Anda di halaman 1dari 5

3. inovasi apa saja yang bisa dilakukan pada kasus diatas.

Jadi inovasi untuk obesitas remaja adalah mengurangi asupan energi serta meningkatkan
keluaran energi, dengan cara pengaturan diet, peningkatan aktifitas fisik, dan mengubah /
modifikasi pola hidup.

1. Menetapkan target penurunan berat badan

Untuk penurunan berat badan ditetapkan berdasarkan: umur anak, yaitu usia 2 - 7 tahun dan
diatas 7 tahun, derajat obesitas dan ada tidaknya penyakit penyerta/komplikasi. Pada anak
obesitas tanpa komplikasi dengan usia dibawah 7 tahun, dianjurkan cukup dengan
mempertahankan berat badan, sedang pada obesitas dengan komplikasi pada anak usia
dibawah 7 tahun dan obesitas pada usia diatas 7 tahun dianjurkan untuk menurunkan berat badan.
Target penurunan berat badan sebesar 1 - 2 kg per bulan. (De Onis, Blossner, Borghi. 2017)

2. Pengaturan diet

Prinsip pengaturan diet pada anak obesitas adalah diet seimbang sesuai dengan AKG, karena
anak masih mengalami pertumbuhan dan perkembangan (AsDI, IDAI, & Persagi, 2014).
Intervensi diet harus disesuaikan dengan usia anak, derajat obesitas dan ada tidaknya
penyakit penyerta. Pada obesitas sedang dan tanpa penyakit penyerta, diberikan diet
seimbang rendah kalori dengan pengurangan asupan kalori sebesar 30%. Sedang pada
obesitas berat (IMT > 97 persentile) dan jika penyakit penyerta, diberikan diet kalori sangat
rendah (Kiess, et al., 2004). Dalam pengaturan diet ini perlu diperhatikan tentang (Syarif,
2003) : a. Menurunkan berat badan dengan tetap memertahankan pertumbuhan normal. b.
Diet seimbang dengan komposisi karbohidrat 50-60%, lemak 20-30% dengan lemak jenuh 2
tahun dengan penghitungan dosis menggunakan rumus: (umur dalam tahun + 5) gram per
hari. (Fatmah. 2010)

3. Pengaturan aktifitas fisik

Peningkatan aktifitas fisik mempunyai pengaruh terhadap laju metabolisme. Latihan fisik
yang diberikan disesuaikan dengan tingkat perkembangan motorik, kemampuan fisik dan
umurnya. Aktifitas fisik untuk anak usia 6-12 tahun lebih tepat yang menggunakan
ketrampilan otot, seperti bersepeda, berenang, menari dan senam. Dianjurkan untuk
melakukan aktifitas fisik selama 20-30 menit per hari . (De Onis, Blossner, Borghi. 2017)

Jenis kegiatan dan jumlah kalori yang dibutuhkan


Jenis kegiatan Kalori yang digunakan/jam
Jalan kaki 3 km/jam 150
Jalan kaki 6 km/jam 300
Joging 8 km/jam 480
Lari 12 km/jam 600
Tenis tunggal 360
Tenis ganda 240
Golf 180
Berenang 350
Bersepeda 660
(De Onis, Blossner, Borghi. 2017)

4. Mengubah pola hidup/perilaku

Untuk perubahan perilaku ini diperlukan peran serta orang tua sebagai komponen intervensi,
dengan cara:

a. Pengawasan sendiri terhadap: berat badan, asupan makanan dan aktifitas fisik serta
mencatat perkembangannya.

b. Mengontrol rangsangan untuk makan. Orang tua diharapkan dapat menyingkirkan


rangsangan disekitar anak yang dapat memicu keinginan untuk makan.

c. Mengubah perilaku makan, dengan mengontrol porsi dan jenis makanan yang dikonsumsi
dan mengurangi makanan camilan.

d. Memberikan penghargaan dan hukuman.

e. Pengendalian diri, dengan menghindari makanan berkalori tinggi yang pada umumnya
lezat dan memilih makanan berkalori rendah. (Fatmah. 2010)

5. Peran serta orangtua, anggota keluarga, teman dan guru.

Orang tua menyediakan diet yang seimbang, rendah kalori dan sesuai petunjuk ahli gizi.
Anggota keluarga, guru dan teman ikut berpartisipasi dalam program diet, mengubah perilaku
makan dan aktifitas yang mendukung program diet. (Fatmah. 2010)

6. Terapi intensif
Terapi intensif diterapkan pada anak dengan obesitas berat dan yang disertai komplikasi yang
tidak memberikan respon pada terapi konvensional, terdiri dari diet berkalori sangat rendah
(very low calorie diet), farmakoterapi dan terapi bedah.

a. Indikasi terapi diet dengan kalori sangat rendah bila berat badan > 140% BB Ideal atau
IMT > 97 persentile, dengan asupan kalori hanya 600-800 kkal per hari dan protein hewani
1,5 - 2,5 gram/kg BB Ideal, dengan suplementasi vitamin dan mineral serta minum > 1,5 L
per hari. Terapi ini hanya diberikan selama 12 hari dengan pengawasan dokter. (Greene, et
all. 2016)

b. Farmakoterapi dikelompokkan menjadi 3, yaitu: memengaruhi asupan energi dengan


menekan nafsu makan, contohnya sibutramin; memengaruhi penyimpanan energi dengan
menghambat absorbsi zat-zat gizi contohnya orlistat, leptin, octreotide dan metformin;
meningkatkan penggunaan energi. Farmakoterapi belum direkomendasikan untuk terapi
obesitas pada anak, karena efek jangka panjang yang masih belum jelas. (Greene, et all.
2016)

c. Terapi bedah diindikasikan bila berat badan > 200% BB Ideal. Prinsip terapi ini adalah
untuk mengurangi asupan makanan atau memerlambat pengosongan lambung dengan cara
gastric banding, dan mengurangi absorbsi makanan dengan cara membuat gastric bypass dari
lambung ke bagian akhir usus halus. Sampai saat ini belum banyak penelitian tentang
manfaat dan bahaya terapi ini pada anak. (Greene, et all. 2016)

The Expert Committee Of American Academy Of Pediatrics merekomendasikan 4 langkah


penanganan obesitas pada anak. Langkah pertama adalah mengonsumsi 5 porsi atau lebih
sayur dan buah per hari, mengurangi/menghentikan konsumsi minuman yang manis,
mengurangi menonton televisi atau bermain video game (<2 jam per hari), dan melakukan
aktivitas fisik minimal 1 jam sehari. Apabila dalam waktu 6 bulan tidak ada perbaikan IMT
maka lakukan langkah kedua yaitu membatasi asupan energi, pengaturan pola makan (3 kali
makan utama dan 2 kali selingan), melakukan aktivitas fisik lebih dari 1 jam sehari,
membatasi menonton televisi atau sejenis nya <1 jam sehari dan melakukan monitoring yang
ketat terhadap perilaku anak dan menentukan target IMT. Apabila dalam waktu 3-6 bulan
tidak ada perbaikan IMT maka lakukan langkah ketiga yaitu intervensi multidisiplin dengan
melibatkan psikolog, nutrisionis dan fisiolog; target asupan energi dan aktivitas seperti pada
langkah kedua namun pelaksanaan lebih ketat dengan target IMT <persentil-85. Langkah
keempat jarang dilakukan pada anak-anak, biasanya dikerjakan pada remaja dengan obesitas
berat. Penanganan ini meliputi penggunaan obat-obatan atau pembedahan. (Fatmah. 2010)
DAFTAR PUSTAKA

De Onis, Blossner, Borghi. 2017. Global Prevalence and Trends of Overweightand


Obesity Among Presschool Children. American Journal of Crinical Nutrition (on line), 92
(5) : 1257-1264. (http://www.ajcn.com, diakses tanggal 26 April 2020)

Fatmah. 2010. Pengalaman Negara Lain dalam Perbaikan Gizi. Majalah


Kedokteran Indonesia, Volume: 60, Nomor: 2, Pebruari 2010

Greene, et all. 2016. Identifying Cluster of College Students at Elevated HelthRisk


Based on Eating and Exercise Behaviors and Psyshosocial Determinats of Body
weight. Journal of The American Dietetik Association (on line) volume 111,
issue 3, pages 394-400. (http//www.jada.com. diakses tanggal 26 April 2020)

Anda mungkin juga menyukai