Anda di halaman 1dari 30

GIZI PADA MASA BAYI

 Pemberian Makanan Tambahan


 Masalah gizi serta upaya pencegahan dan
penanggulangannya

Kelompok 5 :
1. Defrianti 1411211011
2. Shintia perdana 1411211018
3. Kiki silvia 1411211029
4. Novida kastuti 1411211041
5. Intan wiranty putri 1411212067
Pendahuluan
 adalah masa tahapan pertama kehidupan seorang
manusia setelah terlahir dari rahim seorang ibu.

 Status gizi bayi ditentukan oleh pengalaman


awal prenatal
BAYI
ASI ekslusif diberikan pada bayi 0-6 bln,
merupakan makanan terbaik bagi bayi.

 Penting sekali memberi bayi asupan gizi seimbang pada tahap


yang benar, agar bayi tumbuh sehat dan terbiasa dengan pola hidup
sehat di masa yang akan datang.
Pemberian Makanan Tambahan
Pemberian makanan atau minuman yang mengandung zat gizi
pada bayi atau anak usia 6-24 bulan untuk memenuhi
kebutuhan gizi setelah pemberian ASI ekslusif (Depkes RI,
2007).

• Pemberian makanan tambahan pada bayi harus dilakukan


secara bertahap untuk mengembangkan kemapuan bayi
mengunyah, menelan, dan mampu menerima bermacam-macam
bentuk makanan yaitu, dari bentuk bubur cair ke bentuk bubur
kental, sari buah, buah segar, makanan lumat, makanan lembek,
dan akhirnya makanan padat (Sulistijani, 2001)
Manfaat makanan tambahan bagi bayi :
• Mencukupi kebutuhannya akan gizi bayi
• Mendorong kemampuan bayi untuk menerima berbagai
macam makanan dengan rasa dan tekstur yang berbeda.
• Agar kemampuan bayi untuk mengunyah dan menelan
semakin baik.
• Bayi berangsur melakukan penyesuaian (beradaptasi) terhadap
makanan yang komposisi zat gizinya berbeda dari ASI.
Makanan pilihan sebaiknya yang diberikan

1. Jus Buah
 Dapat dimulai dengan memberikan makanan cair seperti jus buah, air kaldu
sayuran, dan sebagiannya. Berbagai macam buah-buahan : seperti buah jeruk
manis, jambu biji, melon, pepaya, semangka, pisang, apel secara bergantian.

2. Bubur Susu
 Memasuki usia 5 bulan sebaiknya bayi sudah harus dikenalkan dengan
makanan yang konsistensinya lebih padat yaitu bubur susu, berbagai jenis
bubur susu makanan bayi seperti bubur susu dari tepung beras, bubur susu
maizena, tepung beras merah dan sebagiannya.
Hal yang harus diperhatikan ketika ibu menggunakan tepung makanan
bayi instan adalah pilihan tepung bubur susu yang sesuai dengan usia bayi
anda. Hal ini dapat dilihat pada kotak pembungkusnya.
3. Nasi tim atau bubur nasi
 Memasuki usia 6 atau 7 bulan, seringkali bayi tidak lagi mau makan
bubur susu. Bayi menginginkan makanan yang konsistensinya lebih
padat daripada bubur. Untuk itu bayi mulai diberikan nasi tim atau
bubur nasi sebagai pengganti bubur susu.
Pola pemberian makanan untuk bayi usia 5-8 bulan

• Memasuki bulan ke 5
 Jus buah atau sari buah atau air kaldu sayuran merupakan makanan
pertama yang diberikan kepada bayi saat memasuki usia bulan ke 5.

• Memasuki usia bulan ke 6 bulan


 Bayi mulai dapat diberikan satu atau dua sendok bubur susu untuk
mengenalkan rasa bubur kepada bayi.

 Setelah usia 6 bulan, makanan bayi sudah harus lebih bervariasi,


Lanjutan…

• Memasuki usia bulan ke 7


dapat mulai diberi nasi tim atau bubur nasi yang di lumatkan dan disaring atau
diblender. Pada akhir bulan ke 7 dapat mulai diberi nasi tim atau bubur nasi yang
dilumatkan dan disaring atau diblender.

• Memasuki usia ke 8
bayi diberi ASI/SI sebanyak 3-4 kali, bubur susu sebanyak 1 kali dan nasi tim
tiga kali dan satu kali sari buah/jus. Hal ini disebabkan pada waktu bayi
mencapai usia 8 bulan, produksi ASI sudah jauh berkurang sampai hanya sekitar
300-450 ml saja sehari. Berarti ASI hanya dapat memenuhi kebutuhan kalori
sebanyak 200-300 kalori. Sedangkan pada usia 8 bulan bayi membutuhkan 850
kalori. Jadi makanan pendamping harus dapat menutupi kekurangan kalori
sebanyak 500-550 kalori. Jumlah kalori sebanyak itu akan terpenuhi dengan
memberikan bubur susu satu porsi dan nasi tim lunak 3 porsi.
Tabel Daftar Makanan Vs Umur Bayi
LANJUTAN…
LANJUTAN…
Cara memulai pemberian makanan tambahan

• Memberikan makanan pendamping/tambahan memerlukan


kesabaran
• Usahakan bayi diberi makan dalam suasana santai
• Jagalah kebersihan makanan dan alat makan
• Gunakan sendok yang tangkainya panjang.
• Mulailah dengan memberi makanan sedikit demi sedikit
• Dudukkanlah bayi lurus dan menghadap ke depan.
• Berikan makanan pendamping asi/tambahan sebagai makanan
pertama bagi bayi tiap hari.
Makanan yang baik dan makanan yang harus dihindari bagi bayi usia 5-8 bulan

• Pemberian aneka ragam makanan untuk makanan bayi, berarti ibu


telah menanamkan kebiasaan makanan yang baik pada bayi.
• Jangan kebiasaan makan ibu yang tidak baik ditularkan ke anak
sehingga akan membatasi pilihan anak dalam hal makanan dan
sekaligus membentuk pola makan anak jadi tidak baik.
• Memberikan beragam macam bahan makanan dengan beragam jenis
dan rasa, akan memungkinkan bayi memenuhi sendiri kebutuhan zat
gizinya.
• Memberikan sayuran dan buah-buahan sejak bayi, bukan saja untuk
sumber vitamin dan mineral, tetapi juga menanamkan kebiasaan
bayi menyukai dan menikmati sayur mayur dan buah-buahan
sebagai makanan pada usia selanjutnya.
Lanjutan…
• Bahan pangan sumber karbohidrat yang kandungan seratnya
tinggi sebaiknya tidak digunakan untuk makanan bayi.
• Bahan makanan sumber protein seperti daging, ikan, susu,
merupakan sumber protein dan kalsium, penting untuk bayi untuk
pembentukan jaringan tubuh seperti otot, tulang, dan jaringan
tubuh yang lain. Akan tetapi, harus berhati-hati karena bahan-
bahan makanan itu dapat menimbulkan elergi pada bayi.
• Memasuki usia 9 bulan, sebaiknya bayi mulai diberi susu sapi,
berguna untuk menambah air susu yang sudah mulai berkurang
sehingga kebutuhan bayi akan protein dan kalsium akan
terpenuhi.
• Jangan memberikan susu nonfat atau lowfat untuk makanan bayi.
Bayi membutuhkn lemak dalam jumlah yang cukup.
Masalah Gizi, Upaya Pencegahan dan
Penanggulangannya
Masalah gizi adalah gangguan kesehatan seseorang atau
masyarakat yang disebabkan oleh tidak seimbangnya pemenuhan
kebutuhannya akan zat gizi yang diperoleh dari makanan.
.
Masalah gizi pada bayi dapat terbagi menjadi 2 bagian :
• Masalah gizi makro
• Masalah gizi mikro
 
Masalah Gizi Makro

• Gangguan kesehatan akibat masalah gizi-makro dapat berbentuk status gizi


buruk, gizi kurang, atau gizi lebih.
• Masalah gizi makro, terutama Masalah kurang energi dan protein (KEP),
telah mendominasi perhatian para pakar masalah gizi selama puluhan
tahun
• Kronisnya Masalah gizi buruk dan kurang pada balita di Indonesia
ditunjukkan pula dengan tingginya prevalensi anak balita yang pendek
(stunting <-2 SD). Masih sekitar 30-40 persen anak balita di Indonesia
diklasifikasikan pendek. Tingginya prevalensi gizi buruk dan kurang pada
balita, berdampak juga pada gangguan pertumbuhan pada anak usia baru
masuk sekolah.
Masalah Gizi Mikro

• Masalah gizi lainnya yang cukup penting adalah Masalah gizi


mikro, terutama untuk kurang vitamin A, kurang yodium, dan
kurang zat besi. Walaupun terjadi penurunan yang cukup
berarti, GAKY masih dianggap masalah kesehatan
masyarakat, karena secara umum prevalensi masih di atas 5
persen dan bervariasi antar wilayah, dimana masih dijumpai
kecamatan dengan prevalensi GAKY di atas 30 persen.
1. KEP ( Kekurangan Energi Protein )

• Kekurangan energi protein adalah keadaan kurang gizi yang disebabkan oleh
rendahnya konsumsi energi dan protein dalam makanan sehari-hari sehingga tidak
memenuhi angka kecukupan gizi (AKG)
• Kurang energi protein dijumpai dalam tiga bentuk yaitu marasmus, kwashiorkor dan
bentuk campuran marasmic-kwashiorkor
1. Kwashiorkor
• Tampak sangat kurus dan atau edema pada kedua punggung kaki sampai seluruh
tubuh.
• Perubahan Status mental
• Rambut tipis kemerahan seperti warna rambut jagung, mudah dicabut  tanpa rasa sakit,
rontok
• Wajah membulat dan sembab
• Pandangan mata sayu
• Pembesaran hati
• Kelainan kulit berupa bercak merah muda yang meluas dan berubah warna menjadi
coklat kehitaman dan terkelupas
Lanjutan…
2. Marasmus.
• Tampak sangat kurus
• Wajah seperti orang tua
• Cengeng, rewel
• Kulit keriput
• Perut cekung
3. Marasmik-Kwashiorkor
Merupakan gabungan beberapa gejala klinik Kwashiorkor – Marasmus.
Penyakit Penyerta / Penyulit pada Anak Gizi Buruk, Seperti yang sudah
dijelaskan sebelumnya, anak yang berada dalam status gizi buruk, umumnya
sangat rentan terhadap penyakit.
Lanjutan…
PENCEGAHAN
•Ibu harus memberikan makanan bergizi seimbang kepada anak, sesuai dengan nasehat
kader, bidan desa, petugas gizi maupun petugas kesehtan lain dari puskesmas
•Ibu harus menyusui anak sampai berumur 2 tahun
•Berikan makanan pendamping asi sesuai umur anak.
•Anak harus ditimbang setiap bulan di posyandu, puskesmas dan tempat pelayanan
kesehatan lainya.
•Jika anak sakit segera diperiksakan ketempat pelayanan kesehatan lainya,

PENANGGULANGAN
Fase ini semestinya telah dimulai dirumah sakit dan dilanjutkan secara rawat jalan.
Penderita harus terus mengkonsumsi energi, protein, dan zat-zat gizi lain dalam jumlah
yang tepat terutama jika makanan tradisional telah dimasukan kedalam menu harian.
Tugas utama dalam penanggulanagannya adalah:
•mendorong anak untuk makan sebanyak mungkin.
•Memulai atau mendorong pemberian susu ibu secukupnya,
•merangsang perkembangan fisik dan emosi
•Menyiapkan ibu/ pengasuh dalam pengawasan anak setelah keluar dari rumah sakit.
2. GAKY (GANGGUAN AKIBAT KEKURANGAN YODIUM)

• GAKY adalah sekumpulan gejala yng timbul karena tubuh seseorang


kekurangan unsur yodium secara terus-menerus dan dalam jangka waktu
yang cukup lama
• Yodium sangat dibutuhkan untuk membentuk hormon tiroksin yang
diperlukan tubuh untuk mengatur pertumbuhan dan perkembangan mulai
dari janin sampai dewasa. WUS (wanita usia subur) sangat membutuhkan
yodium dibanding kelompok rentan lain adalah agar janin yang
dikandungnya lahir menjadi anak yang sehat.
Lanjutan…
PENCEGAHAN :
Program iodisasi garam merupakan program jangka panjang untuk
penanggulangan Ganguan Akibat Kekurangan Iodium ( GAKI ).Upaya
pencegahan itu dilakukan dengan tiga cara :
•Penyuntikan depot lipiodol (iodium dalam minyak) intramuskular dengan dosis 2
ml. Dosis ini diberikan kepada anak-anak dan kepada ibu usia subur terutama
pada ibu hamil. Penyuntikan ini merupakan upaya pencegahan sementara karena
hanya menyediakan iodium dalam jangka waktu 6 bulan.
•Distribusi garam dapur yang difortifikasi dengan iodium (KJO3) , tetapi ternyata
kurang stabil karena mengalami kerusakan oksidatif, terutama jika terkena sinar
matahari di udara terbuka. Saat ini digunakann KJO3 yang ditambahkan pada
garam dapur (NaCl) dengan dosis 30.000 mg per kg garam. Penyediaan garam
beriodium ini harus dibarengi oleh penyuluhan kepada masyarakat dan ditopang
oleh peraturan dimana GAKI menjadi endemik.
•Suplementasi iodium pada binatang ternak. Peningkatan aras iodium meningkat
secara bermakna dalam air susu dan daging yang pada gilirannya kelak akan
bertindak sebagai wahana pembawa iodium bagi konsumen.
Lanjutan…

PENANGGULANGAN :
• Jangka pendek
Suplementasi yodium : distribusi kapsul minyak beryodium pada
kecamatan endemik GAKY berat dan sedang (TGR ≥ 20%)
• Jangka panjang
Peningkatan konnsumsi aneka ragam bahan pangan (divertifikasi
pangan dan gizi) yang bersumber dari laut, dengan melakukan
penyuluhan gizi seimbang. Mengurangi konsumsi pangan yang
mengandung goiterogenik (penghambat penyerapan yodium)
seperti : kol, singkong, dan ubi, dll.
 
AGB (ANEMIA GIZI BESI )

 Anemia zat besi biasanya ditandai dengan menurunnya kadar Hb total di


bawah nilai normal (hipokromia) dan ukuran sel darah merah lebih kecil
dari normal (mikrositosis).
 Penyebab anemia gizi besi bisa disebabkan oleh beberapa hal. Seperti
kurang mengkonsumsi makanan yang mengandung zat besi, menderita
penyakit ganguan pencernaan sehingga menggangu penyerapan zat besi.
Terjadi luka yang menyebabkan pendarahan besar, persalinan, menstruasi,
atau cacingan serta penyakit kronis seperti kanker, ginjal dan penyakit hati.
Anemia zat besi juga bisa menyebabkan menurunya daya tahan tubuh
sehingga tubuh mudah terinfeksi.
 AGB bisa diderita siapa saja, namun ada masa rentan AGB.Diantaranya
pada masa kehamilan, balita, remaja, masa dewasa muda dan lansia. Pada
ibu hamil, prevalensi anemia defisiensi berkisar 45-55%, artinya satu dari
dua ibu hamil menderita AGB
Lanjutan…

PENCEGAHAN :
• Meningkatkan pengetahuan masyarakat :
1. Tentang gizi dan jenis makanan yang mengandung kadar besi yang tinggi
2. Kandungan besi dalam ASI lebih rendah dibandingkan dengan susu sapi
tetapi penyerapan/bioavailabilitasnya lebih tinggi (50%). Oleh karena itu
pemberian ASI ekslusif perlu digalakkan dengan pemberian suplementasi
besi dan makanan tambahan sesuai usia.
3. Penyuluhan mengenai kebersihan lingkungan untuk mengurangi
kemungkinan terjadinya infeksi bakteri / infestasi parasit sebagai salah
satu penyebab defisiensi besi
• Suplementasi besi
Diberikan pada semua golongan umur dimulai sejak bayi hingga remaja
 
 
KEKURANGAN VITAMIN A (KVA)

 Vitamin A adalah salah satu zat gizi mikro yang diperlukan oleh tubuh yang
berguna untuk meningkatkan daya tahan tubuh (imunitas) dan kesehatan mata.
Akibat Kekurangan Vitamin A :
• Kurang Vitamin A (KVA) pada anak-anak yang berada di daerah
pengungsian dapat menyebabkan mereka rentan terhadap berbagai
penyakti infeksi, sehingga mudah sakit.
• Anak yang menderita kurang vitamin A, bila terserang campak, diare atau
penyakit infeksi lain, penyakit tersebut akan bertambah parah dan dapat
mengakibatkan kematian. Infeksi akan menghambat kemampuan tubuh
untuk menyerap zat-zat gizi dan pada saat yang sama akan mengikis
habis simpanan vitamin A dalam tubuh.
• Kekurangan vitamin A untuk jangka waktu lama juga akan mengkibatkan
terjadinya gangguan pada mata, dan bila anak tidak segera mendapat
vitamin A akan mengakibatkan kebutaan.
• Bayi-bayi yang tidak mendapat ASI mempunyai risiko lebih tinggi untuk
menderita KVA, karena ASI merupakan sumber vitamin A yang baik.
PENCEGAHAN
• Mengonsumsi makanan yang mengandung Vitamin A secara teratur dan seimbang,
dapat diperoleh dari ASI atau makanan yang berasal dari hewan (susu, daging
ayam, hati, telur) atau dari sayuran hijau serta buah berwarna merah dan kuning
(mangga, pepaya).
• Dalam keadaan darurat, dimana makanan sumber alami menjadi sangat terbatas,
suplementasi kapsul vitamin A menjadi sangat penting untuk meningkatkan daya
tahan tubuh terhadap penyakit.

PENANGGULANGAN
• Memperbaiki pola makan masyarakat melalui penyuluhan-penyuluhan sehingga
masyarakat kita semakin gemar mengkonsumsi sayuran dan buah-buahan.
• Melakukan fortifikasi vitamin A terhadap beberapa bahan makanan yang banyak
dikonsumsi masyarakat dengan memperhatikan syarat-syarat fortifikasi, misal
tidak menyebabkan perubahan rasa pada bahan makanan tersebut atau tidak
menyebabkan kenaikan harga yang terlalu tinggi. Contoh bahan makanan yang
dapat dilakukan fortifikasi adalah pada MSG atau pada mie instant
Lanjutan…
• Meningkatkan program pemberian suplemen vitamin A yang sudah berjalan
pada kelompok sasaran yaitu :
1. Bayi umur 6-12 bulan : diberikan kapsul vitamin A warna biru, dosis 100.000
UI setiap bulan februari dan agustus.
2. Anak umur 1-5 tahun : diberikan kapsul vitamin A warna merah, dosis 200.00
UI setiap bulan februari dan agustus
3. Ibu nifas : diberikan kapsul vitamin A dosis 200.000 UI, sehari setelah
melahirkan dan diberikan lagi 24 jam kemudian (masing-masing satu kapsul ).
4. Anak yang terserang campak : diberikan kapsul vitamin A dosis 200.000 UI.
• Pemberian imunisasi pada anak harus terus dipantau supaya terhindar dari
penyakit infeksi.
• Mengkonsumsi makanan yang seimbang agar metabolisme vitamin A dalam
tubuh dapat berjalan secara normal.
 
Obesitas

  Obesitas pada bayi 1 tahun pertama sebagian berhubungan dengan berat badan
lainnya dan cara pemberian makanannya. Tetapi sebagian obesitas pada usia 6-12 bln
masih sulit diterangkan penyebabnya .
Faktor penyebab:
1. Keturunan
2. Ibu yang obesitas
3. Pertambahan BB ibu ketika hamil sgt berlebih
4. Ibu penyakit diabetes

PENCEGAHAN :
• Jaga peningkatan berat badan bayi selama kehamilan
• Berikan ASI eksklusif
• Kurangi pemberian jus buah
• Gunakan variasi cara untuk menenangkan bayi
• Berkonsultasi dengan dokter
TERIMAKASIH …

Anda mungkin juga menyukai