SKIZOFRENIA PARANOID
1
HALAMAN PENGESAHAN
Fakultas : Kedokteran
Program Studi : Pendidikan Dokter
Universitas : Tadulako
Judul Laporan kasus :Skizofrenia Paranoid(F20.0)
Bagian : Ilmu Kesehatan Jiwa
Palu, 2019
Pembimbing
2
STATUS PASIEN
IDENTITAS PASIEN
- Nama : Ny. S
- Umur : 42 thn
- Jenis Kelamin : Perempuan
- Alamat : Jl. Kedondong
- Agama : Islam
- Status Perkawinan : Cerai
- Pendidikan terakhir : SMA
- Warga Negara` : Indonesia
- Tanggal Masuk RS : 27 Oktober 2019
- Tempat Pemeriksaan : Ruangan Sawo RSD Madani Palu
- Tanggal pemeriksaan :27 Oktober 2019
LAPORAN PSIKIATRIK
I. Riwayat Penyakit
Riwayat psikiatri diperoleh dari alloanamnesis dan autoanamnesis.
A. Keluhan Utama
Gelisah
3
kejadian ini sehingga adik pasien berinisiatif untuk membawa pasien ke RSD Madani Palu
karena adik pasien takut terjadi hal-hal yang tidak diinginkan dirumah ketika adik pasien
tidak ada dirumah.
Menurut adik pasien, pasien mulai mengalami gejala gangguan jiwa sekitar awal 2006
masuk di RSD Madani dan dirawat.Pasien menikah tahun 1995 dikaruniai 3 orang anak.Anak
pertama lahir tahun 1997 , anak kedua lahir tahun 1999 dan anak ketiga lahir tahun 2001.
Adik pasien mengatakan,awalnya saat itu pasien mengalami depresi berat karena anak pasien
yang kedua meninggal dunia mulai dari kejadiaan tersebut pasien tampak murung,tidak mau
makan dan minum serta selalu bekurung diri dikamar ditambah lagi pernikahan pasien sudah
tidak harmonis lagi.Suami dari pasien sering didapatkan selingkuh serta mabuk-mabukkan
dan selalu ada konflik antara pasien dan suaminya.
Menurut adik pasien juga, suami pasien meninggalkan pasien tanpa ada kata cerai atau
pisah sehingga itu yang menyebabkan pasien depresi. Menurut adik pasien, suami pasien
sekarang sudah menikah dengan perempuan lain serta sudah memiliki anak. Menurut adik
pasien, pasien mulai menjadi perokok aktif ketika adanya konflik antara suaminya. Biasanya
pasien dalam sehari bisa menghabiskan rokok 2 bungkus. Serta waktu itu pasien didapatkan
sedang meminum minuman beralkohol.
Kepada pemeriksa, pasien mengaku sering putus obat. Namun menurut adik pasien, ketika
pasien sudah tidak mengkonsumsi obatnya timbul lagi gejala gelisah,mengamuk, sering
marah-marah emosian serta memukul orang sekitar, dan pada saat diajak berbicara
pembicaraannya sudah tidak nyambung dengan apa yang ditanyakan.
C. Hendaya/disfungsi:
- Hendaya Sosial (+)
- Hendaya Pekerjaan (+)
- Hendaya Penggunaan Waktu Senggang (+)
4
E. Hubungan gangguan sekarang dengan riwayat penyakit fisik dan psikis
sebelumnya
- Tidak ada riwayat penyakit fisik sebelumnya yang ditemukan.
- Pasien mempunyai riwayat gangguan jiwa sejak tahun 2006,sejak adanya konflik
bersama suami dan kematian anak keduanya.
- Pasien sering putus obat.
5
2. Riwayat Masa Kanak Awal (1-3 tahun)
Pasien tumbuh dan berkembang sesuai usia sebagaimana anak seusianya, Pasien
diasuh oleh kedua orang tuanya dengan mendapatkan kasih sayang sehingga tidak
terdapat gangguan pertumbuhan maupun perkembangan pada pasien. Pasien tidak
pernah mengalami sakit berat sejak kecil
a) Riwayat Pekerjaan
Pasien tidak bekerja
b) Riwayat Perkawinan
Pasien menikah pada tahun 1995 saat umur 18 tahun
c) Agama
Pasien beragama islam.
6
d) Psikoseksual
Pasien menyukai lawan jenisnya.
b) Keadaan Afektif
1) Mood : Disforik
2) Afek :Terbatas/ Restriktif
3) Keserasian : Serasi
4) Empati : Tidak Dapat Diraba Rasakan
7
c) Fungsi Intelektual atau Kognitif
1) Taraf pendidikan : Sesuai
2) Daya konsenterasi : Kurang Baik
3) Orientasi : Baik
4) Daya ingat : Baik
5) Pikiran abstrak : Baik
6) Bakat Kreatif : Tidak ada
7) Kemampuan menolong diri sendiri : Baik
d) Gangguan Persepsi
1)Halusinasi auditorik: berupa suara bisikan namun tidak terlalu jelas apa yang
dikatakan.
2)Ilusi : Tidak ada
3)Depersonalisasi : Tidak ada
4)Derealisasi : Tidak ada
e) Proses Berpikir
1) Arus Pikiran
- Produktivitas : Cukup Ide
- Kontinuitas :Kadang Irelevan
- Hendaya berbahasa : Tidak ada
2) Isi Pikiran
- Preokupasi : Tidak ada
- Gangguan isi pikiran :Waham kebesaran berupa merasa dirinya seperti
presiden yang berkuasa didunia ini
f) Pengendalian Impuls
Selama wawancara, impuls pasien dapat dikendalikan dengan normal.
8
g) Daya Nilai
1) Norma sosial : Baik
2) Uji daya nilai : Baik
3) Penilaian Realitas : Terganggu
h) Tilikan (insight)
Tilikan derajat 4 : Pasien sadar bahwa penyakitnya disebabkan oleh sesuatu yang
tidak diketahui oleh dirinya sendiri.
9
o Palpasi : Nyeritekan (-)
Ekstremitas : normal
Neurologis
o Kesadaran :Compos mentis dengan GCS 15 (E4V5M6)
o Nervus Cranial : Dalambatas normal
o RefleksFisiologi : Normal
o RefleksPatologis : -
10
lagi pernikahan pasien sudah tidak harmonis lagi.Suami dari pasien sering didapatkan
selingkuh serta mabuk-mabukkan dan selalu ada konflik antara pasien dan suaminya.
- Menurut adik pasien juga, suami pasien meninggalkan pasien tanpa ada kata cerai
atau pisah sehingga itu yang menyebabkan pasien depresi.
- Menurut adik pasien, suami pasien sekarang sudah menikah dengan perempuan lain
serta sudah memiliki anak.
- Menurut adik pasien, pasien mulai menjadi perokok aktif ketika adanya konflik antara
suaminya. Biasanya pasien dalam sehari bisa menghabiskan rokok 2 bungkus. Serta
waktu itu pasien didapatkan sedang meminum minuman beralkohol.
- Kepada pemeriksa, pasien mengaku sering putus obat. Namun menurut adik pasien,
ketika pasien sudah tidak mengkonsumsi obatnya timbul lagi gejala
gelisah,mengamuk, sering marah-marah emosian serta memukul orang sekitar, dan
pada saat diajak berbicara pembicaraannya sudah tidak nyambung dengan apa yang
ditanyakan.
- Mood : disforik ; Afek : Terbatas/restriktif ; Keserasian : Serasi.
- Arus Pikiran Produktivitas : Cukup ide ; Kontinuitas :Kadang Irelevan.
- Pasien sering mengalami putus obat selama 1 bulan
V. Evaluasi Multtiaksial
Aksis I
Pada pasien ditemukan hendaya dalam menilai realita yaitu terdapat halusinasi auditorik
serta waham kebesaran sehingga pasien didiagnosa sebagai Gangguan Jiwa Psikotik.
Pada riwayat penyakit sebelumnya dan pemeriksaan status interna dan neurologis
tidak ditemukan adanya kelainan yang mengindikasi gangguan medis umum yang
menimbulkan gangguan fungsi otak serta dapat mengakibatkan gangguan jiwa yang diderita
11
pasien ini,sehingga diagnosis gangguan mental dapat disingkirkan dan didiagnosa Gangguan
Jiwa Psikotik Non Organik.
Pada pasien ini memenuhi kriteria umum untuk diagnostik skizofrenia paranoid terdapat
halusinasi atau waham menonjol,serta pada pasien ini didapatkan halusinasi auditorik dan
waham kebesaran. Maka berdasarkan PPDGJ-III maka gejala tersebut masuk dalam kategori
skizofrenia paranoid (F.20.0)
VII. PROGNOSIS
Faktor pendukung : Faktor penghambat :
- Adanya dukungan dari orang - Kepatuhan minum obat kurang
terdekat pasien(keluarga) - Onset kronik
12
- Faktor stressor diketahui - Sudah kambuh beberapa kali
VIII. Farmakoterapi
Haloperidol 5 mg
Trihexyphenidyl 1,5 mg 1-0-1
Chlopromazine 100 mg 0-0-1 tab
a. Psikoterapi
- Terapi perilaku
Pendekatan kognitif mengajak pasien secara langsung mengenali distorsi kognitif dan
pendekatan perilaku, mengenali gejala somatic secara langsung. Teknik utama yang
digunakan pada pendekatan behavioral adalah relaksasi dan biofeedback.
- Terapi suportif
Pasien diberikan reassurance dan kenyamanan, digali potensi-potensi yang ada dan belum
tampak, didukung egonya, agar lebih bias beradaptasi optimal dalam fungsisosial.
b. Terapi psikososial
Memberikan penjelasan kepada keluarga dan orang-orang sekitarnya agar mengerti keadaan
pasien dan selalu memberi dukungan social dengan lingkungan yang kondusif untuk
membantu proses penyembuhan pasien serta melakukan kunjungan berkala.
VIII. FOLLOW UP
Memantau keadaan umum pasien dan perkembangan penyakit serta menilai efektifitas
pengobatan yang diberikan dan kemungkinan munculnya efek samping obat yang diberikan.
13