PENDAHULUAN
tulang, bentuk tubuh dan kerentanan mereka terhadap virus dan penyakit
(Satrock, 2011). Gizi dan nutrisi yang baik didapatkan dari makanan untuk
energi yang cukup untuk melakukan rutinitas dan aktifitas sehari hari.
Nutrisi dan gizi akan terpenuhi dari makan yang dikonsumsi dengan
standart yang benar, karena makan yang benar dapat mempengaruhi kualitas
menjelaskan bahwa makan pagi memiliki dampak yang cukup besar daripada
menunda makan pagi, terlebih kepada anak, energi yang dihasilkan dari makan
pagi dapat membantu anak beraktifitas dan berfikir secara tenang, karena
perut tidak dalam kondisi kosong, sehingga asupan makanan dapat tercukupi.
Berbeda dengan anak yang menunda makan pagi, anak akan cenderung tidak
aktif dan lemas karena tidak adanya asupan yang menghasilkan energi
1
2
serta dapat mengekpresikan emosinya. Luapan emosi yang biasa terjadi pada
anak usia 3-5 tahun berupa temper tantrum, yaitu mudah meletup-letup,
menangis atau menjerit saat anak tidak merasa nyaman. Anak juga sering
rewel pada saat makan, apabila keadaan seperti ini tidak segera diatasi dapat
(Harinda, 2012).
Masalah makan pada anak berbeda dengan masalah makan pada orang
dewasa. Masalah perilaku makan yang timbul dapat bervariasi dari memilih
menjadi masalah yang sering diungkapkan oleh orang tua. Keluhan ini hampir
merata tanpa membedakan jenis kelamin, etnis dan status sosial ekonomi
(Beberapa masalah makan yang sering muncul antara lain: rewel, muntah,
(Claude&Bonnin, 2006).
orangtua yang lebih banyak memilih makanan cepat saji. Media juga menjadi
pengaruh buruk kepada anak karena anak akan memilih makanan yang tidak
besar makanan yang dikonsumsi secara cepat saji memiliki kalori rendah,
memiliki kadar gula, karbohidrat dan lemak yang tinggi (Santrock, 2011).
Millenium Baby Study pada tahun 2006 di Inggris menyebutkan 20% orangtua
anak mengalami kesulitan makan, kemudian meningkat 25-40% pada saat fase
defisiensi zat gizi tertentu (Waugh, International Journal Of Eating Disorder, 2006).
Hasil studi pendahuluan yang dilakukan oleh peneliti pada bulan Mei
responden ibu yang memili anak yang berusia 3-6 tahun, didapatkan 8
responden atau (80%) ibu mengatakan anak mengalami masalah nafsu makan
dimana para orang tua sendiri mengalami kesulitan dalam mengatasi masalah
nafsu makan pada anak. Sebagian besar orangtua mengatakan bahwa anaknya
susah untuk mencoba makanan baru yang belum pernah diberikan. Anak juga
terkadang masih menyisakan beberapa macam lauk pauk yang tidak disukai
anak.
gangguan zat gizi yang terjadi. Beberapa macam gizi, seberapa banyak
kekurangannya, jangka waktu singkat atau lama. Oleh karena itu, bila
kekurangan nafsu makan pada anak dibiarkan begitu saja maka diprediksikan
pembangunan negara atau lebih dikenal sebagai human development indeks (HDI)
(Depkes, 2009).
lima kali dalam seminggu disekolah memiliki resiko rendah memiliki kebiasaan
makan yang buruk, nafsu makan rendah, kesulitan makan, masalah berat
badan dan cenderung memiliki prestasi lebih baik dibidang akademis daripada
sejak dini. Anak TK usia 3-6 tahun merupakan masa-masa bermain sekaligus
masa emas untuk menerima berbagaia rangsang. Pada masa ini, anak dapat
aktif anak (Santrock, 2011). Pada masa prasekolah seperti ini anak sering
anak lebih aktif terhadap kegiatan diluar sehingga mereka sering lupa waktu
untuk makan. Asupan gizi yang tidak adekuat disebebkan karen nafsu makan
pada anak berkurang. Anak yang tidak mendapat asupan gizi dengan benar
akan lebih mudah terkena penyakit terutama penyakit infeksi, infeksi cacing
dan dalam waktu yang lama bisa menyebabkan kekurangan gizi sehingga
peranan orang tua untu memperbaiki pola maka dan nafsu makan pada anak
dengan penyajian makanan yang bervariasi, cerdik dan kreatif. Salah satunya
dengan menerapkan konsep food art sebagai solusi efisien untuk memperbaiki
Food art atau Bento rice box adalah istilah Jepang untuk makanan bekal
berupa nasi berikut lauk pauk dalam satu kemasan yang dikemas dengan cantik.
Bekal ala bento telah disesuaikan dengan konsep “one dish meal“ atau hidangan
dengan kandungan gizi lengkap. Bento ini sangat sesuai untuk bekal makanan
anak-anak, terutapa pada anak usia pra sekolah yang merupakan usia
pertumbuhan. Kandungan gizi yang lengkap pada bento akan memancing selera
makan anak karena dikreasikan dengan bentuk dan warna yang atraktif,
sehingga anak akan lebih tertarik saat pertama kali melihatnya (Hidayati, 2008).
6
Selera makan yang tinggi pada anak dikendalikan oleh sistem saraf
pusat pada otak yang disebut hipotalamus. Melihat, mencium dan bahkan baru
Dengan memanfaatkan fungsi dari hipotalamus, food art atau bento rice
box bisa untuk dijadikan salah satu solusi mengatasi nafsu makan pada anak.
otak berada dipuncaknya saat anak berusia 4 tahun. Usia anak pra sekolah
adalah antara 2,5 tahun hingga 6 tahun, dimana anak mulai sangat aktif,
antusias dan mulai penasaran dengan hal-hal yang ada disekitar mereka.
terhadap anak. Orangtua harus bisa mengatur porsi makanan yang disesuaikan
prasekolah, anak akan lebih menyukai hal-hal yang menarik perhatian dan
terlihat lucu saat pertama kali mereka lihat. Food art bisa diberikan kepada anak
untuk mengatasi nafsu makan pada anak. Penyajian makanan yang diolah dan
anak mendapatkan asupan gizi sesuai dengan yang dibutuhkan oleh tubuh.
prasekolah “
7
ini sebagai berikut : “Bagaimana pengaruh food art terhadap nafsu makan
Hasil penelitian ini diharapkan bisa menjadikan salah satu solusi dalam
Makanan Terhadap Nafsu Makan Pada Anak Usia Todler di Wilayah Kerja
populasi anak usia todler yang berjumlah 84 orang. Tujuan penelitian ini
makanan food art kepada anak. Tujuan penelitian juga berbeda, pada
variabel. Jumlah sampel dalam penelitian ini 21 anak yang hanya berumur 8
sampai 10 tahun. Tujuan penelitian Krall et al., ini untuk mengetahui efek dari
kebiasaan makan pagi dan tidak makan pagi yang berhubungan dengan nafsu
penelitian ini adalah sama sama meneliti tentang nafsu makan anak.
makan.