otot. Sumber utama kalsium adalah semua susu dan produk susu, seperti keju
dan yogurt. Konsumsi susu yang dianjurkan untuk anak prasekolah adalah 200 ml setiap
hari.

Agar kalsium dapat terserap dengan baik dalam tubuh, sandingkan sumber kalsium anak
dengan makanan tinggi vitamin D. Selain dari makanan, vitamin D banyak ditemukan pada
paparan sinar matahari.

Anda mungkin juga menyukai