Anda di halaman 1dari 33

EPIDEMIOLOGI KEJADIAN DIABETES

MELITUS DI PUSKESMAS PESANTREN I


KEDIRI TAHUN 2019
Pembimbing
dr. Gita Sekar Prihanti , M.Pd. Ked
dr. Djaka Handaja, MPH
dr. Gretta Hapsari Amalya
dr. Iman Taufiq

Oleh
Muhammida Fahriana Syahhaq 201820401011104
Dian Sella Rahmasari 201820401011108
Juliatika 201820401011120

STASE ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2020
BAB 1
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Epidemiologi  ilmu yang mempelajari mengenai penyebaran, perkembangan/
01 perluasan suatu penularan penyakit di dalam suatu kelompok penduduk/masyarakat
(Fahrina, dan Jusman, 2018)

Pada tahun 2016, sekitar 71 persen penyebab kematian di dunia adalah penyakit tidak
02 menular (PTM) yang membunuh 36 juta jiwa per tahun (WHO, 2018)

Riskesdas 2018 : Prevalensi kasus diabetes melitus pada penduduk umur ≥ 15 tahun
03 meningkat dari 6,9 % menjadi 10,9%

Pada 2018, di Jawa Timur prevalensi diabetes melitus berdasarkan diagnosis dokter
04 meningkat menjadi 2,6% dari sebelumnya di tahun 2013 sebesar 2,1% (Kemenkes RI,
2019)

Puskesmas Pesantren I Kota Kediri  diabetes melitus penyakit terbanyak ke-tiga pada
05 rawat jalan tahun 2018 & 2019
TUJUAN UMUM

Menganalisis kejadian diabetes melitus di wilayah kerja Puskesmas Pesantren I Kota Kediri
periode periode 1 Januari sampai 31 Desember 201 dan 1 Januari - 31 Desember 2019.

TUJUAN KHUSUS

1. Menganalisis jumlah kejadian DM berdasarkan waktu di wilayah 6. Mengidentifikasi cakupan screening obesitas usia produktif di
kerja Puskesmas Pesantren I Kota Kediri pada periode 2018- wilayah kerja Puskesmas Pesantren I pada periode tahun 2018 –
2019. 2019.
2. Menganalisis kejadian DM per bulan di wilayah kerja Puskesmas 7. Mengidentifikasi kelompok olahraga di wilayah kerja wilayah
Pesantren I periode 2018-2019. kerja Puskesmas Pesantren I pada periode tahun 2018 – 2019.
3. Menganalisis kejadian DM berdasarkan jenis kelamin di wilayah 8. Menganalisis karakteristik faktor resiko yang berpengaruh
kerja Puskesmas Pesantren I periode 2018-2019. terhadap kejadian diabetes melitus berdasarkan teori sebab
sakit (teori segitiga epidemiologi)
4. Menganalisis kejadian DM berdasarkan usia di wilayah kerja
Puskesmas Pesantren I periode 2018-2019. 9. Menganalisis karakteristik Faktor Risiko yang berpengaruh
terhadap kejadian DM berdasarkan Hendrick L.Blum.
5. Menganalisis jumlah kunjungan pemeriksaan GDA >200 mg/dl
di Puskesmas Pesantren 1 Tahun 2019
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
EPIDEMIOLOGI

Definisi : ilmu yang mempelajari mengenai penyebaran, perkembangan atau perluasan suatu
penularan penyakit di dalam suatu kelompok penduduk atau masyarakat

5
Porta M, 2014, A Dictionary of Epidemiology, (edisi ke-6). New York: Oxford University Press. ISBN 978-0-19-997673-7.
DIABETES MELITUS
Penyakit gangguan metabolik yang terjadi secara kronis atau menahun karena tubuh
tidak mempunyai hormon insulin yang cukup akibat gangguan pada sekresi insulin,
hormon insulin yang tidak bekerja sebagaimana mestinya atau keduanya (IDF, 2019).
7
IDF (International Diabetes Federation), 2019, IDF Diabetes Atlas, Ninth Edition 2019, ISBN: 978-2-930229-87-4 , pp 12-16
KLASIFIKASI

DM tipe 1 DM tipe 2 DM tipe lain DM Gestasional


• Destruksi sel • Defisiensi • Sangat • Diabetes yang
beta di insulin bervariasi muncul pada
pankreas penyebabnya masa
• Defek genetik kehamilan, dan
fungsi sel B hanya
pankreas berlangsung
• Defek genetik hingga proses
kerja insulin melahirkan
• Sindrom
genetik lain yg
bekaitan
dengan DM

PERKENI, 2015, Konsensus Pengelolaan dan Pencegahan Diabetes Melitus tipe 2 di Indonesia, ISBN: 978-979-19388-6-0
Patofisiologi Diabetes Melitus
The Egregious Eleven (Schwartz SS et al, 2016)

Schwatrz SS, et al. 2016. The Time is Right for a New Classification System for Diabetes Rationale and Implications of The-cell-centric Classification Schema. Diabetes Care. 2016; 39: 179 – 86.
• poliuria, polidipsia, polifagia dan
Gejala Klasik penurunan berat badan yang tidak dapat
Anamnesi dijelaskan sebabnya.
s

• lemah badan, kesemutan, gatal, mata


Keluhan lain kabur, dan disfungsi ereksi pada pria, serta
pruritus vulva pada wanita.

Diagnosi
s Kriteria Diagnosis Diabetes Melitus (PERKENI, 2019)

Pemeriksaan glukosa plasma puasa ≥ 126 mg/dL. Puasa adalah kondisi


tidak ada asupan kalori minimal 8 jam.(B)
Pemeriksaan Pemeriksaan Atau
Penunjang Fisik Pemeriksaan glukosa plasma ≥ 200 mg/dL 2-jam setelah Tes Toleransi
Glukosa Oral (TTGO) dengan beban glukosa 75 gram. (B)
Atau
Pemeriksaan glukosa plasma sewaktu ≥ 200 mg/dL dengan keluhan
klasik.
Atau
Pemeriksaan HbA1c ≥ 6,5% dengan menggunakan metode yang
terstandarisasi oleh National Glycohaemoglobin Standarization
Program (NGSP). (B)
PERKENI, 2019, Pengelolaan dan Pencegahan Diabetes Melitus Tipe 2 Dewas di Indonesia, ISBN:
978-602-53035-2-4
Penatalaksanaan
Terapi non farmakologi

PENGATURAN DIET OLAHRAGA


• Mencapai dan kemudian Berolahraga secara teratur dapat
mempertahankan kadar glukosa darah menurunkan dan menjaga kadar gula
mendekati kadar normal. darah tetap normal.
• Mencapai dan mempertahankan lipid
mendekati kadar yang optimal. Cth olahraga yang disarankan
• Mencegah komplikasi akut dan kronik.  Jalan atau lari pagi,
• Meningkatkan kualitas hidup.  Bersepeda,
 Berenang, dan lain sebagainya

Ditjen, dkk. 2017, Penatalaksanaan Diabetes Melitus Terpadu. Cetakan V. Balai Penerbit FKUI. Jakarta : 2017
Penatalaksanaan
Terapi farmakologi

Obat Anti Hiperglikemia Oral Obat Antihiperglikemia Suntik


Pemacu sekresi insulin (Insulin Secretagogue) Insulin
• Sulfonilurea • Insulin kerja cepat (Rapid-acting insulin)
• Glinid • Insulin kerja pendek (Short-acting insulin)
Peningkatan sensitivitas terhadap insulin • Insulin kerja menengah (Intermediate-
• Metformin acting insulin)
• • Insulin kerja panjang (Long-acting insulin)
Tiazolidindion (TZD)
Penghambat absorbsi glukosa di saluran • Insulin kerja ultra panjang (Ultra long-
pencernaan acting insulin)
• Penghambat Alfa Glukosidase Agonis GLP-1/Incretin Mimetic
Penghambat DPP-IV (Dipeptidyl Peptidase-
IV)
Penghambat SGLT-2 (Sodium Glucose Co-
PERKENI, 2015, Konsensus Pengelolaan dan Pencegahan Diabetes
transporter 2) Melitus tipe 2 di Indonesia, ISBN: 978-979-19388-6-0
Komplikasi
Akut Kronis
• hipergilkemia • Makroangiopati
• glukosuria berat penimbunan sorbitol dalam intima vaskular,
hiperlipoproteinemia, kelainan pembekuan
• penurunan lipogenesis darah. Dan Akhirnya yang terjadi
penyumbatan aliran darah
• peningkatan lipolisis, dan • Mikroangiopati
• peningkatan oksidasi asam lemak merupakan lesi spesifik diabetes yang
bebas disertai pembentukan benda menyerang glomerulus ginjal (nefropati
keton yang merupakan awal dari DKA diabetik), kapiler dan arteriola retina
(retinopati diabetik), dan saraf-saraf perifer
(neuropati diabetik), kulit serta otot-otot.

Khardori. 2017, Komplikasi Kronik Diabetes : Mekanise Terjadinya, Diagnosis, dan Strategi Pengelolaan. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Edisi III. Departemen Ilmu Panyakit Dalam FKUI; 2017
Prognosis
Prognosis dari DM bergantung pada pola hidup yang dilakukan oleh pasien
dalam mengontrol kadar gula nya.

Pasien dengan kontrol glikemik ketat (HbA1c < 7%), tanpa disertai riwayat
gangguan kardiovaskuler, dan juga tidak ada gangguan mikrovaskuler
serta makrovaskuler akan mempunyai harapan hidup lebih lama.

jika pasien memiliki riwayat penyakit kardiovaskuler dan telah menderita


diabetes lama (≥ 15 tahun) akan mempunyai harapan hidup lebih singkat,
walaupun telah melakukan kontrol glikemik ketak sekalipun.

Khardori. 2017, Komplikasi Kronik Diabetes : Mekanise Terjadinya, Diagnosis, dan Strategi Pengelolaan. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Edisi III. Departemen Ilmu Panyakit Dalam FKUI; 2017
BAB 3
HASIL PENELITIAN
10 Penyakit Terbanyak di Puskesmas Pesantren I 2019

No NAMA PENYAKIT JUMLAH

1. Hipertensi 5382

2. Infeksi akut saluran pernapasan atas 4353

3. Diabetes 2128

4. Rhematoid arthritis yang lain 1664

5. HIV/AIDS 1293

6. Gingivitis dan Penyakit Periodental 1151

7. Dispepsia 1041

8. Nyeri kepala (Sefalgia) 1028

9. Gastritis 717

10. Pharingitis 588


Angka Kejadian Diabetes Melitus di
Puskesmas Pesantren 1
• Penderita DM Berdasarkan Kelurahan Tahun 2018 dan 2019
No Kelurahan Tahun 2018 Tahun 2019
Jumlah Presentase Jumlah Pesentase

1 Bangsal 74 22,35% 67 16,10%

2 Betet 189 57,09% 70 16,82%

3 Banaran 26 7,85% 279 67,06%

4 Blabak 42 12,68% - -

  Jumlah 331 100% 416 100%


Distribusi Penderita Diabetes Berdasarkan Usia di Wilayah Kerja Puskemas
Pesantren I Tahun 2018 dan 2019

Laporan PTM Puskesmas Pesantren 1 Kota Kediri Tahun 2018-2019, SPM Usia Produktif
Penderita DM Berdasarkan Jenis Kelamin Tahun 2018 dan 2019

No Jenis Kelamin Tahun 2018 Tahun 2019

Jumlah Presntase Jumlah Pesentase

1 Laki-laki 643 31,56% 673 29,63%

2 Perempuan 1394 68,43% 1589 69,96%

  Jumlah 2037 100% 2271 100%


HASIL PENELITIAN

3.5.1 Tabel Jumlah Kunjungan Pemeriksaan GDA dan


GDA >200 mg/dl di Puskesmas Pesantren 1 Tahun 2018

No Bulan Jumlah Diperiksa Hiperglikemi>200 mg/dl Jumlah Kunjungan Pemeriksaan GDA dan GDA >200 mg/dl di Puskesmas Pesantren
Laki-laki Perempuan Laki-laki Perempuan Tahun 2019
(orang) (orang) (orang) (orang) 140

1 Januari 20 30 2 7 120
2 Februari 14 24 5 8 100
3 Maret 12 35 8 12
80
4 April 8 17 0 0
5 Mei 0 0 0 0 60

6 Juni 0 0 0 0 40
7 Juli 25 25 0 0
20
8 Agustus 25 25 2 3
0
9 September 90 122 10 15 i i et ril ei ni li r er r r
ua
r ar Ju us be be be
ru ar Ap M Ju st ob
10 Oktober 89 145 5 8 Ja
n
Fe
b M
Ag
u
te
m
O
k t
v em s em
ep No De
11 November 75 105 4 7 S

12 Desember 15 35 0 2
Laki-laki (diperiksa GDA) Perempuan (diperiksa GDA)
Total 373 556 36 62 Laki-laki (GDA>200mg/dl) Perempuan (GDA>200mg/dl)

Laporan PTM Puskesmas Pesantren 1 Kota Kediri Tahun 2018, SPM Usia Produktif
HASIL PENELITIAN
Distribusi Penderita Diabetes Berdasarkan Usia di Wilayah Kerja Puskemas Pesantren I Tahun 2018 dan
2019
3.5 Tabel Jumlah Kunjungan Pemeriksaan GDA >200
mg/dl di Puskesmas Pesantren 1 Tahun 2019

No Bulan Laki-laki Perempuan Jumlah Kunjungan Pemeriksaan GDA >200 mg/dl di Puskesmas
(orang) (orang) Pesantren Tahun 2019
25
1 Januari 2 3
2 Februari 5 8 20
3 Maret 2 4
4 April 0 0 15
5 Mei 0 0
6 Juni 0 0 10

7 Juli 5 7
8 Agustus 12 6 5

9 September 6 10
0
10 Oktober 4 6 r i
ar
i et ril ei ni li us r er r r
ua ru ar Ap M Ju Ju st be ob be be
n
11 November 15 20 Ja Fe
b M
Ag
u
ep
te
m
O
k t
v em se
m
S No De
12 Desember 1 5
Total 52 67 Laki-laki Perempuan

Laporan PTM Puskesmas Pesantren 1 Kota Kediri Tahun 2019, SPM Usia Produktif
Data Screening Obesitas Usia Produktif (15-59 Tahun) di Wilayah
Kerja Puskesmas Pesantren 1 Kota Kediri tahun 2019

Screening Obesitas Usia Produktif (15 - 59 Tahun)


Puskesmas Pesantren 1 Tahun 2018 dan 2019
Diperiksa Obesitas

3366

2466

975
538

2018 2019

Laporan PTM Puskesmas Pesantren 1 Kota Kediri Tahun 2018-2019, SPM Usia Produktif
Data Kelompok Olahraga di Wilayah Kerja Puskesmas Pesantren 1 Kota
Kediri tahun 2019
Data Kelompok Olahraga di Puskesmas Pesantren 1 Tahun 2019

9%
6% 20%
Olahraga Lansia
3% Olahraga Ibu Hamil
3% Olahraga Anak SD
Olahraga Haji
Olahraga Kerja
Senam Aerobik
14% Olahraga Badminton

46%

Laporan PTM Puskesmas Pesantren 1 Kota Kediri Tahun 2018-2019, SPM Usia Produktif
Analisis Karakteristik Faktor Resiko yang Berpengaruh Terhadap
Kejadian Diabetes Melitus berdasarkan Teori Sebab Sakit
(Teori Segitiga Epidemiologi)

• Agent   Lingkungan
Host
Menurut WHO (2016), Diabetes Berdasarkan data analisis pada
Penderita DM tahun 2018 Tertinggi
Millitus merupakan penyakit ditandai
di kelurahan betet dimana tahun 2018 dan 2019 didapatkan
dengan munculnya gejala khas yaitu
mencapai 189 kasus sedangkan hasil di tahun 2018 di kelurahan
poliphagia, polidipsia dan poliuria
pada tahun 2019 banyak kasus DM blabak tercapai 42 kasus terendah,
serta sebagian mengalami
di kelurahan banaran mencapai 279 sedangkan pada tahun 2019
kehilangan berat badan.
kasus. dikelurahan blabak tidak ada
penderita DM.
Disebabkan oleh kegagalan sel beta
pancreas, disfungsi sel alfa pancreas, Dari factor usia > 60 tahun
sel lemak, otot, hepar,otak, kolon, Dari aktivitas fisik pendrita DM di
usus halus, ginjal, lambung, system Dari jenis kelamin paling banyak
terjadi pada perempuan wilayah puskesmas pesantren 1
imun. sebanyak 52,9% yang rendah
Dari factor obesitas paling tinggi dengan kadar gula yang tinggi dan
ditahun 2018 sebanyak 35 kelompok yang tersebar
di wilayah Puskesmas Pesantren 1
dalam binaan olahraga.
Analisis Karakteristik Faktor Resiko yang Berpengaruh Terhadap
Kejadian Diabetes Melitus berdasarkan Teori La Londe
Menurut Hendrik L. Blum (1981)
Teori La Londe
Menurut Hendrik L. Blum (1981)

Faktor Lingkungan Faktor Pelayanan


Faktor Keturunan Faktor Perilaku
Kesehatan

Olahraga atau melakukan


Faktor fisik, sosial ekonomi aktivitas fisik  mencegah
DM  multifaktorial serta budaya masing masing terjadinya suatu masalah Kurangnya Sumber Daya
disease individu kesehatan  obesitas dan Manusia (SDM)
DM dengan menjaga berat
badan yang ideal (Fitsum et
(Mathias dan Daniel, 2020) al, 2018).
RPK DM (+) memiliki resiko
Efek kronis paparan polusi Akses menuju fasilitas
2-3x lebih besar mengalami
udara dan suara  DM Tipe pelayanan kesehatan dan
DM dibandingkan dengan
2  dengan level UFP diagnostik yang terbatas di
individu lainnya (Donny Ard, Nutrisi, rokok, alcohol
(Ultrafine Particle) dan kadar daerah terpencil
2020).
NO2
Puskesmas  penyediaan dan
Pendidikan tinggi  melaporkan dan monitoring pelayanan kesehatan di
melakukan pengobatan terhadap tingkat kecamatan serta kelurahan yang
penyakit DM yang dialaminya termasuk dalam wilayah kerja puskesmas
(Fitsum et al, 2018) tersebut melalui posbindu, posyandu
masing-masing.
Statusekonomi baik  tercatat 6x lebih
banyak telah melaporkan dan mendapatkan
penanganan.

Ard D, Tettey NS, Feresu S. 2020. The Influence of Family History of Type 2 Diabetes Mellitus on Positive Health Behavior Changes among African Americans. International Journal of Chronic Diseases.
Fitsum T, Padyab M, Schröders J, Williams JS. 2018. Sociodemographic and behavioral characteristics associated with self-reported diagnosed diabetes mellitus in adults aged 50+ years in Ghana and South Africa: results from the WHO-SAGE wave 1. BMJ Open
Diabetes Research and Care. 2018 Feb 1;6(1).
Mathias B, Riggs DW, Conklin DJ. 2020. Environmental Determinants of Hypertension and Diabetes Mellitus: Sounding Off About the Effects of Noise.
S. K. Tanamas, E. Wong, K. Backholer et al. 2016. Age of Onset of Obesity and Risk of Type 2 Diabetes. Australian and New Zealand Journal of Public Health, vol. 40, no. 6, pp. 579– 581, 2016
Upaya Pencegahan Diabetes Militus
Upaya pencegahan primer

Upaya yang ditujukan pada kelompok yang memiliki faktor resiko, yakni mereka yang
belum terkena tetapi berpotensi untuk mendapat DM dan kelompok intoleransi glukosa

Upaya pencegahan sekunder

Upaya mencegah atau menghambat timbulnya penyulit pada pasien yang telah
menderita DM.

Upaya pencegahan tersierupaya mencegah atau menghambat timbulnya


penyulit pada pasien yang telah menderita DM.
Ditujukan pada kelompok penyandang diabetes yang telah mengalami penyulit dalam
upaya mencegah terjadinya kecacatan lebih menlanjut.

David G, 2016, Greenspan's basic & clinical endocrinology , New York: McGraw-Hill Medical. pp. Chapter 17 .
BAB 3
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan

Penyakit DM di wilayah kerja puskesmas Pesantren I pada tahun 2018 – 2019


menempati urutan ke-tiga pada daftar 10 penyakit rawat jalan terbanyak di
wilayah puskesmas Pesantren I.
 Jumlah kejadian DM di wilayah Puskesmas Pesantren I Kota Kediri pada tahun
2018 didapatkan 1.857 kasus dan mengalami peningkatan pada tahun 2019
dengan 2128 kasus.
 Hasil data kelurahan di Puskesmas Pesantren I kota kediri yang mengalami DM
pada 2018 sebesar 331 kasus dan pada tahun 2019 meningkat menjadi 416
kasus
 Hasil cakupan berdasarkan usia di Puskesmas Pesantren I, pada tahun 2018 92
mengalami sedikit peningkatan pada tahun 2019 yaitu sebesar 94 kasus, usia
paling sering diantara tahun 2018 dan tahun 2019 yaitu pada usia 60-69 tahun
Kesimpulan

Hasil data berdasarkan jenis kelamindi Puskesmas Pesantren I pada tahun 2018
menunjukkan 2037 dan meningkat pada tahun 2019 sebesar 2271 kauas, jenis
kelamin paling banyak ayitu jenis kelamin perempuan 69.98% diantara tahun
2018 dan 2019.
Hasi cakupan dari data obesitas di puskesmas pesantren 1 pada tahun 2018
sebesar 39,53% dqn mengalami penurunan pada tahun 2019 yaitu 15,98%
Faktor Risiko yang berpengaruh terhadap kejadian DM pada wilayah kerja
puskesmas pesantren adalah obesitas, uisa 60-69 tahun, jenis kelamin (IDF,
2019).
Untuk melakukan pencegahan penyakit DM dapat dilakukan dengan tiga
tingkat pencegahan penyakit (three level of prevention), yakni pertama yaitu
dengan pencegahan primer, pencegahan sekunder, dan pencegahaan tersier.
Saran Bagi Instansi

perlu meningkatkan kesadaran masyarakat


tentang Diabetes melitus dengan cara
melakukan penyuluhan tentang DM,
pentingnya melakukan pemeriksaan rutin dan
menghindari faktor risiko yang dapat
meningkatkan gula darah, serta mengajarkan
untuk merubah gaya hidup dan tetap
berolahraga.

Upaya penyuluhan ini hendaknya dilakukan


secara kontinu berkesinambungan dan tepat
sasaran sehingga sehingga masyarakat betul-
betul memahami dan terjadi penurunan jumlah
penderita DM pada tahun-tahun selanjutnya di
wilayah kerja puskesmas Pesantren 1 kota
Kediri.
Saran untuk Masyarakat

Meningkatkan kesadaran masyarakat Meningkatkan pengetahuan kepada


akan pentingnya melakukan masyarakat anak mengenai faktor-
pemeriksaan gula darah secara tepat faktor resiko, gejala, pemeriksaan dan
dan rutin di fasilitas kesehatan penanganan penyakit Diabetes
terdekat. Melitus.

Menerapkan pola hidup sehat


sebagai salah satu langkah untuk
mencegah penyakit Diabetes
Melitus
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai