Anda di halaman 1dari 4

Soal Ujian

1. Jelaskan pendapat saudara tentang perencanaan gizi yang benar agar tidak

terjadi gangguan gizi.

2. Bagaimana penatalaksanaan agar tidak terjadi gangguan gizi lebih pada anak

usia sekolah tetapi tidak mengganggu pertumbuhan dan perkembangannya

3. Menurut anda apa yang harus kita benahi agar terwujud program gizi yang

sesuai dengan tujuan permenkes no 23 tahun 2014?

4. Sebagai tenaga kesehatan, buat sebuah perencanaan dirumah tangga anda

dalam bidang pemamfaatan sumber daya yang ada dan terjangkau agar

terhindar dari masalah gangguan gizi.

5. Bagaimana peran bidang keilmuan saudara agar dapat menunjang program

gizi di Indonesia?

Jawaban

1. Menurut saya, perencanaan gizi yang benar agar tidak terjadi gangguan gizi

tidak hanya ditujukan pada masyarakat saja akan tetapi diperbaiki dulu dari

pusatnya seperti, peningkatan upaya pelayanan gizi terpadu dan sistem

rujukan dimulai dari tingkat Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu), hingga

Puskesmas dan Rumah Sakit, Peningkatan teknologi pangan untuk

mengembangkan berbagai produk pangan yang bermutu dan terjangkau oleh

masyarakat luas dan melakukan intervensi lansung pada sasaran saat

pemberian kapsul vitamin A dosis tinggi, tablet dan sirup zat besi serta

kapsul minyak beriodium, karena rata-rata masyarakat yang mengalami


gangguan gizi adalah masyarakat yang mengalami masalah perekonomian /

kemiskinan, kurangnya pengetahuan masyarakat tentang gizi, menu seimbang

dan kesehatan. Selain membina program gizi yang benar, diharapkan juga

agar masyarakat iut berpartisipasi dalam perencanaan tersebut misalnya

perbaikan sanitasi lingkungan,karena itu juga demi kebaikan masyarakat

sendiri. Dan lebih diterapkannya pendidikan kesehatan tentang gizi terhadap

masyarakat.

2. Penatalaksaan agar tidak terjadi gizi lebih pada anak usia sekolah lebih

diterapkan kepada peran orang tua, terutama ibu, peningkatan pendapatan

pada kelompok masyarakat tertentu, terutama di perkotaan menyebabkan

perubahan dalam gaya hidup, terutama pola makan. Pola makan berubah ke

pola makan baru yang tinggi karbohidat, rendah serat kasar, dan tinggi lemak

sehingga menjadikan mutu makanan ke arah tidak seimbang. Karena yang

mengontrol menu makanan dirumah biasanya adalah ibu, oleh sebab itu

seorang ibu harus memiliki pengetahuan tentang gizi anaknya, terutama

jajanan yang dikonsumsi anak saat ia berada disekolah. Gizi yang

dimasukkan harus seimbang dengan pengeluaran gizi sehingga tidak terjadi

gizi lebih pada anak misalnya, mengkonsumsi makanan tinggi karbohidrat

dalam hidanganan makan tidak terlalu banyak jika dibarengi dengan makanan

tinggi lemak, aturan anak mengkonsumsi ice cream, membiasakan sarapan

dirumah agar tidak jajan sembangan di sekolah.

3. Yang harus kita benahi untuk mewujudkan program gizi yang sesuai dengan

tujuan permenkes no 23 tahun 2014 adalah setiap tenaga kesehatan

menjalankan program yang sudah tertera sesuai dengan permenkes no 23


tahun 2014 tidak melenceng dari ketentuan yang berlaku, setiap nakes yang

terjun lansung ke lapangan/sasaran diharapkan lebih memantau bagaimana

situasi dan kondisi dari masyarakatnya tersebut. Membenahi dengan

meningkatkan kesadaran, kemampuan dan ketrampilan keluarga dalam

menerapkan Keluarga Sadar Gizi (KADARZI). Meningkatnya cakupan

deteksi dini gizi buruk melalui penimbangan balita di Posyandu, Puskesmas

dan jaringannya, Meningkatnya cakupan suplementasi gizi terutama pada

kelompok penduduk rawan dan keluarga miskin. Meningkatnya jangkauan

dan kualitas tata laksana kasus gizi buruk di Rumah Tangga, Puskesmas dan

Rumah Sakit.

4. Perencanaan dirumah tangga dalam bidang pemamfaatan sumber daya yang

ada dan terjangkau agar terhindar dari masalah gangguan gizi.

a. Memperluas pengetahuan tentang gizi

b. Menerapkan pola makanan dengan gizi seimbang.

c. Membiasakan keluarga agar sarapan dirumah

d. Membuatkan bekal makanan agar tidak jajan diluar

e. Selalu menyediakan makanan berprotein setiap hari jika tidak ada

ayam/ daging maka ganti dengan telur ayam

f. Membatasi keluarga dalam mengkonsumsi makanan cepat saji

g. Mengganti buah sebagai pengganti cemilan dirumah

h. Menggunakan air yang dimasak sendiri untuk dikonsumsi

i. Menjadikan olahraga sebagai aktifitas rutin 1 x seminggu dalam

keluarga. Agar terhindar dari gizi lebih menumpuk.


5. Karena saya berprofesi sebagai bidan maka agar dapat menunjang program

gizi di Indonesia saya sudah pasti menerapkan gizi pada 1000 HPK yaitu

1000 Hari Pertama Kehidupan, karena gizi yang dibentuk sudah harus

dibenahi dan di lengkapi kebutuhnannya pada saat seorang wanita yang

akan mengalami pembuahan pada alat reproduksinya. Kerja keras tenaga

kesehatan terutama bidan, di daerah-daerah terpencil menjadi sangat

dibutuhkan terutama dalam hal edukasi dan sosialisasi gizi dan kesehatan

ibu hamil dan melahirkan sehingga perlu didukung dan diberikan

apresiasi.

Anda mungkin juga menyukai