Pembimbing :
Disusun Oleh:
JURUSAN S1 KEPERAWATAN
2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas limpahan
rahmat dan karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan tugas makalah tentang “Dampak Ekstasi
dan Sabu-sabu terhadap perubahan mental dan perilaku“ dengan baik dan lancar. Penulisan
makalah ini bertujuan untuk memenuhi salah satu tugas individu yang diberikan oleh dosen
pembimbing mata kuliah Keperawatan Penyakit Tropis dr. Lasmijan Simanjuntak , S.Kep,
NS, M.Biomed
Makalah tentang pemeriksaan pemeriksaan penunjang ini disajikan dalam konsep dan
bahasa yang sederhana sehingga dapat membantu pembaca dalam memahami makalah ini.
Dengan makalah ini diharapkan pembaca dapat memahami dampak ekstasi dan sabu-sabu
terhadap perubahan mental dan perilaku dan penjelasannya yang dapat dilakukan untuk klien
dengan gangguan tertentu .
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca. Dengan segala kerendahan hati,
saran dan kritik yang konstruktif sangat kami harapkan dari pembaca guna meningkatkan
pembuatan makalah pada tugas lain dan pada waktu mendatang.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Narkotika dan psikotropika merupakan obat atau bahan yang bermanfaat dibidang
pengobatan, pelayanan kesehatan, dan pengembangan ilmu pengetahuan, dan pada sisi lain
dapat menimbulkan ketergantungan yang sangat merugikan apabila dipergunakan tanpa
pengendalian pengawasan yang ketat dan seksama. Zat-zat narkotika yang semula
ditunjukkan untuk kepentingan pengobatan, namun dengan perkembangan ilmu pengetahuan
dan teknologi, jenis-jenis narkotika dapat diolah sedemikian banyak serta dapat pula
disalahgunakan fungsinya.
Bahaya penyalahgunaan narkoba dikalangan generasi muda merupakan suatu gejala
sosial didalam masyarakat yang membawa dampak disegala aspek kehidupan. Terdapat juga
dampak pada aspek kesehatan fisik, dan juga kesehatan mental.
A. DEFINISI NARKOBA
Narkoba adalah singkatan dari narkotika, psikotropika, dan obat-obatan terlarang. Istilah
lain disebut dengan NAPZA (Narkotika, Psikotropika, dan Zat Adiktif).
Narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman, baik
sintetis maupun semi sintetis yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran,
hilangnya rasa nyeri dan dapat menimbulkan ketergantungan (Undang-Undang No. 35 tahun
2009). Narkotika digolongkan menjadi tiga golongan sebagaimana tertuang dalam lampiran 1
undang-undang tersebut. Yang termasuk jenis narkotika adalah:
Tanaman papaver, opium mentah, opium masak (candu, jicing, jicingko), opium obat,
morfina, kokaina, ekgonina, tanaman ganja, dan damar ganja.
Garam-garam dan turunan-turunan dari morfina dan kokaina, serta campuran-campuran
dan sediaan-sediaan yang mengandung bahan tersebut di atas.
Psikotropika adalah zat atau obat, baik alamiah maupun sintetis bukan narkotika, yang
berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan saraf pusat yang menyebabkan
perubahan pada aktivitas mental dan perilaku (Undang-Undang No. 5/1997). Terdapat empat
golongan psikotropika menurut undang-undang tersebut, tetapi setelah diundangkannya UU
No. 35 tahun 2009 tentang narkotika, maka psikotropika golongan I dan II dimasukkan ke
dalam golongan narkotika. Dengan demikian saat ini apabila bicara masalah psikotropika
hanya menyangkut psikotropika golongan III dan IV sesuai Undang-Undang No. 5/1997. Zat
yang termasuk psikotropika antara lain:
Metafetamin dikenal sebagai obat stimulan yang memiliki efek adiktif yang tinggi.
Menurut Drug Abuse, zat ini sebetulnya dilegalkan oleh lembaga pengawas obat-obatan
Amerika, FDA. Metafetamin diigunakan untuk membuat obat terapeutik yang biasa diresepkan
untuk penderita ADHD, narkolepsi, dan obesitas. Metafetamin akhirnya menjadi obat-obatan
terlarang setelah banyaknya kasus penyalahgunaan melampaui dosis yang seharusnya. Zat ini
hanya bisa digunakan secara terbatas dan dengan persetujuan dokter. Catatan sejarah
menyebutkan saat Perang Dunia II, ada banyak tentara yang menggunakan metafetamin untuk
mendapatkan efek stimulannya. Zat ini digunakan para tentara untuk tetap terjaga dan fokus pada
perang yang berlangsung dalam jangka waktu panjang. Pilot Kamikaze, Jepang bahkan diberikan
metafetamin untuk setiap misinya. Saat ini sabu-sabu yang beredar, secara ilegal tentunya,
berbentuk serbuk, pil, atau kristal. Sabu biasa dikonsumsi dengan dihirup, dihisap, atau disuntik.
Dilansir laman resmi Yayasan untuk Dunia Bebas Narkoba, narkoba jenis ini dapat
menyebabkan kecanduan sejak pertama kali digunakan. Bahkan, pengguna sabu-sabu adalah
salah satu pengguna paling sulit direhabilitasi.
Kerusakan otak
Penggunaan sabu yang berulang kali dan jangka panjang dapat mengubah struktur otak.
Perubahan struktur ini, dapat memicu munculnya gangguan koordinasi, kesulitan
memahami sesuatu, serta masalah berbicara. Sistem pertahanan dalam otak pengguna
sabu juga akan menyerang sel-sel sehat di organ tersebut.
Pengguna sabu secara berlebihan berisiko untuk menderita penyakit Parkinson . Selain itu,
penggunaan sabu dalam jangka panjang juga dapat memicu kondisi stroke, karena sabu
membuat pembuluh darah mengeras
Dalam dunia medis, esktasi memiliki nama lengkap Methylene Dioxy Meth Amphetamin
(MDMA). Obat ini dilarang penggunaanya, karena sifatnya yang mampu menyebabkan para
pemakainya mengalami halusinasi serta mengubah suasana hati pemakainya menjadi gembira
dan selalu bahagia. Oleh karena itulah obat ini sering kali dikonsumsi oleh orang-orang yang
memiliki tingkat stress dan depresi yang tinggi.
Namun, efek ekstasi akan membuat para penggunanya menjadi ketergantungan atau
kecanduan. Karena itu, sering ditemukan kasus overdosis pengguna ekstasi. Obat yang hadir
dalam berbagai bentuk dan warna ini juga terkadang dicampur dengan narkotika jenis lain agar
efek yang didapatkan lebih terasa. Di Indonesia, ekstasi termasuk dalam kategori obat-obatan
terlarang kelas I.
ADAM, Clarity, Inex atau Essence. Itulah sebutan lain dari ekstasi yang umum
digunakan. Cara mengonsumsinya pun beragam, mulai dari hisapan dari hidung setelah
dihaluskan, suntikan langsung ke pembuluh darah, atau ditelan layaknya minum obat.
- Adalah kerusakan emosional dan psikologis, seperti reaksi emosional yang kuat,
kecemasan yang sangat berlebihan, depresi, dan paranoid. Pengguna juga akan
mengalami gangguan tidur dan insomnia, berpikir tidak teratur, delusi, dan serangan
panik.
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Narkoba adalah singkatan dari narkotika, psikotropika, dan obat-obatan terlarang. Istilah
lain disebut dengan NAPZA (Narkotika, Psikotropika, dan Zat Adiktif).
Narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman, baik
sintetis maupun semi sintetis yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran,
hilangnya rasa nyeri dan dapat menimbulkan ketergantungan. Salah satunya adalah sabu-
sabu dan ekstasi.