FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS TADULAKO
PALU REFARAT
RHEUMATOID ARTHRITIS
Disusun Oleh:
Dwi Pasca Cahyawati
(N 111 18 089)
Pembimbing :
dr. Arfan Sausi.,Sp.PD
1
HALAMAN PENGESAHAN
Nama : Dwi Pasca Cahyawati
Stambuk : N 111 18 089
Fakultas : Kedokteran
Program Studi : Pendidikan Dokter
Universitas : Tadulako
Judul Refarat : Rheuatoid Arthritis
Bagian : Ilmu Penyakit Dalam
Pembimbing Klinik
2
PENDAHULUAN
BAB I
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 DEFINISI
Kata arthritis berasal dari bahasa Yunani, “arthon” yang berarti sendi,
dan “itis” yang berarti peradangan. Secara harfiah, arthritis berarti radang
pada sendi. Sedangkan Rheumatoid Arthritis adalah suatu penyakit
autoimun dimana persendian (biasanya tangan dan kaki) mengalami
peradangan, sehingga terjadi pembengkakan, nyeri dan seringkali
menyebabkan kerusakan pada bagian dalam sendi [5].
Artritis reumatoid (AR) adalah salah satu penyakit autoimun di
bidang reumatologi yang paling banyak ditemukan dalam praktik sehari-
hari. Penyakit autoimun ini bersifat sistemik dan non-organ spesifik,
sehingga selain manifestasi artikuler (sinovitis poliartikular), juga
didapatkan manifestasi ekstra-artikuler. Salah satu manifestasi ekstra-
artikuler yang saat ini menjadi perhatian para klinisi dan para peneliti
adalah keterlibatan kardiovakuler, yang secara signifikan memberikan
kontribusi peningkatan angka morbiditas dan mortalitas pasien AR .
2.2 EPIDEMIOLOGI
Prevalensi penderita rheumatoid artritis di dunia setiap tahun
mengalami peningkatan. Penderita rheumatoid artritis di seluruh dunia
telah mencapai angka 355 juta jiwa, artinya 1 dari 6 orang di dunia ini
menderita rheumatoid artitis. Diperkirakan angka ini terus meningkat
hingga tahun 2025 dengan indikasi lebih dari 25% akan mengalami
kelumpuhan.
4
2. Faktor Hormonal
3. Bentuk Tubuh
[2]
.
b. Tidak Dapat Dimodifikasi
1. Faktor genetiK
2. Usia
3. Jenis Kelamin
[2]
.
5
a. Manifestasi klinis
Keluhan biasanya mulai secara perlahan dalam beberapa minggu atau
bulan. Sering pada keadan awal tidak menunjukkan tanda yang jelas.
Keluhan tersebut dapat berupa keluhan umum, keluhan pada sendi dan
keluhan diluar sendi [2].
1. Keluhan umum
Keluahn umum dapat berupa perasaan badan lemah, nafsu makan
menurun, peningkatan panas badan yang ringan atau penurunan
berat badan.
2. Kelainan sendi
Terutama mengenai sendi kecil dan simetris yaitu sendi
pergelangan tangan, lutut dan kaki (sendi diartrosis). Sendi lainnya
juga dapat terkena seperti sendi siku, bahu sterno-klavikula,
panggul, pergelangan kaki. Kelainan tulang belakang terbatas pada
leher. Keluhan sering berupa kaku sendi di pagi hari,
pembengkakan dan nyeri sendi.
3. Kelainan di luar sendi
Kulit : nodul subukutan (nodul rematoid)
Jantung : kelainan jantung yang simtomatis jarang
didapatkan
Paru : kelainan yang sering ditemukan berupa paru obstruktif
dan kelainan pleura (efusi pleura, nodul subpleura)
Saraf : berupa sindrom multiple neuritis akibat vaskulitis yang
sering terjadi berupa keluhan kehilangan rasa sensoris di
ekstremitas dengan gejala foot or wrist drop
Mata : terjadi sindrom sjogren (keratokonjungtivitis sika)
berupa kekeringan mata, skleritis atau eriskleritis dan
skleromalase perforans
Kelenjar limfe: sindrom Felty adalah RA dengan
spleenomegali, limpadenopati, anemia, trombositopeni, dan
neutropeni [2].
b. Pemeriksaan Penunjang
1. Laboratorium
Penanda inflamasi
Penanda inflamasi : Laju Endap Darah (LED) dan C Reactive
Protein (CRP) meningkat
Rheumatoid Factor (RF) : 80% pasien memiliki RF positif
namun RF negatif tidak menyingkirkan diagnosis
6
Anti Cyclic Citrullinated Peptide (anti CCP) : Biasanya
digunakan dalam diagnosis dini dan penanganan RA dengan
spesifisitas 95-98% dan sensitivitas 70% namun hubungan
antara anti CCP terhadap beratnya penyakit tidak konsisten
2. Radiologis
Dapat terlihat berupa pembengkakan jaringan lunak, penyempitan
ruang sendi, demineralisasi “juxta articular”, osteoporosis, erosi
[2]
tulang, atau subluksasi sendi .
c. Diagnosis
Terdapat beberapa kesulitan dalam mendeteksi dini penyakit RA.
Hal ini disebabkan oleh onset yang tidak bisa diketahui secara pasti
dan hasil pemeriksaan fisik juga dapat berbeda-beda tergantung pada
pemeriksa.
2.6
1. Pencegahan
Etiologi untuk penyakit RA ini belum diketahui secara pasti,
namun berdasarkan penelitian-penelitian sebelumnya, ada beberapa
hal yang dapat dilakukan untuk menekan faktor risiko:
a. Membiasakan berjemur di bawah sinar matahari pagi untuk
mengurangi risiko peradangan oleh RA. Oleh penelitian Nurses
Health Study AS yang menggunakan 1.314 wanita penderita RA
didapatkan mengalami perbaikan klinis setelah rutin berjemur di
bawah sinar UV-B.
b. Melakukan peregangan setiap pagi untuk memperkuat otot sendi.
Gerakan-gerakan yang dapat dilakukan antara lain, jongkok-
bangun, menarik kaki ke belakang pantat, ataupun gerakan untuk
melatih otot lainnya. Bila mungkin, aerobik juga dapat dilakukan
atau senam taichi.
c. Menjaga berat badan. Jika orang semakin gemuk, lutut akan
bekerja lebih berat untuk menyangga tubuh. Mengontrol berat
badan dengan diet makanan dan olahraga dapat mengurang risiko
terjadinya radang pada
sendi.
d. Mengonsumsi makanan kaya kalsium seperti almond, kacang
polong, jeruk, bayam, buncis, sarden, yoghurt, dan susu skim.
Selain itu vitamin A,C, D, E juga sebagai antioksidan yang mampu
mencegah inflamasi
akibat radikal bebas.
7
e. Memenuhi kebutuhan air tubuh. Cairan synovial atau cairan
pelumas pada sendi juga terdiri dari air. Dengan demikian
diharapkan mengkonsumsi air dalam jumlah yang cukup dapat
memaksimalkan sisem bantalan sendi
f. Berdasarkan sejumlah penelitian sebelumnya, ditemukan bahwa
merokok merupakan faktor risiko terjadinya RA. Sehingga salah
satu upaya pencegahan RA yang bisa dilakukan masyarakat ialah
tidak menjadi perokok akif maupun pasif [8].
2. Penanganan
NSAID (Nonsteroidal Anti-Inflammatory Drug)
Diberikan sejak awal untuk menangani nyeri sendi akibat inflamasi.
NSAID yang dapat diberikan atara lain: aspirin, ibuprofen,
naproksen, piroksikam, dikofenak, dan sebagainya. Namun NSAID
tidak melindungi kerusakan tulang rawan sendi dan tulang dari
proses destruksi.
a. DMARD (Disease-Modifying Antirheumatic Drug)
b. Kortikosteroid
c. Rehabilitasi
d. Pembedahan
e.
2.8 DIAGNOSIS BANDING
RA harus dibedakan dengan sejumlah penyakit lainnya seperti
artropati reaktif yang berhubungan dengan infeksi, spondiloartropati
seronegatif dan penyakit jaringan ikat lainnya seperti Lupus Eritematosus
Sistemik (LES), yang mungkin mempunyai gejala menyerupai RA.
Adanya kelainan endokrin juga harus disingkirkan. Artritis gout jarang
bersama-sama dengan RA, bila dicurigai ada artritis gout maka
pemeriksaan cairan sendi perlu dilakukan. Selain itu, osteoartritis juga
memiliki kemiripan gejala dengan RA [5].
8
BAB III
LAPORAN KASUS
3.2 ANAMNESIS
1. Keluhan Utama
Bengkak dan nyeri pada kedua kaki dan tangan
9
5. Mata
a. konjungtiva : Anemis (+/+)
b. Sklera : Ikterik (-/-)
c. Pupil : isokor
d. Mulut :Sianosis (-)
6. Leher
a. Kelenjar GB : Hipertrofi (-)
b. Tiroid : Hipertrofi (-)
c. JVP :-
d. Massa Lain : Tidak ada
7. Paru-paru
a. Inspeksi : Simetris Bilateral
b. Palpasi : Vokal fremitus Ka=Ki
c. Perkusi : Sonor
d. Auskultasi : Vesikuler (+/+), Rh (-/-), Wh (-/-)
8. Jantung
a. Inspeksi : Tidak Tampak IC
b. Palpasi : Tidak Teraba IC
c. Perkusi
Batas Atas : SIC II linea parasternalis sinistra
Batas Kanan : SIC IV linea parasternalis dextra
Batas kiri : SIC VI Linea parasternalis sinistra
d. Auskultasi : Bunyi Jantung I/II, Regular, Mur-mur (-)
9. Abdomen
a. Inspeksi : Kesan Datar, tampak squama di seluruh
kulit
b. Auskultasi : Peristaltik Normal
c. Perkusi : Tympani
d. Palpasi : Nyeri tekan (-)
10. Ekstremitas
Atas : Edema kedua tangan dan terdapat squama
di seluruh kulit
Bawah : Edema kedua kaki dan terdapat squama di
seluruh kulit
10
PLT = 148 x 103/ul
2) Fungsi ginjal :
Creatinin = 2,58 mg/dl
Urea = 109,2 mg/dl
b. Radiologi
USG = subchronic renal disease bilateral, hydronefrosis sinistra grade 1
3.5 RESUME
Laki-laki umur 41 tahun dengan keluhan nyeri dan bengkak pada kedua
sendi tangan dan kaki yang di alami sejak 2 bula yang lalu. Pasien juga
mengalami squama diseluruh kulit, pasien juga mengeluhkan lemas
seluruh badan (+), susah berjalan (+), penurunan nafsu makan dan berat
badan (+). BAB (+) dan BAK (+) lancar.
3.6 DIAGNOSIS
- Rheumatoid Artritis
- CKD stage IV
3.8 PENATALAKSANAAN
a. Non Medikamentosa
- Tirah baring
- Pengaturan pola diet
b. Medikamentosa
- INFD Na Cl 0,9% : 20 tpm
- Ranitidin injeksi : 1 amp/ 12 jam
- Allupurinol : 300 mg 0-1-0
- Recofor : 0,5 3x1
- Metilprednisolon injeksi : 1 amp/ 12 jam
3.9 PROGNOSIS
Dubia ad Bonam jika penanganan dan terapi dilakukan dengan baik
11
BAB IV
PEMBAHASAN
Pasien ini mengeluhkan nyeri sendi lutut kanan dan kiri hingga tidak bisa
berjalan. Pasien juga mengeluhkan kaku dan nyeri sendi di jari-jari tangan serta
pergelangan tangan kanan dan kiri. Nyeri dirasakan sejak 2 bulan SMRS dan
semakin lama semakin memburuk. Pasien juga mengeluhkan badan yang lemas
sejak 1 hari SMRS. Demam, sesak, penurunan nafsu makan dan berat badan
disangkal pasien.
Pemeriksaan penunjang pada pasien RA ditemukan adanya Rheumatoid
Factor (RF) positif namun RF negatif tidak menyingkirkan diagnosis. Dari hasil
pemeriksaan radiologis berupa USG abdomen dapat terlihat adanya subchronic
renal disease bilateral dan hydronefrosis sinistra grade I.
Hasil laboratorium pasien ini pada saat masuk RS (31/03/2019)
menunjukkan WBC 8,2 x 103/mm3, RBC 4,63 x 106/mm3 , HGB 12,2 g/dl
12
(menurun), HCT 36,5 % (menurun), PLT 148 x 10 3/mm3 , creatinin 2,58 mg/dl
(meningkat), urea 109,2 mg/dl (meningkat). Penegakan diagnosis berdasarkan
kriteria ARA tahun 1987 pada pasien ini terpenuhi karena trdapat minimal 4
kriteria dari 7 kriteria.
Penanganan pada penderita RA meliputi mencakup terapi farmakologi,
rehabilitasi dan pembedahan bila diperlukan, serta edukasi kepada pasien dan
keluarga. Terapi farmakologi awal dapat diberikan NSAID untuk mengurangi
nyeri dan inflamasinya. Selain itu juga diberikan DMARDs segera setelah
diagnosis RA ditegakkan untuk mengurangi atau mencegah kerusakan sendi,
mempertahankan integritas dan fungsi sendi. Dapat pula diberikan kortikosteroid
dosis rendah sambil menunggu efek DMARDs setelah 4-16 minggu.
13
BAB V
KESIMPULAN
14
DAFTAR PUSTAKA
15