Anda di halaman 1dari 15

Tujuan Pengukuran PSG

 1. Pemantauan status gizi/Surveylans gizi

 2. Survey gizi

 3. Skrining
FAKTOR-FAKTOR YANG PENTING DIPERHATIKAN
DALAM PENGUKURAN PSG

1. Keandalan  Keterandalan , Reliabilitas,


Presisi atau Ketepatan Pengukuran

 Memberikan nilai yang sama atau hampir sama


apabila pengukuran dilakukan berulang-ulang

2. Kesahihan  Sahih, Validitas atau Akurasi Pengukuran

Keandalan/Presisi dan Kesahihan/Akurasi adalah 2 faktor


penting yang harus diperhitungkan dalam setiap proses
pengukuran
Presisi dan Akurasi
 Presisi adalah suatu kemampuan untuk mendapatkan
hasil ukur dengan perbedaan sekecil mungkin apabila
dilakukan berulang-ulang.
 Akurasi adalah kemampuan untuk mendapatkan hasil
ukur yang sedekat mungkin dengan standar/Gold
Standard
 Seseorang dengan presisi baik berarti apabila
dilakukan pengukuran berulang-ulang hasilnya relatif
sama (perbedaannya kecil). Semakin kecil perbedaan
berarti makin tinggi presisinya. Sedangkan akurasi
menentukan kesamaan hasil dengan orang lain yang
lebih terampil.
Kesalahan/Bias Pengukuran
 Ada 2 tipe kesalahan pengukuran
(measurement errors):
1. Random Error  Kesalahan acak
• Memperkecil nilai presisi tapi mempengaruhi
nilai mean/median
• Penyebab : kesalahan sesama (intra) atau antar
pengukur
• Tidak dapat dihilangkan tapi bisa diperkecil
dengan teknik yang terstandar dan pengukur
yang terlatih
measurement errors..
2. Systematic Error Kesalahan Sistematik
• Mempengaruhi nilai mean/median
• Dapat menurunkan akurasi pengukuran
• Dapat diperkecil dengan pemilihan
metoda yang selektif dan perlengkapan
yang sesuai
• Contoh : mengunakan kombinasi alat
ukur yang ada dsb
Kaidah Pengukuran Presisi &
Akurasi
1. Presisi Supervisor harus lebih tinggi
2. Nilai Akurasi harus lebih besar dari nilai
Presisi
3. Presisi dikatakan baik jika nilainya tidak
lebih besar 2 kali dari nilai presisi
supervisor
4. Akurasi dikatakan baik jika nilainya tidak
lebih besar 3 kali nilai akurasi supervisor
Kesimpulan Seleksi Pengukur
1. Presisi baik. akurasi baik, inilah calon pengukur yang
diharapkan
2. Presisi baik, akurasi kurang. Pengukur ini kemungkinan
memiliki salah konsep. Dia lakukan berulang-ulang
bedanya sedikit, tapi dibanding Supervisor bedanya jauh.
3. Presisi kurang, akurasi baik. Pengukur ini belum
terampil, tapi telah melakukan metode pengukuran
dengan benar. Artinya hasil berulang-ulang yang jauh
disebabkan karena kurang terampil. Bisa ditingkatkan
dengan semakin sering latihan.
4. Presisi kurang, akurasi kurang. Calon pengukur seperti
ini belum bisa dipakai untuk melakukan pengukuran
antropometri di lapangan untuk mendapatkan data
berkualitas.
Langkah-langkah melakukan uji
presisi presisi adalah sbb :
 Siapkan sasaran ukur minimal sebanyak 10 orang
(JP. Habicht, 1974), peralatan standaar yang sudah
distandardisasi
 Calon pengukur mengukur semua subjek
dilanjutkan oleh supervisor mengukur subjek yang
sama
 Pengukur melakukan ukur ulang untuk subjek
yang sama dan terakhir Supervisor melakukan hal
yang sama pula. Akhirnya terdapat 2 set data
masing-masing untuk masing-masing calon
pengukur dan supervisor.
Langkah-langkah pengolahan data uji
presisi akurasi adalah sebagai berikut :
 Plot data pengukuran pertama dan kedua;
 Hitung selisih pengukura II dikurang pengukuran I (d)
 Kuadratkan selisih pengukuran I dan II (d2). Perhitungan
ini dilakukan untuk data Supervisor dan Pengukur. Angka
d2 ini adalah angka presisi
 Jumlahkan pengukuran I dan II Pengukur (s)
 Jumlahkan Pengukuran I dan II Supervisor (S)
 Hitung selisih dengan S, menghasilkan D
 Kudratkan selisih D tersebut menjadi D2 (Akurasi)
Lanjutan...
 Tetapkan tingkat keterampilan pengukur
dengan kriteria sbb :
 Presisi Supervisor harus paling tinggi
 Presisi Pengukur tidak lebih dari 2 kali
presisi Supervisor
 Akurasi Pengukur tidak lebih dari 3 kali
presisi Supervisor
 Presisi lebih kecil dari Akurasi
 Dari kriteria di atas akan ditemukan 4 alternatif calon
Pengukur, yaitu :
 Presisi baik. akurasi baik, inilah calon pengukur yang
diharapkan
 Presisi baik, akurasi kurang. Pengukur ini kemungkinan
memiliki salah konsep. Dia lakukan berulang-ulang
bedanya sedikit, tapi dibanding Supervisor bedanya jauh.
 Presisi kurang, akurasi baik. Pengukur ini belum terampil,
tapi telah melakukan metode pengukuran dengan benar.
Artinya hasil berulang-ulang yang jauh disebabkan karena
kurang terampil. Bisa ditingkatkan dengan sering latihan.
 Presisi kurang, akurasi kurang. Calon pengukur seperti ini
belum bisa dipakai untuk melakukan pengukuran
antropometri di lapangan untuk mendapatkan data
berkualitas.
Cara mengurangi kesalahan
pengukuran
 Validitas alat
 Cara pemasangan peralatan
 Teknik pengukuran
 Cara pembacaan
 Cara penulisan  dianjurkan yang menulis
sama dengan yang mengukur

Anda mungkin juga menyukai