Anda di halaman 1dari 3

OBESITAS PADA ANAK

A. Obesitas
Kelebihan berat badan dan besitas merupakan penumpukan lemak yang tidak
normal atau berlebih yang dapat mengganggu kesehatan. (Who.int, 2015) Obesitas
terjadi bila terjadi pertambahan jumlah sel lemak dan pertambahan ukuran sel lemak.
Obesitas disebabkan oleh pemasukan jumlah makan yang lebih besar dari pada
pemakaiannya oleh tubuh sebagai energi. Energi yang berlebihan akan disimpan
dalam jaringan adiposa.
B. Penyebab Obesitas pada anak
Beberapa factor penyebab obesitas pada anak adalah :
1. Aktifitas Fisik
Aktifitas fisik merupakan salah satu pengeluaran energi (Kliegman, n.d). Tingakat
aktivitas fisik yang rendah dapat menurunkan pengeluaran energi sehingga energi
akan disimpan dalam jaringan lemak (Kliegman, n.d.; Hall dan Guyton, n.d.).
Rendahnya aktivitas fisik dan tingginya perilaku menetap berhubungan dengan
tingginya persentil indeks masa tubuh. Temuan ini secara umum disepakati
dengan ulasan penelitian obesitas pada anak yang menyimpulkan rendahnya
aktivitas fisik dan perilaku menetap merupakan faktor risiko terjadinya obesitas
pada anak. Aktivitas fisik secara independen berhubungan dengan indeks
adipositas. Anak yang kurang aktif dalam melakukan aktifitas fisik lebih
cenderung mengalami obesitas.
Anak yang mengaami kelebihan berat badan dan obesitas cenderung memiliki
level aktivitas fisik yang rendah dan diikuti dengan peningkatan level perilaku
menetap. Aktivitas fisik memiliki hubungan negatif yang kuat terhadap dan
obesitas pada anak laki dan perempuan. Aktivitas fisik berbanding terbalik dengan
komposisi tubuh anak laki-laki, tetapi tidak untuk anak perempuan. Pada anak
laki-laki waktu di depan layar dan aktivitas fisik berbanding lurus dengan risiko
kelebihan berat badan, tetapi pada anak perempuan aktivitas fisik memiliki
hubungan yang lebih kuat dengan kelebihan berat badan
Perilaku menetap meningkatkan risiko terjadinya obesitas. Perilaku menetap
seperti waktu di depan layar seperti menonton televisi, menonton DVD, video
games, dan bermain gadget kurang dari dua jam sehari merupakan tindakan untuk
mencegah terjadinya obesitas. Banyak penelitian telah menemukan bahwa
peningkatan waktu di depan layar yaitu lebih dari dua jam sehari berkorelasi
dengan peningkatan massa tubuh. Beberapa studi telah menemukan perilaku
menetap merupakan faktor risiko independen terhadap obesitas. Perilaku menetap
lebih dari empat jam per hari memiliki hubungan positif dengan kelebihan berat
badan atau obesitas. Anak yang menghabiskan waktunya lebih dari empat jam
untuk kegiatan menetap setiap hari dua kali lebih besar kemungkinan kelebihan
berat badan atau obesitas dibandingkan anak-anak yang menghabiskan lebih
sedikit waktu pada kegiatan menetap.
2. Kebiasaan Makan
Pola makan anak seperti sering mengkonsumsi makanan yang tinggi kalori
dan rendah nutrien memiliki hubungan dengan terjadinya kelebihan berat badan
dan obesitas. Dari lima studi empat diantaranya menunjukkan hubungan yang
positif antara mengkonsumsi makanan tinggi kalori seperti makanan cepat /junk
food dan terjadinya kelebihan berat badan atau obesitas.
Peningkatan konsumsi camilan pada anak seperti karbohidrat olahan (gula,
tepung putih, dan lemak jenuh) meningkatkan terjadinya obesitas dan penyakit
kronik lainnya. Konsumi makanan manis seperti kue, cokelat, dan permen
memiliki hubungan yang signifikan dengan terjadinya obesitas dan obesitas
abdominal. Anak yang jarang mengkonsumsi junk food atau makanan cepat saji
seperti hot dogs,hamburgers, cheeseburgers, fried chicken, and pizza memiliki
risiko obesitas general dua puluh lima persen lebih rendah dan sembilan belas
persen lebih rendah dari pada anak yang mengkonsumsi makanan cepat saji setiap
hari. Anak yang jarang mengkonsumsi minuman manis seperti soda dan minuman
ringan memiliki risiko obesitas general 15% lebih rendan dari pada anak yang
mengkonsumsi minuman manis seiap hari.
3. Faktor Penyebab Lainnya
Orang tua obesitas memiliki peran dalam terjadinya obesitas pada anak. Salah
satu dari orang tua kelebihan berat badan atau obesitas, anaknya tiga kali lebih
besar kemungkinan mengalami kelebihan berat badan atau obesitas dari pada
orang tua yang tidak kelebihan berat badan atau. Anak obesitas lima puluh persen
memiliki riwayat keluarga kelebihan berat badan atau obesitas.
C. Dampak Yang Ditimbulkan
Dampak obesitas pada anak diantaranya memiliki kecenderuangan obesitas
pada dewasa dan berpotensi menjadi penyakit metabolik dan penyakit degeneratif.
Obesitas merupakan faktor risiko penyakit kardiovaskuler, hipertensi, resistensi
insulin, diabetes mellitus (DM) tipe 2, gangguan ortopedik, Obstruktive sleep apnea.
Kegemukan dan obesitas pada anak juga memiliki dampak pada psikososial anak
seperti terbatas dalam pergaulan, terbatas dalam aktifitas fisik. Penanganan kelebihan
berat badan pada anak harus dilakukan secara komprehensif mulai dari pencegahan,
intervensi pada anak dengan obesitas dan peran lingkungan terdekat sangat
membantu.
D. Pencegahan Obesitas Pada Anak
1. Mengubah pola makan yang ada. Bukan dengan diet ketat semata, karena anak
membutuhkan gizi yang seimbang supaya bisa memiliki tumbuh kembang yang
optimal. 
2. Memperbanyak makan sayur dan buah
3. Meningkatkan aktivitas fisik dalam bentuk permainan. Cara ini bertujuan untuk
menjaga motivasi anak agar tetap mau melakukan aktivitas fisik, karena latihan
yang dilakukan adalah bagian dari permainan dan bukan olahraga seperti orang
dewasa.
4. Meningkatkan motivasi melalui pendidikan yang mampu dipahami anak, agar ia
tetap mau melakukan diet seimbang dan aktivitas fisik secara teratur.
5. Mendidik orang tua si anak agar tidak selalu mengabulkan segala hal yang
memicu rengekan buah hatinya. Hal ini penting, karena salah satu faktor
terjadinya obesitas pada anak adalah orang tua yang terlalu membebaskan buah
hatinya untuk mengonsumsi makanan dengan memberi uang jajan tanpa
mempertimbangkan gizi.

Anda mungkin juga menyukai