Anda di halaman 1dari 4

PRILAKU DIET DENGAN STATUS KESEHATAN

PADA REMAJA
KINANTY IRA LESTARI“ DESMA YULIADI SAPUTRA”
Program Studi DIII Keperawatan Fakultas Kedokteran
Universitas Sultan Ageng Tirtayasa, Serang, Banten, 42124
Pendidikan Bahasa Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu pendidikan
Universitas Sultan Ageng Tirtayasa
Email: irakinanti312@gmail.com
desmays@untirta.ac.id

Latar Belakang
Masa remaja merupakan peralihan dari masa anak dengan masa dewasa yang mengalami
perkembangan semua aspek atau fungsi untuk memasuki masa dewasa. Masa remaja
berlangsung antara umur 12 tahun sampai dengan 21 tahun bagi wanita dan 13 tahun sampai
dengan 22 tahun bagi pria, remaja tidak lagi dikatakan sebagai anak-anak tetapi juga belum
dikatakan dewasa, namun jika pada usia remaja seseorang sudah menikah,maka ia tergolong
dalam dewasa dan bukan lagi remaja. Sebaliknya jika usia sudah bukan lagi remaja tetapi masih
tergantung sama orang tua (tidak mandiri) maka tetap dimasukkan ke dalam kelompok remaja
(Sarwono, 2010).Remaja yang obesitas lebih tidak puas dengan citra tubuh dibandingkan remaja
yang tidak obesitas. Kepuasan postur tubuh dalam masa pertumbuhan dapat mengganggu
perkembangan psikologis pada remaja. Remaja yang belum mencapai bentuk tubuh ideal akan
selalu berusaha untuk mencapainya, massa dan jenis upaya untuk mencapai tubuh yang ideal
bervariasi tergantung tubuh idamannya.
Obesitas dapat terjadi pada semua golongan usia termasuk pada remaja yang semakin
bertambah tinggi angka kejadiannya.Pada penduduk berusia di atas 15 tahun menunjukkan
adanya peningkatan pravelensi obesitas dari 10,3% menjadi 19,1% dan secara umum obesitas
lebih banyak dialami perempuan 21,7% dibandingkan dengan laki-laki 11,5%.
Aktifitas fisik yang kurang menjadi pemicu terjadinya obesitas pada remaja seperti jarang
melakukan olahraga dan banyak menghabiskan waktu dengan menonton TV sambil makan
makanan ringan. Disamping itu terdapat faktor yang merupakan predisposisi untuk terjadinya
obesitas misalnya faktor herediter.Jika salah satu orang tua obesitas maka anaknya mempunyai
risiko 30-40%, jikakeduanya maka risikonya meningkat 70- 80%.
Saat ini tingkat kelebihan berat badan pada remaja dan anak-anak berada pada level tertinggi
dalam sejarah dunia.Kesalahan terletak pada banyak tersedianya fast food, juga karena berada
pada lingkungan dengan energi rendah dan lebih sering menempatkan anak di dalam rumah
karena merasa lebih aman dari pada membiarkannya keluar bermain untuk kegiatan aktif diluar
rumah. Hal-hal yang kita anggap melindungi anak sebenarnya merugikan kesehatan remaja.
Diet mode adalah diet yang sering dilakukan para remaja sebagai sebuah gaya hidup dalam
pergaulan mereka.Diet ini bisa menyebabkan masalah kesehatan.Saat sedang berdiet mode,
membuka risiko terkena dehidrasi,diare,sembelit, mual,sakit kepala, atau bahkan merasa lelah
sepanjang waktu. Dalam jangka panjang, diet mode dapat menyebabkan tulang lemah, anemia,
dan membuat tumbuh setinggi yang tidak seharusnya dapatkan.
Banyak remaja di sekolah bicara tentang diet terbaru yang populer dan rencana penurunan
berat badan.Diet seperti ini biasanya membatasi pilihan makanan dan mungkin memerlukan
makanan khusus seperti pil dan suplemen. Sebagai gantinya, banyak remaja yang ingin
menurunkan badan secara instan. Diet yang baik yang sehat adalah yang seharusnya menjadi
bagian dari rencana hidup sehat yang lebih besar, bukan hanya jangka pendek. Diet itu harus
mencakup gizi seimbang dari berbagai makanan yang akan memberikan energi pada tubuh dan
otak untuk bergerak dan berpikir.Bagi para remaja masa kini, tidak perlu memaksakan untuk
berdiet super keras dan akhirnya menyakiti tubuh sendiri.Gaya hidup sehat merupakan yang
paling utama dan terbaik untuk hidup.

METODE
Teknik sekundernya mengunpulkan data dari hasil pencarian penelitian jurnal. Mayoritas remaja
putri melakukan diet yaitu sebesar 60% mengalami status gizi kurus yaitu sebesar 50%. Berarti
terdapat hubungan pola diet remaja dengan status gizi. Penelitian deskriptif ialah penelitian yang
dimaksudkan untuk menyelidiki suatu kondisi, keadaan, atau peristiwa lain, kemudian hasilnya
akan dipaparkan dalam bentuk laporan penelitian (Arikunto,2019).

HASIL DAN PEMBAHASAN


Nyatanya, para remaja yang membatasi asupan makanannya justru akan semakin meningkatkan
berat badan karena tubuh secara otomatis akan menyimpan cadangan makanan untuk energi saat
kamu melakukan proses diet yang salah.
Sebelum memulai diet, kamu perlu menghitung indeks massa tubuh terlebih dahulu. Tujuannya
agar kamu tahu berapa banyak berat badan yang harus diturunkan untuk mencapai berat badan
yang ideal. Selanjutnya, ada beberapa cara diet yang dapat kamu lakukan, antara lain:

1. Sarapan berprotein tinggi. Makanan dengan kandungan protein tinggi dapat membantu
mengurangi rasa lapar, sehingga kamu dapat mengurangi asupan kalori dengan efektif.
2. Makan secara teratur. Pastikan untuk mengonsumsi makanan dengan menu bergizi
seimbang tiga kali sehari secara teratur. Sebab, makan pada waktu yang teratur dapat
membantu membakar kalori lebih cepat. Hal ini juga dapat mengurangi godaan untuk
mengemil makanan tinggi lemak dan gula.
3. Membatasi minuman manis. Kalori kosong dari gula tidak berguna bagi tubuh. Selain itu,
asupan gula yang berlebih dapat menjadi penumpukan lemak pada tubuh.
4. Konsumsi makanan tinggi serat. Serat dapat mempercepat penurunan berat badan. Hal ini
lantaran makanan berserat dapat membuat perut kenyang lebih lama. Maka dari itu,
pastikan untuk mengonsumsi makanan tinggi serat seperti buah dan sayuran.
5. Makan secara perlahan. Kebiasaan ini dapat membuat kamu merasa lebih kenyang,
sekaligus meningkatkan produksi hormon penurun berat badan. Hindari makan terlalu
cepat karena dapat menyebabkan peningkatan berat badan.
6. Pastikan tidur cukup. Pasalnya, kurang tidur merupakan salah satu pemicu terbesar akan
kenaikan berat badan.
7. Konsumsi teh atau kopi. Kandungan kafein dalam teh atau kopi diketahui dapat
membantu meningkatkan metabolisme tubuh. Namun, pastikan untuk tidak berlebihan
dalam mengonsumsinya, dan hindari menambahkan gula ke dalam minuman tersebut.
8. Rutin berolahraga. Selain menjaga asupan makanan untuk mengurangi kalori,
berolahraga secara rutin juga perlu dilakukan. Sebab, olahraga dapat membantu
membakar kelebihan kalori yang tidak dapat hilang melalui diet. Menariknya lagi, rutin
berolahraga juga dapat meningkatkan kebugaran dan daya tahan tubuh.

KESIMPULAN
Berdasarkan pembahasan hasil penelitian dan analisis data yang telah dilakukan, dapat ditarik
simpulan sebagai berikut :
A. Diet yang salah dapat menimbulkan berbagai macam gangguan pada organ tubuh
B. Diet yang tidak didasari dengan pengetahuan dan keyakinan akan keberhasilan tersebut
akan berdampak pada tidak maksimalnya program diet tersebut
C. Diet yang sehat dapat dilakukan dengan mengatur pola makan dan makan makanan
yang bergizi serta dengan dibarengi oleh kegiatan fisik seperti olahraga agar mencapai
hasil yang maksimal

SARAN
Kepada Pembaca yang Melakukan Program Diet :
A. Diharapkan untuk melakukan program diet yang telah dipilih secara sungguh –sungguh
agar mendapatkan hasil yang maksimal.
B. Diharapkan untuk melakukan konsultasi dengan dokter atau ahli gizi apabila terdapat
gangguan pada tubuh ketika melakukan diet.
Kepada Pembaca yang Ingin Melakukan Program Diet :
A. A. Diharapkan untuk lebih bijak dalam memilih program diet agar tidak berhenti
ditengah jalan karena salah memilih program diet.
B. Diharapkan untuk mencari informasi yang sejelas-jelasnya sebelum melakukan diet.

Daftar Pustaka
Misskira, 2011. Diet Pada Remaja. Dalam http://doktermu.com/Kesehatan- remaja/diet-pada-
remaja.html. (Diakses tanggal 20 Maret 2016).
2009. Kamus Gizi Pelengkap Kesehatan Keluarga, Persatuan Ahli Gizi Indonesia (PERSAGI).
Sarwono, Sarlito W, 2010. Psikologi Remaja. Penerbit Rajawali Pers. Jakarta.
Dieny, Fillah Fithra, 2014. Permasalahan Gizi Pada Remaja Putri. Penerbit Graha
Mulia. Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai