Anda di halaman 1dari 17

Menu seimbang pada

balita

Kelompok 3
Dosen pengampu : Fitriyanti, SST, M.Keb
Anggota Kelompok
1. Bella Nur Islmiah
2. Arlisa
3. Munsira
4. Salfiani
5. Clarisa Amanda
6. Imelda Ramadhan
7. Syeren
Latar Belakang

Anak batita adalah anak usia di bawah 3 tahun (usia 1-3 tahun).
Anak balita adalah usia di bawah 5 tahun (usia 1-5 tahun). Masa
balita membutuhkan perhatian khusus karena terjadi tumbuh
kembang anak dari segi fisik, psikomotorik, mental dan sosial
sehingga masa balita membutuhkan zat gizi yang sesuai, baik
kualitas maupun kuantitas.
Pengertian

APA ITU GIZI SEIMBANG?

Gizi Seimbang adalah keseimbangan antara zat -zat penting yang terkandung di
dalam makanan maupun minuman yang di konsumsi oleh seseorang dalam
kehidupan sehari- hari, mengandung zat- zat gizi dalam jenis dan jumlah yang
sesuai dengan kebutuhan tubuh, dengan memerhatikan prinsip

keanekaragaman atau variasi makanan. aktivitas fisik. kebersihan, dan berat


badan (BB) ideal.
Prinsip Gizi Balita

Setelah anak berusia satu tahun, menunya harus bervariasi untuk mencegah
kebosanan dan diberi susu, serealia (seperti bubur beras, roti), daging, sup,
sayuran dan buah-buahan. Makanan padat yang diberikan tidak perlu diblender
lagi, melainkan yang kasar supaya anak yang sudah mempunyai gigi dapat
belajar mengunyah. Adakalanya anak tidak mau makan dan sebagai gantinya
ibu memberikan susu. Kebiasaan demikian akan mengarah ke diet yang terdiri
atas susu saja.
Tabel. Kecukupan gizi rata-rata balita

Golongan Berat badan Tinggi badan Energi (kkal) Protein


usia (tahun) (kg) (cm) (g)
1-3 12 89 1220 23
4-6 18 108 1720 32
Fungsi Utama Gizi
1. sumber tenaga
Terdiri dari karbohidrat dan lemak antara lain : nasi, ketela, singkong, dsb.

2. Sumber pelindung
Terdiri dari protein yang terdapat pada lauk pauk. Protein berfungsi untuk
pertumbuhan dan pengganti sel yang rusak.

3. Sumber pengatur
Terdiri dari vitamin. dan mineral yang terdapat pada sayur dan buah
Masalah Gizi Balita
Faktor yang mempengaruhi timbulnya masalah gizi pada balita :
a. Sosial-ekonomi-budaya : penghasilan, pengetahuan, kebiasaan makan, lingkungan.
b. Psikis : jenis makanan dan suasana makanan.

Masalah Gizi yang timbul pada balita


1. Kurang vitamin A (KVA)
2. Kurang darah (Anemia)
3. Kurang energi protein (KEP)
4. Gangguan akibat kekurangan iodium (GAKI)
5. Penyakit infeksi
6. Karies gigi
Beberapa masalah gizi umum pada balita meliputi:
1. Kurang gizi: Balita dapat mengalami kurang gizi jika tidak mendapatkan nutrisi yang cukup.
Ini dapat mengakibatkan pertumbuhan yang terhambat, penurunan daya tahan tubuh, dan
masalah kesehatan lainnya.

2. Kelebihan gizi: Terlalu banyak asupan nutrisi tertentu seperti gula atau lemak jenuh dapat
mengakibatkan kelebihan berat badan atau obesitas pada balita.

3. Anemia: Kekurangan zat besi dalam makanan dapat menyebabkan anemia pada balita, yang
dapat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan mereka.
5. Gangguan makan: Beberapa balita mungkin mengalami masalah dengan pola makan mereka,
seperti picky eater atau masalah makan lainnya, yang dapat mempengaruhi asupan nutrisi
mereka.

6. Alergi makanan: Alergi makanan pada balita dapat menghambat kemampuan mereka untuk
mendapatkan nutrisi yang cukup.
Dampak kurang Gizi

a. Mudah ngantuk
b. Tidak bertenaga
c. Rambut rontok
d. Kulit pucat
e. Hilang kesadaran
f. Tidak konsentrasi
g. Berat badan menurun
Dasar pemilihan Gizi Balita

Asi tetap diberikan selama mungkin, sepanjang masih keluar. Di samping Asi, makanan tambahan juga
harus cukup diberikan. Dalam upaya memenuhi kebutuhan anak akan zat gizi, jelliffe menganjurkan untuk
menggunakan teori " Three plank protein bridge " atau tiga lapis jembatan protein, yaitu:
1. Anak diberikan ASI selama mungkin sepanjang ASI masih keluar.
2. Menggunakan makanan sumber protein nabati sebanyak mungkin, terutama dari jenis kacang-kacangan.
3. Beri makanan sumber protein hewani tanpa membatasi jenisnya selama bahan tersebut tersedia (Ikan,
telur, dsb) di lingkungan keluarga.

Awasi pertumbuhan tubuh anak menggunakan KMS setiap bulan, agar setiap gangguan pertumbuhan dapat
diketahui sejak dini. Anak harus dilindungi dari penyakit infeksi melalui imunisasi. Pengaturan jarak
kehamilan harus dilakukan oleh pasangan dan memperbaiki tata cara pemilihan gizi penderita.
Kesulitan makan pada balita meliputi anoreksia, rewel, dan bertingkah. Cara mengatasinya dengan:
1. Memberi contoh yang baik dalam makanan,
2. Menghubungkan makanan dengan kasih sayang,
3. Memperhatikan apa yang disukai,
4. Membiarkan anak makan sendiri,
5. Membiasakan makan dengan keluarga.

Cara menggugah selera makan balita


a. Saat makan yang menyenangkan
b. Kegiatan saat makan
c. Makanan yang bervariasi
d. Jangan beri cemilan, batasi makanan manis
Kebutuhan energi untuk anak 1-3 tahun adalah 100 kkal/kg BB/hari dan untuk anak usia 4-6 tahun
adalah 90 kkal/kg BB/hari, atau dengan rumus berikut.

100 + (n x 100)
n = umur dalam tahun

Sedangkan kebutuhan proteinnya adalah 2,5 g/kg BB/hari atau 10&15% total energi, kebutuhan
lemak 20-25% total energi, kebutuhan karbohidrat 65% total energi, dan kebutuhan vitamin atau
mineral sesuai KGA.
Tabel. Takaran konsumsi makanan sehari pada
anak
Kelompok usia Bentuk makanan Frekuensi
0-6 bulan Asi eksklusif Sesering mungkin
6-12 bulan Makanan lembek 3x sehari plus 2x makanan selingan

1-3 tahun Makanan keluarga


1-1,5 piring nasi/pengganti 3x sehari
2-3 potong lauk hewani
1-2 potong lauk nabati
0,5 mangkuk sayur
2-3 potong buah
1 gelas susu
4-6 tahun 1-3 piring nasi/pengganti 3x sehari
2-3 lauk hewani
1-2 potong lauk nabati
1-1,5 mangkuk sayur
2-3 potong buah
1-2 gelas susu
Kesimpulan

Syarat makanan untuk balita adalah porsi kecil,


konsistensi biasa dan mudah cerna, tidak
berbumbu tajam/merangsang, tidak
berlemak/bersantan kental, dan menarik ketika
dihidangkan
- Terima Kasih -

Anda mungkin juga menyukai