0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
242 tayangan15 halaman
Dokumen tersebut membahas tentang tujuan dan faktor-faktor penting yang perlu diperhatikan dalam pengukuran status gizi seperti keandalan, kesahihan, presisi dan akurasi. Juga dijelaskan tentang pengetesan calon pengukur melalui pengukuran ulang untuk menentukan tingkat keterampilan masing-masing berdasarkan kriteria presisi dan akurasi.
Deskripsi Asli:
Presisi akurasi untuk penilaian status gizi seseorang
Dokumen tersebut membahas tentang tujuan dan faktor-faktor penting yang perlu diperhatikan dalam pengukuran status gizi seperti keandalan, kesahihan, presisi dan akurasi. Juga dijelaskan tentang pengetesan calon pengukur melalui pengukuran ulang untuk menentukan tingkat keterampilan masing-masing berdasarkan kriteria presisi dan akurasi.
Dokumen tersebut membahas tentang tujuan dan faktor-faktor penting yang perlu diperhatikan dalam pengukuran status gizi seperti keandalan, kesahihan, presisi dan akurasi. Juga dijelaskan tentang pengetesan calon pengukur melalui pengukuran ulang untuk menentukan tingkat keterampilan masing-masing berdasarkan kriteria presisi dan akurasi.
3. Skrining FAKTOR-FAKTOR YANG PENTING DIPERHATIKAN DALAM PENGUKURAN PSG
1. Keandalan Keterandalan , Reliabilitas,
Presisi atau Ketepatan Pengukuran
Memberikan nilai yang sama atau hampir sama
apabila pengukuran dilakukan berulang-ulang
2. Kesahihan Sahih, Validitas atau Akurasi Pengukuran
Keandalan/Presisi dan Kesahihan/Akurasi adalah 2 faktor
penting yang harus diperhitungkan dalam setiap proses pengukuran Presisi dan Akurasi Presisi adalah suatu kemampuan untuk mendapatkan hasil ukur dengan perbedaan sekecil mungkin apabila dilakukan berulang-ulang. Akurasi adalah kemampuan untuk mendapatkan hasil ukur yang sedekat mungkin dengan standar/Gold Standard Seseorang dengan presisi baik berarti apabila dilakukan pengukuran berulang-ulang hasilnya relatif sama (perbedaannya kecil). Semakin kecil perbedaan berarti makin tinggi presisinya. Sedangkan akurasi menentukan kesamaan hasil dengan orang lain yang lebih terampil. Kesalahan/Bias Pengukuran Ada 2 tipe kesalahan pengukuran (measurement errors): 1. Random Error Kesalahan acak • Memperkecil nilai presisi tapi mempengaruhi nilai mean/median • Penyebab : kesalahan sesama (intra) atau antar pengukur • Tidak dapat dihilangkan tapi bisa diperkecil dengan teknik yang terstandar dan pengukur yang terlatih measurement errors.. 2. Systematic Error Kesalahan Sistematik • Mempengaruhi nilai mean/median • Dapat menurunkan akurasi pengukuran • Dapat diperkecil dengan pemilihan metoda yang selektif dan perlengkapan yang sesuai • Contoh : mengunakan kombinasi alat ukur yang ada dsb Kaidah Pengukuran Presisi & Akurasi 1. Presisi Supervisor harus lebih tinggi 2. Nilai Akurasi harus lebih besar dari nilai Presisi 3. Presisi dikatakan baik jika nilainya tidak lebih besar 2 kali dari nilai presisi supervisor 4. Akurasi dikatakan baik jika nilainya tidak lebih besar 3 kali nilai akurasi supervisor Kesimpulan Seleksi Pengukur 1. Presisi baik. akurasi baik, inilah calon pengukur yang diharapkan 2. Presisi baik, akurasi kurang. Pengukur ini kemungkinan memiliki salah konsep. Dia lakukan berulang-ulang bedanya sedikit, tapi dibanding Supervisor bedanya jauh. 3. Presisi kurang, akurasi baik. Pengukur ini belum terampil, tapi telah melakukan metode pengukuran dengan benar. Artinya hasil berulang-ulang yang jauh disebabkan karena kurang terampil. Bisa ditingkatkan dengan semakin sering latihan. 4. Presisi kurang, akurasi kurang. Calon pengukur seperti ini belum bisa dipakai untuk melakukan pengukuran antropometri di lapangan untuk mendapatkan data berkualitas. Langkah-langkah melakukan uji presisi presisi adalah sbb : Siapkan sasaran ukur minimal sebanyak 10 orang (JP. Habicht, 1974), peralatan standaar yang sudah distandardisasi Calon pengukur mengukur semua subjek dilanjutkan oleh supervisor mengukur subjek yang sama Pengukur melakukan ukur ulang untuk subjek yang sama dan terakhir Supervisor melakukan hal yang sama pula. Akhirnya terdapat 2 set data masing-masing untuk masing-masing calon pengukur dan supervisor. Langkah-langkah pengolahan data uji presisi akurasi adalah sebagai berikut : Plot data pengukuran pertama dan kedua; Hitung selisih pengukura II dikurang pengukuran I (d) Kuadratkan selisih pengukuran I dan II (d2). Perhitungan ini dilakukan untuk data Supervisor dan Pengukur. Angka d2 ini adalah angka presisi Jumlahkan pengukuran I dan II Pengukur (s) Jumlahkan Pengukuran I dan II Supervisor (S) Hitung selisih dengan S, menghasilkan D Kudratkan selisih D tersebut menjadi D2 (Akurasi) Lanjutan... Tetapkan tingkat keterampilan pengukur dengan kriteria sbb : Presisi Supervisor harus paling tinggi Presisi Pengukur tidak lebih dari 2 kali presisi Supervisor Akurasi Pengukur tidak lebih dari 3 kali presisi Supervisor Presisi lebih kecil dari Akurasi Dari kriteria di atas akan ditemukan 4 alternatif calon Pengukur, yaitu : Presisi baik. akurasi baik, inilah calon pengukur yang diharapkan Presisi baik, akurasi kurang. Pengukur ini kemungkinan memiliki salah konsep. Dia lakukan berulang-ulang bedanya sedikit, tapi dibanding Supervisor bedanya jauh. Presisi kurang, akurasi baik. Pengukur ini belum terampil, tapi telah melakukan metode pengukuran dengan benar. Artinya hasil berulang-ulang yang jauh disebabkan karena kurang terampil. Bisa ditingkatkan dengan sering latihan. Presisi kurang, akurasi kurang. Calon pengukur seperti ini belum bisa dipakai untuk melakukan pengukuran antropometri di lapangan untuk mendapatkan data berkualitas. Cara mengurangi kesalahan pengukuran Validitas alat Cara pemasangan peralatan Teknik pengukuran Cara pembacaan Cara penulisan dianjurkan yang menulis sama dengan yang mengukur